Anda di halaman 1dari 10

ULAR TEMBAGA

(THE SERPENT OF BRASS)


oleh Dr. R. L. Hymers, Jr.
diterjemahkan oleh Dr. Edi Purwanto
Khotbah ini dikhotbahkan di Baptist Tabernacle of Los Angeles
Pada Kebaktian Minggu Malam, 26 Pebruari 2012
Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang; maka jika seseorang dipagut
ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup (Bilangan 21:9).
Ketika Israel berjalan melalui pada gurun mereka tidak sabar dan memberontak. Mereka
mulai berbicara melawan Allah dan melawan Musa. Mereka berkata, Mengapa kamu
memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini
tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak manna
yang Allah kirim untuk mereka makan (Bilangan 21:5). Matthew Henry berkata, Bahkan
sampai mereka baru memperoleh kemenangan yang luar biasa atas Kanaan namun mereka
bersungut-sungut tentang apa yang telah Allah lakukan bagi mereka dan penuh curiga
terhadap apa yang Tuhan akan lakukan mereka memiliki cukup roti dan bahkan untuk
berbagi; namun mereka bersungut-sunggut seakan mereka tidak memiliki roti. Mereka
memiliki banyak air, namun mereka masih bersungut-sungut melawan Allah! (Matthew
Henrys Commentary on the Whole Bible, volume I, Hendrickson Publishers, 1996 reprint,
hlm. 519; komentar untuk Bilangan 21:4-9).
Karena ketidakpercayaan dan pemberontakan mereka, Allah mengirimkan ular tedung untuk
menggigit dan membunuh mereka. Ular itu disebut ular api [dalam bahasa Inggris] karena
warnanya, dan karena gigitannya menyebabkan tubuh langsung seperti terbakar,
menyebabkan demam tinggi seketika (Henry, ibid.).
Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa dan berkata: "Kami telah berdosa, sebab
kami berkata-kata melawan TUHAN dan engkau; berdoalah kepada TUHAN, supaya
dijauhkan-Nya ular-ular ini dari pada kami." Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu (Bilangan
21:7). Kemudian Allah berkata kepada Musa untuk membuat ular tembaga dan meninggikan
pada sebuah tiang. Musa kemudian memberitahukan kepada bangsa itu untuk memandang
ular yang ditinggikan pada tiang itu agar mereka hidup. Maka jika seseorang dipagut ular,
dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup (Bilangan 21:9).
Dr. John R. Rice berkata, Lihatlah ular-ular berbisa, mematikan yang sedang melata di
rerumputan! Allah telah membawa Israel keluar dari Mesir dengan menunjukkan mujizatmujizat yang paling luar biasa yang pernah disaksikan di bumi ini. Dan betapa berkat-berkat
yang Allah telah berikan menunjukkan kasih kemurahan-Nya: manna, air dari batu karang,
penyelamatan dari bangsa Amalek. Namun di sini kita dikejutkan dengan menemukan bahwa
tidak ada puji-pujian yang keluar dari mulut orang banyak ini. Di sini ada dosa dan
Juruselamat dinyatakan di padang gurun itu! (John R. Rice., D.D., The Bible Garden, Sword
of the Lord Publishers, 1982, hlm. 212).

