Anda di halaman 1dari 9

Karya Roh Kudus dalam masa PL dan PB apa perbedaan dan persamaannya?

Alkitab Perjanjian Lama dan Alkitab Perjanjian Baru merekam keberadaan dan
pekerjaan Roh Kudus. Meskipun ada perbedaan dalam intensitas manifestasi, namun
perbedaan tersebut tidak dapat dijadikan dasar asumsi bahwa ajaran Perjanjian Baru dan
Perjanjian Lama mengenai Roh Kudus bertentangan. Pekerjaan Roh Kudus dalam Perjanjian
Lama bergerak mengarah ke depan ke jaman gereja Perjanjian Baru, dan puncaknya pada
kesempurnaan gereja di akhir jaman. Itulah sebabnya Roh Kudus hadir dan bekerja selaras
dengan rencana Allah Bapa untuk dunia ini, dan memanifestasikan diri dalam kehendak-Nya
sesuai konteks keberadaan manusia.

Alkitab Perjanjian Lama maupun Alkitab Perjanjian Baru memberikan bukti tentang
pekerjaan Roh Kudus yang berinteraksi dengan manusia. Roh Kudus selaku pribadi Allah
yang kekal tetap ada dan terus bekerja sebelum dan sesudah hari Pentakosta.1 Keberadaan
Roh Kudus tetap dilihat sebagai pribadi yang tidak mungkin dipisahkan dengan Allah Bapa
dalam Tritunggal. Pembahasan yang akan dilakukan berikut ini tidak mempergunakan
metode menginventarisir ayat-ayat yang berhubungan dengan Roh Kudus menurut
pengelompokkan kitab-kitab Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, melainkan
menguraikan pekerjaan apa saja yang telah dilakukan Roh Kudus.

Mempelajari karya Roh Kudus sama pentingnya dengan mempelajari karya


keselamatan yang dikerjakan Yesus Kristus, sebab Roh Kudus hadir dan berkarya
menindaklanjuti pekerjaan Yesus pasca kebangkitan. Harun Hadiwijono memberikan
pernyataan bahwa:

Demikian juga Roh Kudus dapat disamakan dengan Kristus, Anak Allah, dilihat dari segi
ini, bahwa Roh itu adalah Kristus yang hadir berbuat untuk menjadikan orang-orang
milikNya menikmati hasil karya penyelamatanNya.2 Penegasan Yesus tentang kenaikan-
Nya ke sorga bertalian erat dengan turunnya Roh Kudus (Yohanes 14:26; 16:7-15). Yesus
mengatakan hanya melalui karya Roh Kudus akan dapat diketahui kebenaran yang
sesungguhnya. Dan ada banyak hal yang akan diberitahukan oleh Roh Kudus, dan para murid
akan mampu menerima semuanya manakala Roh Kudus turun berada di tengah gereja. Fakta
yang tidak mungkin diingkari, kedua puluh tujuh kitab dalam Perjanjian Baru tidak ditulis
semasa Yesus berada di bumi, melainkan setelah turunnya Roh Kudus di atas loteng
Yerusalem.

A. Pekerjaan Roh Kudus dalam Perjanjian Lama

Jika melihat intensitas karya Roh Kudus maka lebih banyak didapati dalam Perjanjian
Baru daripada dalam Perjanjian Lama. Perbedaan inilah yang menjadi salah satu
pertimbangan para ahli memutuskan mengenai Roh Kudus dalam Perjanjian Lama
sesungguhnya berbeda dengan Roh Kudus di dalam Perjanjian Baru. Pendapat semacam itu
sesungguhnya sangat tidak adil, dimana kesamaan yang besar diabaikan hanya karena

1
J.R.W.Stott, Kedaulatan Dan Karya Kristus, Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, Jakarta, 1991, hal. 93
2
Harun Hadiwijono, Iman Kristen, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1984, hal., 131.
perbedaan yang kecil. Prinsipnya, Roh Kudus sebagai Pribadi nampak dalam karya-Nya,
sebaliknya karya-Nya menunjukkan Roh Kudus adalah sebagai Pribadi. Keduanya tidak
mungkin dipisahkan atau dipertentangkan. Perjanjian Lama mencatat kehadiran Roh Kudus
yang dinyatakan dalam pekerjaan-Nya diantaranya adalah:

