Anda di halaman 1dari 16

Liturgi I (Penciptaan)

Langit menceritakan kemuliaan Tuhan, angkasa raya memberitahukan keagungan ciptaanNya.


Malam bersahut-sahutan dengan siang, tidak ada yang tersembunyi di hadapan Tuhan, untuk itu
marilah kita mendengarkan tuturan penciptaan yang telah Allah lakukan.

1. Matahari telah terbit, tanda sebuah kehidupan yang akan dimulai. Setiap hari akan
membuahkan hikmat. Sampai malam tiba, matahari akan berganti dengan bulan, maka
hari akan berlalu, hikmat akan tinggal.
2. Langit dan cakrawala saling berhias diri, semua menyatakan keindahan kepada bumi.
Langit dalam kemegahannya mencoba membantu mempertahankan ke-eksisan bumi
dengan menaungi dari panas matahari.
3. Udara adalah satu hal yang sangat berharga kepada manusia. Lihatlah rantai kehidupan
yang diciptakan Allah, polusi, dinetralkan oleh tumbuh-tumbuhan dan kembali
menghasilkan O2 yang dibutuhkan oleh manusia, manusia merawat tumbuh-tumbuhan
sehingga pohon-pohon menjadi eksis dalam ruang lingkup alam.
4. Hewan juga tidak ketinggalan. Hewan menghiasi alam raya dengan karyanya. Ia ada
bukan sebagai pelengkap, namun ia ada sebagai salah satu kebutuhan bumi. Rantai
kehidupan itu menjadi lengkap dan menyambung kembali menciptakan sebuah lingkaran
yang tidak dapat dipisahkan.
5. Sungguh indah, damai dan tentram menyelimuti bumi, sehingga kedinginan kasih tidak
pernah tercipta. Semua menjadi hidup di dalam kehangatan Allah.
6. Darat tempat berpijak, agar manusia, pohon dan hewan memiliki tempat untuk
meletakkan kepalanya. Tidak ada yang kurang, semua menjadi baik. Tanah menjadi saksi
setiap peristiwa yang terjadi di bumi.
7. Laut yang biru rumah sang ikan bertakhta menjadi hidup yang dipagari oleh darat dan
tanah. Ikan akan menari ditengah gemerinciknya air bening. Ribuan pulau-pulau
menjembatani antara darat dengan darat. Sungguh Allah yang menciptakan semuanya.

Liturgi II (Kejatuhan kedalam dosa)


Hidup yang baik tidak mampu memuaskan hati manusia. Merasa kurang, itulah isi keinginnan
manusia. Apakah yang terjadi ketika manusia hidup di dalam dosa? Mari kita dengarkan
penuturan liturgi ke-2 ini.

1. Setiap hari kita melihat kemajuan yang akan terjadi. Tekhnologi semakin canggih,
hampir semua keinginan terpenuhi. Namun apa dampak yang dihasilkan? Lihatlah setiap
manusia mementingkan dirinya sendiri. Tidak ada yang perduli lagi dengan sesamanya.
2. Kekuasaan yang melanda hati manusia telah menciptakan sifat egoisme. Manusia lain
yang tidak berkuasa kembali menjadi budak. Yang kuat semakin kuat, yang lemah
semakin lemah.
3. Kaya semakin kaya, miskin semakin miskin. Kebaikan di upayakan oleh pemerintahnya,
dianggap sebagai dongeng belaka. Perbuatan baik diukur dengan uang. Manusia hidup
ditengah-tengah perhambaan akan uang.
4. Adik tidak lagi menghargai abangnya. Orangtua tidak lagi dianggap sebagai sumber
hikmat Ilahi. Penghargaan semakin kurang. Mungkinkan kita mampu bertahan dalam
situasi yang demikian?
5. Kapan semua ini akan berakhir? Kerakusan manusia menciptakan bencana alam yang
tidak dapat lagi dibendung. Pagar alam menjadi rusak dan bercacat. Hutan tidak lagi
mampu bernyanyi. Laut tidak mampu lagi berkilauan. Udara tidak lagi bersih, air telah
tercemar. Semua menjadi rusak.
6. Hukum tidak dihargai, semua menganggap sebuah kebaikan. Menghalalkan segala cara
adalah salah satu jalan pintas. Budaya “semau gue” semakin hidup. Teguran dan sapaan
tidak lagi terngiang. Semua telah pudar.

Liturgi III (Janji Keselamatan)


Allah menginginkan kebaikan kembali ke dalam kehidupan manusia. Sungguh Allah tidak
menginginkan kematian orang fasik, namun Ia mengharapkan pertobatan dari kejahatannya
menuju kebaikannya.

1. Aku akan bertindak terhadap engkau: Aku akan memurnikan perakmu dengan garam
soda dan akan menyingkirkan segala timah dari padanya.
2. Penuturan Allah itu bukanlah satu hal yang sia-sia. Demi kebaikan manusia, marilah kita
kembali dari jalan kegelapan menuju terang Ilahi.
3. Tidak berguna membangkang dihadapan Tuhan, sungguh Allah telah menyediakan
tempat yang terbaik bagi manusia yang berkenan kepadaNya.
4. Saat ini, ketika kita mendengar suara Allah, marilah kita meluluhkan hati kita, sehingga
keselamatan yang dari pada Allah tidak berlalu dari kita.
5. Bukankah segala perkataan Allah telah hidup dan diam di dalam kita? Bukanlah firman
Allah telah terus berdengung ditelinga kita? Lalu, mengapa kita harus mengunci hati
kita?
6. Allah menyediakan keselamatan yang dari padaNya, camkan dan terimalah Allah di
dalam hidupmu.

