Ryrie
1. Identitas buku
Penerbit : ANDI
Cetakan ke : 17
MALAIKAT
PENCIPTAAN MALAIKAT-MALAIKAT
Fakta penciptaan malaikat yaitu, Para malaikat adalah makhluk yang diciptakan
(Maz. 148:5). Ini berarti bahwa mereka tidak berkembang dan bentuk kehidupan yang
lebih rendah atau lebih sederhana. Hal ini dikuatkan oleh kenyataan bahwa malaikat-
malaikat itu tidak berketurunan (Mat. 22:30). Ketika mereka diciptakan, mereka
diciptakan sebagai malaikat-malaikat. Kristuslah yang menciptakan para malaikat
tersebut (Yoh. 1:1-3). Memang Alkitab tidak secara pasti kapan mereka diciptakan,
tetapi yang pasti malaikat-malaikat itu hadir ketika dunia diciptakan (Ayub 38:7, NIV).
Dengan demikian, tentu mereka itu diciptakan sebelum pencipta dunia.
Keadaan malaikat pada mulanya semua diciptakan kudus. Allah menyatakan bahwa
ciptaan-Nya baik (Kej.1:31). Dan memang tidak dapat menciptakan dosa. Bahkan
setelah dosa masuk ke dalam dunia, malaikat-malaikat Allah yang baik, yang tidak
memberontak kepada-Nya, disebut kudus (Mrk. 8:38). Ini adalah malaikat-malaikat
pilihan (1 Tim. 5:21) yang sangat berbeda dengan malaikat-malaikat jahat yang
mengikuti Setan dalam pemberontakannya melawan Allah (Mat.25:41). Penciptaan
mereka penuh kekudusan, suasana tempat mereka tinggal dan melayani, sebelum
setan jatuh ke dalam dosa, adalah tanpa cacat dan noda dosa.
Para malaikat adalah makhluk, bukan pencipta. Namun mereka adalah suatu
golongan makhluk yang terpisah dan berbeda, misalnya terpisah dan berbeda dari
manusia (1 Kor. 6:3; Ibr. 1:14). Sebagai makhluk, kekuasaan, pengetahuan, dan
kegiatan mereka terbatas (1 Ptr. 1:11-12; Why. 7:1). Seperti semua makhluk yang
bertanggung jawab, para malaikat pun akan tunduk kepada pengadilan (1 Kor. 6:3; Mat
25:41).
Para malaikat memilki eksitensi seperti halnya manusia. Yang dimaksud ialah
bahwa malaikat-malaikat itu mempunyai eksitensi seperti manusia, dan memiliki sifat
atau keadaan seperti manusia. Segi-segi penting dalam suatu pribadi biasanya meliputi
kecerdasan, perasaan, dan kemauan.
Malaikat memiliki pengetahuan yang terbatas sebagai makhluk ciptaan. Ini berarti
mereka tidak seperti Allah yang mengetahui segala sesuatu. Namun, pengetahuan
malaikat melebihi pengetahuan manusia. Hal ini mungkin disebabkan oleh tiga alasan.
Pertama, para malaikat diciptakan sebagai suatu golongan makhluk yang lebih tinggi
daripada manusia di alam semesta. Kedua, para malaikat mempelajari Alkitab lebih
cermat daripada manusia dan memperoleh pengetahuan daru Alkitab (Yak. 2:19; Why
12:12). Ketiga, para malaikat mendapatkan pengetahuan melalui pengamatan yang
lama terhadap kegiatan-kegiatan manusia.
Para malaikat memiliki sifat roh. Mereka disebut roh-rh yang melayani (Ibr 1:14).
Roh-roh jahat disebut sebagai roh-roh yang najis dan jahat (Luk.8:2; 11:24,26) dan
setan adalah roh yang sedang bekerja diantara orang-orang durhaka.
