I.
Pada masa purba, orang Yahudi menggunakan sungai, namun di era berikutnya dan
modern, mereka menggunakan kolam khusus yang disebut - MIQVEH
Located to the south of the Temple close to the Huldah gate. It dates to the time of the
Temple during the life-time of Jesus and the Apostles.
Dilakukan oleh Yohanes Pembaptis di sungai Yordan. Hal ini dilakukan sebagai
lambang bahwa orang tersebut bertobat pada Allah dan sebagai langkah
untuk mempersiapkan orang-orang yang bertobat untuk menyambut Mesias
1
yang akan datang
Diambil dari asal kata yang sama dan memiliki arti yang sama
yaitu"mencelupkan", "membenamkan"
Matius 3:6 Lalu sambil mengaku dosanya mereka dibaptis oleh Yohanes di
sungai Yordan.
Dan setelah kedatangan Tuhan Yesus, peristiwa pembaptisan, kematian,
kebangkitan dan kenaikanNya, barulah dapat disebut sebagai Baptisan Kudus
yang sebenarnya, seperti yang kita kenal saat ini, yaitu baptisan bagi
orang-orang yang percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan
juruselamatnya
II.
Dr. Stephen Tong, Baptisan dan Karunia Roh Kudus, (Lembaga Reformed Injili; 1995), hal 31
Mencuci
Menuangkan sesuatu benda cair pada seseorang atau suatu benda
Dalam bukunya Dogmatika Masa Kini, DR. G.C Van Niftrik mengungkapkan bahwa
baptisan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus di sungai Yordan yang mengawali
perkerjaanNya didunia ini sebenarnya adalah simbol dari seluruh pelayananNya
hingga kematianNya nanti. Saat Yesus memberi diri dibaptis dan Allah berfirman
Inilah Anak yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan, itu pertanda bahwa Yesus
telah memberi diri dan mengikatkan perjanjian dengan Tuhan untuk melaksanakan
tugasNya hingga akhir yaitu mati di kayu salib.
Itulah sebabnya Tuhan Yesus tidak pernah membaptiskan orang sebab baptisanNya
yang sesungguhnya adalah baptisan umum yang menghasilkan pengampunan dosa
untuk semua manusia yang percaya padaNya.
Dr. G. C. Van Neftrik dan Dr. B. J. Bolland, Dogmatika Masa Kini, (Jakarta, BPK Gunung Mulia; 1995), hal 442
perintah Tuhan untuk dijadikan murid dan memberi diri dibaptis (Mat 28:19)
tentu akan mendapat kepercayaan lebih.
Agar kita dapat bertumbuh dan terpelihara dalam satu gereja sebagai tubuh
Kristus mengingat yang dapat mengeluarkan surat baptisan adalah suatu
lembaga gereja yang diakui oleh pemerintah
Menjadi kekuatan dan pengingat disepanjang perjalanan iman orang percaya,
terutama dimasa sulit, bahwa Tuhan telah mengampuni dia dan mengikat
perjanjian denganNya untuk selamanya.
V.
Cara Baptisan
Baptisan memiliki cara yang bervariasi tergantung kepercayaan dan kesepakatan yang
dianut oleh masing-masing gereja. Diantaranya :
Diselam
Dipercik
Disiram
Mereka yang memilih diselam berkata bahwa kata baptiso berarti dicelupkan hingga
basah seluruhnya dan hal ini juga yang dilakukan oleh hamba-hamba Tuhan dalam
Perjanjian Baru yang membaptis orang dikolam dan sungai-sungai. Baptisan selam
juga melambangkan seseorang mati dan dikuburkan kemudia dibangkitkan kembali
bersama Kristus.
Mereka yang memilih percik juga memiliki pemikiran sendiri serta mengimani bahwa
hal ini hanyalah perlambang dan Tuhan tidak mengharuskan harus seperti itu,
bagaimana dengan orang yang sakit keras dan yang dipadang gurun, apakah
baptisan percik mereka menjadi tidak sah.
Tidak ada yang benar dan tidak ada yang salah. Semua sah dimata Tuhan. Sebab
seperti kita bahas diatas, arti kata baptiso pun bukan hanya mencelupkan tetapi juga
menuangkan. Dan yang terlebih penting untuk kita ingat adalah, bukan metodenya
yang esensi melainkan arti dari baptisan itu yang esensi, yaitu pengakuan seorang
percaya bahwa dia telah bertobat serta memahami bahwa seluruh dosanya telah
diampuni dan disucikan dengan darah Yesus, bahwa Tuhan telah mengikat perjanjian
dengannya untuk selamanya.
Ada juga gereja yang menggunakan bendera sebagai lambang baptisan. Saya pribadi
kurang setuju sebab baptiso selalu mengandung arti kata air. Dan airlah yang dipakai
oleh Tuhan sejak perjanjian lama sebagai media pengudusan.
Charles Hodge, Systematic Theology, (USA, Eermand Printing Company; 1981), hal 552
Dr. G. C. Van Neftrik dan Dr. B. J. Bolland, Dogmatika Masa Kini, (Jakarta, BPK Gunung Mulia; 1995), hal 448
yaitu melalui penyerahan anak . Tetapi tidaklah salah jika anak-anak dibaptiskan,
yaitu jika :
Orang tua mereka adalah benar-benar orang percaya
Orang tua mereka dan mereka sendiri bergabung dalam suatu gereja
Orangtua dan komunitas gereja mereka bertanggung jawab untuk mengawasi
pertumbuhan kerohanian mereka dan pengenalan mereka akan Tuhan hingg
mereka beranjak dewasa
Mereka (anak-anak ini), meneguhkan kembali pilihan mereka,
mendeklarasikan kembali bahwa mereka mempercayai Yesus Kristus sebagai
Tuhan dan Juruselamat mereka saat mereka dewasa nanti
VII.