Liturgi IV (Penggenapan Keselamatan)


Dua ribu tahun yang lalu firman Allah itu telah menjadi manusia. Ia hidup ditengah-tengah kita.
Ia berkomunikasi dengan kita. Saat ini ketika peristiwa itu kita kenang, apa yang akan kita
perbuat?

1. Dua ribu tahun yang lalu, Yesus hidup ditengah-tengah kita, Ia lahir melalui Maria
bundaNya. Ia memberitahukan bahwa kerajaan Allah sudah dekat.
2. Saat ini kita ingin bersama-sama dengan Yesus kembali. Ketika malaikat menyuarakan
bahwa Raja damai itu telah datang, kita merasa aman dan tentram, tidak ada yang kurang.
3. Saat ini, mari kita membuka hati kita.. biarkan Kristus bertakhta di relung hati kita yang
terdalam. Mari kita berikan hidup kita, sehingga semuanya menjadi sebuah
kesempurnaan kembali, sama seperti ketika Allah menjadikan dunia ini, baik dan
sempurna.
4. Mengapa engkau masih dalam kegelapan? Lihatlah surya abadi telah terbit. Ia hadir dan
menerangi alam raya. Kegelapan telah disingkirkan, asalkan engkau membuka hatimu,
sinar itu akan meresap.
5. Saudara-saudari, bersama-sama dengan para malaikat, mari kita mengundang Yesus
untuk lahir dan bertakhta di hati kita. Pujilah Tuhan sebab Ia baik, Pujilah Tuhan sebab Ia
maha agung, kasih setiaNya tidak berkesudahan dari sekarang sampai selamanya.

Liturgi V (Kemuliaan)
Keselamatan itu telah nyata. Firman telah menjadi daging, kemuliaan Tuhan melingkupi alam
raya. Hati yang beku telah dicairkan. Mulialah namaMu, kami puji Dikau, seperti malak yang
mengungkapkan kemuliaanMu.

1. Kemuliaan bagi Allah ditempat yang maha tinggi, damai dibumi diantara manusia yang
berkenan kepadaNya.
2. Pujilah Dia dengan sorak-sorai, pujilah Dia dengan gambus dan kecapi, pujilah Dia
dengan sangkakala, biarlah segala yang bernafas memuji dan memuliakan namaMu.
3. Tuhan maha adil, tiada yang sebanding dengan Engkau. Kerajaan-kerajaan akan tunduk
dan bertekuk lutut. Semua lidah akan mengaku bahwa Engkau adalah Allah, Raja dari
segala raja. Tuhan dan segala tuan.
4. Gloria bagi namaMu yang maha kudus. Engkau datang memperdamaikan manusia
dengan diriMu. Lihatlah, kesempurnaan kini telah lahir, bumi penuh dengan sukacita.
5. Alam raya berkumandang, dari lembah ke lembah, dari bukit ke bukit. Sudut-sudut kota
dan alam-alam desa seluruhnya bergemuruh menyuarakan keagungan sang Raja yang
telah lahir.
6. “Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatunya baru”, itulah FirmanMu yang saat ini telah
nyata. Kemuliaan bagi Engkau ditempat yang maha tinggi. Amin

ORASI NATAL
Pewarta I : Inilah berita yang kami dengar. Hanya kepada Dialah kami percaya. Kuasa
tangan-Nya nyata benar dalam kehidupan kita. Dialah tunas yang tumbuh di hadapan Tuhan.
Tunas yang muncul dari tanah kering, dari hati manusia yang paling gersang, dari kehidupan
manusia yang paling suram, hina dan penuh dosa.
Pewarta II : Ia datang dengan segala kerendahan. Tanpa warna yang gemerlapan. Dengan
rupa yang sederhana, membuat kami ingin memilikinya. Dialah Yesus, anak Daud, tunas yang
tumbuh di Betlehem dan di hati kita manusia.
Pendengar I : Berita itu bagi kita. Tetapi kini kita malah menjadi berita. Ketika natal
dirayakan oleh para koruptur, ketika natal di rendahkan oleh pelecehan seksual, kekerasan,
pembantaian hak asasi manusia, perampasan terhadap kebebesan tenaga kerja yang menjadi
budak, dan ketika keadilan digulingkan.
Pendengar II : Itu bukan natal. Natal bukan untuk mereka yang bermuka dua. Damai sejahtera
Allah bukan bagi mereka yang makan kenyang di atas meja dan membiarkan saudaranya
menggigit remah yang jatuh dari mejanya. Pantas saja Allah murka; bencana seolah tak berhenti
hingga kita meradang dan merintih. Anak-anak natal menangis menanggung aib orang tuanya.
Peziarah : Kita mesti ke Betlehem. Melihat Sang Bayi natal agar kita berhenti saling
membenci, agar kita kembali ke jalan yang benar karena sekali kita meminta Ia akan memberi,
sekali kita mengetuk pintu palungan terbuka. Kita mesti membawa berita Betlehem bukan untuk
kita saja tapi untuk semua orang agar disetiap lorong berucap pengharapan : Kami mau di dalam
Yesus dan Yesus

Liturgi I :

1. Persekutuan yang dihormati, bapak, ibu, orangtua kami dan semua anak-anak sekolah
yang kami hormati begitu juga para pelayan gereja. Hari ini kami anak-anak sekolah
minggu gereja ini mengadakan kegiatan Natal Anak Sekolah Minggu di gereja ini.
Terima kasih kami sampaikan atas kedatangann dan keikutsertaannya bapak, ibu,
orangtua kami dan semua pelayan gereja dan mengikuti kegiatan ini. Selamat hari Natal
bagi kita semuanya!

