Anda di halaman 1dari 28

IBADAH MALAM NATAL

GKPI Se-RESORT PARTAHI


NAULI

Thema:
“Terang telah Bersinar dalam Kegelapan”

Tarutung, 24 Desember 2020


IBADAH MALAM NATAL
GKPI Se-RESORT PARTAHI
NAULI

Thema:
“Terang telah Bersinar dalam Kegelapan”

Tarutung, 24 Desember 2020


Refleksi Pertama:
Keindahan Yang Ternoda

1.
Sejak pada mulanya, Engkau telah menyatakan kuasaMu.
Engkau menciptakan segala sesuatu dengan sungguh amat baik.
Langit menceritakan kemuliaanMu, dan cakrawala
memberitakan pekerjaan tanganMu.
Refleksi Pertama:
Keindahan Yang Ternoda

2.
Lewat firmanMu semuanya tercipta. Lewat sabdaMulah
semuanya menjadi ada. Dari kacau berubah menjadi indah, dari
gelap menjadi terang, dari kesunyian menjadi riuh rendah.
Semuanya tercipta sebagai karya kuasa dan kemuliaanMu.
Refleksi Pertama:
Keindahan Yang Ternoda

3.
Dan manusialah yang menjadi maha karyaMu, yang Engkau
bentuk dengan tanganMu sendiri. Debu yang menjadi daging,
nafas hidup yang menjadi nyawa, dan tulang rusuk yang menjadi
sosok penolong. Betapa kami bangga menjadi tujuan cinta
kasihMu.
Refleksi Pertama:
Keindahan Yang Ternoda

4.
Engkau melengkapi manusia dengan segala sesuatu,
menyediakan semua yang dibutuhkan. Namun semua itu
ternyata belum cukup. Manusia mengikuti godaan si jahat itu,
ingin menjadi sama sepertiMu. Kamilah yang menodai
keindahanMu lewat dosa dan pelanggaran itu.
Refleksi Pertama:
Keindahan Yang Ternoda

5.
Keindahan yang ternoda, hubungan yang terputus. Kamilah yang
menyebabkan itu terjadi. Demikianlah manusia disingkirkan dari
Eden yang indah dan agung, keluar menuju dunia dan kehidupan
yang suram.
Refleksi Pertama:
Keindahan Yang Ternoda

6.
TUHAN, betapa besarnya kemuliaan dan kuasaMu. Betapa
indahnya karya ciptaanMu. Namun kami membuang semuanya
itu, menodainya lewat dosa dan pelanggaran kami. Kini kami
menutup mata dalam kehinaan kami, diantara debu dan abu.
Refleksi Kedua:
Dosa, Suramnya Kehidupan

1.
Dari satu pelanggaran, dosa menjalar ke seluruh dunia.
Sepanjang zaman dan sejarah manusia, dosa telah hadir dalam
berbagai bentuk dan cara.
Refleksi Kedua:
Dosa, Suramnya Kehidupan

2.
Dosa telah menjadi bagian dalam diri manusia, serta berdampak
pada segalanya. Bukan hanya terhadap putusnya hubungan kita
dengan kehidupan dan kekudusan Allah, melainkan juga
berdampak kepada sesama manusia itu sendiri.
Refleksi Kedua:
Dosa, Suramnya Kehidupan

3.
Manusia menjadi makhluk yang egois, mementingkan dirinya
sendiri serta menjadi musuh bagi sesamanya. Di sanalah
terdapat fitnah, amarah, dusta, penghianatan, iri, benci, dengki,
permusuhan, pemanfaatan, bahkan pembunuhan.
Refleksi Kedua:
Dosa, Suramnya Kehidupan

4.
Dan bukan itu saja, karena dosalah alam ini menjadi rusak. Satu
persatu keindahan alam yang diciptakan Tuhan dilucuti, demi
kepentingan manusia.
Refleksi Kedua:
Dosa, Suramnya Kehidupan

5.
Udara segar berganti polusi, kicauan burung-burung pun sirna.
Laut pun menjadi tempat sampah dan limbah. Lalu apakah yang
dapat kami wariskan kepada anak cucu kami? Bukan mata air,
melainkan airmata belaka.
Refleksi Kedua:
Dosa, Suramnya Kehidupan

6.
TUHAN, ampunilah kami yang telah menodai keindahanMu.
Ampuni kami karena gagal menjadi tumpuan cinta kasihMu.
Janganlah biarkan kami terjatuh dalam kelamnya dosa, dan
tenggelam menuju dasar maut itu.
Refleksi Ketiga:
Anugerah Yang Besar

