Anda di halaman 1dari 6

Baptisan

I.

Asal Mula Baptisan


A. Pada Perjanjian Lama
Baptisan berasal dari kata TEVILH. Kata TEVILH ini berpadanan
dengan kata Yunani " - baptiz".
TEVILH adalah hal yang lazim dilakukan oleh orang Israel jaman dahulu dan
merupakan salah satu cara mereka menyebut upacara baptis mereka. Makna
TEVILH pada Perjanjian Lama adalah pembersihan/ pencucian.
Disepanjang Perjanjian Lama kita temukan ungkapan yang berhubungan dengan
TEVILH, diantaranya :
Bani Israel harus melakukan TEVILH sebelum mereka melakukan ritual
ibadah
Para imam harus melakukan TEVILH
Seorang wanita harus melakukan TEVILH satu kali dalam sebulan
Para calon dari non-Yahudi yang akan masuk menjadi pengikut agama Yahudi
harus menjalani TEVILH
Contoh :
"Dalam kolam pembasuhan yang berisi 40 sukat (Ibrani 'seah') air, setiap orang yang
najis mencelupkan diri mereka, dan di dalam kolam itu juga mereka mencelup semua
perabot yang najis." (Mikvaot 9:5).
"Jika orang Farisi menyentuh pakaian dari masyarakat umum, mereka menjadi najis,
dan perlu 'tevilah' (baptisan)" (Misyna Khagiga 2:7)

Pada masa purba, orang Yahudi menggunakan sungai, namun di era berikutnya dan
modern, mereka menggunakan kolam khusus yang disebut - MIQVEH

Located to the south of the Temple close to the Huldah gate. It dates to the time of the
Temple during the life-time of Jesus and the Apostles.

B. Baptisan pada perjanjian Baru

Dilakukan oleh Yohanes Pembaptis di sungai Yordan. Hal ini dilakukan sebagai
lambang bahwa orang tersebut bertobat pada Allah dan sebagai langkah
untuk mempersiapkan orang-orang yang bertobat untuk menyambut Mesias
1
yang akan datang
Diambil dari asal kata yang sama dan memiliki arti yang sama
yaitu"mencelupkan", "membenamkan"

Matius 3:6 Lalu sambil mengaku dosanya mereka dibaptis oleh Yohanes di
sungai Yordan.
Dan setelah kedatangan Tuhan Yesus, peristiwa pembaptisan, kematian,
kebangkitan dan kenaikanNya, barulah dapat disebut sebagai Baptisan Kudus
yang sebenarnya, seperti yang kita kenal saat ini, yaitu baptisan bagi
orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan
juruselamatnya

II.

Asal dan Arti Kata Baptis


Secara umum kata Baptis berasal dari bahasa Yunano " - baptiz".
Orang seringkali mengartikan kata ini dengan arti tunggal yaitu membenamkan
padahal kata ini juga memiliki beberapa arti lain yaitu :
Mencelupkan
Membenamkan
Mewarnai sesuatu dengan cara menyelupkan
Membasahi atau melembabkan
Mengaliri sesuatu dengan air

Dr. Stephen Tong, Baptisan dan Karunia Roh Kudus, (Lembaga Reformed Injili; 1995), hal 31

Mencuci
Menuangkan sesuatu benda cair pada seseorang atau suatu benda

III.Hakikat / Makna dari Baptisan


Baptisan sendiri adalah salah satu dari dua sakramen yang diakui oleh gereja pada
umumnya (diluar gereja Katolik yang memiliki 7 sakramen), yaitu sakramen baptisan
dan sakramen perjamuan kudus.
Sakramen sendiri merupakan tanda dan materai bagi yang diberikan oleh Tuhan. Jadi
munculnya Baptisan ini adalah inisiatif dari Tuhan sendiri dan bukan manusia.
Makna Baptisan pada umumnya :
Kita dibasuh dan disucikan dari segala dosa-dosa kita seperti air yang
membersihkan kotoran-kotoran yang ada (Simbol pembersihan rohani)
Melukiskan identifikasi orang percaya dengan kematian Kristus,
penguburanNya dan kebangkitanNya. Kita mati atas segala dosa kita dan
manusia lama dikuburkan, kemudian kita dibangkitkan kembali menjadi
ciptaan baru dalam Kristus (dibenamkan dalam air dan dimunculkan kembali)
2

