Penciptaan malaikat-malaikat
Dalam Mazmur 148:5, para malaikat adalah makhluk yang diciptakan. Hal ini
dikuatkan bahwa malaikat tidak berketurunan (Mat. 22:30). Mereka diciptakan oleh
Kristus selaku pencipta segala sesuatu. Dalam Ayub 38:7, para malaikat hadir saat bumi
di ciptakan, sehingga mengindikasikan mereka diciptakan sebelum penciptaan dunia.
Pada permulaannya malaikat juga diciptakan sebagai ciptaan yang kudus dan tinggal
serta melayaini tanpa cacat dan noda dosa. Para malaikat juga adalah para makhluk dan
bukan pencipta, namun mereka adalah golongan yang berbeda dengan manusia (1 Kor.
6:3; Ibr. 1:14) dan sebagai makhluk ciptaan mereka memliki keterbatasan kekuasaan,
pengetahuan dan kegiatan (1 Pet. 1:11-12; Why. 7:1).
Sifat para malaikat
Sifat para malaikat adalah bersifat pribadi sehingga memiliki eksistensi seperti
manusia serta memiliki sifat atau keberadaan seperti manusia. Sebagi pribadi mereka
juga memiliki perasaan, kemauan dan kecerdasan, namun semuanya tetaplah di batasai
sebagi makhluk. Pengetauan yang mereka miliki dibatasi oleh keberadaan mereka
sebagai makhluk sehingga mereka tidak memiliki pengetahuan seperti Allah (Mat.
24:36). Namun dari pada itu pengetahuan mereka melebihi pengetahuan manusia. Hal
ini dikarenakan tiga alasan, yaitu: malaikat tergolong makhluk yang lebih tinggi dari
manusia, malaikat mempelajari Alkitab lebih cermat dari manusia, dan mereka tidak
mempelajari masa lampau karena mereka telah mengalaminya. Oleh karena itu mereka
mengetahui bagaimana makhluk-makhluk lainnya telah bertindak serta bereaksi dalam
situasi-situasi tertentu dan dapat meramalkan dengan lebih teliti bagimana kita akan
bertindak dalam situasi-situasi yang serupa.
Para malaikat juga memiliki sifat roh dan para malaikat disebut
sebagai roh yang melayani (Ibr. 1:14). Sebagai makhluk yang bersifat roh
tentunya mereka tidak bertubuh. Namun yang perlu diperhatikan ialah
meskipun mereka bersifat roh, mereka tidak dapat berada di mana-mana
dalam satu waktu yang sama, tetapi keberadaan mereka dibatai oleh ruang
dan waktu. Bahkan mereka juga terlihat oleh manusia. Rupanya semuan ini
menekankan bahwa malaikat pun memiliki tubuh namun berbeda dengan
manusia.
Malaikat juga bersifat kekal dan tidak bertambah banyak. Jumlah
malaikat selalu sama dan tidak berubah. Tuhan mengajarkan bahwa para
malaikat tidak menurunkan malaikat bayi dan bahwa mereka tidak mati (Mat.
22:30; Luk. 20:36). Akan tetapi malaikat yang jahat akan dihukum di tempat
yang terpisah dari Allah (Mat. 25:41; Luk. 8:31).
Malaikat juga adalah makhluk yang lebih tinggi daripada manusia.
Dalam Ibrani dikatakan bahwa ketika Yesus berinkarnasi menjadi manusia, Ia
untuk waktu yang singkat menjadi lebih rendah daripada malaikat. Manusia
juga lebih rendah dari malaikat karena malaikat termasuk dalam golongan
makhluk yang luar biasa (elohim), yang menurut kodratnya labih kuat dari
manusia dan berbeda dengan manusia karena mereka tidak takhluk kepada
kamatian.
Oranisasi malaikat
Para malaikat berjumlah sangat besar dan tak dapat dihitung. Itulah arti beribu-
ribu, berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa dalam Alkitab (Ibr. 12:22; Why. 5:11). Jumlah
para malaikatpun juga tetap, tidak bertambah dan juga tidak berkurang. Alkitab juga
berbicara tentang majelis dan dewan malaikat, tentang organisasi untuk berperang, dan
tentang seorang raja yang berkuasa (Mzm. 89:6,8; Why. 12:7; 9:11). Banyak yang
menyangka bahwa para malaikat tidak perlu diorganisasi sehingga merekapun berusaha
diri sediri dan tidak mengusahakan tertib dalam berorganisasi.