Sebagai makhluk-makhluk halus mereka bersifat roh dan tidak bertubuh. Orang
Yahudi dan bapak-bapak gereja yang mula-mula mengenal malaikat-malaikat sebagai
makhluk yang memiliki semacam tubuh yang ringan dan halus atau berapi-api. Namun,
pada abad pertengahan disimpulkan bahwa malaikat-malaikat itu adalah makhluk hidup
yang semata-mata bersifat roh.
Para malaikat bersifat kekal dan tidak bertambah banyak jumlah malaikat tidak
berubah dan akan selalu sama. Tuhan mengajarkan bahwa para melaikat tidak
menurunkan malaikat-malaikat bayi (Mat. 22:30), dan bahwa mereka tidak mati (Luk.
20:36). Akan tetapi malaikat-malaikat yang jahat akan dihukum di tempat yang terpisah
dari Allah (Mat. 25:41; Luk. 8:31).
Para malaikat adalah makhluk yang lebih tinggi daripada manusia. Penulis surat
Ibrani mengatakan bahwa ketika Tuhan kita menjelma menjadi manusia, ia untuk waktu
yang singkat menjadi sedikit rendah daripada malaikat-malaikat (Ibr. 2:7-9). Meskipun
ada persoalan persoalan yang berhubungan dengan penggunaan Mazmur 8 dalam
bagian ini, rupanya jelas bahwa Penjelmaan itu menempatkan Kristus pada suatu posisi
yang lebih rendah daripada para malaikat.
ORIENTASI MALAIKAT
Malaikat-malaikat merupakan jumlah yang sangat besar, yang tidak dapat dihitung.
Itulah arti “beribu-ribu” dalam Ibr. 12:22 dan” berlaksa-laksa” atau “beribu-ribu laksa”
dalam Why. 5:11 menyatakan adanya beribu-ribu laksa malaikat. Beberapa banyaknya
tidak dinyatakan secara pasti meskipun sementara orang mengusulkan bahwa jumlah
malaikat di semesta alam ini sama dengan jumlah segenap manusia di sepanjang
sejarah (Mat. 18:10). Jumlah mereka tetap, tidak bertambah ataupun berkurang.
MANUSIA
EVOLUSI KESELAMATAN
Evolusi ialah berubah dalam berbagai arah. Kata evolusi dipakai berkenaan
dengan asal mula kehidupan, maka kata tersebut lebih dari sekedar bermakna
perubahan atau perkembangan. Teori evolusi juga menyinggung dengan asal mula
manusia, evolusi mengajarkan bahwa ia berputar dalam jangka waktu lama melalui aksi
perubahan dan seleksi alamiah dari yang sederhana, beralih menjadi bentuk lain yang
pada dmulanya berasal dari makhluk bersel tunggal. Kemudian terbukti bahwa dasar
evolusi naturalistis adalah sains dan kepercayaan (“iman”).
Penciptaan memiliki macam variasi, ciri utama dari pandangan ini ialah bahwa
Alkitab adalah landasan satu-satunya. Sains boleh saja memberi sumbangsih bagi
pengertian manusia, namun tidak boleh mengontrol atau mengubah penafsiran
terhadap Alkitab yang sepenuhnya Firman Allah demi menjelaskan penemuan-
penemuan Sains. Sejauh hal yang berkenaan dengan manusia adalah mengenai
penciptaan yang mengajarkan bahwa Allah menciptakan manusia pertama menurut
gambar dan rupa-Nya dari dalam tanah dan napas hidup-Nya (Kej. 1:27 dan 2:7) tidak
ada makhluk manusia bertingkat rendah dan dilibatkan, tidak juga proses evolusi.
Meskipun Alkitab bukanlah kitab sains, tetapi tidak berarti bahwa Alkitab tak akurat
tatkala ia menampilkan suatu kebenaran yang bersangkut paut dengan dunia sains.
