Ayub 28:28 tetapi kepada manusia Ia berfirman: Sesungguhnya, takut akan Tuhan,
itulah hikmat, dan menjauhi kejahatan itulah akal budi
Takut akan dan hormat terhadap Allah merupakan landasan hubungan seorang
percaya dengan Allah (Mazm 61:6; Ams 1:7).
1) Takut akan Allah membuat kita prihatin dan waspada supaya tidak menyakiti hati
Allah yang kudus. Tanpa landasan ini, tidak ada hikmat yang sejati dan tidak ada
pengalaman penebusan yang akan bertahan terhadap ujian waktu dan pencobaan.
2) Takut akan Allah dan hikmat alkitabiah sejati menyebabkan kita menjauhi
kejahatan dan menghasilkan dorongan dari Roh Kudus
3) Takut akan Allah dan terus berbuat dosa adalah suatu kemustahilan moral. Orang
yang mengakui keagungan Allah dan menyadari bahwa Ia menentang kejahatan akan
diketahui dengan usahanya yang gigih, tegas, dan terus terang untuk memisahkan diri
dari dosa (Mazm 4:5; Ams 3:7; Ams 8:13; 16:6; Yes 1:16) dan mengikuti firman
Allah (Mazm 112:1; Mazm 119:63; Ams 14:2,16; 2Kor 7:1; Ef 5:21; 1Pet 1:17;
Di zaman berteknologi mutakhir ini, kita bisa menjumpai banyak orang yang
memiliki kepintaran. Namun, mereka belum tentu berhikmat. Perlu kita bedakan dua
jenis hikmat yaitu hikmat yang bersumber dari dunia dan hikmat sejati yang berasal
dari Allah. Anda ingin menemukan hikmat sejati? Anda harus bertemu dengan Allah.
Ia datang menjumpai kita dengan kasih-Nya melalui Yesus Kristus. Memperoleh
hikmat sejati dimulai dengan bertemu Yesus sebagai jalan masuk menuju hikmat
sejati. Kehadiran-Nya dalam hati akan menerangi hidup Anda.
Nas Ayub 29
Dalam ps. 29, Ayub meratapi kehilangan statusnya yang mula-mula ketika ia hidup
seperti "seorang raja di antara rakyatnya" (ayat 25).
Ayub dihormati bukan hanya karena rakyat takut, tetapi karena kebijakan-
kebijakannya yang dikagumi (ayat 11-17). Ayub menampilkan ciri penguasa yang
benar, yang membela kaum tertindas dan tak berdaya. Ini adalah gambaran pemimpin
yang ideal.
Menutup pasal ini, Ayub kembali berbicara tentang kehormatan (ayat 21-25). Ayub
memiliki hikmat dan kata-katanya bagaikan kesegaran yang menyirami tanah kering-
kerontang. Ayub juga menunjukkan kualitasnya sebagai pemimpin kala ia tersenyum
kepada orang-orang yang tidak mau mempercayai kata-katanya. Mereka hanya mau
menerima berkat dari Ayub.