Selain itu terdapat juga malaikat kerub yang bertugas sebagai
pelindung kekudusan Allah yang dalam Kitab Kejadian melindungi jalan
menuju pohon kehidupan (Kej. 3:24). Disamping malaikat kerub, terdapat juga
malaikat serafim yang dalah golongan malaikat yang serupa kerub.
Gambaran mengenai mereka memberikan kesan bahwa mereka adalah
makhluk seperti manusia dengan sayap enam. Kemungkinan kata serafim
berasal dari dasar katanya yang berarti membakar atau kata dasar yang
berati mulia.
Dalam hubungannya dengan Allah tugas para malaikat adalah memuji dan
menyembah Allah. Mereka memuji Allah (Mzm. 148:1-2; Yes. 6:3), mereka menyembah
Allah (Ibr. 1:6; Why. 5:8-13), mereka bersukacita atas apa yang dikerjakan Allah (Ay.
38:6-7), mereka melayani Allah (Mzm. 103:20; Why. 22:9), mereka menghadap Allah
(Ay. 1:6; 2:1), mereka menjadi alat untuk melaksanakan hukuman-hukuman Allah (Why.
7:1; 8:2).
Dalam hubungannya dengan zaman baru, mereka ikut memuji Allah ketika dunia
diciptakan (Ay. 38:6-7), mereka terlibat dalam memberikan Hukum Taurat (Gal. 3:19; Ibr.
2:2), mereka katif selama tahun-tahun permulaan gereja (Kis. 8:26; 10:3, 7; 12:11),
mereka akan terlibat dalam peritiwa-peritiwa di sekitar kedatangan Yesus yang kedua
(Mat. 25:31; 1 Tes. 4:1)
Dalam hubungannya dengan pelayanan Kristus. Pada kelahiran Kristus, Gabriel
menubuatkan kelahiran Kristus (Mat. 1:20; Luk. 1:26-28), dan seorang malikat
membertakan kelahiran Kristus kepada para gembala di padang (Luk. 2:8-15). Selama
Kristus hidup, seorang malaikat memperingatkan Yusuf dan Maria agar tidak melarikan
diri ke Mesir untuk menghindari kemarahan Herodes (Mat. 2:13-15). Dalam Mat. 2:19-20
juga dikatakan bahwa seorang malikat membimbing keluarga itu kembali ke Israel
setelah Herodes mati. Dalam pelayanan, para malaikat melayani Kristus stelah Ia dicobai
dan juga melakukan pembelaan kepada Dia ketika mereka dipanggil. Seorang malaikat
juga menggulingkan batu dan memberitahukan kebangkitan-Nya serta hadirnya mereka
pada saat Kristus naik ke surga. Pada kedatangan Kristus yang kedua, suara penghulu
malaikat juga akan terdengar pada saat pengangkatan gereja, para malaikat menyertai
Yesus dan mereka akan memisahkah gandum dari lalang pada saat kedatangan Kristus.
Tiadak ada kepastian apakah para malaikat masih terus melakukan tugas
mereka sepanjang zaman sekarang. Namun dahulu, mereka melakukan pelayanan
tersebut. Meski demikian orang peraya mengakui bahwa Tuhan yang melakukan semua
ini, baik secara langsung maupun melalui para malaikat. Salah satu alasan malaikat
memperhatikan manusia adalah untuk dapat melihat pengaruh keselamatan itu terbukti
dalam diri orang yang telah diselamatkan.
Pandangan mengenai keasalmulaan adalah evolusi. Teori ini mengatakan bahwa
berjuta tahun yang lalu zat kimiawi yang terdapat dalam laut digerakkan oleh sinar surya
dan tenaga kosmis, kemudian zat-zat tersebut membentuk diri melalui perubahan
menjadi organisme bersel tunggal atau lebih yang kemudian berkembang menjadi
tumbuhan, hewan dan manusia. Evolusi theis berpegang bahwa Allah mengarahkan,
memaknai dan mengontrol proses evolusi ilmiah untuk menciptakan dunia dan isinya.
