Anda di halaman 1dari 2

Bahan Sermon Evangelium

Minggu, 02 Juli 2023 (Minggu 4 Set. Trinitatis)

Nats : Mazmur 89 : 15-18

Tema : HIDUP DALAM KEADILAN DAN KASIH SETIA TUHAN

I. Pendahuluan

Mazmur 89 adalah sebuah refleksi mengenai kesetiaan Allah kepada Daud dan
keturunannya, serta keagungan dan kekuasaan-Nya sebagai Sang Pencipta. Mazmur ini juga
menggambarkan kerinduan penulis untuk melihat keadilan, kasih setia, dan berkat Allah
dalam hidupnya. Mazmur 89 ini dimulai dengan pernyataan tentang kesetiaan Allah kepada
Daud dan keturunannya. Penulis Mazmur menggambarkan perjanjian yang Allah buat dengan
Daud, di mana Allah berjanji akan mengokohkan takhtanya selamanya dan membangun
sebuah kerajaan tak berkesudahan.

Namun, pemazmur juga menyaksikan kehancuran dan kekacauan yang terjadi di


sekitarnya. Pemazmur juga mengajukan pertanyaan kepada Allah tentang mengapa umat-Nya
menderita dan mengalami kehancuran. Ia berharap agar Allah melihat penderitaan mereka
dan mengasihani mereka. Ia memohon kepada Allah agar mengembalikan keberkahan dan
kemuliaan yang telah dijanjikan-Nya kepada Daud dan keturunan-Nya. Pada akhirnya,
Mazmur 89 ini diakhiri dengan penekanan pada kesetiaan Allah yang abadi. Penulis Mazmur
menyatakan bahwa Allah tetap dalam kasih setia-Nya meskipun umat-Nya berbalik melawan-
Nya.

II. Isi
Dalam Mazmur 89:15-18 ini, pemazmur menggambarkan sukacita dan keberkatan
bagi bangsa yang mengenal dan berjalan di hadapan Allah. Hal-hal apa saja yang membuat
mereka merasakan sukacita sehingga bangsa Israel bersorak sorai?
1. Karena mereka hidup dalam cahaya wajah-Nya (ay. 16)
Mereka yang hidup dalam terang wajah-Nya akan merasakan kebahagiaan dan
kegembiraan yang berkelanjutan. Artinya Mereka akan mengatur diri mereka
sendiri dengan arahan-arahan-Mu, akan dituntun oleh mata-Mu. Dan mereka akan
bersuka dalam penghiburan-penghiburan-Mu. Mereka akan mendapatkan
kebaikan Allah. Kita berjalan dalam terang Tuhan apabila kita mendapatkan
semua penghiburan kita dari kebaikan Allah dan dengan sangat berhati-hati
menjaga diri kita tetap di dalam kasih-Nya.
2. Karena nama Tuhan dan keadilan-Nya (ay. 17)
Bangsa Israel bersorak-sorai sebab di dalam nama-Nya, di dalam segala hal
yang dengannya Ia telah menyatakan dirinya. Orang-orang yang bersorak-sorai
dalam Kristus Yesus, dan menjadikan Allah sebagai sukacita dan kegembiraan
mereka, pasti mempunyai banyak hal untuk bersukacita. Mereka bermegah karena
keadilan Tuhan dan bukan karena keadilan mereka sendiri.
3. Karena kekuatan dan perlindungan Allah (ay. 18-19)
Pemazmur menyadari bahwa kekuatan dan perlindungan yang diperoleh
bangsa ini berasal dari Allah. Dia mengaku bahwa Allah adalah perisai mereka,
Pelindung yang setia. Ia juga mengaku bahwa Israel memiliki Allah sebagai raja
mereka, yang dikuduskan oleh kehadiran-Nya.
Dengan berdasar pada mazmur inilah kita mengenal Allah sebagai Allah yang Kasih
dan Adil. Dalam konteks Kristen, “Kasih Tuhan” mengacu pada cinta dan belas kasih yang

1
diberikan oleh Allah kepada umat manusia. Konsep ini merupakan inti ajaran Kristiani dan
terikat erat dengan karakter dan sifat Allah yang dinyatakan dalam Alkitab (1 Yoh. 4:8)
Dalam Alkitab, Allah dinyatakan sebagai sumber cinta yang tak terbatas dan kasih yang
sempurna. Kasih Allah tidak terbatas oleh waktu, keadaan atau tindakan manusia. Kasih
Tuhan tidak hanya terbatas pada keselamatan spiritual manusia saja, tetapi juga meliputi
kepeduliaan-Nya terhadap kebutuhan fisik, emosional dan social umat manusia. Kasih Tuhan
dapat dirasakan dan dialami melalui berkat, perlindungan, penyembuhan, dan pertolongan.
Puncak dari Kasih Allah itu nyata di dalam pengorbanan Tuhan Yesus di atas kayu salib
untuk menyelamatkan orang-orang berdosa (Yoh. 3:16). Keselamatan melalui Yesus Kristus
adalah peristiwa yang tak terbantahkan yang memperlihatkan kasih Tuhan kepada manusia.
Jadi, tidak ada alasan lagi untuk meragukan kesetiaan Tuhan. Karena Allah telah
membuktikan kasih-Nya yang besar dan mustahil Ia mengingkari janji-Nya.

III. Refleksi

1. Mazmur ini mengajarkan kita untuk tetap percaya pada janji-janji Allah
meskipun kita menghadapi tantangan dan penderitaan dalam hidup kita, serta
mengandalkan keagungan dan kekuasaan-Nya sebagai sumber pengharapan
dan penyelamatan. Sejarah adalah bukti janji Tuhan. Dasar keyakinan kita
terhadap janji setia Tuhan adalah bahwa Ia berkuasa atas alam semesta. Dialah
pemilik langit bumi dan berkuasa serta memerintah seluruh sejarah kehidupan
manusia. Kebenaran, keadilan, kasih dan kesetiaan-Nya menjadi cara Allah
menopang dunia.
2. Kasih Allah di dalam Tuhan Yesus yang mendorong kita untuk meniru kasih
Allah dalam hubungan dengan sesama manusia. Kasih Tuhan menjadi landasan
bagi perintah untuk mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa, pikiran serta
mengasihi sesame seperti diri sendiri (Mat. 22:37-39).
3. Sebagaimana Allah tetap setia pada janji-Nya, demikian juga umat percaya
didorong untuk hidup setia di hadapan Tuhan serta setia dalam hubungan
dengan sesamanya, baik dalam kehidupan keluarga, bermasyarakat dan
bergereja. Seseorang akan disebut setia pada janji ketika janji itu ditepati.
Setialah pada janji dan jangan mengingkarinya.

AMIN

Anda mungkin juga menyukai