Memang apa saja yang dinyatakan oleh Alkitab berkenaan dengan pengetahuan
apapun juga adalah benar, tepat dan terpercaya. Alkitab tidak memberi jawaban
terhadap setiap pertanyaan yang kita harapkan dalam hal asal mula
kehidupan. Namun apa yang dikatakan Alkitab harus diungkapkan bahwa Alkitab
adalah kebenaran.
Beberapa praduga yang diperlukan, seperti dalam surat Ibrani yang mengingatkan
kita mengenai iman. Semua yang Allah ciptakan dimulai dari benda-benda yang tidak
terlihat. Artinya bahwa Allah menciptkan segala sesuatu dari ketiadaan menjadi ada.
Berbeda dengan apa yang manusia ciptakan. Mansia tidak pernah bisa membuat yang
tidak ada menjadi ada.
Fakta-fakta kebenaran tentang Penciptaan hanya ditemukan dalam Alkitab.
Kebenaran apapun yang disingkapkan oleh sains tidak dapat diterima sebagai
kebenaran mutlak. Sebab hanya Alkitab yang dapat memuat kebenaran yang mutlak
yang dapat diandalkan termasuk fakta yang terdapat di pasal-pasal pembukaan kitab
Kejadian.
Fakta dalam kitab Kejadian ditulis oleh Musa. Segala sumber yang dipakai
sehubungan dengan penulisan dan kuasa wahyu Allah dalam penulisannya, ia adalah
orang yang terdidik dan terlatih.
Dalam Kejadian 1:1 dimulai dengan kata Pada Mulanya yang merupakan bukti
permulaan penciptaan dunia. Ayat pertama tersebut adalah suatu pernyataan yang
mutlak. Beberapa orang memahami Kejadian 1:1 ini bukan sebagai penjelasan ciptaan
yang mula-mula ex nihilo yang dirayakan oleh para malaikat (Ay. 3:7; Yer 45:18), tetapi
banyak lainnya menganggapnya sebagai peristiwa pemulihan bumi yang sudah
terhukum menuju persiapan tatanan baru penciptaan- manusia. Menurut penganut
paham ini, bahwa penciptaan terjadi sebelum Kejadian 1:1. Dengan demikian telah ada
bumi sebelum dunia diciptakan.
Namun pemahaman tersebut tidak sesuai dengan paham mengenai saat Penciptaan
menurut Kejadian 1:1. Karena tatanan penciptaan bumi sudah dicatat dengan pasti
menurut teks dalam Alkitab.
PENCIPTAAN MANUSIA
Menurut Charles C. Ryrie Hanya catatan Alkitab saja yang memberi informasi yang
akurat tentang asal usul manusia. Ciri tertentu dari telihat dari karya yang dibuktikan
dari ayat-ayat Alkitab yang tepat.
Allah memakai debu tanah serta meniupkan napas hidup ke dalamnya. Hal tersebut
menyebabkan manusia menjadi makhluk hidup. Frasa yang sama (“makhluk hidup”)
dipakai juga pada hewan (1:21, 24; 2:19), tetapi karena hewan tidak diciptakan menurut
gambar-nya Allah, maka jelas ada perbedaan antara manusia dengan hewan.
Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya (Kej. 1:26-27). Bagian
lain dari Alkitab yang relevan dengan pengajaran ini adalah Kejadian 5:1,3 yang
memuat tentang penularan gambar (citra). Arti gambar dan rupa yaitu berasal dari kata
bahasa Ibrani adalah tselem dan Demuth yang dalam Alkitab bahasa Latin
diterjemahkan imago dan similitude. Dalam perjanjian barum kata-kata yang mirip untuk
itu adalah ei-kon dan homoiosis. Walau ada sebagian ahli membedakan arti dua secara
linguistic. Arti dari dua kata tersebut merupakan refleksi yang nyata dari Allah namun
sekaligus juga penulis mengartikannya secara rohani yang bersifat abstrak.