Dalam bukunya Dogmatika Masa Kini, DR. G.C Van Niftrik mengungkapkan bahwa
baptisan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus di sungai Yordan yang mengawali
perkerjaanNya didunia ini sebenarnya adalah simbol dari seluruh pelayananNya
hingga kematianNya nanti. Saat Yesus memberi diri dibaptis dan Allah berfirman
Inilah Anak yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan, itu pertanda bahwa Yesus
telah memberi diri dan mengikatkan perjanjian dengan Tuhan untuk melaksanakan
tugasNya hingga akhir yaitu mati di kayu salib.
Itulah sebabnya Tuhan Yesus tidak pernah membaptiskan orang sebab baptisanNya
yang sesungguhnya adalah baptisan umum yang menghasilkan pengampunan dosa
untuk semua manusia yang percaya padaNya.

IV. Guna Baptisan


Guna Baptisan adalah
Sebagai lambang pengakuan kita kepada dunia dan orang-orang disekitar kita
bahwa kita telah bertobat, mengakui keberdosaan kita dan menerima Kristus
Yesus sebagai juruselamat kita.
Agar kita dapat masuk dalam lingkaran dalamNya. Semua orang yang percaya
adalah tentu diselamatkan dan menjadi anggota kerajaan Surga, tetapi setiap
mereka yang mengambil langkah memproklamirkan imannya dan menaati
2

Dr. G. C. Van Neftrik dan Dr. B. J. Bolland, Dogmatika Masa Kini, (Jakarta, BPK Gunung Mulia; 1995), hal 442

perintah Tuhan untuk dijadikan murid dan memberi diri dibaptis (Mat 28:19)
tentu akan mendapat kepercayaan lebih.
Agar kita dapat bertumbuh dan terpelihara dalam satu gereja sebagai tubuh
Kristus mengingat yang dapat mengeluarkan surat baptisan adalah suatu
lembaga gereja yang diakui oleh pemerintah
Menjadi kekuatan dan pengingat disepanjang perjalanan iman orang percaya,
terutama dimasa sulit, bahwa Tuhan telah mengampuni dia dan mengikat
perjanjian denganNya untuk selamanya.

V.

Cara Baptisan
Baptisan memiliki cara yang bervariasi tergantung kepercayaan dan kesepakatan yang
dianut oleh masing-masing gereja. Diantaranya :
Diselam
Dipercik
Disiram
Mereka yang memilih diselam berkata bahwa kata baptiso berarti dicelupkan hingga
basah seluruhnya dan hal ini juga yang dilakukan oleh hamba-hamba Tuhan dalam
Perjanjian Baru yang membaptis orang dikolam dan sungai-sungai. Baptisan selam
juga melambangkan seseorang mati dan dikuburkan kemudia dibangkitkan kembali
bersama Kristus.
Mereka yang memilih percik juga memiliki pemikiran sendiri serta mengimani bahwa
hal ini hanyalah perlambang dan Tuhan tidak mengharuskan harus seperti itu,
bagaimana dengan orang yang sakit keras dan yang dipadang gurun, apakah
baptisan percik mereka menjadi tidak sah.
Tidak ada yang benar dan tidak ada yang salah. Semua sah dimata Tuhan. Sebab
seperti kita bahas diatas, arti kata baptiso pun bukan hanya mencelupkan tetapi juga
menuangkan. Dan yang terlebih penting untuk kita ingat adalah, bukan metodenya
yang esensi melainkan arti dari baptisan itu yang esensi, yaitu pengakuan seorang
percaya bahwa dia telah bertobat serta memahami bahwa seluruh dosanya telah
diampuni dan disucikan dengan darah Yesus, bahwa Tuhan telah mengikat perjanjian
dengannya untuk selamanya.
Ada juga gereja yang menggunakan bendera sebagai lambang baptisan. Saya pribadi
kurang setuju sebab baptiso selalu mengandung arti kata air. Dan airlah yang dipakai
oleh Tuhan sejak perjanjian lama sebagai media pengudusan.