2. Dengan rendah hati dan hormat kami memohon untuk kesediaanya mendengarkan
kesaksian Firman TUHAN, yang akan kami saksikan bagi kita yang berkumpul disi.
Apabila terdapat kesilapan atau kesalah, semoga itu tidak mengurangi makna natal pada
malam ini untuk mengenang Kristus lahir, dan mempersiapkan diri kita menyambut
kedatangan Kristus kedua kali dalam kemuliaan Bapa.

3. Semoga kegiatan Natal hari ini sebagai kesaksian akan kebaikan Allah dalam Kristus
kepada semua anak-anak Gereja, khususnya anak-anak Sekolah Minggu Gereja ini, serta
menunjukkan cinta kasih Allah kepada anak-anak di semua bangsa di dunia ini.

4. Perayaan Natal hari ini juga merupakan suatu permohonan kepada TUHAN supaya
sukacita Natal ini dapat dirasakan juga oleh semua anak-anak yang saat ini merasakan
kesedihan yang mendalam karena korban perang, anak-anak yang kehilangan ayah dan
ibu, korban ketidakadilan, korban penjualan anak, penyiksaan anak.
5. Oleh karena itu, kepada kita seluruh anak-anak Sekolah Minggu hendaknyalah kita
memperhatikan dan menekuni semua nasehat dan khotbah yang disampaikan oleh Guru
Sekolah minggu. Hendaklah kita rajin untuk berdoa seperti yang telah diajarkan oleh
Guru Sekolah Minggu kita, agar kita memiliki ciri khas yang baik kepada teman-teman
kita yang belum atau tidak dapat ikut menjadi Anak Sekolah Minggu.

6. Hendaknyalah Anak Sekolah Minggu yang bersukacita saat ini menjadi teladan yang baik
di rumah, di sekolah atau dimana pun kami berada, sebagai bentuk kesaksian kami akan
kebaikan dan kemurahan TUHAN. Sehingga semua Anak Sekolah Minggu dapat
semakin bertambah memuji memuliakan TUHAN.

7. Oleh karena itu, marilah kita sama-sama menyaksikan acara demi acara yang telah
disusun dalam merayakan sukacita natal Anak Sekolah Minggu pada hari ini. Dengan
sukacita dan keberanian memberitakan dan menyaksikan kebaikan dan kemurahan
TUHAN dalam Yesus Kristus, dan memberitakan kabar sukacita tentang lahirnya Kristus
Juruselamat dunia.

8. Marilah berdoa. Ya Allah, Bapa kami yang kekal dalam nama Yesus Kristus. Syukur dan
hormat dan penuh kemuliaanMu kami sampaikan kepadaMu. Engkau telah memanggil
kami untuk berkumpul di tempat ini khususnya Anak Sekolah Minggu GerejaMu, yang
akan bersaksi, menyaksikan kebenaran Firman TUHAN yang telah menjadi daging, yaitu
Yesus Kristus.

9. Engkau jugalah yang kiranya memberikan sukacita seperti sukacita kami saat ini kepada
saudara/i kami, semua anak di suka bangsa di dunia ini. Mereka yang telah menjadi
korban perang, yang kehilangan ayah dan ibu mereka, korban ketidakadilan, korban
penjualan dan kekerasan anak. Lepaskanlah mereka dari semuanya itu melalui hambaMu
yang Engkau utus untuk membebaskan mereka, khususnya GerejaMu yang ada di semua
suku bangsa.

10. Sehingga, kami dan anak-anak di seluruh dunia ini dapat bersukacita menyaksikan
kebaikan dan kemurahanMu dan kemuliaanMu dalam usia kami yang masih sangat
muda. Sehingga, kami pun dapat beroleh Kerajaan Sorga seperti yang telah dijanjikan
oleh Yesus Kristus, Tuhankami. Amin.
Liturgi II
Kejadian 1: 1 – 3 Kejadian 1: 16 – 18
Kejadian 1: 4 – 6 Kejadian 1: 19 – 21
Kejadian 1: 7 – 9 Kejadian 1: 22 – 24
Kejadian 1: 10 – 12 Kejadian 1: 25 – 27
Kejadian 1: 13 – 15 Kejadian 1: 28 – 31

Liturgi III

1. (Matahari) : Sungguh Mahakuasa dan Mahamulianya, Allah. Ia menciptakan aku,


matahari, dengan sinar matahari. Allah yang Mahakuasa, hanya kepadaNyalah aku
tunduk, menyembah Dia yang mahakuasa, Dialah Matahari yang tidak akan pernah
padam, Matahari yang kekal dengan kehangatan sinar mataharinya, yaitu kasihNya yang
tidak berkesudahan. Terpujilah TUHAN, Allah semesta alam. Terpujilah Engkau
TUHAN.

