Anda di halaman 1dari 6

Perkenalan diri pengajar dan katekumen (5 menit)

Penjelasan tentang Masa Mistagogi


Inisiasi Kristen mencakup empat masa dan tiga tahap:
(1) Masa Prakatekumenat atau pengenanalan iman (evangelisasi) yang diakhiri dengan
inisiasi tahap I, yaitu Pelantikan Katekumen;
(2) Masa Katekumenat yang diakhiri dengan inisiasi tahap II, yaitu Pemilihan Calon Baptis;
(3) Masa Persiapan Terakhir atau masa pemurnian dan pengenalan yang bermuara pada
inisiasi tahap III, yakni Penerimaan Sakramen-Sakramen Inisiasi (Baptis, Krisma, Ekaristi).
(4) Masa Mistagogi. Sesudah menerima Sakramen-Sakramen Inisiasi, para baptisan baru
memasuki Masa Keempat, yaitu Mistagogi. Mistagogi disebut juga sebagai masa pemantapan
iman. Masa mistagogi adalah masa pendampingan bagi orang-orang yang baru dibaptis
supaya mereka menemukan apa artinya berpartisipasi penuh dalam misteri sakramental
Gereja dan dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian
diharapkan hidup mereka semakin terbentuk oleh perayaan sakramen-sakramen yang mereka
ikuti.
Tujuan Masa Mistagogi
Tujuan Masa Mistagogi membimbing para baptisan baru untuk lebih memahami makna
sakramen-sakramen dan menghayatinya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Lewat masa ini
Gereja juga mau  membantu mereka untuk hidup secara kristiani dan [kelak] mati secara
kristiani pula. Masa mistagogi adalah masa pendampingan bagi orang-orang yang baru
dibaptis supaya mereka menemukan apa artinya berpartisipasi penuh dalam misteri
sakramental Gereja dan dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
demikian diharapkan hidup mereka semakin terbentuk oleh perayaan sakramen-sakramen
yang mereka ikuti.
Mengapa ada masa mistagogi ?
Baptisan baru yang sudah menerima Sakramen-Sakramen Inisiasi tersebut ibarat tanaman
baru atau outfits. Mereka harus rutin disiram dan dipupuk agar tumbuh menjadi pohon sehat,
yang menghasilkan buah-buah yang baik. (Ernest Mariyanto: 2013).
Pengertian dari Sakramen
Apa yang disebut dengan Sakramen?
Kata “Sakramen” berasal dari bahasa Latin Sacramentum yang dalam abad II dipakai untuk
menerjemahkan kata Yunani: Mysterion dalam Kitab Suci, kata Sacramentum sendiri bisa
berarti sumpah setia prajurit dalam dunia militer dan “uang jaminan”. 3 Sacramentum berarti
hal-hal yang berkaitan dengan yang kudus atau yang ilahi. Sakramen berarti juga tanda dan
sarana keselamatan Allah yang diberikan kepada manusia. Konstitusi tentang liturgi suci
mengatakan bahwa sakramen dimaksudkan untuk menguduskan manusia, membangun tubuh
Kristus dan akhirnya mempersembahkan ibadat kepada Allah.
Dalam Katekismus Gereja Katolik “sakramen” diartikan sebagai tanda dan sarana yang
olehnya Roh Kudus dapat menyerbarluaskan rahmat Kristus yang adalah kepala di dalam
Gereja, Tubuh-Nya.
Presentasi Nama Baptis dan mengapa mengambil nama itu ?
Nama baptis sebenarnya mengingatkan orang yang dibaptis bahwa ia tergabung dengan
Kristus sebagai anggota-Nya dan ia didorong untuk hidup sesuai dengan panggilannya
sebagai anak angkat Allah, sebagaimana telah ditunjukkan oleh teladan orang kudus yang
namanya diambilnya melalui Pembaptisan itu.