Mereka percaya bahwa Allah bukan saja pribadi yang terlibat pada permulaan dari
proses tersebut tetapi juga pada berbagai masa sepanjang proses. Dilain pihak penganut
paham penciptaan berpegang pada pandangan yang berbeda mengenai hari penciptaan,
tetapi menjadi penganut paham ini seharusnya mereka percaya bahwa catatan Alkitab
adalah satu fakta sejarah dan Adam adalah manusia pertama.
Prinsip dasar evolusi bersandar pada planet dan bintang adalah berasal dari
ledakan yang dasyat proton dan neutron yang di mampatkan dan berputar. Kehidupan
dimulai semata-mata melalui kesemapatan tatkala suatu sel tunggal muncul dari materi
tak hidup. Semua organisme kehidupan berkembang dari yang pertama menjadi
bertambah kerumitannya. Proses evolusi dapat dibuat rumusannya sebagai berikut:
perubahan + seleksi ilmiah x waktu = evolusi. Perubahan adalah kunci yang menjelaskan
evolusi. Seleksi alamiah adalah mekanisme yang memlihara bentuk lain yang
disebabkan oleh perubahan. waktu dan masa yang lama adalah penting bagi evolusi.
Dalam teori evolusi terjadi problem mutasi, seleksi alam, jangka waktu yang
dipergunakan, dan probelem hukum kedua termodinamika. Dalam mutasi, mutasi jarang
terjadi dan hampir selalu merusak, serta asal gen baru masihlah sangat rumit untuk di
jelaskan. Pada seleksi alam, pada faktanya tidak semua seleksi alam sungguh-sungguh
menjamin kemajuan dan mutasi tunggal juga masihlah diperdebatkan. Terlebih lagi
argumen berputar. Problem jangka waktu yang dipergunakan juga adalah jangka waktu
yang sangat lama sehingga kemungkinan yang ada pun sangat kecil. Hukum kedua
termodinamika mengatakan walau ada cukup energi dalam alam raya yang tetap
konstan, namun jumlah yang di peroleh untuk melakukan pekerjaan yang bermanfaat
selalu berkurang.
Para arkeolog berpendapat bahwa hasil peneyelidikan fosil menunjukkan adanya
bukti proses evolusi. Kaum evolusi mengklaim bentuk kehidupan yang lebih sederhana
ditemukan di lapisan bumi paling bawah, sedangkan bentuk kehidupan yang lebih rumit
ditemukan dilapisan atas. Lapisan tanah yang tempat fosil ditemukan diukur usianya
berdasar fosil yang dikandungnya dan sebaliknya usia fosil diukur berdasarkan usia
tanah tempat fosil itu terpendam. Problema besar yang ada pada penampilan fosil
adalah kekurangan dalam bentuk peralihan. Problem lainnya ialah banyak bentukkan
kehidupan sederhana ditemukan di lapisan batuan sebelah atas dari bentuk yang lebih
maju. Ratusan kasus semacam ini diketahui dan tetntunya hal ini bertentangan dengan
pemaparan yang diberikan oleh teori evolusi. Dangan demikian pada analisis akhir
seseorang harus percaya pada evolusi seperti juga orang harus percaya pada
penciptaan. Karena itu, iman pada penciptaan ilahi bisa diterima dan dibenarkan
sebagaimana kaum evolusi bersikap percaya terhadap teori mereka.
Penulis Ibrani mengingatkan bahwa dengan iman manusia memahami firman
Allah yang telah menciptakan kurun waktu dan apa yang tanmap, tidak diciptakan dari
benda yang kelihatan. Kaum evolusi menggunakan ayat Ibrani ini untuk membenarkan
argumen mereka. Kebenaran tentang penciptaan hanya ditemukan dalam Alkitab, sebab
kebenaran yang disingkapkan sains tidak dapat diterima sebagai kebenaran mutlak.
Dalam Kej. 1:1 disebutkan bahwa Elohim sebagai pencipta dan identitas Elohim
sebagai pencipta menangsik beberapa ajaran bidat, yaitu: ateisme, politeisme dan
panteise. Karena Allah yang ditampilkan terisah dari karya ciptaan-Nya. Cratio ex nihilo
berarti Allah menciptakan tidak memakai sesuatu bahan yang telah ada. Kata
kerja bara yang di pakai pada Kej. 1:1, 21, 27 tidak mengandung pengertian memakai
materi yang telah ada walapun tidak ada penjelasan mengenai hal tersebut. Dalam saat
penciptaan belum juga dapat ditentukan waktu yang jelas karena adanya perbedaan
pendapat.
