Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dosa sudah ada di alam semesta sebelum Adam dan Hawa jatuh kedalam
dosa. Ini terbukti dengan hadirnya penggoda itu di Taman Eden dengan kata
kata godaannya. Tapi Alkitab tidak memberikan keterangan tentang kejatuhan
Iblis dan malaikat malaikatnya kedalam dosa, kecuali asal mula dosa dalam
kaitannya dengan manusia.

Kata "dosa" di dalam bahasa Yunani "

/ hamartia yang artinya

adalah error, bobrok, rusak oleh karena pelanggaran, Jadi dosa adalah
kebobrokan akibat dari pelanggaran terhadap

firman Allah.
Dosa adalah istilah teologis yang langsung ada sangkut pautnya dengan
1

hubungan antara Allah dan manusia. Menurut Becker pengertian dosa yaitu,
dalam Perjanjian Lama, arti dosa dimengerti sebagai ketidaktaatan yaitu yang
diungkapkan
melalui istilah Pesya (pemberontakan),

khatta (pelanggaran), dan


awon (perbuatan yang tidak senonoh). Sedangkan dalam Perjanjian Baru, Dosa
juga diartikan sebagai ketidaktaan (Rom. 5:19). Ketidak taatan yang dimaksud
tidak hanya melanggar hak dan hukum taurat Allah ( 1 Yoh. 3:4), tetapi juga
2

melawan Allah sendiri. Dosa ialah kegagalan, kekeliruan atau kesalahan,


kejahatan, pelanggaran, tidak menaati hukum, kelaliman, atau ketidak adilan.
3

Dosa adalah kejahatan dalam segala bentuknya. Padahal dosa menurut Kej. 4:7,
adalah musuh yang setiap saat telah mengintip di depan pintu hati manusia untuk
memasukinya. Dosa senantiasa menyembunyikan diri dibelakang perbuatan
perbuatan yang tampaknya baik.

G.C.
Van Niftrik& B.J. Boland,Dogmatika Masa Kini, (Jakarta: BPK-GM, 1990), 466-467
Theol. Dieter Becker, PedomanDogmatika, (Jakarta: BPK-GM, 2009), 101
3
EnsiklopediaAlkitab Masa KiniJilid A-L (Jakarta: YKBK, 2011), 256
4
H. Hadiwijono, Iman Kristen, ( Jakarta: BPK-GM, 2010), 234

B. RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka kelompok kami dapat
merumuskan masalah sebagai berikut:
a. Apa yang menjadi fakta rohani dari dosa warisan tersebut?
b. Apakah ini berarti manusia telah gagal dalam tes perkenanan Allah (Total
Depraviti?
c. Bagaimanakah dengan Pinalti (hukuman), hubungannya dengan dosa warisan?
d. Apa obat (penyembuhan) bagi dosa warisan?
e. Dan bagaimana dengan transmisi dari dosa warisan
f. Serta apa obat (jalan penyelesaian) terhadap dosa warisan?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai dari kelompok kami adalah:
a. Untuk mengetahui fakta rohani dari dosa warisan tersebut.
b. Untuk mengetahui Total Depraviti.
c. Untuk mengetahui Pinalti (hukuman), hubungannya dengan dosa warisan.
d. Untuk mengetahui obat (penyembuhan) bagi dosa warisan.
e. Untuk mengetahui transmisi dari dosa warisan.
f. Untuk mengetahui obat (jalan penyelesaian) terhadap dosa warisan.

D. Manfaat Penulisan
Manfaat yang diambil dari penulisan ini adalah:
a. Menambah pengertian dan pengetahuan yang benar dan Alkitabiah tentang
dosa warisan
b. Secara rohani menumbuhkan aspek intelektual dan social.