2. (Bintang): Sungguh Mahakuasa dan Mahamulianya TUHAN. Allah yang menciptakan


aku, bintang. Ia memberikan aku cahaya untuk menerangi kegelapan malam hari dan
bertaburan di langit yang biru dan tinggi. Dialah Bintang yang sesungguhnya, yang kekal.
Melalui aku, TUHAN menyatakan keindahan ciptaan yang dikerjakan oleh tangan-Nya
dan menerangi setiap sisi gelap manusia dan ciptaan lainnya. Aku sujud dan tunduk
kepadaMu, ya TUHAN, Allah semesta alam. Terpujilah Engkau TUHAN

3. (Bumi): Sungguh Mahakuasa dan Mahamulianya TUHAN, Allah yang telah menjadikan
diriku, bumi dan langi. Dengan FirmanNya, Ia telah mencipta. Aku telah dicipta dengan
begitu indah dengan berbagai lapisan-lapisan yang memberikan kenyaman bagi makhluk
ciptaan yang ada di dalamku. Sungguh aku sangat tunduk dan sujud menyembah Engkau
Ya, TUHAN, Allah semsesta alam. Terpujilah Engkau ya TUHAN

4. (Air): Sungguh Mahakuasa dan Mahamulianya TUHAN, Allah pencipta langit dan bumi.
Pada awalnya bumi masih kosong dan belum berbentuk, dan Roh Allah melayang-layang
di atas permukaan air. Dengan Firman-Nya ia telah mengaturku sedemikian rupa. Dengan
Firman-Nya yang penuh kuasa, aku telah dibentuk menjadi ciptaan yang begitu indah,
sehingga terciptalah samudra dan lautan dan terbentuklah daratan. Aku sujud dan tunduk
kepadaMu, Ya TUHAN, Allah Semesta Alam yang adalah Air kehidupan yang
sesungguhnya. Terpujilah Engkau TUHAN.
5. (Angin): Sungguh Mahakuasa dan Mahamulianya TUHAN, Allah pencipta segala
sesuatu yang dahulunya tidak ada kini menjadi ada. Dengan Firmannya aku dibentuk
memberi kesejukan kepada ciptaan yang telah diciptakan. Aku yang adalah angin dapat
memberikan kesejukan dan dapat untuk merobohkan, tetapi aku tunduk dan sujud
menyembah kepada TUHAN, Allah Pencipta. Dialah Allah yang memberikan kesejukan
yang abadi. Terpujilah Engkau TUHAN.

6. (Pohon): Sungguh, Mahakuasa dan Mahamulianya TUHAN, Allah Pencipta yang begitu
hebat. Dengan FirmanNya, Ia telah menjadikan, dan semuanya indah. Ia menciptakan
aku, pohon. Aku dapat merasakan sejuknya embun di pagi hari, hangatnya sinar mentari,
dan indahnya bintang malam hari. Semuanya itu telah memberikan semua kebutuhanku.
Aku sujud dan menyembahMu ya TUHAN yang penuh dengan keagungan dan Kuasa ada
padaMu. Terpujilah Engkau ya TUHAN.
7. (Manusia, Laki-laki): Sungguh, Mahakuasa dan Mahamulianya TUHAN, Allah Pencipta
yang begitu hebat. Dengan FirmanNya, ia menciptakan dari debu dan tanah dan
menghembuskan nafas kehidupan kepadaku. Ia menciptakan aku segambar dan serupa
dengan Dia. Dia memberi kuasa kepadaku atas semua ciptaan lainnya untuk memelihara
dan melestarikannya. Sungguh, aku memuji keagunganMu TUHAN, Sungguh Ajaibnya
KuasaMu TUHAN. Terpujilah Engkau ya TUHAN.

8. (Manusia, Perempuan): Sungguh, Mahakuasa dan Mahamulianya TUHAN, Allah


Pencipta yang begitu kuasa. Dengan FirmanNYa, ia telah menciptakan aku dari tulang
rusuk laki-laki. Dia telah menciptakan aku begitu indah sesuai dengan firmanNya. Aku
sujud dan menyembahMu ya TUHAN yang penuh dengan kemuliaan dan kuasa.
Terpujilah Engkau ya TUHAN.

Liturgi IV
Mazmur 104: 1 – 3 Mazmur 104: 16 – 18
Mazmur 104: 4 – 6 Mazmur 104: 19 – 21
Mazmur 104: 7 – 9 Mazmur 104: 22 – 24
Mazmur 104: 10 – 12 Mazmur 104: 25 – 27
Mazmur 104: 13 - 15 Mazmur 104: 28 – 31

Liturgi V (Kejatuhan dalam dosa)


Perempuan melihat buah yang dilarang TUHAN untuk dimakan, kemudian datanglah
iblis untuk merayu manusia itu:
Ular : Apakah engkau mengingkan buah itu?
Prmp : ya, buah ini tampak indah, tapi Allah melarang kami untuk memakannya, karena kami
akan mati.
Ular : itu tidak betul, jika engkau memakan buah itu, maka kamu akan sama seperti Allah.
Engkau akan memiliki kuasa yang begitu besar.
Peremp: Tidak, aku takut Allah akan murka dan marah.
Ular : Allah tidak akan marah padamu, ambillah dan makanlah engkau akan memperoleh
seperti yang aku katakan tadi.
Peremp: (mengambil buah itu dan memakannya) enak sekali buah ini.
Ular : Kasih sama laki-laki itu, supaya ia juga dapat merasakan buah yang nikmat ini
Peremp: Adam...Adam....buah ini sungguh sangat enak. Makanlah.
Laki2 : Apa yang kamu lakukan hawa? Bukankah ini buah yang dilarang oleh Allah untuk kita
makan? Mengapa engkau memakannya? Kita ini pasti akan mati.
Peremp: tidak apa-apa Adam. Lihatlah aku, aku tidak terjadi apa-apa. Makanlah, bukankah engkau sangat
mencintaiku dan aku adalah tulang rusukmu?
Laki2 : (mengambil buah dan memakannya) tiba-tiba mereka terkejut dan segera lari untuk
bersembunyi.