Konsep tentangan berpendapat bahwa pada Kej. 1:1 dunia sempurna dan indah
tatapi pada rentangan ayat 1 dan 2 iblis memberontak dan membuat dunia hancur.
Sehingga ada restorasi dan bukan penciptaan yang sesungguhnya. Kelemahan teori ini
adalah kurangnya memperhatikan gramatikal teks yang mengunakan waw yang dapat
merubah kata menjadi adapun bukanya dan. Keadaan kosong dan gelap tidak selalu
menandakan penghukuman dan keadaan jahat. Pentah Allah kepada Adam untuk
memenuhi bumi tidak mengandung pengertian ulang mengisi ulang.
Mengenai hari atau kurun waktu, tedapat empat pendapat: hari ada pencitaan
adalah 24 jam berdasarkan perputaran bumi tehadap matahari, hari dipahami sebagai
suatu kurun waktu yang panjang atau suatu jaman yang panjang, hari 24 jam dengan
rentang waktu yang panjang di antaranya, teori hari pemwahyuan.
Secara keseluruhan manusia harus menerima hal-hal yang Allah nyatakan
mengeni penciptaan. Tak seorangpun hadir pada saat penciptaa tejadi. Tetpi wahyu
tentang tentang penciptaan telah Allah berikan pada Musa yang terdidik dan juga
merupakan penulis andal.
Penciptaan manusia
Hanya Alkitab yang memberikan informasi yang akurat tentang asal usul
manusia. Penciptaan telaj direncanakan oleh Allah dan telah didahului oleh sebuah
perindingan ilahi. Penciptaan manusia dilakukan secara langsung, khusus dan segera.
Allah memakai debu tanah serta meniupkan napas hidup ke dalamnya. Begitu pula
dengan Hawa, Allah mengambil tulang rusuk Adam kemudian membentuknya dalam
rupa wanita. Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya. Bapa gereja
mengartikan gambar mengacu pada kejasmanian sedangkan rupa mengacu pada
bagian etika dari gambar Allah.
Pada waktu Adam memperanakkan Set, ia menjadi seorang ayah dari anaknya
yang menurut rupa dan gambarnya. Walau Adam diciptakan menutur gambar Allah,
anaknya masih memiliki gambar Allah walau telah jatuh. Penurut pandangan pra-ada,
bahwa pada mulanya Allah menciptakan semua jiwa yang terkurung dalam tubuh
jasmaniah sebagai hukuman. Pendangan penciptaaan berpendapat bahwa Allah
menciptakan jiwa pada saat konsepsi atau kelahiran dan segera berpadu dengan tubuh.
Pandangan traduksianisme mengatakan bahwa jiwa ditularkan bersama badan melalui
proses keturunan.
Segi-segi manusia
Pada hakikatnya manusia adalah dua yang manunggal, bahwasannya manusia
terdiri dari dua bagian. Manusia adalah kesatuan dari materi dan non materi, dua aspek
yang dapat dibedakan. Manusia tediri dari dua unsur, matei dan bukan materi. Masing-
masing terdiri dari berbagi ragam, berbagai segi dari materi dan non-materi berpadu
membentuk manusia yang utuh. Manusia adalah kesatuan yang kaya ragam.
Segi-segi rohani manusia: jiwa, roh, hati, hati nurani, pikiran, daging,
kehendak. Dalam pengertain yang mendasar jiwa berarti kehidupan, hidup itu berpisah
pada saat kematian jasmani. Jiwa juga merupakan pusat dari berbagai pengalaman
rohani dan emosi dari manusia. Tampaknya jiwa adalah fokus utama dari penebusan.
Jiwa dapat diartikan sebagai keseluruhan dari manusia, hidup atau sesudah kematian.
