Anda di halaman 1dari 6

Karya Roh Kudus dari segi Baptisan Roh Kudus dan Kapankan Roh Kudus

mengurapi, memetraikan dan menjadi jaminan bagi orang percaya?

Baptisan Roh Kudus

Melalui baptisan Roh Kudus, setiap orang percaya dibawa agar memiliki pengalaman
pribadi dengan Roh Kudus, sehingga olehnya akan meningkatkan kepekaan terhadap suara
dan kehendak Allah. Meskipun demikian, peristiwa baptisan Roh Kudus, tidaklah otomatis
menjadikannya manusia sempurna. Realitas baptisan Roh Kudus tidak dapat ditiadakan,
hanya karena ada orang yang mengajarkan atau mengakui sudah dibaptis Roh Kudus,
ternyata dikemudian hari didapati hidupnya tidak benar. Petrus ditempatkan sebagai tokoh
utama di antara para rasul, masih juga ditegur dengan keras oleh Rasul Paulus karena
kemunafikannya (Galatia 2:11-14). Tetapi dengan begitu bukan berarti Paulus menuduh
Petrus bukan sebagai hamba Tuhan, yang kerasulannya perlu disangsikan, serta menolak
baptisan Roh Kudus yang dialami Petrus.
Pendapat yang menolak Kisah Para Rasul dijadikan norma baptisan Roh Kudus,
selain menjadikan kitab tersebut hanya sebagai sejarah gereja purba, juga menuduh Petrus
dan Paulus melakukan pelayanan tanpa didasarkan pada doktrin yang benar. Pada saat Petrus
berkhotbah bertitiktolak dari pengalaman Pentakosta, serta memerintahkan supaya orang
bertobat, dibaptis lalu menerima karunia Roh Kudus. Dan pertanyaan Paulus Sudahkah
kamu menerima Roh Kudus ketika kamu menjadi percaya? dapatkah dikatakan apakah yang
mereka berdua lakukan tanpa didasari doktrin (Kisah Para Rasul 2:14-38; 19:1,2) ? Jika
kewibawaan rasuli dan pengurapan Roh Kudus ada pada kedua Rasul tersebut, bukankah
mereka pantas untuk dipercayai dan diteladani apa yang dilakukannya.
Terminologi baptisan yang dihubungkan dengan Roh Kudus, dipakai pertama kali
oleh Yohanes Pembaptis, yang menyatakan bahwa selain baptisan air, ada juga baptisan Roh
Kudus dan api (Matius 3:11; Markus 1:8; Lukas 3:16). Adanya baptisan Roh Kudus
dipertegas oleh Tuhan Yesus sebelum naik ke sorga sebagai wasiat, bahwa murid-murid-Nya
diperintahkan untuk menunggu baptisan Roh Kudus (Kisah Para Rasul 1:5). Lebih jauh Kisah
Para Rasul 2 mencatat tentang baptisan Roh Kudus, sebagai bukti yang dikatakan Yohanes
Pembaptis dan Tuhan Yesus telah digenapi.
Didalam Matius 3:11; Markus 1:8, dan Lukas 3:16 istilah baptisan mempergunakan
istilah Yunani baptisei, dan dalam Kisah Para Rasul 1:5; 11:16 mempergunakan
baptisthesesthe dari akar kata baptizo yang artinya selam, celup atau
ditenggelamkan. Maksud penggunaan istilah tersebut, adalah hendak menunjukkan adanya
perbedaan dengan istilah dimeteraikan, yang ditandai dengan di cap. Menjadi Kristen tidak
hanya ditandai lahir baru dengan menerima Yesus Kristus menjadi Tuhan, melainkan ada
tanggung jawab untuk berproses menjadi dewasa dalam iman. Karena itu, pengalaman iman
Kristen seharusnya tidak merasa cukup puas sampai kepada baptisan air, dan dimeteraikan
Roh Kudus, dibutuhkan tahapan berikutnya, yaitu baptisan Roh Kudus. Roh Kudus
melaksanakan tugas daya cipta baru, yang mengubahkan seseorang dengan memimpinnya
untuk menerima hidup kekal dan sifat Allah. Tetapi Roh Kudus melangkah setapak lebih
jauh, dari regenerasi atau kelahiran baru, dan langkah itu ialah baptisan Roh Kudus.1
Penolakan terhadap baptisan Roh Kudus bagi setiap orang Kristen sebagai