VI. Objek Baptisan


Orang-orang yg mengaku bertobat dan percaya pada Tuhan
Orang-orang yang telah bergabung dalam gereja Tuhan
Orang-orang yang telah mengenal siapa Yesus yang mereka percayai (Karena
itu sebelum baptisan biasanya dilakukan katekisasi atau pengajaran di gereja
masing-masing)
Mengenai siapakah yang boleh dibaptis, masih ada perdebatan panjang apakah
anak-anak boleh dibaptis atau tidak.
Golongan yang berkata tidak boleh beranggapan bahwa untuk dibaptis seseorang
harus dengan penuh pengertian mengaku bahwa dirinya percaya pada Tuhan Yesus
dan menerima Yesus sebagai juruselamat pribadinya. Sementara anak-anak tidak
dapat berbuat hal itu. Jadi seharusnya tidaklah sah jika anak-anak tersebut dibaptis,
setidaknya hingga mereka berumur 13 atau lebih dan mampu berfikir serta
memutuskan sesuatu bagi diri mereka sendiri.
Golongan yang beranggapan boleh mengatakan bahwa sejak jaman perjanjian lama,
Allah telah memasukkan anak-anak kedalam golongan orang-orang percaya dan
dalam pemeliharaanNya dengan menyuruh pada orang tua untuk menyunatkan
3
anak-anak mereka pada hari yang kedelapan. Mereka juga beranggapan bahwa
baptisan adalah perjanjian Allah atas inisiatif Allah dan bukan ditentukan dari apa
yang kita lakukan dan usahakan. Jadi anak-anak pun berhak mendapatkan baptisan
sebagai perjanjian mereka dengan Allah yang akan selalu memelihara mereka dan
menjadikan mereka anggota kerajaanNya. Bahkan Luther pun saat dalam
kegelisahan rohani sempat menulis dengan huruf-huruf besar pada dinding
kamarnya baptizatus sum! yang artinya aku dibaptiskan!. Kata-kata ini yang
4
selalu menguatkan dia. Dan ternyata Luther dibaptis saat masih kanak-kanak.
Tetapi pandangan baptisan anak ini sempat disalah gunakan oleh orang-orang
Kristen di Swiss. Mereka, para orang tua, yang sebenarnya tidak menjalani hidup
kekristenan mereka lagi, tetap berbondong-bondong menyerahkan anak mereka
untuk dibaptis di gereja sebab mereka beranggapan bahwa mereka bukan ornag
kafir dan tidka mau anak-anak mereka disebut kafir, karena itu anak-anak mereka
harus dibaptiskan. Tentu saja hal ini adalah hal yang salah.
Jadi menurut hemat kami, memang lebih tepat jika orang dewasa yang dapat
mengambil keputusanlah yang dibaptiskan. Anak-anak dan bayi cukup diserahkan
3
4

Charles Hodge, Systematic Theology, (USA, Eermand Printing Company; 1981), hal 552
Dr. G. C. Van Neftrik dan Dr. B. J. Bolland, Dogmatika Masa Kini, (Jakarta, BPK Gunung Mulia; 1995), hal 448

yaitu melalui penyerahan anak . Tetapi tidaklah salah jika anak-anak dibaptiskan,
yaitu jika :
Orang tua mereka adalah benar-benar orang percaya
Orang tua mereka dan mereka sendiri bergabung dalam suatu gereja
Orangtua dan komunitas gereja mereka bertanggung jawab untuk mengawasi
pertumbuhan kerohanian mereka dan pengenalan mereka akan Tuhan hingg
mereka beranjak dewasa
Mereka (anak-anak ini), meneguhkan kembali pilihan mereka,
mendeklarasikan kembali bahwa mereka mempercayai Yesus Kristus sebagai
Tuhan dan Juruselamat mereka saat mereka dewasa nanti

VII.

Oknum yang melakukan baptisan


Gereja (Dapat mengeluarkan surat baptisan resmi yang dapat pula diakui oleh
pemerintah)
Hamba-hamba Tuhan diluar gereja dan orang-orang percaya (Tidak dapat
mengeluarkan surat baptisan resmi)

VIII. Apakah Baptisan masih Relevan hingga saat ini?


Ya tentu saja baptisan masih relevan hingga saat ini. Walaupun baptisan bukan syarat
mutlak memperoleh keselamatan (Firman Tuhan berkata Iman pada Kristuslah syarat
memperoleh keselamatan), tetapi baptisan adalah suatu tanda dan simbol kepercayaan
kita dan perjanjian kita dengan Allah yang kita percayai dalam Yesus Kristus. Bahkan Yesus
sendiri yang memberikan pesan khusus ini dalam Matius 28:19 sebagai amanat agungNya,
pesanNya yang terakhir untuk menjadikan semua bangsa muridNya dan membaptis
mereka didalam nama Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus.

Anda mungkin juga menyukai