Roh hanya bersangkutan pada bagian non materi dari manusia. Roh berasal dari Allah
dan semua manusia memilikinya. Walai jiwa dan roh dapat dihubungkan pada kegiatan
atau emosi yang sama, namun ada perbedaan dari pertentangan antara jiwa dan roh
dalam pemikiran Paulus. Roh tak mengacu pada keseluruhan manusia tetapi pada
bagian non materi dari berbagai fungsi dan perasaan. Hati merupakan suatu konsep
yang lengkap baik dari PL maupun PB. Hati adalah wadah kehidupan intelektual, wadah
kehidupan emosi, wadah kemauan dan wadah hidup rohani. Hati nurani adalah seperti
seseorang saksi dalam diri seseorang yang memberitahukan bahwa orang tersebut
harus melakukan apa yang dianggp benar dan tidak melakukan apa-apa yang
dianggapnya tidak benar. Hati nurani orang Kristen bergerak mendorong hatinya
melakukan apa yang benar dan berbagai hubungan hidupnya. Mendorong mematuhi
perintah-Nya, bertahan di bawah majikan yang tidak adil, menghormati nurani saudara
yang lemah, dan dapat dipanggil menjadi saksi tentang kedalaman dan realitas ikrar
rohani seseorang. Pikiran orang percaya mengambil tempat utama dalam peranan
pengembangan hidup rohaninya. Setiap pikiran harus bersedia taat kepada Kristus.
Walau daging kadang berarti jaringan atau seluruh materi dari tubuh manusia, namun
kalau dikatikan dengan hakikat rohani maka ia berarti dosa dan berlawaan dengan Allah.
Kehendak mungkin melebihi suatu penyataan diri melalui aspek lain dari pribadinya dan
bukan semata-mata merupakan suatu bagian lain dari kepribadian manusia itu.
Kejatuhan manusia
Allah memberikan kuasa dalam pengetahuan dan akal yang memampukan ia
untuk memberi nama pada hewan dan berpikir mengani hubungannya dengan Hawa dan
dengan dirinya sendiri. Hakikat moral Adam sebelum kejatuhan adalah ia tidak berdosa.
Tanggung jawab yang diberikan Tuhan kepada Adam adalah berkuasa atas bumi dan
menikamati hasil pemeliharaan Taman Eden.
Pada mulanya ujian adalah untuk menyatakan apakah Adam dan Hawa akan
mentaati Allah atau tidak. Cara khusu yang dapat mereka buktikan ialah dengan jalan tak
memakan buah larangan, yaitu buah dari pohon pengetahuan yang tentang yang baik
dan yang jahat. Karena kepalsuan iblis akhirnya Hawa memakan buah larangan dan
memberikannya juga kepada Adam. Alam berfikir Hawa dipenuhi oleh rasionalisasi
bahwa adalah sebagai seorang tanggung jawab istri menyediakan apa yang baik bagi
Adam.
Hukuman yang diberikan Allah karena pengagaran tersebut: kepada manusia,
rasa bersalah yang dinyatakari dengan membuat cawat dan kehilangan persekutuan
dengan Allah yang dibuktikan dengan menyembunyikan diri dari Allah. Kepada ular,
dikutuk untuk marayap bahkan sampai pada kedaan kerajaan seribu tahun damai nanti.
Kepada Iblis, keturunan iblis dan wanita akan terdapat permusuhan dan kebinaasan
untuk iblis. Kepada Hawa dan wanita, Allah akan melipat gandakan kesusahan wanita
dalam kehamilan, wanita akan berahi kepada suaminya dan wanita akan dukuasai oleh
pria. Kepada Adam dan pria, kutukan atas bumi yang tidak akan menghasilkan hasil,
kematian Adam dan manusia yang akan kembali menjadi tanah serta pengusiran Adam
dari taman Eden.
Konsep Alkitab tentang dosa berasal dari tinjauan terhadap istilah dosa yang
digunakan dalam PL maupun PB. Kata khata muncul sebanyak 522 kali dalam PL yang
berarti tidak mengenai sasaran, dan sepadan dengan kata
Yunani hamartano. Kata ra digunakan sekitar 444 kali dalam PL yang sepadan dengan
kata Yunani kakos dan poneros yang arti utamanya ialah menghentikan atau
menghancurkan. Kata pasha berarti memberontak dan juga pelanggaran.
Kata awon berarti perbatan salah maupun rasa bersalah yang dalam pemikiran Ibrani
sangat bertautan. Kata shagag berarti melakukan kesalahan atau menyimpang seperti
yang mungkin dilakukan seekor domba atau seorang pemabuk. Kata asham berarti rasa
bersalah di hadapan Allah. Kata rasha berari kejahatan, lawan dari kebenaran.