pengalaman historis dalam Kisah Para Rasul, karena didasarkan alasan dalam surat-suratnya
Paulus tidak pernah menasehati agar orang-orang Kristen dibaptis dalam Roh Kudus (Donald
Guthrie, 2000). 2Alasan tersebut tidak dapat dijadikan dasar, sebab jika suatu permasalahan
atau kewajiban sudah menjadi pengetahuan umum, atau dilakukan secara luas tidak perlu
disuratkan lagi. Sebagai contoh cara penulisan yang demikian, dilakukan Paulus kepada
jemaat Tesalonika (1 Tesalonika 4:9). Baptisan Roh Kudus tidak diperintahkan sebagaimana
seseorang harus penuh Roh Kudus, karena baptisan Roh Kudus merupakan janji Bapa,
mengenai seseorang tidak saja menerima baptisan air, namun juga baptisan Roh Kudus
(Kisah Para Rasul 1:4,5). Baptisan Roh Kudus merupakan peristiwa yang dinantikan
berdasarkan keyakinan terhadap janji Bapa. Mencermati peristiwa Kisah Para Rasul 2,
Pentakosta tidak ditunjang oleh upaya para Rasul meminta Roh Kudus supaya membaptis
mereka.
I Korintus 12:13 dijadikan dasar baptisan Roh Kudus diterima bersamaan saat
kelahiran baru, alasannya didalamnya Paulus menyatakan dalam satu Roh semua telah
dibaptis menjadi satu tubuh. Padahal ayat tersebut tidak membicarakan baptisan Roh Kudus,
melainkan tentang penyatuan dalam tubuh Kristus, hanya dapat dilakukan oleh Roh Kudus.
Suatu sikap yang tidak jujur jika memberikan kesimpulan, baptisan Roh Kudus tidak akan
terulang kembali, hanya berangkat dari tensa yang dipergunakan Paulus dalam 1 Korintus
12:13 yaitu bentuk past participle tense. Padahal tensa tersebut tidak dipakai untuk baptisan
Roh Kudus, melainkan penyatuan kedalam tubuh Kristus yang dikerjakan oleh Roh Kudus.
Maksudnya begitu orang percaya kepada Yesus Kristus, ia telah dipersatukan dengan orang
Kristen lainnya dengan meterai yang sama yaitu Roh Kudus. Ayat tersebut harus dilihat
dalam konteks karya Kristus, yang menyatukan semua karunia adalah penting dalam kesatuan
tubuh Kristus. Dalam hal ini Paulus memberikan penegasan dan penataan, sehubungan
munculnya berbagai macam karunia di gereja Korintus. Sebagai perbandingan perlu
diperhatikan tensa yang dipakai dalam Kisah Para Rasul 2:3,4. Perhatikan kedua ayat ini,
bentuk ptc (baca: participle) hanya diperuntukkan pada manifestasi kehadiran Roh Kudus
yang berbentuk angin, mereka duduk dan lidah-lidah api. Sangat beralasan jika Petrus
tidak mempersoalkan baptisan Roh Kudus yang dialami Kornelius, meskipun tanpa disertai
tiupan angin dan lidah-lidah api.
Sekali lagi perlu ditegaskan, bahwa Paulus tidak mempergunakan tensa tersebut untuk
membicarakan tentang baptisan Roh Kudus. Jika Paulus memiliki pemahaman baptisan Roh
Kudus diterima bersamaan kelahiran baru, maka hal ini akan bertentangan dengan sikapnya
dalam peristiwa yang dicatat di Kisah Para Rasul 19:1-6. Paulus membedakan saat menjadi
percaya dengan menerima Roh Kudus, sehingga Paulus merasa perlu menumpangkan
tangan, agar kedua belas murid di Efesus dibaptis Roh Kudus setelah dilakukan baptisan air.
Mengetahui latar belakang mengapa Paulus mengajukan pertanyaan itu lebih penting,
daripada meragukan kesungguhan kekristenan dari kedua belas murid di Efesus. Rupanya
Paulus memiliki pendapat yang sama dengan pernyataan Petrus (Kisah Para Rasul 2:38),
1
Mengalami Kristus sepenuhnya hidup oleh roh dari hari ke hari, Dr.David Yonggi cho. Light Publishing, Jakarta.