Para bapa gereja yang berbahasa Gerik dan Latin memperbedakan antara gambar
dan rupa. Gambar mengacu pada kejasmanian sedangkan rupa mengacu kepada
bagian etika dari gambar Allah. Irenaeus menafsirkan gambar adalah akal dan
kemerdekaan manusia sedangkan rupa adalah karunia untuk bergaul dengan Allah
yang hilang pada waktu kejatuhan manusia.
SEGI-SEGI MANUSIA
Adam diciptakan melalui debu tanah dan dihembuskan napas hidup supaya menjadi
makhluk hidup (Kej.2:7). Ada dua unsur dalam penciptaan manusia. Pertama unsur
tanah yaitu sebagai bahan kebendaan. Kedua unsur bukan kebendaan. Unsur
kebendaan yaitu terdapat berbagai bentuk – saluran darah, otak, otot, rambut dan lain-
lain. Unsur bukan kebendaan seperti roh, jiwa, hati nurani, kemauan, kesadaran dan
lain-lain. Kedua unsur ini memiliki fungsinya masing-masing.
KEJATUHAN MANUSIA
1. Sebagian mengatakan bahwa hal tersebut adalah legenda sehingga kenyataan yang
dipaparkan adalah tidak benar.
2. Yang lain mempertahankan “kebenaran” dari kisah kejatuhan tanpa harus menerima
kebenaran sejarahnya.
3. Banyak yang menganggap peristiwa itu nyata serta merupakan kebenaran sejarah,
DOSA
Konsep Alkitab tentang dosa berasal dari tinjauan terhadap istilah dosa yang
digunakan dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru. Bla dibandingkan
dengan istilah anugrah dalam Alkitab, istilah dosa yang paling banyak tertulis. Berikut
beberapa contoh kata dosa dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
Perjanjian Lama
Khata, kata dasar ini muncul sekitar 522 kali dalam Perjanjian Lama. Arti utamanya
adalah tidak mengenai sasaran, dan sepadan dengan kata Yunani hamartano.
Ra, Kata ini digunakan sekitar 444 kali dalam Perjanjian Lama, dan sepadan
dengan kata Yunani kakos dan poneros, yang arti utamanya ialah menghentikan atau
menghancurkan. Kata ini seringkali diartikan sebagai malapetaka atau bencana besar,
atau bencana besar, dan banyak kali diterjemahkan dengan kata “jahat”.
Pasha, arti utama dari kata ini adalah memberontak, meskipun biasanya juga
diterjemahkan sebagai “pelanggaran”. 1 Raja-raja 12:19.
Awon, Kata ini mencakup pengertian perbuatan salah maupun rasa bersalah,
yang dalam pemikiran Ibrani sangat bertautan (1 Sam. 3:13).
Shagag, kata ini bersifat melakukan kesalahan atau menyimpang seperti yang
mungkin dilakukan seekor domba atau seorang pemabuk (Yes. 28:7).
Perjanjian Baru
Poneros, artinya merupakan istilah dasar untuk kejahatan, dan hampir selalu
menunjuk tentang kejahatan moral (Mat. 7:11; 12:39; 15:19).
Asebes, artinya tanpa Allah, kata ini muncul paling banyak dalam surat II Petrus
dan Yudas yang berarti orang-orang yang murtad dari Allah. Mereka yang belum
diselamtkan disebut orang-orang durhaka (Rm. 4:5; 5:6).
Tuhan Yesus memakai semua kata utama untuk menunjukan sejumlah dosa yang
khusus. Berikut ini adalah daftar tentang dosa-dosa seorang yang Dia sebutkan dalam
pengajaran-Nya.
1. Menajiskan Tempat Kudus (Mrk. 11:15-18)
Ketika menyucikan Bait Allah, Yesus mengutuki dosa para penukar uang
karena telah menajiskan tempat kudus (yaitu, menodai rumah yang
dikhususkan bagi Allah dan bersikap meremehkan terhadap barang-barang
yang dikuduskan). Kristus menyucikan Bait Allah pada masa dan akhir
pelayanan-Nya (Yoh. 2:12-16).