A.1. Penciptaan alam semesta

Jagad raya dengan keteraturan serta sistem yang rumit dan akurat bagi ilmu sekuler
dianggap masuk akal jika keberadaannya dikarenakan akibat suatu ledakan yang kebetulan.
Apa justru tidak lebih masuk akal jikalau dikatakan keberadaan dan keteraturan jagad raya ini
diciptakan oleh Pribadi Yang Maha Jenius? Alkitab mencatat langit dan bumi diciptakan oleh
Allah, dan pada saat penciptaan tersebut Roh Kudus ikut berperan serta (Kejadian 1:1-2).
Robert Davidson menerangkan bahwa:

Roh Allah adalah Allah sendiri yang dengan kuasa-kuasa sedang bertindak di dalam dunia.
Roh yang sama pada mulanya melayang-layang di atas permukaan air (Kej. 1:1) untuk
menerbitkan ketertiban dari dalam kekacauan dan sampai sekarang masih terus bekerja
membaharui karunia, berupa kehidupan pada segala mahluk hidup.3 Roh Kudus
mengadakan penataan untuk menjadikan segala sesuatu harmonis (Ayub 26:13; Yesaya
40:12, 13), dan Ia juga memberikan kehidupan (Mazmur 33:6; 104:30).

A.2. Mengontrol kehidupan

Kejadian 1:1-3 menyatakan pada saat Allah menciptakan dan mengadakan penataan
langit dan bumi, Roh Kudus ikut berperan aktif. Peran aktif Roh Kudus selaku Pribadi yang
melakukan fungsinya ditunjukkan di ayat 2 dalam kalimat Roh Allah melayang-layang di
atas permukaan air. Artinya Roh Kudus mengadakan perubahan dari samudera yang gelap
menjadi kawasan yang jelas perbedaan-perbedaannya.4Stanley M. Horton memberikan
penegasan dengan menulis sebagai berikut:

Jadi, Roh Kudus dihubungkan baik dengan ciptaan maupun dengan pemeliharaan
selanjutnya oleh Allah (lihat Yesaya 40:12,13). Bagian-bagian lain yang berkenaan dengan
Roh Kudus juga menggunakan istilah yang menunjukkan nafas Allah (Ayub 26:13; 33:4;
Mazmur 33:6).5Penulis Perjanjian Lama dalam menggambarkan dinamika Roh Kudus
mempergunakan ungkapan melayang-layang, meninggal kan, memenuhi,
menguasai, menghinggapi hendak menunjukkan peran aktif Roh Kudus dalam
kelangsungan kehidupan. Baik kehidupan dalam kepentingan yang lebih luas maupun yang
bersifat pribadi.

Roh Kudus senantiasa memberikan tuntunan sebagaimana diyakini oleh penulis Kitab
Mazmur (Mazmur 143:10), bahwa seseorang mendapatkan kekuatan serta berhasil dalam

3
Robert Davidson, Alkitab Berbicara, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 19886, hal. 7.
4
Donald Guthrie, dkk (Editor), Tafsiran Alkitab Masa Kini 1, Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, Jakarta,
2000, hal. 80.
5
Stanley M. Horton, Oknum Roh Kudus, Yayasan Penerbit Gandum Mas, Malang, 2001, hal. 15.
melaksanakan tanggung jawabnya karena Roh Kuduslah yang menolongnya untuk mencapai
tujuan (Bilangan 11:16, 17 ).

A.3. Memberikan karunia untuk tugas tertentu

Ketika Musa membangun Kemah Pertemuan, ia memilih orang-orang yang oleh Roh
Kudus telah dikaruniai keahlian, pengertian dan pengetahuan untuk membuat segala
perlengkapannya (Keluaran 31:3; 28:3). Hal memilih orang-orang ini sangat penting
mengingat bangsa (Israel) yang keluar dari Mesir hanya memiliki pengalaman sebagai budak.
Hubungan karunia dengan pelaksanaan tugas Stanley M. Horton menulis :

Kepenuhan dengan Roh ini akan menjadi sumber keahlian, pengertian, dan pengetahuan
dalam segala macam pekerjaan. Dengan kata lain, Roh Kudus akan memberikan
pertolongan adikodrati dalam melaksanakan tugas-tugas praktis untuk menyiapkan bahan-
bahan Kemah Suci yang akan berguna lagi indah.6 Roh Kudus memberikan keterampilan
dan wibawa untuk melaksanakan tugas kepemimpinan (Bilangan 11:16,17). Roh Kudus juga
memberikan kemampuan kepada seseorang untuk mengolah strategi guna mengalahkan
musuh dalam peperangan (Hakim-hakim 3:10).