Dalam kisah ini ada tiga pelajaran penyebab dari penghukuman, puncak dari penghukuman,
dan penyelamatan dari penghukuman.
I. Pertama, penyebab dari penghukuman.
Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa: "Mengapa kamu memimpin kami
keluar dari Mesir? (Bilangan 21:5). Sungut-sungut mereka adalah hasil dari
ketidakpercayaan. Mereka tidak percaya Allah, ataupun kepada hamba-Nya Musa!
Dan siapakah yang Ia murkai empat puluh tahun lamanya? Bukankah mereka yang berbuat
dosa dan yang mayatnya bergelimpangan di padang gurun? Dan siapakah yang telah Ia
sumpahi, bahwa mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Nya? Bukankah mereka yang
tidak taat? Demikianlah kita lihat, bahwa mereka tidak dapat masuk oleh karena
ketidakpercayaan mereka (Ibrani 3:17-19).
Dan janganlah kita mencobai Tuhan, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari
mereka, sehingga mereka mati dipagut ular. Dan janganlah bersungut-sungut, seperti yang
dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat
maut. Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi
peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba (I Korintus
10:9-11).
Saya tahu bahwa ada beberapa orang berdosa di sini pada malam ini yang sedang bersungutsungut melawan Allah. Beberapa dari Anda berpikir bahwa Allah tidak cukup melakukan
sesuatu untuk Anda, atau bahwa Ia membuat keselamatan terlalu berat untuk diperoleh. Di
dalam hati Anda, Anda bersungut-sungut. Mengapa saya harus percaya Yesus, kepada siapa
yang tidak dapat saya lihat? kata Anda. Mengapa saya harus datang kepada Yesus tanpa
perasaan apa-apa, tanpa bukti apa-apa? Dan beberapa dari Anda berkata, Mengapa saya
harus berpaling dari dosa-dosa yang tersembunyi untuk percaya kepada Kristus? Namun
sungut-sungut tersebut jahat dan penuh dosa. Sungut-sungut itu datang dari hati yang jahat
dari ketidakpercayaan. Rasul Paulus berkata, Dan janganlah kita mencobai Tuhan, seperti
yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka mati dipagut ular (I
Korintus 10:9).
Saya memperingatkan Anda malam ini, jika Anda menolak untuk datang kepada Yesus
Kristus Anda akan mati di dalam dosa-dosa Anda. Jika Anda terus bersungut-sungut dan
menolak Juruselamat, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu. Tetapi yang
ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan
menghanguskan semua orang durhaka (Ibrani 10:26-27). Penghakiman akan turun atas
Anda. Jika Anda dengan sengaja dan sadar terus menolak Yesus Kristus, Ia tiba-tiba akan
datang, mengadakan pembalasan terhadap mereka yang tidak mau mengenal Allah dan tidak
mentaati Injil Yesus, Tuhan kita (II Tesalonika 1:8). Anda akan menjalani hukuman
kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari kemuliaan kekuatan-Nya
(II Tesalonika 1:9).
Bukankah persis seperti itukah yang terjadi pada orang-orang Israel ini yang memberontak
dan menolak untuk percaya di padang gurun? Bukankah mereka digigit oleh ular-ular api?
Bukankah mereka mati dan pergi ke Neraka? Bukankah mereka memberi contoh tentang apa
yang akan terjadi pada Anda jika Anda dengan sengaja terus memberontak, menolak untuk
datang kepada Kristus?

