Anda di halaman 1dari 6

ALLAH TURUN TANGAN

(renungan natal)
ALLAH TURUN TANGAN

S
aat zaman purba, manusia pertama sudah tidak taat kepada Allah. Ketidaktaatan
Adam dan Hawa diperhitungkan sebagai dosa dan pemberontakan di mata Allah.
Dosa membawa keterpisahan antara Allah dan manusia, karena Allah itu suci dan
tidak bisa bersatu dengan dosa. Keterpisahan itu menyebabkan manusia mati rohani, tepat
seperti apa yang telah Allah katakan kepada manusia.

Kej. 2:17 : tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah
kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."

Dosa membuat manusia terpisah dan terbuang dari hadapan hadirat Allah. Dalam dosa,
manusia sedang berada dalam ketidakpastian akan keselamatan dan sedang berjalan dalam
kegelapan dan menuju kebinasaan. Dosa merasuk ke dalam segala aspek hidup manusia, dan
membuat manusia hanya ingin berbuat kejahatan. Hati manusia cenderung untuk terus
melakukan dosa.

Kej. 6:5 Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala
kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,

Kej. 6:12 Allah menilik bumi itu dan sungguhlah rusak benar, sebab semua manusia
menjalankan hidup yang rusak di bumi.

Dalam keberdosaan, manusia mencoba mencari Allah. Kekosongan dalam hati dan jiwa
manusia, membuat manusia mencari akan Allah, melalui doa, ibadah, mezbah dsb.

Kej. 4:26 Lahirlah seorang anak laki-laki bagi Set juga dan anak itu dinamainya Enos.
Waktu itulah orang mulai memanggil nama TUHAN.

Apakah dengan mencari Allah, manusia sudah memperkenankan hati Allah? Apakah ritual
ibadah, mezbah korban bakaran, amal budi baik dsb dapat memperdamaikan manusia dengan
Allah? Tentu tidak. Manusia tetap kotor di hadapan Allah, dan diperhitungkan sebagai yang
berdosa.
Yes. 64:6. Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami
seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan
kami seperti daun dilenyapkan oleh angin.

Jika ibadah dan kesalehan manusia saja diperhitungkan seperti kain kotor, dengan apakah
manusia dapat diperdamaikan dengan Allah? Dalam hal ini, manusia tidak berdaya. Manusia
sudah mati karena dosa. Dimanakah mayat yang dapat mengusahakan keselamatan dirinya?
Dosa merasuk sampai ke dalam aspek hidup manusia, sampai ke titik terkecil dalam hidup
manusia. Manusia berada dalam kondisi berbahaya dan mengerikan. Dosa merupakan akar
dari segala masalah, kerusakan dan kejahatan di dalam dunia, dan manusia tidak mampu
mengatasinya. Dalam ketidak berdayaannya, manusia sedang berjalan menuju neraka, maut
yang kekal.

Bersyukurlah, bahwa Allah tidak membiarkan manusia terus berada dalam kebimbangan dan
ketidak pastian akan keselamatan. Allah tidak membiarkan manusia terus berjalan dalam
kegelapan menuju kebinasaan, namun Allah ada dan Dia turun tangan mengatasi masalah itu.
Dari tempat maha tinggi dan dari dalam kekekalan, Allah telah merencanakan suatu karya
keselamatan bagi manusia, bahkan mengenai hal itu telah Dia nubuatkan sesaat setelah
manusia pertama jatuh dalam dosa.

Kej. 3:15 Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara
keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau
akan meremukkan tumitnya."

Inilah nubuat pertama dalam Kitab Suci mengenai misi penyelamatan yang akan Allah
kerjakan. Nubuat ini keluar langsung dari mulut Allah tanpa perantaraan para nabi.
Setelahnya, nubuat-nubuat selanjutnya di berikan Allah melalui para nabi, dan diteruskan
kepada manusia agar manusia tahu : Allah tidak tinggal diam akan kondisi manusia.

Manusia sudah berjalan dalam kegelapan, namun Allah menegaskan : Dia akan
menyelamatkan manusia dari kegelapan dosa, dan terang keselamatan akan terbit bagi
manusia
Yes. 9:1 Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka
yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar.

Terang itu kan dibawa oleh Allah sendiri, dan terang itulah yang akan membawa manusia
keluar dari dalam kegelapan dosa.

Mengapa Allah harus turun tangan? Seperti yang sudah dikatakan di atas, manusia tidak
mampu mengusahakan keselamatannya sendiri. Menyelesaikan maslah dosa bukan hanya
dengan sekedar meminta ampun pada Tuhan. Lagipula, manusia sudah mati dan tidak
berdaya, dan dosa membuat manusia tidak lagi menginginkan Allah. Manusia membutuhkan
seorang penyelamat - seorang Juruselamat, dan yang mampu melakukan itu hanyalah Allah.
Mengapa hanya Allah yang mampu melakukannya? Karena hanya Dialah satu-satunya
pribadi yang tidak berdosa. Namun sesungguhnya, Allah tidak harus mengerjakan hal ini.
Allah tidak harus bertanggung jawab untuk menyelamatkan manusia, karena manusia yang
berdosa, manusia pula yang harus bertanggung jawab. Namun mengapa Allah mau
melakukannya? Semua hanya karena kasih karunia Allah.