Prolog : kita dengarkan lanjutan apa yang terjadi kepada manusia yang pertama itu setelah
melanggar apa yang telah difirmankan oleh Allah kepada mereka

Liturgi VI
Kejadian 3: 1 – 2 Kejadian 3: 14 - 15
Kejadian 3: 3 – 5 Kejadian 3: 16 - 17
Kejadian 3: 6 – 7 Kejadian 3: 18 – 19
Kejadian 3: 8 – 10 Kejadian 3: 20 – 21
Kejadian 3: 11 – 13 Kejadian 3: 22 – 24

Liturgi VII

1. Pada mulanya tidak ada Allah menciptakan langit dan bumi, Allah mencipta dengan
begitu indahnya dan baik, dan sesuai dengan kehendak Allah. Kemudian Allah
menguduskan ciptaan itu dan menyempurnakan ciptaan sedemikian indahnya.

2. Begitu indah dan penuh mulianya manusia diciptakan oleh Allah. Allah menciptakan
manusia segambar dan serupa dengan Allah. Manusia dan Allah memiliki hubungan yang
begitu dekat dan harmonis. Akan tetapi manusia justru menuruti hawa nafsunya dan
mendengarkan segala rayuan iblis untuk melanggar apa yang telah Allah firmankan bagi
mereka. Allah pun menjadi murka terhadap mereka.
3. Walaupun manusia itu sudah terbukti salah dan memberontak terhadap firman TUHAN,
manusia itu justru saling menyalahkan satu sama lain, dan mencari pembenaran terhadap
dirinya. Sungguh, manusia itu tidak mengakui perbuatan salahnya kepada TUHAN, tetapi
justru saling melemparkan kesalahan. Aduh..sungguh menyedihkan manusia itu.

4. Apa yang engkau tanam itu juga yang engkau tuai. Apa yang engkau kerjakan harus
jugalah engkau menerima konsekuensi atau buah dari pekerjaanmu. Manusia telah
memberontak dan melawan terhadap firman TUHAN. Manusia telah kehilangan
kemuliaan TUHAN, manusia diusir dan taman Eden. Keletihan, kesusahan, sakit, dan
penderitaanlah yang menjadi upah manusia di bumi ini, sampai ia akan kembali juga ke
tanah dari mana ia terbuat.

5. Semakin banyak manusia di bumi ini, demikianlah banyaknya dosa. Keturunan Adam
pun sudah melakukan dosa. Ia memiliki kecemburuan yang begitu besar sehingga ia
membunuh adiknya. Tidak ada lagi rasa hormat dan takut kepada TUHAN. Abang
membunuh adiknya. Tidak ada lagi rasa takut terhadap Firman TUHAN.

6. Itu benar. Allah berfirman kepada Kain, Dimana adikmu itu? Kain menjawab dengan
penuh ketakutan dan tidak hormat, ”aku tidak tahu, apakah aku yang memeliharanya?”.
bagaiman jika pertanyaan Allah demikian kepada kita. Ibu, dimanakah anakmu? Bapak,
dimanakah anakmu? Mengapa engkau tidak mengajari anakmu dalam firman-Ku?
Mengapa tidak bisa menjadi contoh yang baik terhadap anakmu? Apakah jawab terhadap
itu? Marilah menjawab di dalam hati kita masing-masing.

7. Pertanyaan itu juga sampai kepada kita yang berkumpul saat ini, dimanakah anak-anak
lainnya yang tidak ikut dalam perayaan ini? Dimanakah anak-anak lainnya yang tidak
pernah atau jarang mengikuti persekutuan Anak Sekolah Minggu? Apakah jawab kita
terhadap itu? Marilah menjawab di dalam hati kita masing-masing.

Liturgi VIII (Dosa semakin berkembang)


Jesaya 1: 21 – 22 Amos 4: 1
Jesaya 1: 23 Amos 4: 2 – 3
Jesaya 2: 6 – 7 Mikha 7: 2 – 3
Jesaya 2: 8 – 9 Mikha 7: 4 – 5
Jeremia 6: 13 – 14 Mikha 7: 6

Liturgi IX
Manusia sudah banyak menjadi hamba dosa.
Stage I
Budi : Ibu, mintalah uang, aku mau membeli maninan seperti yang dimuliki temanku itu bu
Ibu : nak, apalah uang kita lagi untuk membeli beras dan keperluan lainnya. Ingat nak, kita ini
orang yang miskin bukan orang kaya.
Budi : aku tidak mau peduli pokoknya aku minta uang. Tidak perduli bagaimana kehidupan
besok.
Ibu : nak, kan masih ada mainanmu dan banyak.
Budi : (membentak) Tidak. Aku tidak mau. Kalau ibu tidak mau memberi uang, aku akan pergi dari
rumah ini..ibu pelit...ibu pelit...ibu jahat
Ibu : (menangis) budi anakku...jangan berkata demikian nak.
Budi : (suara keras) aku pergi sekarang (langsung meninggalkan ibunya)
Ibu : Budi, anakku. (menangis)
Bapak : (dalam keadaan mabuk), hei...buka dulu pintu, kalau tidak aku akan mendobraknya
Ibu : Bukalah, pintunya tidak terkunci
Bapak : (dalam keadaan mabuk), hei. Kamu istri yang tidak tau hormat, suami pulang tidak
disambut (langsung memukul istrinya dan meninggalkan istrinya)
Ibu : (menangis) oh TUHAN, bantulah aku menghadapi semuanya ini. Kuatkanlah aku
TUHAN untuk mengajar anakku sehingga dalam segala hal, aku bisa menjadi contoh dan teladan
yang baik bagi anakku, dan suamiku.