Kata taah berati menyimpang, tersesat. Dengan demikain dapat ditarik kesimpulan
tentang dosa dalam PL: dosa bisa berupa bentuk dan karena penggunaan kata yang
beraneka ragam itu, maka seorang Israel dapat menyadari perbuatan dosa khusus yang
dilakukan. Dosa adalah hal yang bertentangan dengan norma dan pada dasarnyaaa
dosa merupakan ketidak taatan kepada Allah. Karena ketidak taatan mencakup
pemikiran positif maupun negatif, maka dosa merupakan perbuatan aktif terhadap apa
yang salah dan bukan hanya sebagai tindakan peniaadaan secara pasif terhadap hal
yang benar.
Dalam PB kata yang menjelaskan dosa adalah kata: akos, yang menunjuk
kepada keadaan fisik yang buruk seperti penyakit. Poneros, merupakan istilah dasar
untuk kejahatan dan hampir selalu menunjuk tentang kejahatan moral. Asebes, artinya
tanpa Allah dan berarti orang-orang yang murtad dari Allah. Enokhos, berarti kesalahan
dan biasanya menyatakan seseorang yang melakukan kejahatan sehingga patut
mendapat hukuman mati. Hamartia, berati tidak mencapai sasaran dan sama seperti
kata khata dalam PL. Adikia, berarti setiap lingkah laku yang tidak benar dalam arti yang
sangat luas. Anomos, seringkali ditejemahkan dengan kedurhakaan yang juga berarti
melanggar hukum dalam arti yang sangat luas. Parabates, artinya pelanggaran atau
orang berdosa. Agnoein, berhubungan dengan ibadah yang keliru yang ditujukan kepada
allah lain selain Allah yang benar. Planao, berarti penyimpang atau tesesat dalam arti
sebagai perbuatan yang patut di cela. Kaptoma, berarti pelanggaran yang dilakukan
secara sengaja. Hipokrisis, berarti menafsirkan secara keliri sebagaimana yang mungkin
dilakukan suatu ramalan, berpura-pura bertindak sebagaimana seorang aktor dan juga
mengikuti tafsiran yang jelas salah. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan tentang
dosa dalam PB: selalu ada ukuran yang jelas terhadap dosa yang dilakukan seseorang.
Sesungguhnya semua dosa adalah pemberontakan secara positif terhadap Allah, dan
suatu pelanggaran terhadap standar yang telah ditetapkan-Nya. kejahatan dapat
mengambil berbagai macam bentuk. Tanggung jawab manusia pasti dan dapat dipahami
secara jelas.
Yesus memakai semua kata utama untuk menunjukkan sejumlah dosa yang
khusus, seperti: menajiskan tempat kudus, kemunafikan, ketamakan, hujat, melanggar
hukum, kesombongan, menjadi batu sandungan, ketidaksetiaan,
ketidaksopanan/pelanggaran susila, tidak bebuah apa-apa, amarah, ucapan yang
berdosa, pamer diri, kurang beriman, sikap tidak bertanggung jawab dalam pelayanan,
kurang berdoa.
Dosa bersumber dari iblis yang senantiasa menentang penerimaan terhadap
pemberitaan Injil, musuh yang menebarkan benih lalang di antara benih gandum yang
baik dan dengan demikian membuat banyak orang melaksanakan perkara-perkara yang
dirancangnya. Dunia iblis selalu berusaha menentang umat Allah, karena itu sistem
dunia ini merupakan suatu sumber dosa apabila manusa serupa dengan dunia ini. Selain
itu sumber dosa adalah hati, dimana dari dalam hatilah timbul segala sesuatu. Dosa
memisakan manusia dengan Allah dan semua orang adalah berdosa. Akibat dari dosa,
yakni: mempengaruhi tujuan hidup manusia sehingga membuat mereka tersesat.
Mempengaruhi kehendak, mempengaruhi tubuh dengan mendatangkan penyakit atas
dosa-dosa, dan mempengaruhi orang lain. Pengampunan dosa dilakukan olehYesus
Anak Domba Allah yang menghapus dosa isi dunia. Sehingga orang yang telah diampuni
dosanya harus juga bersedia mengampuni kesalahan orang lain.
Eskatologi tentang dosa, Yesus secara detail menjelaskan bahwa kuasa dosa
akan terus bekerja sampai bumi dihancurkan. Dosa akan menjadi penyebab peperangan
pada masa kesukaran besar. Dosa akan membuat orang saling mengkhianati dan
membenci. Masa kesukaran besar akan diwarnai dengan penipuan rohani yang hebat.