2. Kemunafikan (Mat. 23:1-36)
Yesus menunjukan beberapa kemunafikan yang orang Saduki, orang
Farisi, dan Ahli Taurat perlihatkan.
- Mereka tak melakukan apa yang mereka ajarkan (ay. 1-4).
- Mereka meninggikan diri dengan cara mendorong orang lain agar
memberikan puji-pujian yang berlebihan (ay. 5-12).
- Mereka tidak menepati sumpah mereka (ay. 16-22).
- Secara sungguh-sungguh mereka memelihara pemberian persepuluhan,
namun mengabaikan penegakan keadilan (ay. 23).
- Secara lahiriah mereka tampak benar, namun secara batiniah mereka
munafik (ay. 25).
3. Ketamakan (Luk. 12:15)
Menyadari bahwa ketamakanlah yang menjadi penyebab utama mengapa
orang yang datang kepada Yesus meminta-Nya untuk menyelesaikan
pertikaian orang tersebut dengan saudaranya, maka Tuhan Yesus
memberi peringatan kepada orang banyak supaya melawan dosa
ketamakan.
4. Ragi
Sumber-sumber Dosa
1. Iblis
Kristus benar-benar mengetahui kuasa, program, dan cara kerja Iblis.
Memang ada beberapa orang yang mencoba berpendapat bahwa sebenarnya
Tuhan Yesus tidak percaya akan adanya Iblis, dan hanya memanfaatkan
kebodohan orang banyak pada saat Dia mengajarkan tentang Setan.
2. Dunia
Dunia Iblis selalu berusaha menentang umat Allah dan menggencarkan rencana-
rencananya. Karena itu, sistem dunia ini merupakan suatu sumber dosa apabila
seseorang menjadi serupa dengannya.
3. Hati
Seringkali Yesus menekankan bahwa apa yang diperbuat oleh seseorang
merupakan pancaran dari apa yang ada di dalam hatinya (Yoh. 15:19).
DOSA WARISAN
Dosa warisan adalah dosa yang berada dari sejak lahir manusia. Dengan jelas
Alkitab menyatakan bahwa seluruh aspek keberadaan manusia telah rusak (Efs. 2:3)
Manusia pada awalnya rusak total. Istilah ini memberi arti tentang keadaan yang
tercela, bengkok dan tidak lurus. (Rm. 1:28).
PERTALIAN DOSA
DOSA-DOSA PRIBADI
Masalah dosa pribadi tampaknya juga menjadi salah satu pokok bahasan yang
amat penting apabila orang berpikir mengenai dosa. Dalam Alkitab Roma 3:9-18
menjelaskan soal penghukuman atas semua orang karena dosa-dosa yang mereka
lakukan sendiri. Hukuman itu berlaku umum dan didasarkan atas perbuatan jahat, baik
lewat perkataan maupun lewat perbuatan.
1. Universalitasnya
3. Penggolongannya.
Dosa pribadi memiliki beberapa akibat, salah satu akibat dosa pribadi yaitu
hilangnya persekutuan yang harmonis. Orang yang tidak beriman tidak memiliki
persekutuan dengan Allah karena dosa-dosanya; dan apabila orang percaya berdosa,
maka kehilangan sukacita dalam persekutuannya dengan keluarga Allah.
Menjadi seorang Kristen bukanlah berarti langsung bebas dari berbuat dosa
maupun dar ketaatan terhadap ajaran Kristus. Hal ini dikarenakan orang Kristen masih
hidup di dalam daging. Dengan demikian, perlu penebusan yang harus dilakukan yaitu
darah Anak Domba Allah yang merupakan pribadi Yesus. Yesus menawarkan
penebusan bagi setiap orang yang mau menerimanya