Bagaimana Allah melakukan karya penyelamatan ini? Dengan cara menebus dosa manusia.
Menebus berarti : membayar hutang dosa yang harusnya dibayar oleh manusia. Manusia
berhutang kepada Allah, dan Allah sendiri bersedia melunasi hutang itu, karena Dia tahu :
manusia tidak mampu membayar hutang dosanya. Manusia akan masuk neraka, binasa
selama-lamanya.

Jika demikian, bagaimana Allah melunasi hutang dosa tersebut? Allah melunasi hutang dosa
dengan cara : Dia menjadi manusia. Allah Bapa mengutus Allah Anak untuk menjadi
manusia dan turun ke dalam dunia. Ya, Allah menjadi manusia.

Yoh. 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-
Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh
hidup yang kekal.

Mengapa Allah harus menjadi manusia untuk bisa membayar hutang dosa manusia?
Jawabannya adalah: karena yang berhutang adalah manusia. Allah tidak bisa menjadi
penebus jika Dia tetap dalam rupa Allah dan tidak menjadi manusia. Maka dari itu Dia
menjadi manusia, dan dalam manusia Yesus segala hutang dosa manusia dari zaman Adam
hingga akhir zaman dipikul dan ditebus dengan lunas dan tuntas di atas kayu salib. Tidak ada
yang tersisa, semua lunas, semua selesai.

Yoh. 19:30 Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu
Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.

Mari sejenak kita membayangkan : apa jadinya jika Allah tidak turun tangan? Jika Allah
tidak turun tangan, maka saya dan saudara sedang berada dalam suatu kondisi berbahaya :
binasa kekal. Neraka bukanlah hal main-main. Neraka adalah keterpisahan selamanya dengan
Allah. Neraka adalah murka Allah yang menyala-nyala yang siap menghanguskan segala
manusia berdosa. Neraka adalah mati kekal. Neraka adalah siksaan kekal tanpa henti, tanpa
istirahat.

Wah. 14:11 Maka asap api yang menyiksa mereka itu naik ke atas sampai selama-
lamanya, dan siang malam mereka tidak henti-hentinya disiksa, yaitu mereka yang
menyembah binatang serta patungnya itu, dan barangsiapa yang telah menerima tanda
namanya."

Bersyukurlah bahwa Allah kita bukanlah Allah yang berpangku tangan membiarkan manusia
mengusahakan keselamatannya sendiri. Dia adalah Allah yang mau turun tangan
menyelesaikan masalah dosa yang tidak terselesaikan, sehingga manusia dapat diselamatkan.

Jika demikian Allah telah bekerja habis-habisan demi kita, bagaimana respon kita akan itu?
Kitab suci mencatat : manusia diselamatkan semata-mata hanya oleh karena iman kepada
Yesus Kristus.

Kis. 16:31 Jawab mereka: "Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan
selamat, engkau dan seisi rumahmu."

Mengapa harus percaya kepada Tuhan Yesus? Pertama, karena Dialah yang telah menebus
dosa kita. Kedua, karena Yesus telah ditentukan untuk menjadi jalan pendamaian antara
Allah dngan manusia (Rom.3:25).
Ketiga, karena Dia telah mejadi wakil kita di hadapan Allah sebagai Manusia yang telah taat
kepada Allah secara sempurna, dan ketaatanNya itulah yang menyelamatkan kita. Jika
seseorang tidak percaya kepada Yesus, maka tidak ada yang mewakilinya di hadapan Allah,
dan dia harus menanggung akibat dari segala ketidaktaatannya. Saat seseorang percaya
kepada Yesus, maka segala ketaatan Yesus diperhitungkan dalam dirinya, dan dia
dibenarkan oleh Allah. Itulah sebabnya, hanya iman kepada Yesus sajalah yang dapat
menyelamatkan manusia.

Rom. 4:5 Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja, namun percaya kepada Dia yang
membenarkan orang durhaka, imannya diperhitungkan menjadi kebenaran.

Natal bukanlah sebuah perayaan biasa. Natal adalah suatu masa perenungan : siapakah aku
ini, sehingga Allah mau turun ke dalam dunia yang rendah demi menyelamatkanku? Jika
mengingat segala dosa dan pemberontakanku yang menyakiti hati-Nya, mengapa Allah
masih mau memberikan jalan keselamatan itu bagiku? Jika mengingat segala dosa dan
pemberontakanku yang begitu banyak bahkan sejak dari dalam kandungan, apa jadinya
hidupku ini jika Allah tidak turun tangan? Jika Kristus tidak datang, dengan apakah aku
menuju kepada Bapa di Sorga?

Syukur kepada Allah, Dia mau turun tangan. Syukur kepada Allah.
Selamat hari Natal.
Amin.

Anda mungkin juga menyukai