Banyak pemimpin akan menipu banyak orang dan antikris akan membawa ajaran palsu.
Pengajaran Yesus tetang dosa mencakup banyak aspek, teruatama soal jenis dan
spesifikasinya. Ia selalu menegaskan bahwa manusia betanggungjawab atas dosa-
dosanya sendiri, dan pengajarnan-Nya dikaitkan erat dengan dampak praktis dosa.
Dosa warisan
Dosa warisan dapat didefenisikan dengan keberadaan berdosa dari semua orang
yangn dibawa sejak lahir. Ada yang mengatakan bahwa semua orang mewarisi
keberadaan berdosa dari orang tua. Ada yang memahami bahwa dosa telah merusak
seluruh tabiat manusia. Yang lain lebih senang memakai istilah dosa asal karena dosa
yang berasal dari Adam yang mengakibatkan terjadinya kemerosotan moral. Dengan
jelas Alkitab menyatakan bahwa seluruh aspek keberadaan manusia telah rusak. Setiap
segi keberadaan manusia dipengaruhi oleh tabiat dosa. Pikiran dibutakan (2 Kor. 4:4),
emosiya turut merosot dan tercemar (Rm. 1:21), kehendaknya diperbudak oleh dosa
(Rm. 6:20). Kerusakan total berarti bahwa kerusakan terjadi dalam diri manusia dan
meluas pada semua aspek dalam tabiat dan kemampuannya; bahwa tidak ada sesuatu
dalam diri manusia yang membutnya layak untuk berhadapan dengan Allah yang benar.
Hukuman akibat dosa warisan adalah kematian rohani. Tedapat dua penawar yang
diberikan Allah, yaitu: hidup baru dalam Kristus Yesus dan karunia Roh Kudus yang
memberi kuasa kepada orang percaya sehingga dapat hidup bebas. Penyebaran dosa
warisan dari orang tua dan mereka sendiri dari orang tua mereka dan seterusnya.
Pertalian dosa
Pertalian disini dimaksudkan sebagai pertautan, perlimpahan, atau pengaitan
sesuatu terhadap seseorang. Terdapat tiga pertalian dasar: pertalian dosa Adam kepada
segala bangsa, Pertalian dosa manusia kepada Kristus, pertalian kebenaran Kristus
kepada orang percaya. Pengrtian tentang dipertalikan muncul dari penafsiran terhadap
arti semua orang telah berbuat dosa. Terdapat dua pandangan historis untuk
mengemukakan fakta bahwa semua orang telah berbuat dosa ketika Adam
berdosa. Pandangan representatif, Adam dianggap sebagai wakil seluruh umat manusia,
sehingga ketika ia berdosa, dosanya menjadi dasar pula untuk menghukum semua umat
manusia keturunannya. Pandangan seminal, menganggap Adam memiliki benih bagi
keturunannya, maka ketika ia berbuat dosa, semua keturunannya berdosa. Jadi, dosa
Adam dipertalikan kepada setiap anggota umat manusia karena masing-masing
sesungguhnya telah berdosa di dalam Adam ketika Adam berdosa. Penularan dosa yang
dipertalikan tidak melalui perantara, karena Adam di dalam manusia, maka dosa Adam
dipertalikan secara langsung tidak melalui perantara. Hukuman akibat dosa pertalian
adalah kematian fisik (Rm. 5:13-14) sedangkan hukuman atas dosa warisan adalah
kematian rohani. Penawar bagi dosa yang dipertalikan adalah kebenaran Kristus yang
diperhitungkan kepada setiap orang percaya. Ketika seseorang percaya kepada Yesus,
kebenaran Kristus diperhitungkan atau dipertalikan kepada-Nya.
Dosa-dosa pribadi
Sifat dosa pribadi adalah universal, dimana semua orang telah berbuat dosa
secara pribadi, kecuali bayi. Dosa pribadi tidak hanya meliputi hal yang diperbuat secara
terang-terangan, tetapi juga hal-hal yang dipikirkan.
Yesus menggolongkan dosa Kayafas yang menyerahkan Yesus lebih besar
dibanding dosa Pilatus. Namun tidak berarti Yesus membebaskan Pilatus dari dosa.