Stage II (orang berbeda di stage I)


Andi : (berjalan dengan tunduk) (Muncullah segerombolan anak-anak lainnya)
Anak I : (membentak) hei....anak ingusan. Minta uangmu, kalau tidak kamu tidak akan selamat.
Anak II: Ya, kalau kamu tidak memberikan uangmu, kami akan mengambilnya dengan cara paksa.
Andi : Jangan..aku tidak punya uang.
Anak I : ah. Tidak mungkin, anak sepertimu nggk ada uangnya. Mau memberi dengan baik-baik
atau dengan paksaan.
Anak III: hei, jangan bohong. Anak Tuhan kan nggk bisa bohong, jadi jangan bohonglah, kasih aja
uangmu..hahaa...
Andi : benar, ini hanyalah uang Sekolah
Anak I : ah...tidak peduli, mau uang sekolah atau uang lainnya, kami tidak peduli. Okelah kalau
kamu mau meminta kekerasan, oke kami akan lakukan. Ayo kawan, kita ambil uangnya, kalau
perlu bajunya juga kita ambil. Hahahaa....
Seketika anak-anak itu mengeroyok Andi dan bajunya dibuka hanya tinggal celana
pendek tinggal. Lalu Andi ditinggalkan sendirian di jalan.
Andi : (menangis)... ya TUHAN, kuatkan aku ya Allah dalam menghadapi semuanya ini.
Ampunilah mereka ya Bapa sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat. Amin.

Stage III (orang yang berbeda)


(maju satu-satu orang dengan penampilan mewah)
Lita : Aku Lita, lihat, papaku belikan aku Hp baru merek blackforest, eh..salah..blackberry, bisa
kamera, internetan, dan dari sini kita bisa facebookan. Papaku sungguh hebat. Siapa dulu??
Papaku..
Mita : Aku Mita, eh...tunggu dulu, papaku belikan aku baju baru dari Australia. Harganya mahal
dan terbuat dari kain yang sangat berkualitas. Papaku hebat dan sangat baik.
Nita : Aku Nita, eh....tunggu dlu, lihat papaku belikan aku boneka yang cantik, harganya mahal,
dan buatan Amerika. Setiap malam aku selalu ditemani oleh bonekaku ini, papaku sungguh
sangat baik..
Sita : Aku Sita, eehhh.....ehee..lihat dlu sepatuku teman-teman.. terbuat dari bahan yang sangat
berkualitas, harganya mahal, dan papaku membeli dari Jerman. Wah..papaku hebat.

Tiba-tiba lewat seorang yang berpenampilan sederhana dengan membawa Alkitab


Lita : hei, anak miskin, papamu bisa belikan apa?? Uang aja nggk ada (Lita, Mita, Nita, dan
Sita langsung tertawa tebahak-bahak)
Angel : Papaku memberikan aku Alkitab, sehingga melalui Alkitab aku mengetahui kebaikan
TUHAN, bahwa TUHAN itu baik, dan Ia melindungiku dan selalu menjaga hidupku.
Nita : ah....banyak kali cakapmu, lihat bajumu aja sangat buruk, kalau di rumahku, sudah
dijadikan kain lap. Iss..jijiknya (Nita dan teman-temannya tertawa).
Sita : Emangk dirimu mau kemana Angel?
Angel : Aku mau ke sekolah minggu. Kalian mau ikut?
Mita : ah...nggk usah..nggk perlu..toh nggk ada yang kami dapat dari situ...buktinya kami tidak
bisa mendapatkan seperti yang ada pada kami sekarang dari Sekolah Minggu itu. Ya, sudah,
kami pergi dulu ya..nggk ada waktu banyak untuk ngomong banyak sama kamu anak miskin
(tiba-tiba menjatuhkan Angel sambil melihat dengan penuh kejijikan)
Angel : (tertunduk) Ya TUHAN, ampunilah mereka ya Bapa.

Liturgi X
2 Timoteus 3: 1 2 Timoteus 3: 6
2 Timoteus 3: 2 2 Timoteus 3: 7
2 Timoteus 3: 3 2 Timoteus 3: 8
2 Timoteus 3: 4 2 Timoteus 3: 9
2 Timoteus 3: 5 2 Timoteus 4: 3 – 4

Liturgi XI

1. Manusia saat ini sudah kehilangan hakekatnya dan kehilangan kesempurnaan dari ciptaan
lainnya.

2. Oleh karena dosa, manusia menjadi lain dari yang seharusnya; menjadi seperti produk
yang gagal fungsi, makhluk ciptaan yang hampir sama dengan Allah dan segambar dan
serupa dengan Allah, kini menjadi manusa menjadi insan yang kerdil
3. Manusia yang memiliki kuasa atau mandat melestarikan dan memelihara ciptaan, kini
menjadi panakhluk yang menyeramkan. Demi pemenuhan hasrat duniawi dan
kerakusannya tega menguras sumber daya alam, tanpa peduli datangnya kerusakan atau
kehancuran. Bumi menjadi rusak, air banyak tercemar, pohon banyak ditebang, semua
ciptaan telah menjerit kesakitan.

4. Manusia diciptakan sebagai makhluk mulia, tetapi oleh karena dosa, manusia menjadi
makhluk yang frustasi karena keadaan, takhluk akan godaan-godaan yang terbelenggu
oleh kelemahannya sendiri.