2000
2
Teologi perjanjian baru 2: misi Kristus,Roh kudus,Kehidupan Kristen, BPK Gunung Mulia, Jakarta 1996
tentang menerima karunia Roh Kudus, seseorang harus terlebih dahulu dibaptiskan dalam
nama Yesus Kristus.
Pentingnya mengetahui apakah baptisan air merupakan pengalaman yang berbeda
dengan peristiwa baptisan Roh Kudus, perlu dilihat kata kerja yang dipergunakan dalam
Kisah Para Rasul 1:5 dan 2:38, Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi
kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus, Jawab Petrus kepada mereka: Bertobatlah dan
hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk
pengampunan dosamu, maka kamu akan memperoleh karunia Roh Kudus. Dalam ayat di
atas membaptis dan dibaptis mempergunakan kata Yunani ebaptisen dan baptistheto
dengan tensa aorist untuk mengungkapkan suatu tindakan telah lampau dan selesai.
Sedangkan dibaptis dengan Roh Kudus dan memperoleh karunia Roh Kudus tensa yang
dipergunakan future, menyatakan secara gramatikal suatu proyeksi, atau pengharapan
dimana tingkat kepastiannya lebih besar, jika dibandingkan modus-modus non-indikatif .3
Perbedaan meterai Roh Kudus dan baptisan Roh Kudus terletak pada kepemilikan dan
hubungan pribadi dengan Sang Pemilik. Meterai Roh Kudus diterima dengan iman
bersamaan kelahiran baru, yang melaluinya ia diyakinkan atas statusnya yang baru sebagai
anak Allah. Sedangkan baptisan Roh Kudus, merupakan pengalaman pribadi yang dikerjakan
oleh Roh Kudus, agar melaluinya ia merasakan kehadiran Allah secara pribadi untuk
membangun imannya. Pemeteraian Roh Kudus tidak pernah dipertanyakan oleh para rasul
Sudahkah kamu di meteraikan oleh Roh Kudus ketika kamu menjadi percaya?. Sebab
pemeteraian dalam Roh Kudus, langsung diterima pada saat seseorang percaya kepada Yesus
Kristus sebagai Tuhan dan menjadi Juruselamat. Pemeteraian Roh Kudus tidak memerlukan
tanda, karena diterima dengan iman, hanya saja harus ditindak lanjuti dengan baptisan air
didalam nama Tuhan Yesus Kristus. Sangat beralasan jika Paulus mempertanyakan baptisan
murid-murid di Efesus, dilakukan atas dasar apa setelah mereka lahir baru (Kisah Para Rasul
19:1-6).
Lain halnya dengan baptisan Roh Kudus perlu dipertanyakan, sehubungan baptisan
Roh Kudus dapat dirasakan dalam suatu pengalaman dengan tanda tertentu sebagai
pembuktiannya. Tidak ada satu ayat pun yang menegaskan bahwa baptisan Roh Kudus,
diterima dengan iman serentak pada saat orang lahir baru. Karena ada yang menghubungkan
baptisan Roh Kudus diterima dengan cara seperti seseorang menerima korban Kristus. Jikalau
pendapat tersebut benar, tentu tidak perlu ada pertanyaan apakah seseorang sudah dibaptis
Roh Kudus apa belum ketika percaya kepada Yesus Kristus. Dan cukup saja dikatakan
Percayalah Anda sudah dibaptis Roh Kudus bersamaan peristiwa Pentakosta yang dialami
para rasul, seperti Anda telah menerima pengorbanan Yesus yang telah disalibkan ribuan
tahun yang lalu. Memang sangat disayangkan, pemahaman tersebut tanpa didukung satu
ayatpun, yang menyatakan baptisan Roh Kudus diterima orang Kristen sepanjang jaman,
bersamaan dengan peristiwa Pentakosta yang dialami para Rasul. Tetapi mengabaikan bukti-
bukti dalam Alkitab, dimana seseorang yang telah lahir baru dalam pertumbuhan iman,
selanjutnya perlu menerima baptisan Roh Kudus.

