Anda di halaman 1dari 3

Nama : Marthina Trivena Getsya Kapitan

Tugas : Laporan Bacaan Bab I “Dosa”


Dosen : Dr. Sri Dwi Harti, M.Th

Dosa memiliki arti dasar tidak mengenal pada sasaran, meleset dari tujuan, melanggar
batas, tidak taat/tidak patuh, melawan atau memberontak. Dosa dapat didefinisikan sebagai
pemberontakan secara aktif terhadap Allah Pencipta yang menyebabkan manusia tidak taat,
melanggar hukum Allah, dan menyimpang dari tujuan Allah yang menciptakannya. Dosa
selalu berkontradiksi dengan kekudusan Allah sehingga tidak dapat dipandang sepele,
sebaliknya harus dipandang serius. Dosa itu adalah suatu kekuatan atau kuasa yang sangat
mengancam manusia, yang membuat manusia memberontak kepada Allah, karena manusia
ingin menjadi seperti Allah. Siapakah yang menyebabkan manusia itu jatuh ke dalam dosa?
Dosa itu pasti bukan berasal dari Allah. Karena Allah sangat membenci dosa. Dosa juga
bukan berasal dari Malaikat yang jatuh ke dalam dosa (Lucifer), karena ayat yang dijadikan
sebagai dasar, sebenarnya tidak berbicara tentang kejatuhan malaikat ke dalam dosa dan
menjadi Iblis, tetapi berbicara tentang peringatan kepada mereka yang berbuat dosa, tidak
peduli Malaikat sekalipun kalau ia jatuh ke dalam dosa maka akan dihukum oleh Allah. Dosa
juga bukan dari Iblis walau Iblis sendiri ikut berperanan dan sangat menghasut manusia,
namun pada akhirnya manusia sendirilah yang mengambil keputusan dan melanggar tatanan
Allah. Jadi yang menyebabkan manusia jatuh ke dalam dosa adalah manusia sendiri dalam
kejatuhan manusia dan akhirnya ia sampai pada kesimpulan bahwa yang menyebabkan
manusia jatuh ke dalam dosa adalah manusia sendiri.

Dosa adalah pemberontakan terhadap Allah dan setelah kejatuhan Adam dalam dosa,
dosa melekat pada setiap manusia keturunannya seperti yang diungkapkan oleh Daud,
"Sesungguhnya, dalam dosa aku dikandung ibuku." Dosa berasal dari Iblis. Iblislah yang
pertama kali memberontak terhadap Allah dan ia ingin mengajak manusia ciptaan Allah
untuk juga memberontak terhadap Allah. Alkitab berkata, "Barangsiapa yang tetap berbuat
dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya. Iblis menggoda Hawa untuk
melanggar peraturan atau larangan Allah sama seperti yang ia telah lakukan. Selanjutnya,
Hawa menggoda Adam untuk menuruti keinginan Iblis. Akhirnya, Iblis berhasil membawa
Adam dan Hawa menuruti keinginannya. Rasul Yohanes berkata, "Iblislah yang menjadi
bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh
manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada
kebenaran" (Yoh 8:44). Memang Allah yang memberi kehendak bebas manusia sehingga
manusia bisa memilih menaati Allah atau melawan Allah. Tetapi itu bukan berarti Allah yang
menghendaki manusia berdosa. Manusia memberontak dan berbuat dosa atas keinginannya
sendiri yang memilih mengikuti keinginan Iblis. Iblis dan setan memiliki jutaan cara untuk
bisa menuntun manusia menuju kesesatan yang dibisikan melalui hati manusia. Karenanya
manusia harus senantiasa menjaga diri agar tak terjebak dari bisikan-bisikan yang
menjerumuskan. Orang yang hidup dalam dosa adalah orang yang menjadikan dirinya sendiri
tersesat dan selalu meragukan kebenaran serta tidak memiliki hubungan dengan kebenaran. Ia
membebaskan dirinya dari kebenaran dan membawa kepada kedurhakaan.
Selain itu orang yang hidup dalam dosa adalah orang yang hidup dalam kepura-
puraan, mereka mempunyai kebenaran namun menyembunyikan kebenaran itu, mereka
mengenal Allah tetapi tidak memuliakannya dan bersyukur, mereka tidak lagi
menyembahpencipta melainkan menyembah apa yang telah diciptakan Allah. Karena sama
seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan
dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. Sebab itu, sama seperti dosa telah
masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu
telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. Sebab sebelum
hukum Taurat ada, telah ada dosa di dunia. Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak
ada hukum Taurat. Sungguhpun demikian maut telah berkuasa dari zaman Adam sampai
kepada zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama
seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran Dia yang akan datang. Tetapi
karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab, jika karena pelanggaran satu
orang semua orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia Allah
dan karunia-Nya, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang karena satu orang, yaitu Yesus
Kristus. Dan kasih karunia tidak berimbangan dengan dosa satu orang. Sebab penghakiman
atas satu pelanggaran itu telah mengakibatkan penghukuman, tetapi penganugerahan karunia
atas banyak pelanggaran itu mengakibatkan pembenaran. Sebab, jika oleh dosa satu orang,
maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima
kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu
orang itu, yaitu Yesus Kristus.Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang
beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh
pembenaran untuk hidup.

Dosa itu realitas yang tak dapat dihindari oleh manusia. Hal ini senada dengan
ungkapan Paulus yang berkata bahwa semua manusia telah berbuat dosa dan telah kehilangan
kemuliaan Allah (Rom 3:23). Kedua, manusia secara pribadi bertanggung jawab dan tak
dapat membenarkan diri dengan berbagai alasan dan perbuatan. Semua perbuatan dosa
manusia akan mendatangkan hukuman yang mengerikan bagi manusia. Oleh karena itu,
manusia perlu mengetahui jalan keluar dari dosa. Jalan keluar dari dosa dan hukuman dosa
tidak dapat dikerjakan dan diusahakan oleh manusia. Manusia juga tidak dapat terhindar dari
konsekuensi dosa hanya karena melakukan banyak ibadah dan usaha-usaha untuk
mendekatkan diri kepada Allah. Jalan keluar dari dosa hanya dapat dikerjakan oleh Allah
sendiri. Karya Allah, yang akhirnya disebut sebagai jalan keluar dari dosa disebut
pengampunan dosa. Pengampunan dosa itu adalah karya Allah yang terjadi karena anugerah-
Nya. Tetapi siapa yang pernah berhadapan dengan Salib Kristus, ia sadar bahwa anugerah
Allah itu tidaklah murah. Pengampunan dosa itu terjadi karena Allah sendiri harus tetap
menghukum dosa, oleh karena itu Yesus Kristus harus mati demi pembebasan manusia dari
dosa. Demikianlah, Allah berkata bahwa siapa yang percaya kepada Kristus akan beroleh
hidup kekal dan tidak memperoleh hukuman (Yoh 3:16). Karena itu sekali lagi, jalan keluar
dari dosa hanya bisa diterima dalam iman kepada Yesus Kristus yang mati untuk menebus
kita dari hukuman dosa. Allah tidak pernah menginginkan manusia gagal masuk ke dalam
kerajaan-Nya akibat dosa-dosa yang mereka perbuat. Karena itu Kristus harus datang dan
mati sebagai korban penghapus dosa seluruh umat manusia yang telah dipilih-Nya untuk
diselamatkan.

Anda mungkin juga menyukai