Pengertian Baptis
Istilah Baptis berasal dari bahasa Yunani, yaitu “Baptizein” atau “Baptismos” yang berarti
mencelupkan, membenamkan, menenggelamkan ke dalam air entah seluruhnya atau Sebagian
Sakramen baptis adalah sakramen pertama yang diterima sebelum menerima sakramen-
sakramen lain. Dengan menerima sakramen baptis, orang menyatakan pertobatan dan
kepercayaannya kepada Tuhan Yesus. Dengan itu, ia dilahirkan kembali sebagai anak Allah,
menjadi murid Kristus dan menjadi anggota Gereja
Sakramen baptis merupakan pangkal kehidupan kristiani karena melaluinya seseorang
dipersatukan dengan wafat dan kebangkitan Yesus Kristus untuk didamaikan dan diterima
oleh Allah.
Sakramen pembaptisan adalah sakramen inisiasi pertama dan pintu masuk ke dalam hidup
rahmat. Selain itu, sakramen ini merupakan syarat mutlak bagi penerimaan
sakramensakramen lain. Orang yang dibaptis menerima Kristus secara personal sebagai
Tuhan dan Juru Selamat dengan menyatakan imannya. Pernyataan iman secara eksplisit
dalam pembaptisan hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang sudah dewasa. Tetapi anak-
anak yang dibaptis sewaktu masih bayi sesungguhnya juga menerima Kristus secara personal,
walaupun pernyataan iman mereka diwakili oleh orang tua dan wali baptis. Selanjutnya, di
dalam sakramen Krisma, anak-anak itu secara sadar mengakui iman mereka.
Test aku percaya (4 Orang) 15 Menit
Makna Sakramen Baptis
a. Baptisan Mempersatukan kita dengan Yesus Kristus
Baptisan terjadi dalam nama Yesus Kristus (Kis 2:38; 10:48; 19:5). Baptisan
mempersekutukan kita bukan hanya dengan pribadi Yesus Kristus, tetapi juga
memasukkan orang ke dalam seluruh peristiwa Yesus (Rm.6:1-14). Kita
diikutsertakan dan dipersatukan dengan nasib hidup Yesus Kristus yang meliputi
sengsara, wafat, hingga kebangkitan serta hidup-Nya bagi Allah. Baptisan
mempersekutukan kita dengan Kristus (Gal 3:27). Artinya apa yang terjadi dalam diri
Kristus juga terlaksana dalam diri kita juga. Maka, terhadap teks Rm. 6:1-14 ini kita
bisa menarik tiga hal yang terjadi dalam pembaptisan yakni pengampunan atau
pembersihan dosa, senasib dengan Yesus Kristus yang wafat dan bangkit, dan
akhirnya juga persekutuan kita dengan Allah sendiri.
b. Baptisan Mempersatukan kita dengan Allah Tritunggal
Melalui baptisan, kita dimasukkan ke dalam komunitas kasih Trinitaris, yaitu dialog
kasih antara Bapa dan Putra yang berlangsung dalam Roh Kudus. Roh Kudus yang
dicurahkan ke dalam hati kita (Rm. 5:5), memungkinkan kita bisa mengalami
persekutuan dengan hidup internal dari Allah Tritunggal.
c. Baptisan Memasukan kita ke dalam Persekutuan Gereja
Dengan baptisan seseorang dimasukkan ke dalam Gereja. Inilah makna eklesiologis
yang paling tampak dalam perayaan baptisan. Dengan baptis, seseorang diterima
sebagai warga baru Gereja. Namun baptisan dan seluruh perayaan sakramen-
sakramen inisiasi bukan sekedar merupakan upacara mengenai kapan seseorang harus
terus bertumbuh dan berkembang dalam iman Gereja. Perayaan inisiasi lebih jauh
merangkum dan mencakup suatu proses pertumbuhan iman Pembaptisan selalu
meliputi dua macam gerak yang sebenarnya merupakan satu realitas komunikasi dan
perjumpaan. Pertama, melalui baptisan seseorang dimasukkan ke dalam Gereja. Di
situ orang tersebut diterima dan diakui sebagai warga baru Gereja, dengan segala hak
dan kewajibannya. Kedua, dalam baptisan pula terjadi gerak dari arah sebaliknya:
Gereja menjadi hidup dan tumbuh dalam diri orang tersebut ; artinya dalam diri orang
tersebut terjadi internalisasi seluruh hidup Gereja, baik itu menyangkut iman maupun
tradisi serta segala ungkapannya.
d. Menjadi Anak-Anak Allah
Sakramen permandian mengakibatkan suatu kelahiran baru yakni menjadi anak Allah.
