NIM: 1021911034
18 November 2019
Jakarta
2
Pendahuluan
John Calvin adalah seorang reformator gereja terkenal berasal dari Perancis.
Reformasinya dilakukan di Jenewa, Swiss. Reformasi John Calvin terkenal dengan
tulisan-tulisannya yang sangat berpengaruh bagi Kekristenan sampai sekarang. John
Calvin cukup berpengaruh dengan munculnya gerakan yang bernama Calvinisme di
Eropa. Makalah ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang dan reformasi dari John
Calvin serta munculnya Calvinisme kemudian menguraikan singkat penyebaran serta
dampaknya di benua Eropa.
John Calvin dengan nama asli Jean Cauvin lahir di Noyon, 10 Juli 1509.1 Ibu
Calvin, Jeanne Lefranc meninggal ketika dia masih berusia sekitar 5 tahun.2 Ayahnya,
Gerard Cauvin berasal dari keluarga seorang pengrajin dan tukang perahu kemudian
menjadi juru tulis di kota tersebut.3 Disebabkan oleh sakit yang serius, Gerard
meninggal pada tahun 1931. John Calvin memiliki lima saudara kandung, yaitu Charles,
Antonie, Francois, Marie dan satunya yang tidak diketahui namanya.4
John Calvin menjadi orang yang sangat berminat dalam dunia sastra dan dia
adalah orang yang memegang paham humanis selama masa studinya. Pada usianya
yang ke-14, dia menempuh studi di The University of Paris, tepatnya di College de la
Marche kemudian melanjutkan studi di College de Montaigu dengan alasan yang tidak
diketahui. Di sana, Calvin belajar di bawah bimbingan Marthurin Cordier yang adalah
salah seorang pendiri pedagogi modern.5 Di bawah bimbingannya, Calvin menjadi
sangat mahir dalam bahasa Latin. Ketika itu juga, ayahnya mengarahkan Calvin untuk
belajar hukum di University of Orleans di Prancis. Di sana, Calvin mendapatkan gelar
Doktoral pada usianya masih sekitar 18 tahun.6 Tahun 1529, Calvin pindah ke Bourges
untuk belajar di bawah Alciat seorang profesor hukum Roma.7 Kemudian, Calvin dengan
1. Francois Wendel, CALV IN: Asal Usul Perkembangan Pemikiran Religiusnya (Surabaya:
Momentum, Indonesia, 2015), 4.
2. William Stacy Johnson, JOHN CALVIN: REFORMER FOR THE 21st Century (Westminster John
Knox Press: United States America, 2009), 2.
3. Wendel, CALVIN: Asal Usul Perkembangan Pemikiran Religiusnya, 5.
4. Wendel, CALVIN: Asal Usul Perkembangan Pemikiran Religiusnya, 5.
5. Wendel, CALVIN: Asal Usul Perkembangan Pemikiran Religiusnya, 6.
6. Johnson, JOHN CALVIN: REFORMER FOR THE 21st Century, 3.
7. Wendel, CALVIN: Asal Usul Perkembangan Pemikiran Religiusnya, 13.
3
terpaksa harus pulang ke Noyon dikarenakan ayahnya jatuh sakit. Calvin berada di
Noyon sampai ayahnya meninggal pada 1531.
Calvin berangkat ke Paris dan di sana dia belajar bahasa Yunani dan Ibrani di
bawah pengajaran Danes dan Vatable. Pada 1532, dia menyelesaikan dan menerbitkan
buku tafsiran terhadap buku De Clementia.8 Tahun selanjutnya, Calvin mengalami
pertobatan dan beralih dari Katolik Roma ke Reformasi. Hal ini mendorong dia untuk
pergi ke Paris, hidup bersama dengan keluarga Guillaume Cop. Dari situ, Calvin
mengenal beberapa nama terkenal seperti Bude, Lefevre d’Etaples dan Erasmus, serta
belajar tulisan-tulisan para Bapa Gereja, Marthin Luther dan Melanchton.9
Pada 1536, Calvin mulai menulis tulisan barunya yang berjudul Institutio dan
beralih ke Jenewa. Tahun yang sama juga memulai periode pertama dari reformasinya
di Jenewa, di bawah bimbingan seorang mentor bernama Guillaume Farel. Tuhan
menggunakan Farel untuk menggerakkan Calvin melakukan reformasi di Jenewa.10
Farel adalah orang yang telah mendahului Calvin untuk memulai gerakan reformasi di
Jenewa, dan sebelumnya juga Zwingli telah melakukan reformasi di Swiss. Masa-masa
awal Calvin di kota itu dipenuhi dengan perselisihan antara para hamba Tuhan dan