A.4. Menciptakan moralitas yang benar

Roh Kudus tidak dapat mentolerir segala bentuk kenajisan atau dosa yang dilakukan
seseorang, karena hakekat Roh Kudus sendiri adalah kudus (Kejadian 6:1-8). Roh Kudus
akan menghardik dan memberikan hukuman kepada segala macam bentuk pelanggaran
terhadap firman Allah. Roh Kudus juga mendidik serta memberikan bimbingan terhadap
umat Allah bagaimana seharusnya hidup didalam ketaatan kepada Tuhan (Yesaya 11:5;
Yehezkiel 36:27; Nehemia 9:20). Harun Hadiwijono menyatakan:

Akhirnya, Roh yang dinamis itu mengandung di dalamnya sifat-sifat yang etis. Hal ini
terang dari Yes 30:1, yang mengancam dengan hukuman para anak yang murtad, yang
melaksanakan suatu rancangan yang bukan oleh dorongan Roh Tuhan. Jadi Roh Allah yang
dinamis tadi memang adalah kekuatan atau kekuasaan yang menciptakan hal-hal yang baru,
yang ditujukan kepada tujuan keagamaan.7

A.5. Mengilhami para nabi

Pada saat menyampaikan berita untuk umat Allah para nabi menerima materi berita
melalui Roh Kudus, dan bukan hasil rekayasa dari dirinya sendiri (Yesaya 42:1). Raja Daud
meyakini apa yang dikatakan melalui mulutnya datang melalui pewahyuan Roh Kudus (2
Samuel 23:2). Nabi Yoel juga meyakini serta menubuatkan bahwa firman Allah akan datang
dijaman yang kemudian, diberikan dengan cara melalui mimpi, penglihatan dan nubuatan
yang diilhami Roh Kudus (Yoel 2:28, 29). Stanley M. Horton menulis:

Sebagai orang-orang yang dipenuhi Roh, para nabi yang terutama menulis Kitab Suci (kita
akui bahwa Musa adalah seorang nabi sama seperti Daud). Demikian pula Roh Kudus
6
Ibid, hal. 23.
7
Harun Hadiwijono, Iman Kristen, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1984, hal, 114
yang mengilhamkan perkataan dan tulisan Yesaya (59:21).8Tulisan para nabi yang
diilhamkan Roh Kudus diakui oleh Yesus dan juga para Rasul baik dengan penggenapan
nubuatannya (Matius 22:42,43; Kisah Para Rasul 2:15-28) maupun sebagai dasar pengajaran
(Kisah Para Rasul 28:25-29).

A.6. Menubuatkan kedatangan Mesias.

Roh Kudus menyampaikan hal-hal yang akan terjadi di masa yang akan datang,
tentang kedatangan Mesias melalui nubuatan yang disampaikan para nabi (Yesaya 61:1, 2).
Misi kedatangan Mesias ke dunia memberikan keselamatan serta kesejahteraan umat manusia
yang terbelenggu dan diperbudak dosa (Yesaya 11:1-10). Tugas Kemesiasan yang
disampaikan para nabi melalui nubuatan dalam ilham Roh Kudus sebenarnya yang dimaksud
adalah Yesus Kristus sendiri.9 Nabi Maleakhi menubuatkan kedatangan Mesias terlebih
dahulu akan diawali kedatangan Nabi Elia dalam rangka merintis jalan mempersiapkan
kehadiran Mesias (Maleakhi 4:5,6).

Konsep Mesianik datang dari Roh Kudus melalui nubuatan para nabi yang dipercayai
dan ditunggu-tunggu penggenapannya oleh bangsa Yahudi. Seiring berjalannya waktu serta
pasang surut perkembangan politik bangsa Yahudi, konsep kedatangan Mesias akhirnya
dipahami secara politis.