Tetapi sungguhpun demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari mereka,
karena mereka ditewaskan di padang gurun. Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi
kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti
yang telah mereka perbuat (I Korintus 10:5-6).
Penyebab dari penghukuman mereka adalah dosa ketidakpercayaan dan pemberontakan
mereka terhadap Allah.
II. Kedua, puncak dari penghukuman.
Pada suatu hari tertentu, dan pada jam tertentu, Allah mengirim ular-ular api untuk memagut
mereka dan membunuh mereka. Matthew Henry berkata, Padang gurun yang mereka lewati
dipenuhi oleh ular api, sebagai nampak dalam Ulangan 8:15, namun [sebelum ini] Allah telah
memelihara mereka dengan luar biasa agar tidak ada yang melukai mereka, sampai akhirnya
mereka bersungut-sungut [Ular-ular] ini, yang [sebelumnya] menjauhi perkemahan
mereka, kemudian menyerbunya. Jelas ini membuat mereka merasakan penghukuman Allah
karena tidak tahu berterimakasih atas berkat-berkat-Nya. Ular-ular ini [menyengat] tubuh
mereka, membuat mereka langsung mengalami demam tinggi, merasakan kehausan yang tak
pernah terpuaskan oleh air. Mereka dengan tidak tahu berterimakasih sebelumnya bersungutsunggut katanya [tidak ada] air (ay. 5), sehingga Tuhan menghukum mereka dengan
mendatangkan kehausan ini, yang mana tidak ada air yang dapat menghilangkan rasa haus
mereka, ketika mereka dipagut oleh ular-ular api ini! (Henry, ibid., hlm. 519-520).
Ular-ular ini sebelumnya menjauh dari perkemahan mereka oleh karena tangan Allah. Namun
sekarang, karena dosa dan ketidakpercayaan mereka, ular-ular itu menyerbu ke tengah-tengah
mereka, mengerumuni mereka, dan mendatangkan kesakitan, kematian dan siksaan kekal
kepada mereka. Ular-ular ini dengan tiba-tiba mengerumuni mereka! Dan kita diperingatkan
di dalam Perjanjian Baru bahwa tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan mereka pasti
tidak akan luput (I Tesalonika 5:3). Bukankah demikianlah kasus tentang orang kaya yang
bodoh yang dibicarakan oleh Kristus? Ia berkata kepada dirinya sendiri, Beristirahatlah,
makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah (Lukas 12:19). Tetapi firman Allah
kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari
padamu (Lukas 19:20). Ia sedang memiliki waktu yang luar biasa, namun tiba-tiba jiwanya
diambil dari tubuhnya. Malam itu, pada saat itu juga, jiwanya diambil dari tubuhnya dan
dilemparkan ke dalam lautan api yang kekal! Bukankah nasib yang sama menimpa seseorang
dalam Lukas 16? Ia tiba-tiba mati, sementara ia menderita sengsara di alam maut ia
memandang ke atas (Lukas 16:23).
Datangnya penghakiman mungkin diperlambat, namun ketika itu datang, itu datang secara
tiba-tiba! Seperti ular-ular yang datangnya secara tiba-tiba, setelah bangsa itu terus
memberontak kepada Allah, sehingga penghukuman Anda akan datang secara tiba-tiba, dan
Anda tidak dapat menghindarinya!
Perhatikan bahwa ular-ular api ini merupakan suatu tipe, gambaran dari Setan dan iblisiblisnya. Allah mungkin melindungi Anda selama bertahun-tahun dari serangan yang
mematikan dari si ular tua, yang disebut Iblis, dan Setan (Wahyu 12:9). Namun tiba-tiba,
pada suatu hari tertentu (sebab itu Ia menetapkan pula suatu hari Ibrani 4:7), pada suatu
hari tertentu Allah akan melepaskan Ular, si Iblis itu atas Anda dengan penuh kegeraman
jika Anda terus memberontak kepada Tuhan Yesus Kristus. Itu adalah apa yang terjadi ketika

Setan dan iblis-iblisnya menyerang orang-orang berdosa yang tidak mau bertobat dan datang
kepada Kristus!
Apabila roh jahat keluar dari manusia, iapun mengembara ke tempat-tempat yang tandus
mencari perhentian. Tetapi ia tidak mendapatnya. Lalu ia berkata: Aku akan kembali ke
rumah yang telah kutinggalkan itu. Maka pergilah ia dan mendapati rumah itu kosong, bersih
tersapu dan rapih teratur. Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat dari
padanya dan mereka masuk dan berdiam di situ. Maka akhirnya keadaan orang itu lebih
buruk dari pada keadaannya semula (Matius 12:43-45).
Oh, tak terbilang saya telah melihat kejadian-kejadian seperti itu! Seseorang akan ada di
gereja, dan ingin membersihkan hidupnya, namun masih menolak Kristus dan rahmat-Nya.
Pada suatu hari tertentu, dan jam tertentu, roh-roh jahat akan datang dan menyengatnya
hingga mati, maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk dari pada keadaannya semula
(Matius 12:45). Saya dapat memberikan kisah kepada Anda tentang apa yang terjadi pada
orang-orang yang telah memberontak dan menolak untuk datang kepada Tuhan Yesus
Kristus!
Ini adalah kisah nyata. Ia berkata, Saya baik-baik saja. Namun saya melihat peti matinya
dan melihat bahwa separuh kepalanya telah hancur oleh sebuah senapan berburu. Ia berkata,
Saya baik-baik saja. Namun ia tenggelam dalam air. Air itu jauh lebih dangkal dari yang ia
perkirakan. Sehingga kepalanya membentur dasar dengan kekuatan penuh. Lehernya patah,
dan ia lumpuh hingga akhirnya suatu hari ia mati. Ia berkata, Saya baik-baik saja. Namun
ketika ia berjalan di bawah pohon dan diserang oleh seorang perampok. Mereka mendengar
ia berteriak. Sebelum mereka menemukan ia di sana mati bersimbah darah! Ia berkata, Saya
baik-baik saja. Namun ia tiba-tiba dipukul jatuh dan mati dalam muntahannya. Seorang
wanita berkata, Saya baik-baik saja. Namun mobilnya keluar jalur dan masuk selokan. Ia
masih hidup ketika laki-laki itu menghampirinya, namun isi perutnya telah terurai di
tangannya, ketika ia megap-megap, berjuang untuk sesaat, sebelum jiwanya terbaring di
dalam api yang kekal. Ketika saya melihat laki-laki itu beberapa menit kemudian wajahnya
menjadi pucat dan tangannya berguncang. Ia berkata berulangkali, Saya tidak dapat
menyelamatkannya. Saya tidak dapat menyelamatkannya. Saya tidak dapat
menyelamatkannya. Semua ini adalah kisah nyata. Allah tahu saya tidak melebihmelebihkan cerita itu! Nehemia berkata,
Ya, TUHAN, Allah semesta langit, Allah yang maha besar dan dahsyat! (Nehemia 1:5).
Daniel berkata,
Ah Tuhan, Allah yang maha besar dan dahsyat! (Daniel 9:4).
Lalu TUHAN menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka,
sehingga banyak dari orang Israel yang mati (Bilangan 21:6).
Seperti halnya ular-ular api itu tiba-tiba menyengat orang-orang berdosa itu, demikian juga
penghukuman akan datang secara tiba-tiba kepada Anda kecuali Anda bertobat dan
memandang Kristus sebelum waktunya sangat terlambat untuk selama-lamanya!
Kita telah melihat penyebab penghukuman mereka, dan puncak dari penghukuman mereka,
namun sekarang kita sampai pada poin yang terakhir.