Kesimpulan

3
Belajar sendiri bahsa Yunani, Yopy Margianto,Andi Publisher
Peranan roh Kudus dalam baptisan Roh Kudus adalah memberikan mereka kesatuan
dengan Tubuh Kristus. Dimana terjadi selanjutnya kematian tubuh yang lama dan lahir
kembali dalam Tubuh Kristus yang penuh kuasa. Roh Kudus membimbing orang percaya
kepada pengalaman menerima Kuasa kebangkitan yang sama dengan Kristus lewat
pengakuan mereka akan Kristus telah menebus dosa mereka dan mereka bersedia memarikan
tubuh dosanya dan dibangkitkan kembali dengan tubuh baru yang sama dengan kebangkitan
Yesus Kristus.

Jadi peranan Roh Kudus disini alah membimbing orang Kristen dalam pengakuannya
atas Kristus dan matinya tubuh dosa mereka bersama-sama dengan Kristus dan bangkit
bersama-sama dengan Kristus.

Materai

Billy Graham dalam bukunya Roh Kudus Kuasa Allah dalam hidup Anda
mengatakan Paulus memiliki dua pokok pikiran berkenaan dengan dimateraikannya kita
oleh Roh Kudus. Pertama berekanaan dengan keamanan dan yang lain berkanaan dengan hak
milik.4 Dimateraikan dalam arti pengamanan itu digambarkan dalam perjanjian lama ketika
raja memetraikan daniel ke dalam kandang singa supaya ia tidak dapat keluar. Juga pada
zaman dulu, seperti pada waktu Ester menjadi ratu, raja sering membubuhkan tanda
materainya pada surat atau dokumen yang ditulis mengunakan namanya. Dan dimaterai
dengan Roh Kudus berarti lebih daripada keamanan. Itu juga berarti hak milik. Dalam
perjanjian lama kita baca bahwa Yeremia membeli sebidang tanah, membayarnya di hadapan
saksi-saksi, dan memeteraikan surat pembelian menurut hukum dan adat(Yeremia 31:10).
Dan pada saat itulah ia menjadi pemiliknya.

Di dalam Efesus 1:13 kata dimeteraikan menggunakan bahasa Yunani


espragisthete dengan parsing 2p. pl. 1 aor. pass. ind., dari akar kata spragizo yang artinya
pada saat seseorang percaya kepada Yesus Kristus yang telah mati di salib, serentak pada
waktu itu sungguh-sungguh ia telah dimeteraikan oleh Roh Kudus menjadi milik Allah sekali
untuk seterusnya. Sewaktu seseorang percaya, ia dimeteraikan dengan Roh (Efesus 1:13;
4:30); artinya, kehadiran Roh dalam diri orang-orang yang percaya merupakan cap yang
menandakan milik Allah (seperti cap yang dipakai oleh orang-orang pada abad pertama di
atas milik pribadi mereka). Pemeteraian berhubungan dengan hak waris yang dijanjikan, dan
hak-hak lainnya sebagai anak Allah yang telah disediakan. Oleh karena itu espragisthete
diterjemahkan mark with a seal (ditandai dengan segel), atau marked with the seal.
Sebagai pembanding, penggunaan meterai terdapat juga dalam Roma 4:11 yang dihubungkan
dengan sunat. Sunat bagi orang Yahudi diyakini sebagai tanda (baca: meterai) perjanjian
antara Allah dengan Abraham. Setiap orang yang dihisapkan sebagai keturunan Abraham, dan
yang bersedia menerima perjanjian tersebut harus ditandai dengan sunat (Kejadian 17).
Pemeteraian Roh Kudus secara otomatis diterima oleh setiap orang percaya, saat
menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Dimeteraikan oleh Roh, yang