A.7. Memberi kemampuan yang luar biasa

Seseorang dapat memiliki kekuatan yang luar biasa diatas rata-rata manusia pada
umumnya karena Roh Kudus menyertainya. Kekuatan yang luar biasa dari Roh Kudus hanya
sebagai sarana untuk melaksanakan misi Allah.10 Stanley M. Horton berpendapat tentang
kemampuan luar biasa yang dimiliki oleh para tokoh dalam Perjanjian Lama sebagai berikut:

Bahkan orang yang dipilih Allah untuk menolong dan membebaskan bangsa itu tidak
sama sekali bebas dari kelemahan zaman itu. Tetapi Roh Allah bekerja; kadang kala Roh
bekerja meskipun mereka ada kelemahan. Sebenarnya, kelihatannya Allah memilih orang-
orang yang tidak penting dan tidak terkenal sehingga dapat melihat bahwa kuasa itu berasal
dari Allah dan bukan dari manusia.11Sebut saja seperti dalam Hakim-hakim 14:6 Simson
dengan mudah mencabik-cabik seekor singa tanpa melukai tangannya sedikitpun, dan juga
beberapa tindakan spektakuler lainnya sebagai nasir Allah. Daniel memiliki kemampuan
yang luar biasa dalam hal akal budi dan hikmat, dan pada jamannya di tengah-tengah bangsa
kafir ia dikenal penuh roh para dewa yang kudus (Daniel 4:8; 5:10-12). Mikha menyatakan
Roh Kudus dapat memberikan kekuatan, dan tentu saja bukanlah kekuatan yang biasa-biasa
(Mikha 3:8).

8
Stanley M. Horton, Oknum Roh Kudus, Yayasan Penerbit Gandum Mas, Malang, 2001, hal. 74.
9
J.D.Douglas (Penyunting), Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II M-Z, Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF,
Jakarta, 1996, hal. 57.
10
Harun Hadiwijono, Iman Kristen, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1984, hal, 116
11
Stanley M. Horton, Oknum Roh Kudus, Yayasan Penerbit Gandum Mas, Malang, 2001, hal. 33
Pekerjaan Roh Kudus dalam Perjanjian Lama cakupannya sangat luas sebagai
perwujudan karya Allah yang tetap peduli dengan ciptaan-Nya. Hal itu turut membuktikan
peran Roh Kudus sebagai Pribadi dalam ke-Tritunggalan Allah.

B. Pekerjaan Roh Kudus dalam Perjanjian Baru

Perjanjian Baru dibuka dengan karya Roh Kudus melalui peristiwa Maria yang
mengandung untuk melahirkan Yesus Kristus dalam rangka menggenapi nubuatan yang telah
ditetapkan dalam Perjanjian Lama. Selain di keempat Injil, eksistensi serta pekerjaan Roh
Kudus dicatat semakin meningkat intensitasnya dalam kitab Perjanjian Baru yang lain.
Luasnya karya Roh Kudus dengan berbagai cara yang dilakukan-Nya dalam Perjanjian Lama
sangatlah luar biasa, dan tidaklah mengherankan bila hal serupa terdapat dalam Perjanjian
Baru.12

B.1. Mengadakan pemulihan

Seseorang diselamatkan bukan hasil dari usaha pekerjaan baiknya dalam bentuk amal
kesalehan, melainkan melalui imannya kepada Yesus Kristus. Roh Kudus berperan
mengadakan pembaruan status orang percaya di hadapan Allah dari yang dulunya sebagai
budak dosa telah diadopsi sebagai anak Allah (Yohanes 1:12; Titus 3:5; Roma 8:15). Dalam
hal ini Chris Marantika menulis:

Pengertian teologis untuk istilah ini ialah bahwa setiap orang yang bertobat dari
dosa-dosanya dan beriman kepada Tuhan Yesus sebagai Juruselamat pribadinya yang berarti
telah lahir baru, diangkat oleh Allah menjadi anggota keluarga-Nya dan berhak mewarisi
Kerajaan Allah bersama orang-orang beriman lainnya.13 Kelahiran baru berhubungan
dengan perubahan status yang sebelumnya ditempatkan sebagai pemberontak menjadi ahli
waris Kerajaan Allah. Dengan perkataan lain, perubahan status seseorang dapat terjadi karena
ia telah mengalami kemerdekaan, dan oleh karya Roh Kudus kehidupannya dipulihkan
menjadi serupa dengan gambar-Nya (Roma 8:2; 2 Korintus 3:17, 18; 2 Tesalonika 2:13)