1.
Sungguh, manusia telah berada begitu jauh didalam dosa.
Manusia telah begitu jauh dan kehilangan kemuliaan Allah. Tidak
ada yang benar, seorangpun tidak. Hanya Maut lah yang menjadi
upah manusia atas segala dosanya.
Refleksi Ketiga:
Anugerah Yang Besar

2.
Manusia membutuhkan keselamatan, namun tidak ada
keselamatan selain dalam diri Allah, sebab Dialah yang
menciptakan kita. Tetapi Tidak ada satupun cara agar manusia
dapat mendekati Allah, sebab tuntutan Allah adalah sempurna,
yang berarti tidak bercacat. Manusia telah gagal memenuhi
kehendak Allah.
Refleksi Ketiga:
Anugerah Yang Besar

3.
Benar, tidak ada seorangpun yang dapat memenuhi tuntutan
Allah itu, sebaik apapun dia. Sebab pada kenyataannya,
dihadapan Allah, tidak ada seorangpun yang berbuat baik.
Karena itu, tidak ada satupun yang dapat dilakukan manusia
untuk dapat diselamatkan. Mautlah yang akan menanti manusia,
menjadi upahnya.
Refleksi Ketiga:
Anugerah Yang Besar

4.
Namun syukur bagi Allah. Oleh kasihNya yang besar, Alah
menganugerahkan kita keselamatan itu, lewat AnakNya yang
Tunggal, Yesus Kristus. Ia lahir ke dunia dan menjadi sama
dengan kita.
Refleksi Ketiga:
Anugerah Yang Besar

5.
Ia datang ke dunia agar menjadi sama dengan ktia, dan sebagai
manusia Ia setia sampai mati, bahkan mati di kayu salib. Dalam
kematianNya, dosa kita telah ditebus. Namun dalam
kebangkitanNya kita beroleh pengharapan akan kehidupan
kekal.
Refleksi Ketiga:
Anugerah Yang Besar

6.
Demikianlah, karya terbesar Allah terjadi atas dunia. Hubungan
indah yang telah dirusak oleh dosa, kembali dipulihkanNya.
Maut tidak lagi berkuasa atas kita, dan dosa tidak dapat lagi
mencengkeram kita. Hanya satu yang Dia minta dari kita, yaitu
percaya kepadaNya. Ya, mempercayakan diri kedalam
tanganNya.
Refleksi Keempat:
Terang Telah Bersinar dalam
Kegelapan

1.

Kegelapan dunia didalam dosa dan tanpa pengharapan,


tergambar dalam peristiwa pada malam itu. Malam yang sunyi
dan dingin, dimana orang-orang terlelap.
Refleksi Keempat:
Terang Telah Bersinar dalam
Kegelapan

2.

Ditengah malam sunyi itulah tangisan Sang Bayi Kudus memecah


keheningan. Kandang domba di Betlehem Efrata menjadi saksi
peristiwa itu. Dari seorang anak dara Maria, lahir Yesus Kristus,
Allah yang menjadi manusia.
Refleksi Keempat:
Terang Telah Bersinar dalam
Kegelapan

3.

Ia lahir bukan di tempat yang mulia atau istana megah,


melainkan di kandang domba yang hina. Bukan tempat tidur
mewah yang menjadi tempat pembaringanNya, melainkan
palungan.
Refleksi Keempat:
Terang Telah Bersinar dalam
Kegelapan

4.

Namun dari tempat itulah kabar baik itu datang: “Hari ini telah
lahir bagimu, seorang Juruselamat di kota Daud”. Kabar ini
diberitakan para malaikat sorga kepada para gembala domba di
padang.
Refleksi Keempat:
Terang Telah Bersinar dalam
Kegelapan

5.

Dan bukan hanya itu, jauh dari Timur orang-orang Majus telah
mendengar kabar sukacita itu. Seorang Raja telah lahir bagi seisi
dunia. Dan mereka datang untuk menyembah Dia. Emas,
kemenyan, dan mur, itulah persembahan mereka kepada sang
Raja.
Refleksi Keempat:
Terang Telah Bersinar dalam
Kegelapan

6.

Dan malam ini, ketika kita memperingati kelahiranNya, marilah


kita mengingat bahwa Ia telah menebus kita. Marilah kita
mengingat bahwa Ia hadir di sini, di bait kudusNya. Marilah kita
mengingat bahwa Ia hadir di hati kita, setiap orang percaya
kepadaNya. Supaya kita tidak binasa, melainkan beroleh hidup
yang kekal. Amin.

Anda mungkin juga menyukai