5. Manusia yang seharusnya bebas, menjadi terikat. Seharusnya raja menjadi budak, yang
seharusnya saling mengasihi dan mencintai, kini menjadi bagaikan serigala antar
sesamanya.

6. Manusia yang mulanya adalah pewaris kemuliaan Allah, kini menjadi makhluk yang
tidak memiliki harapan dan masa depan.

7. Sekarang sudah banyak anak-anak telah menjerit, menangis menahan sakitnya hidup
yang mereka alami. Banyak sekarang anak-anak sudah dijadikan budak, anak-anak
dijadikan sebagai mesin pencetak uang, bahkan ada anak-anak yang dijadikan menjadi
budak hawa nafsu manusia yang telah kehilangan kemuliaan Allah. Penjualan anak-anak
pun semakin banyak, anak-anak korban ketidakadilan, korban perang, anak-anak yang
kehilangan orangtuanya.

Liturgi XII

1. Firman TUHAN melalui Nabi Yesaya: ”bangsa yang berjalan di lembah kegelapan akan
melihat satu cahaya yang begitu besar”. Kiranya Cahaya itulah kirimkan kepada hatikami
ya TUHAN, kiranya cahaya itu menyinari kegelapan hati manusia yang hatinya dipenuhi
oleh kegelapan firmanMu. Sehingga dengan Cahaya yang besar itu, yaitu Sinar Surya
yang abadi, dapat menyinari hatikami, sehingga FirmanMu dapat kami lihat dan kami
ketahui, dan kami menyesali segala dosa kami
2. Yesaya Juga mengatakan: ”TUHAN sendiri akan memberikan satu tanda bagi kita,
melalui anak dara yang akan melahirkan Anak dan namanya akan disebut Immanuel”.
Immanuel, TUHAN beserta kita. Kiranya TUHAN jugalah beserta dengan saudara-
saudara kami, semua anak-anak yang belum dapat merasakan sukacita seperti pada
malam ini, kiranya mereka beroleh sukacita dengan tangan TUHAN sendiri melalui
hamba yang dihunjukNya menyatakan kebaikan TUHAN dan membebaskan semua anak-
anak dari semua yang menghimpit mereka.

3. TUHAN menyatakan kasih-Nya melalui Firman yang disampaikan oleh para nabi, yang
memberitakan kabar sukacita, dimana akan lahirnya seorang penyelamat yaitu Mesias.
Membawa kemerdekaan dan kelepasan bagi umat TUHAN yang menderita, Raja yang
adil dan sangat bijaksana, Raja membawa sukacita yang kekal. Hamba TUHAN yang
setia dan taat. Ia akan menata kembali bumi dan ciptaan yang telah rusak oleh karena
dosa dan keinginan jahat manusia.

4. TUHAN sendirilah akan menyatakan Kemahakuasaan dan KemuliaanNya di bumi ini.


Menyatakan Kasih-Nya yang membawa kepada keselamatan. Raja Damai, pengharapan
akan selalu tertuju kepada-Nya.

Liturgi XIII
Jesaya 7: 14 Jeremia 33: 15 – 16
Jesaya 9: 1 Sakaria 9: 9
Jesaya 9: 5 – 6 Mikha 5: 1
Jesaya 11: 1 – 2 Lukas 3: 4
Jeremia 23: 5 – 6 Lukas 3: 5 – 6

Liturgi XIV
Lukas 1: 26 – 27 Lukas 1: 36 – 38
Lukas 1: 28 – 29 Lukas 2: 1 – 2
Lukas 1: 30 – 31 Lukas 2: 3 – 4
Lukas 1: 32 – 33 Lukas 2: 5 – 6
Lukas 1: 34 – 35 Lukas 2: 7 – 8

Liturgi XV
Fragment singkat perjalanan Maria dengan Yusuf menjelang kelahiran Yesus

1. Kelahiran Yesus tidak ada yang mengetahui karena manusia berada dalam ketakutan
yang besar, berada dalam kesibukan yang luar biasa, dan manusia tidak memiliki
persiapan untuk menyambut Kristus. Apakah kedatangan Kristus pada saat ini sama
seperti ketika Ia akan dilahirkan. Ia mengetuk Pintu hati kita, apakah tidak ada tempat
bagiNya di hati kita? Apakah hati kita telah disibukkan oleh aktivitas kita dan telah
ditakutkan akan masa depan kita?

Yusuf : Pak, bolehkah kami menginap malam ini, perjalanan kami masih jauh dan istri saya
sudah letih dan sepertinya akan melahirkan.
Orang I : Maaf pak, di rumah ini tidak ada ruangan yang kosong, sepertinya kalian harus ke
rumah yang lain.
Yusuf : baik pak (berjalan perlahan) (menemui satu rumah) pak, ibu, apakah kami boleh
menginap untuk satu malam ini di rumah ini? Perjalanan kami masih jauh tetapi istri saya sudah
sangat capek dan ingin melahirkan.
Orang II : Tidak ada lagi, pergilah dari sini, kami tidak ada waktu untuk melayani yang demikian.
Pergilah.
Yusuf : baik pak (berjalan perlahan) (menemui satu rumah) permisi pak, apakah kami boleh
menginap untuk satu malam aja di rumah ini? Perjalan kami masih jauh, tetapi istri saya sudah
sangat capek dan ingin melahirkan.
Orang III: Maaf pak, kami tidak ada tempat, tapi kalau bapak dan ibu mau, kami ada sebuah kandang, dan
kalian bisa menginap di tampat itu.
Yusuf : baiklah pak, kami akan tinggal di situ. Terimakasih banyak pak.
(kemudian diantarlah Yusuf dan Maria yang hendak akan melahirkan.