B.2. Membimbing

Kehadiran Allah ditengah-tengah umat-Nya dinyatakan dalam pekerjaan Roh Kudus


yang memberikan bimbingan kepada orang percaya. Roh Kudus memberikan hikmat kepada
seseorang agar dapat memahami sesuatu yang tidak mungkin dipahami melalui akal pikiran
biasa (1 Korintus 2:13). Senada dengan itu Millad J. Erickson menjelaskan:

Karunia-karunia Roh Kudus diberikan dalam kata-kata yang diajarkan oleh Roh dan
bukan oleh hikmat manusia (2:13). Dari semua pertimbangan ini, tampaklah bahwa Paulus
tidak mengatakan orang-orang yang tidak rohani itu mengerti tetapi tidak menerima.
Sebaliknya, orang-orang yang tidak rohani itu tidak menerima, setidak-tidaknya sebagian,

12
Donald Guthrie, dkk (Editor), Tafsiran Alkitab Masa Kini 1, Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF, Jakarta,
2000, hal. 142
13
Chris Marantika, Doktrin Keselamatan dan Kehidupan Rohani, Iman Press, Yogyakarta, 2002, hall. 126-127.
karena mereka tidak mengerti.14Bahkan dalam 1 Yohanes 2:27 ditegaskan betapa
pentingnya urapan atau pencerahan yang diberikan oleh Roh Kudus untuk mengerti firman
Allah, sampai-sampai penulis Surat Yohanes menggunakan kalimat tidak perlu kamu
diajar oleh orang lain.

Seseorang dapat memiliki kearifan dengan cara mengharapkan dan meminta


pertolongan Roh Kudus.15 Sebab Roh Kudus mampu memimpin dan mengajar untuk
memberikan pemahaman terhadap seluruh kebenaran, Ia juga mampu membimbing seseorang
bagaimana seharusnya menyampaikan argumentasi mengenai kebenaran (Lukas 12:12;
Yohanes 16:13,14; Markus 13:11).

B.3. Memberi karunia dalam pelayanan

Setiap orang yang dipanggil dan ditetapkan dalam pelayanan dilengkapi oleh Roh
Kudus dengan karunia sesuai kebutuhan dalam rangka pembangunan tubuh Kristus (Roma
12:6-8; 1 Korintus 12:7-11). Orang yang dipanggil dalam pelayanan tidak diukur menurut
kesanggupan manusiawi yang terbatas, melainkan menurut ukuran pembekalan Roh Kudus
yang melimpah.16 Paul Yonggi Cho menyatakan bahwa:

Bila ada suatu pekerjaan besar yang harus dilakukan untuk Allah, karunia-karunia Roh
Kudus diberikan kepada berbagai orang percaya di dalam gereja, tubuhNya. Ini
menyanggupkan orang-orang percaya untuk menyelesaikan pekerjaanNya dan tanggung
jawabNya secara berhasil-guna dan pekerjaan itu berkembang karena adanya karunia-karunia
Roh Kudus.17 Dengan demikian karunia yang diterima oleh seseorang bukanlah
diperuntukkan bagi kepentingan dirinya sendiri, melainkan untuk kepentingan perluasan
Kerajaan Allah18 (Band. dengan Kisah Para Rasul 1:8). Jadi efektifitas pelayanan sangat
tergantung kepada karunia Roh Kudus dan motivasi pelayanan yang bertujuan untuk
membangun tubuh Kristus.

B.4. Membawa hidup dalam kekudusan

Rasul Paulus menghubungkan hidup dalam Roh yang terjadi dalam diri seseorang
dengan kemampuan yang diterima dari Roh untuk mematikan perbuatan-perbuatan daging
(Roma 8:9-13). Kekudusan dihubungkan dengan mematikan perbuatan daging dengan tujuan
untuk mendapatkan kualitas moral yang benar. Dalam hal ini Bruce Milne menulis:

Hal ini menggarisbawahi kenyataan bahwa tidak mungkin memisahkan krisis


pembaruan dari perubahan moral yang menyusul. Menurut istilah teologi, pembenaran
tidak dapat dipisahkan dari pengudusan (proses perubahan moral sepanjang hidup untuk lebih
mendekati citra Kristus).19 Paulus menjelaskan kepada jemaat di Galatia tentang hidup