III. Ketiga, penyelamat dari penghukuman.


Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa dan berkata: "Kami telah berdosa, sebab
kami berkata-kata melawan TUHAN dan engkau; berdoalah kepada TUHAN, supaya
dijauhkan-Nya ular-ular ini dari pada kami." Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu. Maka
berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang;
maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup." Lalu Musa membuat
ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang; maka jika seseorang dipagut ular, dan ia
memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup (Bilangan 21:7-9).
Allah menyediakan cara agar orang-orang berdosa ini diselamatkan. Maka jika seseorang
dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup (Bilangan 21:9).
Kita tidak akan memperhatikan peristiwa ini secara istimewa jika Yesus tidak
menggunakannya sebagai ilustrasi ketika Ia berbicara kepada Nikodemus, sebagaimana
dicatat dalam Yohanes pasal tiga. Nikodemus adalah seorang pengajar utama Israel, namun ia
belum lahir baru. Yesus mengatakan kepadanya kisah Musa dan ular tembaga ini. Sebagai
seorang sarjana Alkitab, Nikodemus tahu kisah yang dicatat dalam Bilangan 21 itu dengan
sangat baik. Yesus berkata kepadanya,
Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia
harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal
(Yohanes 3:14-15).
Agar Anda diselamatkan dari penghukuman, tidak ada syarat lain selain memandang Yesus
dengan iman, meninggikan Salib itu, seperti ular tembaga yang ditinggikan. Jika seseorang
dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup (Bilangan 21:9).
Yesus berkata,
Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia
harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal
(Yohanes 3:14-15).
Saya pernah berbicara dengan seorang wanita muda setelah ibadah pagi. Ia berkata, Saya
pikir saya diselamatkan karena saya telah percaya Yesus tidak akan membuang saya. Ia
mengacu pada Yohanes 6:37, barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Saya
berkata kepadanya, Itu tidak akan terjadi. Anda percaya ayat Alkitab, Yohanes 6:37. Percaya
ayat Alkitab tidak akan menyelamatkan Anda. Anda harus percaya kepada Yesus Kristus itu
sendiri! Yesus berkata,
Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu
mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian
tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu
(Yohanes 5:39-40).
Ya, Alkitab berkata bahwa Yesus tidak akan membuang Anda jika Anda datang kepada Dia.
Namun percaya ayat Alkitab tidak akan menyelamatkan Anda. Anda harus percaya kepada
Yesus Kristus sendiri! Anda harus percaya kepada Yesus. Anda harus datang kepada Dia.
Anda harus memandang Dia, bukan ayat Alkitab!