Perjanjian Lama membedakan antara dosa kebodohan, pemberontakan atau
pembangkangan. Perjanjian Baru juga menyadari penggolongan dosa seperti yang
terdapat di Perjanjian Lama, seperti Luk. 12:47-48 yang mengemukakan tanggungan
hukuman yang lebih ringan atau berat. Gereja Roma Katilok juga membedakan antara
dosa ringan yang dapat di ampuni dan dosa kekal yang membawa kepada kematian.
Dosa pribadi tidak ditularkan dari satu orang, tetapi setiap orang melakukan
dosanya sendiri. Akibat dari dosa pribadi yaitu hilangnya persekutuan yang harmonis.
Penawaran bagi dosa pribadi adalah pengampunan. Dengan kata lain pengampunan
secara juridis membawa orang yang sebelumnya tidak percaya ke dalam keluarga Allah,
sedangkan pengampunan bagi orang percaya memungkinkan hubungan yang terputus
untuk sementara waktu didalam keluarga Allah.
Standar kehidupan orang Kristen adalah kesucian Allah. Tuntutan yang harus
dipenuhi adalah hidup dalam terang dan dengan pengalaman harus senantiasa hidup
menjadi dewasa. Hal inilah yang dikatakan kesempurnaan di dalam Alkitab. Musuh dari
orang percaya adalah dunia, daging dan sijahat. Iblis bediri sebagai kepala ddan kuasa
pengendali dunia, Ia bersandiwara atau mengenakan topeng dan memakai berbagai
taktik untuk mengalahkan orang percaya. Pertahanan untuk hal ini yaitu, perlengkapan
senjata Allah (Ef. 6:13-18), pengetahuan tentang strategi iblis (2 Kor. 2:11), kesadaran
atau kewaspadaan (1 Pet. 5:8). Daging menghasilkan perbuatan yang diwarnai oleh
hawa nafsu kedagingan dan hal itu dapat memperhamba orang percaya. Keinginan
daging dapat dikendalikan dengan cara memandang diri telah tersalib bersama dengan
Kristus. Iblis merencanakan berbagai metode, menggunakan segala acam strategi dan
mempekerjakan segala makhluk yang bersifat supranatural untuk menjebak orang
percaya. Ia terus menerus mengganggu orang percaya, mencari kesempatan yang tepat
untuk menyerang. Orang percaya harus bergumul sungguh-sungguh untuk melawan iblis
dan jangan sekali-kali memandang rendah kuasanya.
Hukuman bagi orang berdosa adalah menderita siksaan kekal dalam lautan api
(Why. 20:15). Dosa merusak persekutuan, menyebabkan orang percaya kehilangan
sukacita, membuat orang percaya hidup dalam kegelapan dan mengakibatkan
kurangnya kepercayaan dalam doa. Bagi orang percaya yang terus-menerus berbuat
dosa maka akan mendapat hukuman penyakit, pengucilan dan kematian fisik.
Pencegahan terhadap dosa dapat dilakukan dengan firman Allah, doa syafaat
Kristus dan kehadiran Roh Kudus. Firman Allah akan memberikan peringatan, dorongan,
kekuatan, dan bimbingan manakala menghadapi godaan. Salah satu doa Kristus adalah
agar manusia tidak berbuat dosa lagi. Kehadiran Roh Kudus membuat nyata aspek
posisi di dalam Kristus, mengajar, memimpin dalam doa, dan memberikan kemampuan
dalam melayani. Penawar dosa adalah pengakuan dosa dengan pertobatan dan
keingainan tulus untuk berubah. Orang percaya harus menggunakan kuasa yang
diberikan dengan menyenangkan Dia dan harus bergumul dan berpegang lebih giat serta
mengunakan setiap senjata yang telah diberikan. Namun diatas semuanya itu, orang
percaya harus membuat kemajuan dan menunjukkan pertumbuhan dalam kehidupan.
1. Kekurangan
2. Kelebihan
- Penulis menjelaskan materi, dengan cukup sistematis dengan urutan yang
pas, shingga pembaca dimudahkan dalam memahami buku ini. Semisalnya
tentang malaikat, yang mana penulis menjelaskan mulai dari keeradaan,
penciptaan, sifat, organisasinya, hingga pelayanannya.
- Penjelasan dari setiap bagian membuat para pembaca lebih diperkuat lagi
akan kepercayaannya, sehingga dapat memberikan pemahaman kepada orang
lain dan dapat menjawab pertanyaan mengenai bahasan yang dibahas oleh
penulis dalam bukunya.