14
Millard J. Erickson, Teologi Kristen, Yayasan Penerbit Gandum Mas, Malang, 1999, hal, 323.
15
Ibid, hal. 190.
16
Bruce Milne, Mengenali Kebenaran Panduan Iman Kristen, BPK Gunung Mulia, hal. 286.
17
Paul Yonggi Cho, Roh Kudus, Adimitra Saya, Yayasan Pekabaran Injil Immanuel, Jakarta, 2000, hal. 147.
18
Leon Morris, Teologia Perjanjian Baru, Yayasan Penerbit Gandum Mas, Malang, 1996, hal. 104.
19
Bruce Milne, Mengenali Kebenaran Panduan Iman Kristen, BPK Gunung Mulia, hal. 267
oleh Roh dengan ditandai tidak hidup menurut keinginan daging. Perbuatan daging yang
dimaksudkan adalah percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir,
perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,
kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya (Galatia 5:11-21). Roh Kudus menolong
orang percaya melepaskan diri dari ikatan perbuatan daging dan memimpinnya untuk hidup
dalam kekudusan.

B.5. Mengilhamkan penulisan Kitab Suci

Bertitik tolak dari penjelasan Yesus Kristus tentang Roh Kudus (Yohanes 14:26 dan
16:13), bahwa Roh Kudus-lah yang akan mengajar apa yang difirmankan Yesus, dan
memberitahukan hal-hal yang akan datang, maka peran Roh Kudus dalam penulisan Kitab
Suci menjadi sangat penting.

Rasul Petrus dan Rasul Paulus mempercayai otoritas Roh Kudus dalam memberikan
pengilhaman untuk terwujudnya penulisan Alkitab (2 Petrus 1:21; 2 Timotius 3:16). Karena
dorongan untuk menulis berasal dari Roh Kudus, para pembaca harus memperhatikan
nubuatan sebagai firman Allah.20 Tentang peran Roh Kudus dalam pengilhaman Kitab Suci
Henry C. Thiessen memberi penegasan bahwa:

Para Rasul menyatakan bahwa mereka telah menerima Roh ini (Kisah 2:4; 9:17; 1 Korintus
2:10-12; 7:40; Yakobus 4:5; 1 Yohanes 3:24; Yudas 19) dan bahwa mereka berbicara karena
dipengaruhi oleh Roh serta atas nama Roh itu (Kisah 2:4; 4:8, 31; 13:9; 1 Korintus 2:13;
14:37; Galatia 1:1, 12; 1 Tesalonika 2:13; 4:2, 8; 1 Petrus 1:12; 1 Yohanes 5:10-11; Wahyu
21:5; 22:6, 18-19). Jadi dapat dikatakan bahwa Tuhan Yesus sendiri menjamin pengilhaman
Perjajian Baru.21

B.6. Menindaklanjuti pelayanan Yesus Kristus

Tuhan Yesus menegaskan bahwa kehadiran Roh Kudus bertujuan menindaklanjuti


karya penebusan terhadap orang berdosa yang telah dikerjakan-Nya dengan cara
menginsafkan dan menjelaskan kebenaran akan adanya penghakiman di akhir jaman
(Yohanes 16:7, 8). Harun Hadiwijono menyatakan hubungan Roh Kudus dengan Yesus
Kristus sebagai berikut:

Jadi ada hubungan yang erat sekali di antara karya Kristus sebagai Anak Allah dan
karya Roh Kudus sebagai kekuatan ilahi atau daya ilahi. Hubungan itu demikian eratnya,
hingga Roh Kudus juga disebut Roh Kristus (1 Ptr. 1:11). Kristus mendatangi para orang
milikNya di dalam Roh dan di dalam Roh itulah Ia bersama-sama dengan mereka.22
Bahkan sebelum naik ke sorga Yesus Kristus menyampaikan wasiat tentang Roh
Kudus yang akan memberikan dinamika pekabaran Injil (Kisah Para Rasul 1:8).