Berpalinglah dari diri Anda sendiri! Berpalinglah dari pikiran dan perasaan serta keraguan
diri Anda sendiri! Berpalinglah kepada Yesus dan Anda akan diselamatkan! Ia berkata,
Berpalinglah kepada-Ku dan biarkanlah dirimu diselamatkan (Yesaya 45:22). Hentikan
pemberontakan dan ketidakpercayaan Anda dan pandanglah Yesus di kayu Salib, mati
menggantikan Anda, membayar lunas hukuman atas dosa-dosa Anda. Pandanglah Dia di
Sorga, di sebelah kanan Allah, yang sedang bersyafaat untuk Anda! Berpalinglah kepada
Yesus dan percayalah kepada Dia. Seperti halnya Israel memandang ular tembaga dan
diselamatkan, demikian juga saya meminta Anda untuk memandang Yesus dan diselamatkan
malam ini! Mr. Griffith telah menyanyikan himne sebelum khotbah ini, Pandanglah dan
Hidup. Saya menemukan bahwa para decisionis abad keduapuluh telah mengubah
panggilan untuk memandang dan hidup, Oh orang berdosa, hidup untuk memandang dan
hidup, saudaraku, hidup. Namun jika Anda tidak memandang Yesus, Anda tidak akan hidup
saudaraku! Anda adalah orang berdosa yang terhilang yang akan pergi ke Neraka. Oleh sebab
itu kita menyanyikan lagu ini dalam kata-kata orisinilnya, Pandanglah dan hidup, Oh orang
berdosa, hidup. Perhatikanlah ini kembali. Percayalah kepada Dia yang ditinggikan di kayu
Salib untuk membayar dosa-dosa kita. Berpalinglah kepada Dia dan diselamatkan dari
sengatan ular itu dan dari kuasa dosa. Pandanglah Yesus dan hidup!

Bilangan 21:4-9
Pendahuluan
Kitab Bilangan merupakan kitab keempat dari Pentateukh (baca; Pentatoikh) dalam
Perjanjian Lama. Kitab ini merupakan lanjutan dari kisah Keluaran umat Israel dari tanah
perbudakan Mesir.Kitab ini menyoroti ujian di padang gurun dan pemberontakan umat
perjanjian selama periode perkembangan bangsa Ibrani (Israel) dengan Yahweh (Allah).
Kitab Bilangan mencatat berbagai peristiwa penting yang berhubungan dengan masa
Pengembaraan di padang gurun sebelum kematian Musa dan pendudukan Kanaan oleh
orang Israel. Ada dua tujuan yang sangat menonjol dalam kitab Bilangan, yakni: Secara
teologis tujuan kitab ini ialah melestarikan kisah tahap-tahap permulaan dari pelaksanaan
praktis perjanjian Allah yang telah ditetapkan dengan umat Israel. Kitab ini menekankan
kekudusan Allah, keadaan berdosa, perlunya ketaatan pada Yahweh, tragedi ketidaktaatan
terhadap perintah-perintah Yahweh dan kesetiaan sempurna dari Allah pada perjanjian-Nya.
Dan secara praktis tujuan kitab Bilangan adalah menatat dan meng-organisasi mantan budakbudak Ibrani menjadi suatu komunitas bersatu yang merupakan milik Allah yang
dipersiapkan untuk menggenapi kewajiban-kewajiban perjanjian mereka.
Tafsiran Nats
Dalam Bilangan 21:4-9 memaparkan sungut-sungut bangsa Israel terhadap Allah oleh karena
berbagai peristiwa yang dialami mereka selama dalam perjalanan menuju tanah perjanjian
yaitu Kanaan. Sungut-sungut bangsa Israel terhadap Allah merupakan suatu bentuk
ketidaksetiaan dan ketidakpercayaan mereka terhadap janji dan tuntunan Allah.
Ayat 4:
Di dalam ayat sebelumnya (ay.1-3) diceritakan bahwa bangsa Israel berperang melawan
bangsa Kanaan yang tinggal di tanah Negeb yang raja mereka bernama Arad. Israel
mengalami kekalahan dan beberapa oarang Israel ditawan oleh bangsa Kanaan. Bangsa Israel
meminta pertolongan Allah dan bernazar bahwa mereka akan menumpas kota-kota musuh
mereka sampai binasa jika Allah mau menyerahkan bangsa itu kepada bangsa Israel. Allah
mendengarkan permohonan bangsa Israel dan menyerahkan orang Kanaan kepada mereka.
Setelah memenangkan peperangan, bangsa Israel melanjutkan perjalanan mereka dari gunung
Hor1[1] menuju laut teberau untuk mengelilingi tanah Edom. Namun sepanjang perjalanan,
wajah umat Israel bersungut-sungut dikarenakan perjalanan yang dilalui semakin panjang dan
semakin berkeliling.
Ayat 5-6:
Tidak hanya wajah yang bersungut-sungut yang diperlihatkan mereka, namun mereka juga
melontarkan perkataan-perkataan melawan Allah dan Musa. Mereka meragukan
kepemimpinan yang diberikan Allah kepada Musa untuk membawa bangsa itu menuju tanah
perjanjian. Keraguan mereka terhadap tanggungjawab Musa sebagai pemimpin adalah salah
satu sungut-sungut dari mereka sendiri. Keinginan mereka akan makanan dan roti juga
menjadi bentuk sungut-sungut mereka dan adanya rasa muak terhadap makanan yang
diberikan Allah yaitu manna. Sungut-sungut mereka terhadap makanan dikarenakan umat
1