BAB II
PEMBAHASAN DOSA WARISAN

A. Definisi DosaWarisan
Kejatuhan manusia kedalam dosa berakibat tetap dan menyeluruh tidak
hanya menimpa Adam dan Hawa, tapi juga menimpa segenap keturunan mereka;
dalam hal ihwal dosa dan kejahatan terkandung solidaritas insani, yakni sama
sama langsung terhisap dalam perbuatan perbuatan dosa itu dan menanggung
segala akibatnya, hal inilah yang disebut dengan dosa warisan.
Karena itu dosa warisan dapat didefinisikan sebagai dosa yang telah
diperoleh manusia sejak dilahirkan. Hal ini disebabkan oleh adanya konsekuensi
dari perbuatan sejak awal kejatuhan manusia. Dosa ini diwarisi oleh semua
manusia, dengan ruang lingkup yang universal (Ayub 14:4). Satu satunya
manusia yang tidak tercemar oleh dosa ialah Yesus Kristus yang dikandung oleh
5

Roh Kudus (Luk.1:35).

Menurut Alkitab, Jenis solidaritas pada keterhisapan dengan Adam, yang


menerangkan segenap umat manusia terhisap dalam dosa Adam, sama dengan
jenis solidaritas dengan Kristus, yakni terhisap dalam karya penyelamatan Kristus
bagi semua orang yang dipersatukan dengan Dia. Gambaran kesejajaran Adam
dengan Kristus dalam Roma 5:12-19; 1 Korintus 15:22, 45-49 menjelaskan jenis
hubungan yang sama antara kedua Tokoh itu dengan manusia.

B. Fakta Rohaniah

R. Soedarmo, IkhtisarDogmatika, (Jakarta: BPK-GM, 2002), 156

Rom. 5:12 menyatakan: sebab itu, sama seperti dosa telah masuk
kedalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, dengan demikian
maut itu telah menjalar pada semua orang. Fakta bahwa dosa digambarkan
seperti suatu kuasa yang berpribadi, yang kemudian masuk kedalam dunia.
Fakta dosa di dalam dunia ini sangatlah nyata, Di dalam kitab I Yoh. 3:4
dikatakan setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab
dosa ialah pelanggaran hukum Allah.
Beberapa fakta Alkitab yang menyatakan bahwa pelanggaran yang
dilakukan oleh Adam dan Hawa dengan melanggar perintah Allah merupakan
6

bukti dari keberadaan dosa warisan, yaitu:

1. Efesus 2:3, Secara kedagingan kita semua adalah anak anak yang dimurkai.
2. Mazmur 51: 5,7, Memberi indikasi tentang dosa warisan ini, yang kita punyai
sejak kandungan, dan bukan sesuatu yang timbul selama masa hidup.
3. 2 Korintus 4:4, Intelektualnya dibutakan.
4. Roma 1:28, Pikirannya terkutuk.
5. Efesus 4:18, Pengertian gelap, terpisah dari hidup yang dari Allah.
6. Roma 1:21, 24, 26, Emosinya menyenangi hal hal yang hina dan kotor
(Titus 1:15).
7. Roma 6:20; 7:20, Kehendak / kemauannya terbelenggu oleh dosa, Karena itu
selalu berlawanan dengan Allah.

C. Total Depravity
Depravity adalah kerusakan, di terjemahkan dari bahasa Yunani
adokimos. Di mana istilah ini memberi arti tentang keadaan tercela, bengkok dan
tidak lurus. Juga bisa diartikan sebagai keadaan seseorang yang gagal untuk
memenuhi ukuran yang menyenangkan Allah. Kegagalan ini sifatnya menyeluruh
dalam arti.
Mempengaruhi seluruh aspek keberadaan manusia
Mempengaruhi semua orang tanpa kecuali

Diktat AntropologidanHamartologi (Relly Tri Cahya, M.Mis) Hal. 28.