pemimpin-pemimpin kota saat itu. Calvin saat itu tidak memiliki pengaruh dikarenakan
dia hanyalah seorang pendatang. Hal itu membuat Calvin pergi menuju Strasbourg,
belajar banyak dari Martin Bucer dan menikah dengan Idelette.11
Calvin kembali ke Jenewa dan memulai reformasinya, karena Jenewa saat itu
sudah mulai beralih kepada Gereja Katolik Roma. Reformasi John Calvin di Jenewa
terbagi atas tiga tahap periode dari tahun 1541 sampai 1564. Periode pertama
berlangsung dari 1541 sampai 1547, dimana Calvin melawan struktur pemerintahan
Jenewa pada saat itu. Jenewa saat itu dipimpin oleh empat badan, yaitu Dewan Besar,
Dewan Umum, Dewan Kecil dan empat syndic. Di situ Calvin bekerja menyusun
konstitusi serta menulis banyak tafsiran dan traktat polemik.12 Periode kedua
berlangsung antara tahun 1548 dan 1555. Periode ini digambarkan dengan masa
dimana Calvin dan gerakannya mengalami pertentangan dari pemerintah kota yang saat
itu memegang ajaran Roma Katolik, terutama mengenai salah satu pandangannya yaitu
predestinasi. Perlawanan tersebut juga dilakukan dengan bentuk motif melawan setiap
“orang asing” yang dianggap berusaha mengacaukan kehidupan di Jenewa. Perlawanan
ini dikalahkan oleh gerakan reformasi Calvin, karena sosok Calvin yang sangat menarik
hati rakyat beralih kepada paham reformasi juga dengan dibantu oleh Farel dan para
hamba Tuhan dari Zurikh. Keberhasilan ini kemudian membuat karya-karya tulis Calvin
tersebar.13 Periode terakhir dan merupakan tahap akhir pelayanannya di Jenewa
sekaligus pelayanan selama hidupnya berlangsung antara tahun 1555 dan 1564. Di
tahap ini, Calvin mendirikan sebuah akademi di Jenewa dan menyelesaikan salah satu
tulisannya yang paling terkenal hingga sekarang, yaitu Institutio juga sejumlah tafsiran
seperti Harmony of Pentateuch.14 Institutio yang ditulis oleh Calvin telah mengalami
revisi berulang-ulang sampai akhirnya pada tahun 1559 menghasilkan empat buku
dengan total sekitar 80 – 100 bab yang terbagi-bagi di setiap buku.15
John Calvin meninggal pada 27 Mei 1564 disebabkan penyakit yang sangat
kronis dan ini membuat seluruh negeri bersedih. Di samping penderitaannya itu, dia
semakin terdorong untuk membuat banyak tulisan. Pada waktu-waktu terakhir
sebelum dia meninggal, Calvin menulis surat perpisahan kepada saudara-saudaranya,
surat yang berisi tentang pengakuan akan ketidaklayakkan dirinya, mengundang para
pengikutnya serta mendatangkan senat di kediamannya untuk mendengar kata-kata
perpisahannya secara pribadi. Calvin juga menulis surat kepada pemerintah kota itu,
kemudian akhirnya memberikan berbagai macam kalimat penguatan serta peringatan
kepada pihak gereja maupun pengikutnya agar selalu setia kepada Tuhan saja. Calvin
menyampaikan semua ini sambil dia mengakui bahwa segala hal yang dia lakukan
selama ini adalah tidak bernilai karena dia adalah seorang yang menyedihkan. Calvin
dengan segala kerendahan hati mengakui kepada semua orang mengenai hal-hal yang
mereka tidak tahu tentang dia dalam berbagai pencapaian selama pelayanannya,
13. Hall, PENGHARGAAN KEPADA JOHN CALVIN: PERAYAAN ULANG TAHUNNYA YANG KE-
500, 516.
14. Hall, PENGHARGAAN KEPADA JOHN CALVIN: PERAYAAN ULANG TAHUNNYA YANG KE-
500, 517.
15. Philip Schaff, History of the Christian Church (Massachusetts: Hendrickson Publisher, United
States America, 1889), 334.
5
meminta maaf jika terdapat hal buruk yang dia pernah lakukan kemudian menegaskan
untuk meneladani hal-hal yang baik selama ini dia perbuat bagi banyak orang.16
Calvinisme di Eropa
16. David W. Hall, WARISAN JOHN CALVIN: PENGARUHNYA DI DUNIA MODERN (Surabaya:
Momentum, Indonesia, 2009), 76-81.
17. Franklin Charles Palm, CALVINISM AND THE RELIGIOUS WARS (New York: Henry Holt and
Company, United States America, 1932), 38.