Liturgi XVI
Lukas 2: 9 – 10 Johannes 1: 14
Lukas 2: 11 – 12 Johannes 3: 16
Lukas 2: 13 – 14 Pilippi 2: 2 – 4
Johannes 1: 1 – 3 Psalmen 103: 1 – 2
Johannes 1: 4 – 5 Psalmen 103: 8

Liturgi XVII

1. Setelah para Malaikat pergi, kemudian gembala-gembala yang tepat berada di tempat itu,
langsung pergi ke Bethlehem melihat apa yang telah disampaikan oleh Malaikat kepada
mereka. Sesampai di kandang domba itu, mereka heran melihat bahwa apa yang
dikatakan oleh malaikat benar.

2. Kita yang berkumpul di tempat ini, kita telah mendengarkan bahwa Kristus, Raja Damai
telah lahir dan telah naik kembali ke sorga. Dia berjanji bahwa ia akan datang untuk
keduakali dalam penuh kemuliaan Bapa. Apakah kita sudah mempersiapkan hati, jiwa
dan tubuh kita untuk menyambut Dia, pemberi pengharapan dan sukacita yang abadi.

3. Para gembala pulang dengan penuh sukacita sambil memuji dan memuliakan Allah. Oleh
karena itu, kita juga yang berkumpul disini, bapak-ibu, orangtua kami, dan semua anak-
anak Sekolah Minggu, kita juga hendaknya bersukacita pulang dari tempat ini
melanjutkan berita sukacita ini, bahwa Pengharapan baru telah dinyatakan. Berita
pembebasan dan kesealamtan hendaknya kita sebarkan dan beritakan dimana pun kita
berada, baik melalui tindakan, atau melalui perkataan kita.

4. Kiranya, sukacita Natal hari ini dapat dirasakan oleh anak-anak di seluruh dunia. Mereka
dapat bersukacita dan memuji TUHAN, semua anak di dunia ini hendaknya memiliki
kegembiraan memuliakan TUHAN, Semesta Alam. Seluruh bumi tunduk dan berada di
bawah kuasa TUHAN. Terpujilah TUHAN.

5. Psalmn 105 : 1
6. Psalmn 105 : 2
7. Psalmn 106 : 1 – 2
8. Psalmn 111 : 1 – 2

Liturgi XVIII
(Liturgi Salib)
Pesan Natal
Matius 5: 3 Matius 5: 9
Matius 5: 4 Matius 5: 10
Matius 5: 5 Matius 5: 11
Matius 5: 6 Matius 5: 12
Matius 5: 7 Matius 5: 13
Matius 5: 8 Matius 5: 14 + 16

Prolog liturgi III : Ragam cara dibahen sibolis i laho mangago jolma i, alai ndang dipasombu
Debata songon i masa sahat tu ujungna, ai Parasiroha godang do Ibana,
alani i diparbagabaga do laho paluahon jolma i sian dosa.
Liturgi III.no 1
Anggo ninna rohanta nian pintor diuhum Debata ma jolma i saleleng ni lelengna ala nunga
mardosa; alai ndang songon i sangkap ni rohaNa, ai so tardodo holong dohot asi ni rohaNa i.
dilehon dope tingki parasian laho paubahon roha.

Liturgi III.no 2

Songon sintong na mangolu Ahu, ninna Jahowa; tung so lomo do rohangKu mida hamatean ni
parjahat, na lomo do rohangKu mida hamumulak ni parjahat i tumadinghon dalanna, asa
mangolu ibana.

Liturgi III.no 3

Parasiroha jala Pardenggan basa do Jahowa,lambat tarrimas jala parasiroha godang. Ndang
dibahen tu hita hombar tu angka dosanta, jala ndang dibaloshon tu hita hombar tu angka
hajahatonta. Songon asi mi roha ni amaama mida angka anakna, asi ni roha ni Debata di angka
na manghabiari Ibana.

Liturgi III.no 4

Ro ma hamu tu Ahu, asa mangolu tondimuna, ninna Jahowa. Tung sura rara dosamuna songon
abit bunga dapdap, bontar do bahenonKu songon itak, nang pe rara songon abit hasumba gabe
songon hapas do muse.

Liturgi III.no 5

Songon on do Hata ni Jahowa : nunga pola hupasisi angka pangalaosim songon ombun, jala
songon ombun manorop angka dosam. Sai mulak ma ho tu ahu, ai Ho do sipalua ahu.

Liturgi III.no 6

Ai songon on do holong ni rohaNa mida portibi on, pola do AnakNa na sasada I dilehon, asa
unang mago ganup na porsea di Ibana asa hangoluan na hot ro di saleleng ni lelengna di Ibana.

Liturgi III.no 7

Molo tongtong do hita mangolu di bagasan Hata ni Debata, pos ma rohanta, sai na donganan ni
Debata do hita laho mangalo hisaphisap ni daging dohot maninggalhon dosanta.

Liturgi III.no 8

Antong rap ma hita manjanghon Sipalua i, taungkap ma rohanta asa bongot Raja i di rohanta.
Lam marsihohot ma hita umbege, mangguruhon dohot mangulahon hataNa jala dapotan upa ma
hita di haroroNa i. Amen

Anda mungkin juga menyukai