Kerusakan Total atau Total Depravity bukan berarti bahwa setiap orang
tercemar secara keseluruhan di dalam tindakan tindakannya, atau tidak juga
setiap orang akan melakukan semua jenis dosa, juga tidak berarti seseorang tidak
dapat menghargai bahkan melakukan tindakan tindakan kebaikan. Tetapi hal ini
berarti bahwa kekorupan dosa meluas pada semua manusia dan pada semua
bagian dari manusia sehingga tidak ada pada manusia natural yang layak di
7
hadapan Allah.
Maka ditegaskan, konsep tentang kerusakan total tidaklah berarti
Bahwa setiap orang telah menunjukkan kerusakannya secara keseluruhan
dalam perbuatannya
Bahwa orang berdosa tidak lagi memiliki hati nurani dan dorongan alami
untuk berhubungan dengan Allah
Bahwa orang berdosa akan selalu menuruti setiap bentuk dosa
Bahwa orang berdosa tidak lagi mampu melakukan hal hal yang baik dalam
pandangan Allah maupun orang lain
Kerusakan Total Berarti :
Bahwa kerusakan terjadi dalam diri manusia dan meluas pada semua aspek
dalam tabiat dan kemampuannya
Bahwa tidak ada sesuatu dalam diri manusia yang membuatnya layak untuk
berhadapan dengan Allah yang benar

D. Pinalti ( Hukuman ), hubungan dengan dosa warisan


Allah adalah Allah yang adil, dan dosa adalah hal yang sangat serius bagi
Allah. Oleh karena itu dosa yang dilakukan manusia akan mendapat hukuman.
Allah tidak dapat membiarkan dosa, karena dosa merupakan tindakan agresif
manusia untuk melawan dan membenci Allah (Kel. 20:5).
Maka hukuman atas dosa warisan adalah kematian rohani yang di alami
manusia. Yaitu pemisahan dari kehidupan Allah dan kehidupan sekarang ini (Ef 2
: 1 3). Jika keadaan ini terus menerus di biarkan dan tidak berubah dalam diri
manusia dalam hidupnya, maka kematian kekal atau kematian yang kedua kali
akan menyertainya (Why 20: 1 15).

The Moody Handbook Of Theology ( Paul Enns ) Hal. 384

Sama seperti sebuah bunga yang telah di petik dari tangkainya dapat
member gambaran yang bagus tentang perbuatan dosa manusia. Pada mulanya
tangkai bunga yang di petik dari pohonnya terlihat indah semerbak, dapat
menghiasi sekelilingnya, dan tampak tidak mati, ia tampak hidup dan berguna.
Namun dalam kenyataannya ia mati, karena telah terpisah dari pohon yang
memberinya hidup.
Begitu juga dengan manusia. Siapa yang percaya dengan Yesus akan di
berikan hidup baru dan kekal.

E. Penawar bagi dosa warisan.


Semua penyakit atau kerusakan pasti ada Penawar, begitu juga dengan hal
dosa warisan ini. Sebuah kerusakan yang serius akibat dosa yang di lakukan
Adam, Penawar yang mampu mengatasi dosa warisan yang kita miliki adalah
dengan :
Hidup baru di dalam Kristus Yesus bagi mereka yang perecaya (RM 8:1; Gal
5:24).
Karunia Roh Kudus yang member kuasa kepada orang percaya sehingga dapat
hidup bebas dari kekuasaan hidup lama.

F. Transmisi dari dosa warisan


Dosa Adam tidak diturunkan kepada keturunannya karena proses
peniruan. Adam adalah kepala umat manusia sekaligus menjadi wakil manusia.
Ketika ia berdosa, maka semua manusia tercakup di dalam kesalahan akibat dosa
dan di dalam penghukuman akibat dosa (imputasi). Oleh karena itu semua orang
yang lahir kemudian adalah dalam keadaan rusak. Kerusakan itu diturunkan
kepada manusia melalui orangtuanya. Namun demikian Alkitab tidak memberikan
penjelasan yang gambling tentang bagaimana hal itu terjadi, tetapi satu hal kita
tahu bahwa dosa Adam adalah dosa kita.