18. Palm, CALVINISM AND THE RELIGIOUS WARS, 64.
19. Christiaan de Jonge, apa itu CALVINISME? (Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, Indonesia,
1998), 12
20. John T. McNeill, THE HISTORY AND CHARACTER OF CALVINISM (New York: Oxford University
Press, United States America, 1954), 253.
21. Palm, CALVINISM AND THE RELIGIOUS WARS, 65.
6
tertangkap dan dihukum. Karena itu, sampai sekarang juga Italia menganut ajaran dari
Roma Katolik. Sedangkan di Spanyol, Calvinisme diperkenalkan oleh dua bersaudara
yaitu Alfonso dan Juan de Valdes. Tetapi pada 1570, gerakan ini berhasil dimatikan dan
diusir dari Spanyol. Hal ini terjadi karena adanya pengaruh dari Ignatius Loyola,
seorang Katolik dari kaum Jesuit serta pihak penyelidik, berhasil memadamkan setiap
pengaruh kaum Reformed-Protestantism di berbagai tempat di Spanyol.22
Kemudian, Calvinisme mulai memasuki Rhineland atau Jerman. Frederick III dari
Palatinate, sebelumnya memegang paham Lutheran mulai beralih ke arah Calvinisme.
Tindakan selanjutnya dari Frederick III, ialah menerbitkan Katekismus Heidelberg.
Frederick III meninggal pada 1576 kemudian diganti oleh John Casimir, dan selama
pemerintahan kedua orang itu membuat Palatinate menjadi pusat Calvinisme di Eropa
tengah. Akhirnya Calvinisme masuk ke daerah-daerah lain di Jerman bagian barat dan
jumlah pengikut yang ikut bertambah banyak.23 Jerman menjadi salah satu negara
Eropa yang paling banyak menganut Calvinisme.
Di Belanda, Calvinisme sudah didahului oleh gerakan lainnya seperti Lutheran
dan Zwingli. Meskipun begitu, penyebaran Calvinisme berjalan baik di bagian selatan
menggantikan Lutheranisme dan Zwinglianisme. Calvinisme mulai mendominasi
Belanda dikarenakan ajaran Calvinisme lebih menekankan kepada esensi demokrasi
dan republikan. Calvinisme juga menekankan kebebasan berpolitik serta kedaulatan
Allah. Secara langsung, Calvinisme menarik hati rakyat juga hati para wirausahawan
yang tidak menyukai sistem pajak tinggi dari pihak Roma Katolik dan Spanyol.
Meresponi hal ini, kaisar Roma Charles V dan raja Spanyol Philip II segera mengambil
tindakan untuk mencegah Calvinisme merusak kekuasaan mereka dan gereja Katolik
Roma. Mereka berkali-kali mengirim utusan untuk mengusir Calvinisme dari Belanda
serta mencoba membunuh pemimpin yang beralih ke Calvinisme, tapi hal ini kemudian
memicu pemberontakan dan perlawanan dari masyarakat yang ada. Terjadi
pertempuran antara kaum Protestan Belanda dengan Katolik Roma bersama Spanyol
selama beberapa tahun. Diakhiri dengan kemenangan pihak Protestan dan membuat
Belanda menjadi kekuatan Calvinisme dan Protestantisme di Eropa.24
Calvinisme juga memasuki negara-negara berbahasa Inggris. Calvinisme
memasuki Skotlandia dengan kesan yang kurang baik pada awalnya. Karena itu,
Pada awal abad ke-17, pertentangan terjadi antara dua pandangan yaitu
Calvinisme dan Arminianisme, antara pengikut John Calvin dan pengikut Jacobus
Arminius.29 Puncaknya ialah pada Synod of Dort yang diselenggarakan tahun 1618-1619,
di Belanda. Synod of Dort berakhir dengan kemenangan kaum Calvinis dan
ditegakkannya teologi TULIP (Total Depravity, Unconditional Election, Limited
Atonement, Irresistible Grace, Perseverance of the Saints).30
Sekitar abad ke-17 juga, Calvinisme mulai semakin menyebar dan memasuki
benua lain seperti Amerika Utara dan Asia. Calvinisme di Amerika Utara mengalami
perkembangan besar oleh kaum Puritan.31 Pusat perkembangan Calvinisme di Asia
yaitu di Korea, dan Calvinisme diterima di beberapa negara Asia lainnya kecuali di
Jepang karena di sana terdapat pengaruh Shintoisme yang sangat besar.32
29. Paul F. Favao, Christian History of Everyman, The Canons of the Synod of Dort, 2014
https://www.christian-history.org/canons-of-dort.html.