Israel masih memiliki sikap diperbudak akan makanan ketika masih di Mesir. Mereka tidak
lagi percaya bahwa Allah tetap menyertai umat Israel dan memenuhi segala kebutuhan
mereka seperti halnya memberikan makanan manna (bnd. Maz.78:24-25). Mereka juga tidak
memperhatikan dan memahami semua hal yang telah dilakukan Allah kepada mereka, namun
selalu hidup dalam sikap mental budak yang telah tertanam selama diperbudak di Mesir serta
tidak adanya suatu perubahan dalam diri mereka. Allah sangat tidak menyukai dan
mendengar sungut-sungut umat tersebut, sehingga Allah menyuruh ular tedung datang ke
tengah-tengah bangsa tersebut dan memagut mereka. Banyak dari orang Israel mati akibat
gigitan ular tedung tersebut. Hal tersebut menyebabkan bangsa Israel sangat ketakutan
sehingga mereka mencari jalan untuk keluar dari hal tersebut.
Ayat7:
Bangsa Israel yang masih hidup mendatangi Musa dan mengakui dosa-dosa mereka sendiri.
Bangsa itu pun meminta Musa untuk berdoa kepada Allah supaya dijauhkan ular-ular yang
berada ditengah-tengah bangsa itu. Musa memenuhi permintaan bangsa itu dan ia berdoa
kepada Allah untuk menjauhkan ular tedung dari bangsa Israel.
Ayat 8-9:
Allah mendengarkan doa Musa dan kemudian menyuruhnya untuk membuat tiruan ular
tedung dari tembaga serta menaruhnya pada sebuah tiang. Melalui ular tembaga yang
diletakkan pada sebuah tiang, maka seseorang yang dipagut ular akan tetap hidup jika
memandang pada ular tembaga tersebut.
Aplikasi
1. Seperti bangsa Israel yang bersungut-sungut ketika mengalami kesusahan dalam
perjalanan menuju tanah Kanaan, manusia sekarang ini juga bersungut-sungut ketika
hadir suatu permasalahan dalam perjalanan hidupnya. Namun sungut-sungut yang
ditunjukkan secara tidak disadari menunjukkan suatu perlawanan kepada Allah serta
suatu sikap penunjukan akan ketidakpercayaan kepada Allah. Sikap sungut-sungut
juga menunjukkan adanya pemaksaan akan kehendak pribadi kepada Allah sendiri.
Pengandalan akan kekuatan serta pikiran manusia itu sendiri dalam menyelesaikan
permasalahan dalam hidupnya merupakan salah satu aspek manusia untuk
menunjukkan sungut-sungut kepada Allah.
2. Allah tidak menginginkan manusia memiliki sikap sungut-sungut ketika mengalami
suatu permasalahan. Seperti halnya Israel yang mendapatkan hukuman atas sungutsungut mereka kepada Allah, demikian juga kita tanpa disadari akan mendapatkan
hukuman atas sungut-sungut kita sendiri. Kita akan semakin tidak mampu untuk
menghadapi masalah yang dihadapi dan membuat permasalahan yang dihadapi
semakin kompleks saja.
3. Namun pada akhirnya Allah tidak selamanya menghukum bangsa Israel, dibalik
penghukuman yang diperlihatkan ada maksud Allah yang hendak diajarkan kepada
Israel yaitu agar berbalik dari jalan yang menyimpang untuk kembali kepadaNya.
Dalam hal ini Allah telah menunjukkan kesetiaanNya kepada bangsa Israel dengan
cara menyuruh Musa membuat ular tembaga agar umat Israel yang dipagut ular dapat
tetap hidup juka memandangnya. Demikian juga saat ini, Allah tetap setia dan kasih
kepada seluruh kehidupan umat manusia serta menginginkan manusia untuk tetap
berpengharapan kepadaNya saat mengalami permasalahan. Dengan adanya
pengharapan yang teguh kepada Allah maka seseorang akan mampu menjalani serta
menyelesaikan segala permasalahan yang menerpa sisi kehidupannya.