Dosa yang berasal dari Adam ini membuka kesempatan bagi iblis untuk
bekerja secara leluasa karena keadaan natur manusia yang sudah rusak / tercemar.
Kecemaran dalam diri manusia bagaikan pancaran mata air yang kotor bagi
seluruh dosa perbuatan yang dilakukan manusia. Dosa perbuatan ini adalah dosa
dosa pribadi, yang bersifat jamak, yang dilakukan manusia baik yang berupa
tindakan maupun yang ada dalam pemikiran manusia, sedangkan dosa asal adalah
bersifat tunggal. Dosa asal member kekuatan yang fatal yang menyebabkan
manusia secara terus menerus melakukan tindakan / perbuatan yang memberontak
kepada Allah, yang membawa pada penghukuman.
Jadi setiap orang yang terlahir di dunia ini dalam keadaan berdosa, tidak
ada seseorang pun yang lahir di dunia ini dalam keadaan tidak berdosa. Atau di
lahirkan memiliki setengah sifat baik dan setengah sifat berdosa. Jika seseorang di
lahirkan di dunia ini tidak berdosa maka dia tidak membutuhkan keselamatan, dan
apabila seseorang yang lahir di dunia ini setengah berdosa dan setengah tidak
berdosa maka dia hanya membutuhkan setengah keselamatan dari Allah.

G. Obat ( jalan penyelesaian ) terhadap dosa warisan


Kematian Kristus adalah jalan penyelesaian terhadap dosa warisan, Karena
melalui kematian Kristuslah kita telah diperdamaikan kembali dengan Allah
(Rom. 3:25; Kol. 1:20). Kematian Kristus merupakan suatu syarat utama yang
memenuhi semua tuntutan keadilan Allah. Henry menegaskan bahwa hanya
melalui kematian Kristus sajalah Allah dapat tetap adil ketika membenarkan orang
yang berdosa (Rom. 3:25,26). Ia menambahkan bahwa kematian Kristus yang
sempurna telah memenuhi tuntutan tuntutan Allah yang adil.
Keadaan manusia sebelumnya telah menjadi seteru Allah kini telah diper
damaikan Allah melalui kematian Kristus. Henry menambahkan bahwa kematian
Kristus juga merupakan penebusan. Ia menjelaskan bahwa istilah penebusan
kadang kadang menunjuk pada pelunasan hutang dan kadang kadang kepada
pembebasan orang tahanan. Korban Kristus meyediakan penebusan untuk kedua

duanya. Jadi solusi yang terbaik terhadap dosa yang memenuhi tuntutan Allah
ialah kematian Kristus. Yang merupakan korban sempurna dari Allah. Dan dalam
kematian Kristus ini manusia telah diperdamaikan dengan Allah, sehingga
manusia dapat kembali menikmati persekutuan yang baik dengan Allah.
Charles menyimpulkan bahwa kita dipisahkan dari kuasa dosa oleh
kematian Yesus Kristus, dan kita bebas dari kekuasaannya oleh kuasa Roh Kudus.
Manusia lama tidak dibinasakan sampai kebangkitan. Karena itu Allah telah
memberikanRoh-Nya yang kudus, agar dengan-Nya kita dapat mengatasi dosa
setiap hari. Jadi kita dipisahkan dari kuasa dosa oleh kematian Kristus, dan kita
dimerdekakan dari kuasa dosa itu oleh kuasa Roh Kudus.

H. Faham yang menentang doktrin dosa warisan.


1. Pelagianisme

Dalam Pelagianisme percaya bahwa Allah tidak akan memrintahkan


sesuatu yang mustahil untuk di lakukan dan bahwa karena Ia memerintahkan
semua orang hidup kudus, maka setiap orang dapat menjalani hidup bebas dari
dosa. Pelagianisme berpendapat bahwa manusia di ciptakan netral, kondisi tidak
berdosa dan tidak suci. Dan di lengkapi dengan kesangupan untuk memilih akan
melakukan dosa ataupun tidak melakukan dosa. Maka pelagianisme berpikir
setiap orang di lahirkan seperti pertama kali adam di lahirkan sebelum jatuh ke
dalam dosa, dan memiliki contoh yang buruk dari perbuatan Adam. Adam tidak
mewariskan satu tabiat dosa atau rasa bersalah karena dosanya kepada
keturunannya. Manusia memiliki kehendak untuk melakukan hal hal yang tidak
baik dan mengakibatkan ia berdosa, dan manusia pun bebas untuk berbuat baik.

Diktat AntropologidanHamartologi (Relly Tri Cahya, M.Mis) Hal. 29-30.