4
Billy Graham 109
menjadikan orang percaya terikat dalam satu Roh (dimeteraikan sama), dengan begitu
mendapatkan hak-haknya serta tanggung jawab sebagai Gereja Tuhan (2 Petrus 2:9).
Pemeteraian dilakukan oleh Roh Kudus, ditandai dengan kehadiran Roh Kudus dalam orang
tersebut, yang diterima dengan iman. Kehadiran Roh Kudus untuk meyakinkan orang
percaya, tentang statusnya sebagai ahli waris, dan menolongnya untuk melakukan tanggung
jawab panggilan iman Kristen.
Dalam surat yang lain, Rasul Paulus membicarakan teologia terikat satu Roh,
dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan jemaat Korintus yang terancam perpecahan
(1 Korintus 3:1-9). Perlu dicermati perpecahan dapat terjadi bukan saja disebabkan adanya
kelompok yang berafiliasi kepada tokoh tertentu, tetapi juga dikarenakan munculnya karunia-
karunia Roh Kudus di antara jemaat. Mereka tampaknya telah menampilkan sejumlah
pengaruh, karena orang-orang Kristen di Korintus ternyata telah diombang-ambingkan dan
dikelompok-kelompokan, meskipun hanya dalam pandangan dan praktek hidupnya. Melalui
1 Korintus 12 dapat diketahui tentang Rasul Paulus yang menekankan kesatuan Roh, yang
mengikat (memeteraikan), dan tidaklah layak apabila masing-masing anggota jemaat saling
berbenturan. Dalam konteks inilah 1 Korintus 12 harus ditempatkan, karena ayat 13 dalam
pasal ini tidak membicarakan baptisan Roh Kudus. Meskipun ayat tersebut mempergunakan
kata baptis, tetapi pada dasarnya maksud Paulus, hendak mengemukakan bahwa tidak
diperbolehkan satu orang, maupun kelompok saling menonjolkan diri lebih dari yang lain,
karena sudah tenggelam (ebaptisthemen) menjadi satu tubuh.

Kesimpulan

Pemeteraian oleh Roh Kudus merupakan tanda, pengesahan secara hukum dimana
manusia yang sebelumnya dibawah kekuasaan Iblis, telah dibeli secara tunai melalui
pengorbanan Kristus untuk menjadi milik Allah. Dengan begitu arti dari dimeteraikan oleh
Roh Kudus adalah pada saat seseorang mempercayai dan menerima Yesus Kristus sebagai
Tuhan, serentak dengan itu Roh Kudus hadir sebagai meterai, yang mengesahkannya menjadi
anak Allah, yang dipersekutukan dalam keluarga Allah (Efesus. 1:13; Yohanes. 1:12; Roma
8:1,2,9,14-17). Dan karena itu, ia memiliki hak dan tanggung jawab untuk terikat bersama
orang percaya lainnya didalam kesatuan tubuh Kristus.

Jaminan

Pada saat kita percaya dalam Kristus, Allah memberi kita Roh bukan hanya sebagai
materai saja. Ia juga adalah jaminan kita, menurut 2Korintus 1:14.

Dia yang telah meneguhkan kami bersama-sama dengan kamu di dalam Kristus, adalah
Allah yang telah mengurapi, memeteraikan tanda milik-Nya atas kita dan yang memberikan
Roh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan dari semua yang telah disediakan untuk
kita.(II Korintus 1:21,22).

Pada zaman Rasul Paulus, pedagang mengerti bahwa jaminan itu ada tiga arti 1) uang
muka sebagai tanda jadi; 2) memastikan harus membeli, dan 3) sebagai contoh akan apa yang
akan terjadi.5 Demikian juga Roh Kudus memeteraikan kita yang sudah dibeli oleh Allah.
Dan kehadirannya menunjukkan rasa kewajiban Allah untuk menebus kita secara
menyeluruh. Barangkali terlebih dari semuanya, kehadiran Roh Kudus, yang sedang hidup
dalam persekutuan dengan kita, memberikan kepada kita suatu sisipan kesajahteraan sebagai
contoh hidup dan warisan kita yang akan datang di tengah-tengah hadirat Allah.6

Kesimpulan

Setelah memetraikan hidup orang percaya, Roh kudus memberikan jaminan


bahwa kita sudah menerima keselamatan dan jaminan Tuhan sudah mnebus hidup kita secara
menyeluruh dari dosa-dosa yang telah mengikat kita. Dan menjamin kewarganegaraan kita di
sorga.

5
Ibid, 112
6
Ibid

Anda mungkin juga menyukai