B.7. Memberi kuasa

20
Millard J. Erickson, Teologi Kristen, Yayasan Penerbit Gandum Mas, Malang, 1999, hal, 258
21
Henry Clarence Thiessen, Teologia Sistimatika, Yayasan Penerbit Gandum Mas, Malang, 1995, hal. 105.
22
Harun Hadiwijono, Iman Kristen, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1984, hal.130-131.
Saat menyampaikan argumentasi mengenai asal-usul kuasa yang dipakai-Nya untuk
mengusir Setan, Tuhan Yesus mengakui Roh Kudus-lah yang memberi-Nya kuasa (Matius
12:28). Rasul Paulus juga mengakui dalam menyusun strategi pekabaran Injil ia
mempergunakan cara mendemontrasikan kuasa di dalam kekuatan Roh Kudus (1 Korintus
2:4, NIV). Hal itu dibuktikan Rasul Paulus pada saat ia mempergunakan otoritas Roh Kudus
untuk menghardik tukang sihir, dan menjadikannya buta dalam beberapa hari (Kisah Para
Rasul 13:9-12; 1 Yohanes 4:4). Mengenai Roh Kudus yang mampu memberikan kuasa James
I. Packer menyatakan:

Kedatangan Kristus, Sang Juruselamat, telah membawa pencurahan Roh Kudus


kepada Gereja dan dunia. Roh Kudus datang dengan kuasa. Dalam Perjanjian Baru, kita
melihat kuasa ini diwujudkan di dalam semua cara yang disebut di atas: kemampuan untuk
melaksanakan tugas-tugas yang telah ditetapkan dan kemampuan untuk mengatasi
pencobaan, dan kemampuan memenangkan orang lain melalui pemberitaan firman Tuhan dan
kesaksian, dan kemampuan untuk bertindak sebagai saluran kuasa Allah dalam berbagai
mujizat, penyembuhan, dan lain sebagainya.23Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa Roh Kudus hadir secara berkesinambungan ditengah kehidupan manusia yang dapat
dilihat dalam karya-Nya, dan dapat dirasakan kehadiran-Nya sebagai Pribadi. Kesimpulan
lain yang bisa didapat Roh Kudus yang berkarya dalam Perjanjian Lama tidak lain Roh
Kudus yang sama seperti didalam Perjanjian Baru. Hanya saja dalam Perjanjian Baru
intensitas kehadiran dan karya Roh Kudus lebih banyak jumlahnya. Beberapa perbedaan yang
terdapat dalam Perjanjian Lama dengan Perjanjian Baru pada dasarnya tidaklah sebanding
dengan banyaknya kesamaan yang prinsipil. Oleh karena itu rasanya tidak adil apabila
penilaian dijatuhkan dengan hanya bertumpu pada perbedaan yang kecil, bahwa Roh Kudus
dalam Perjanjian Lama berbeda dengan Roh Kudus dalam Perjanjian Baru.

23
J.I. Packer,dkk., Kebutuhan Gereja Saat Ini Kerajaan allah dan Kuasa-Nya, Yayasan Penerbit Gandum Mas,
Malang, 2001, hal. 254-255.
Daftar Pustaka

1. Cho Paul Yonggi, Roh Kudus, Adimitra Saya, Jakarta: Yayasan Pekabaran Injil Immanuel,
2000

2. Davidson Robert, Alkitab Berbicara, Jakarta: BPK Gunung Mulia,1988

3. Douglas J.D. (Penyunting), Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II M-Z, Jakarta: Yayasan
Komunikasi Bina Kasih/OMF,1996

4. Erickson Millard J., Teologi Kristen, Malang: Yayasan Penerbit Gandum Mas, 1999

5. Guthrie Donald, dkk (Editor), Tafsiran Alkitab Masa Kini 1, Jakarta: Yayasan Komunikasi
Bina Kasih/OMF, 2000

6. Hadiwijono Harun, Iman Kristen, Jakarta: BPK Gunung Mulia,1984

7. Horton Stanley M., Oknum Roh Kudus, Malang: Yayasan Penerbit Gandum Mas,2001

8. Marantika Chris, Doktrin Keselamatan dan Kehidupan Rohani, I Yogyakarta: Iman Press,
2002

9. Milne Bruce, Mengenali Kebenaran Panduan Iman Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia

10. Morris Leon, Teologia Perjanjian Baru, Malang: Yayasan Penerbit Gandum Mas,1996

11. Packer J.I.,dkk., Kebutuhan Gereja Saat Ini Kerajaan allah dan Kuasa-Nya, Malang:
Yayasan Penerbit Gandum Mas,2001

12. Stott J.R.W, Kedaulatan Dan Karya Kristus, Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina
Kasih/OMF,1991

13. Thiessen Henry Clarence, Teologia Sistimatika, Malang: Yayasan Penerbit Gandum Mas,1995

Anda mungkin juga menyukai