30. Matthew J. Slick, Calvinist Corner, The Five Points of Calvinism, 2012
https://www.calvinistcorner.com/tulip.htm.
31. Martin Ernst Hirzel, Martin Sallmann, John Calvin’s Impact on Church and Society (Michigan:
William B. Eeerdmans Publishing Company, United States America, 2009), 50.
32. Hall, PENGHARGAAN KEPADA JOHN CALVIN: PERAYAAN ULANG TAHUNNYA YANG KE-
500, 593.
9
John Calvin lahir di Noyon, Perancis pada 10 Juli 1509. Calvin menjalani
kehidupannya dengan penuh ketekunan mempelajari banyak hal. Pada awalnya, Calvin
adalah seorang humanis kemudian dia mengalami pertobatan dan beralih kepada
paham Reformasi Gereja. Calvin juga menghasilkan banyak tulisan-tulisan terkenal yang
sangat berpengaruh bagi kehidupan orang Kristen di Eropa dan dunia. Salah satu
tulisan terkenalnya ialah Institutio.
Salah satu pengaruh besar John Calvin ialah munculnya gerakan Calvinisme yang
dipelopori oleh para pengikutnya. Pusat perkembangan Calvinisme ialah berada di
Swiss kemudian menyebar ke berbagai negara di dunia. Calvinisme sangat
mempengaruhi kehidupan orang Kristen di dunia khususnya di Eropa. Calvinisme juga
menata kembali kehidupan politik dan sosial-ekonomi berbagai negara. Negara-negara
Eropa yang mendapat pengaruh paling besar oleh Calvinisme ialah Belanda, Inggris,
Skotlandia, dan Jerman. Di dalam kesuksesan penyebaran ajarannya sekitar abad ke-17
sampai 19, Calvinisme juga menghadapi banyak perlawanan dan penolakan. Hal itu
seperti dilakukan oleh pihak Katolik yang menolak reformasi juga dengan adanya
Arminianisme. Akhirnya, Calvinisme menjadi salah satu ajaran Kristen yang paling
banyak dianut di seluruh dunia.
John Calvin adalah seorang yang sangat patut diteladani. Calvin adalah orang
yang setia melakukan pelayanan seumur hidupnya hanya kepada Tuhan. Karya Tuhan
bagi hidup John Calvin sangatlah besar. Tuhan menggunakan Calvin untuk melakukan
pekerjaan Tuhan, Tuhan selalu menguatkan hati dan imannya walaupun banyak
menerima penolakan dan penderitaan. Sampai menjelang akhir hidupnya, dia masih
setia kepada Tuhan dengan menuliskan banyak tulisan-tulisan yang akhirnya
mempengaruhi banyak orang Kristen di dunia. Walaupun dengan pencapaiannya yang
luar biasa, dia tidak menjadi sombong dan terus menjadi orang yang rendah hati seperti
yang tertulis dalam surat-suratnya. Karena semua itu, John Calvin telah menjadi salah
satu tokoh berpengaruh dan memotivasi dalam diri penulis. Kehidupan Calvin selalu
mengingatkan diri penulis untuk terus setia pada Tuhan dalam keadaan apapun dan
janganlah menjadi sombong, lakukan semua pelayanan hanya untuk kemuliaan Tuhan.
10
Daftar Pustaka
de Jonge, Christiaan, apa itu Calvinisme?, PT BPK Gunung Mulia, Jakarta, Indonesia, 1998
Favao, Paul F., Christian History of Everyman, “The Canons of the Synod of Dort”, 2014
https://www.christian-history.org/canons-of-dort.html
Hall, David W., PENGHARGAAN KEPADA JOHN CALVIN: PERAYAAN ULANG TAHUNNYA
YANG KE-500, Momentum, Surabaya, Indonesia, 2012
Hall, David W., WARISAN JOHN CALVIN: PENGARUHNYA DI DUNIA MODERN, Momentum,
Jakarta, Indonesia, 2009
Hirzel, Ernzt, Sallmann, Martin, John Calvin’s Impact on Church and Society, William B.
Eerdmans Publishing Company, Michigan, United States America, 2009
Johnson, William Stacy, JOHN CALVIN: REFORMER FOR THE 21st Century, Westminster
John Knox Press, United States America, 2009
McNeill, John T., THE HISTORY AND CHARACTER OF CALVINISM, Oxford University Press,
New York, United States America, 1954
Palm, Franklin Charles, CALVINISM AND THE RELIGIOUS WARS, Henry Holt and
Company, New York, United States America, 1932
Slick, Matthew J., Calvinist Corner, “The Five Points of Calvinism”, 2012
https://www.calvinistcorner.com/tulip.htm