Berpengharapan yang teguh merupakan suatu bentuk kesetiaan dan kepercayaan yang
mutlak kepada Allah.
4. Kesetiaan Allah kepada manusia telah nyata dalam sejarah kehidupan manusia
melalui kematian anakNya yang tunggal yaitu Yesus Kristus. Melalui Yesus Kristus
manusia diperdamaikan dengan Allah. Melalui Yesus Kristus Allah sendiri telah
membuat jalan bagi manusia untuk dapat menghampiri Dia (Ibrani 7:10). Untuk itu
didalam kehidupan sehari-hari dari setiap orang percaya pada masa kini diharapkan
kesetiaan dan sikap hidup yang konsekwen untuk memuliakn namaNya. Kematian
Yesus Kristus telah membebaskan manusia dari kuasa maut dan dosa sehingga
selayaknya sebagi umat yang telah diebus hendaknya meninggikan Dia dalam setiap
aspek kehidupan.

MATA YANG TERTUJU PADA KRISTUS


Ringkasan Khotbah Pdt. DR M.D. Wakkary, Minggu 2 Nopember 2003
BILANGAN 21:4-9
Dalam perjalanan bangsa Israel menuju tanah Kanaan, banyak sifat dan tindakan bangsa
Israel yang menyakiti hati Allah. Sehingga Tuhan membuat perjalanan bangsa itu berputarputar. Dalam perikop di atas kita membaca bahwa dekat tanah Edom bangsa itu bersungutsungut melawan Allah dan Musa hamba-Nya. Hati-hati jangan suka mengata-ngatai hamba
Tuhan. Perhatikan, Tuhan memunculkan ular-ular tedung (berbisa) untuk memagut orang
Israel. Ribuan orang meninggal hanya karena dosa sungut-sungut. I Korintus 10:9-10.
Akhirnya bangsa itu memohon kepada Musa untuk mensyafati mereka di hadapan Allah,
supaya mereka selamat dari ular-ular itu. Lalu Allah menyuruh Musa untuk membuat ularularan dari tembaga dan menaruhnya di atas tiang, dan setiap orang yang dapat
melihat/memandang ular tembaga buatan Musa itu, orang itu akan hidup. Ular merupakan
lambang daripada dosa dan tembaga berbicara tentang penghukuman.
Peristiwa yang terjadi dalam perikop di atas adalah bayangan Yesus yang harus ditinggikan
supaya setiap orang yang percaya kepadaNya beroleh hidup yang kekal. Yohanes 3:14-16.
Melalui salib, manusia dibenarkan Allah. Yesus telah menggantikan kita dan segala dosa dan
kutuk yang seharusnya kita terima, telah ditanggungkan/dipikul Yesus di salib.
Yesus disamakan dengan ular tembaga, kenapa? II Korintus 5:21, Yesus yang tidak berdosa,
dibuatNya menjadi dosa, supaya setiap manusia yang percaya kepadaNya dibenarkan.
Galatia 3:13-14, Yesus yang Mahakudus menjadi kutuk agar kita dapat menerima berkatberkat Abraham.
Jika kita ingin memperoleh hidup yang kekal dan memiliki berkat-berkat Abraham, maka kita
harus tetap mengarahkan pandangan kita kepada Kristus dan mengutamakanNya dalam
segala hal. Mata yang tertuju pada Kristus memimpin kita dalam iman yang membawa iman
itu kepada kesempurnaan gereja. Ibrani 12:2.
Tuhan memberkati.

Anda mungkin juga menyukai