Dan seluruh perbuatan baiknya merupakan dorongan kemampuan sifat


manusiawinya sendiri. Jadi, Pelagianisme membesar besarkan jasa perbuatan
baik beserta dampaknya untuk keselamatan.

2. Semi Pelagianisme
Ajaran Pelagius di tentang oleh Agustinu, yang menekankan ketidak
mampuan mutlak manusia untuk mencapai kebenaran dank arena itu ia sangat
memerlukan anugerah yang besar. Semi Pelagianisme berada di tengah tengah
antara ajaran agustinus yang sangat kuat dengan predestinasi dan ketidak
mampuan dan Pelagianisme yang begitu kuat menekankan kesanggupan manusia.
Dalam hal ini mengajarkan bahwa manusia masih menyimpan sejumlah
kebebasan untuk di gunakan dalam kebaikan dan kemurahan hati Allah, kehendak
manusia telah di lumpuhkan dan tabiatnya telah di cemari akibat kejatuhan dalam
dosa.
3. Sosinianisme
Gerakan ini mengikuti nama Lelio Sosinus (1525 1562) dan
keponakannya Faustus (1539 1604), merupakan pelopor Unitarianisme.
Pengajarannya

menyangkali

keilahian

Kristus,

Predestinasi,

dosa

asal,

ketidakmampuan mutlak, dan penggantian hukum dosa.

4. Arminianisme
Arminianisme mengajarkan bahwa Adam diciptakan dalam keadaan tanpa
dosa, bukan kekudusan; bahwa dosa terdapat dalam perbuatan yang didorong oleh
kehendak; tabiat dosa; bahwa manusia tidak sepenuhnya rusak; bahwa manusia
mempunyai kemampuan untuk ingin berbuat baik dan menyesuaikan purna; dan
bahwa kehendak manusia merupakan salah satu penyebab kelahiran barunya.

5. Neo Ortodoks

Secara umum, neo-Ortodoks memandang dosa dengan sangat serius.


Namun dosa diartikan sebagai hidup yang berpusat kepada diri sendiri, bukan
kepada Allah. Akan tetapi, catatan mengenai dosa Adam dalam Kejadian 3
bukanlah sesuatu yang historis, seolah olah merupakan peristiwa nyata yang
terjadi dalam waktu dan pada tempat tertentu. Adam bukanlah manusia nyata
(real) yang sungguh sungguh pernah di bumi ini, meskipun begitu ia mewakili
atau mengambarkan manusia dalam setiap perkembangannya.

BAB III
KESIMPULAN

Dalam pembahasan makalah tentang Dosa Warisan ini kelompok kami


dapat menyimpulkan bahwa dosa warisan merupakan "dosa yang dimiliki oleh
semua manusia" sebagai akibat secara langsung dari dosa Adam di Taman Eden..
Dosa warisan ini membuat kita menjadi rusak total ( Total Depravity ),
kerusakan yang kita alami ini terjadi dalam diri manusia dan meluas pada semua
aspek dalam tabiat dan kemampuannya dan bahwa tidak ada sesuatu dalam diri

manusia yang membuatnya layak untuk berhadapan dengan Allah yang benar.
Maka dari itu tidak ada yang bisa menyelesaikan masalah Dosa ini kecuali dengan
jalan kita bertobat dan percaya kepada Tuhan Yesus Kristus yang selalu
memberikan kemenagan kepada kita atas dosa warisan.

DAFTAR PUSTAKA

1. G.C. Van Niftrik& B.J. Boland,Dogmatika Masa Kini, (Jakarta: BPK-GM,


1990).
2. Theol. Dieter Becker, PedomanDogmatika, (Jakarta: BPK-GM, 2009).
3. EnsiklopediaAlkitab Masa KiniJilid A-L (Jakarta: YKBK, 2011).
4. H. Hadiwijono, Iman Kristen, ( Jakarta: BPK-GM, 2010).
5. R. Soedarmo, IkhtisarDogmatika, (Jakarta: BPK-GM, 2002).
6. Diktat AntropologidanHamartologi (Relly Tri Cahya, M.Mis).
7. The Moody Handbook Of Theology ( Paul Enns ).

Anda mungkin juga menyukai