Dengan mencurahkan Roh-Nya ke dalam hati kita, Tuhan menerima kita ke dalam
lingkungan cinta-Nya, memberi kita kebahagiaan hidup ilahi-Nya. Dari ibu kita, kita
lahir sebagai manusia, dalam pembaptisan kita lahir sebagai anak Allah. Rahasia
besar itu dibicarakan oleh Yesus dengan Nikodemus (Yoh 3: 1-24). Kebenaran itu
ditegaskan-Nya sampai tiga kali, bahwa untuk dapat masuk kerajaan Allah, manusia
harus dilahirkan dari air dan Roh yaitu sakramen permandian.
e. Dikerjakan Oleh Roh
Berkat pembaptisan, kita telah dibebaskan dari kuasa roh jahat, dan menerima Roh
Kristus, yakni Roh Kudus ; dengan kata lain kita telah menjadi bait Roh Kudus. 66
Rasul Paulus mengatakan, bahwa segala karunia dikerjakan oleh Roh Kudus:
“Semuanya itu dikerjakan oleh Roh yang satu dan sama” (1Kor 12:11). Karunia yang
terbesar ialah menjadi anak Allah dan anggota Tubuh permandian oleh Roh Kudus.
Karunia itu merupakan awal dari segala-galanya dalam hidup baru.
Arti dan Makna Sakramaen Babtis menurut KGK
1214. Orang menamakannya Pembaptisan sesuai dengan inti ritusnya: membaptis [bahasa
Yunani "baptizein"] berarti "mencelup". Pencelupan ke dalam air melambangkan
dimakamkannya katekumen ke dalam kematian Kristus, dari mana ia keluar melalui
kebangkitan bersama Dia Bdk. Rm. 6:3-4; Kol 2:12. sebagai "ciptaan baru" (2 Kor 5:17; Gal
6:15).
1215. Sakramen ini juga dinamakan "permandian kelahiran kembali dan pembaharuan yang
dikerjakan oleh Roh Kudus" (Tit 3:5), karena menandakan dan melaksanakan kelahiran dari
air dan dari Roh, yang dibutuhkan setiap orang untuk "dapat masuk ke dalam Kerajaan
Allah" (Yoh 3: 5).
1216. "Pembaptisan ini dinamakan penerangan, karena siapa yang menerima pelajaran
[katekese] ini, diterangi oleh Roh" (Yustinus, apol. 1,61,12). Karena di dalam Pembaptisan ia
telah menerima Sabda, "terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang" (Yoh 1:9),
maka orang yang dibaptis itu, setelah "menerima terang" (Ibr 10:32) menjadi putera "terang"
(1 Tes 5:5), ya malah menjadi "terang" itu sendiri (Ef 5:8)."Pembaptisan adalah anugerah
Allah yang paling indah dan paling mulia.... Kita menamakannya anugerah, rahmat,
pengurapan, penerangan, busana kebakaan, permandian kelahiran kembali, meterai, dan
menurut apa saja yang sangat bernilai. Anugerah, karena ia diberikan kepada mereka. yang
tidak membawa apa-apa; rahmat, karena ia malah diberikan kepada orang yang bersalah;
pembaptisan, karena dosa dikuburkan di dalam air; pengurapan, karena ia adalah kudus dan
rajawi (seperti orang yang diurapi); penerangan, karena ia adalah terang yang bersinar;
busana, karena ia menutupi noda-noda kita; permandian, karena ia membersihkan; meterai,
karena ia melindungi kita dan merupakan tanda kekuasaan Allah" (Gregorius dari Nasiansa,
or. 40, 3-4)
Arti dari Ekaristi
Ekaristi adalah kurban pujian dan syukur kepada Allah Bapa, di mana Gereja menyatakan
terima kasihnya kepada Allah Bapa untuk segala kebaikan-Nya di dalam segala sesuatu:
untuk penciptaan, penebusan oleh Kristus, dan pengudusan. Kurban pujian ini dinaikkan oleh
Gereja kepada Bapa melalui Kristus: oleh Kristus, bersama Dia dan untuk diterima di dalam
Dia. (KGK 1359-1361)
Ekaristi adalah Perjamuan Tuhan, yang memperingati perjamuan malam yang diadakan
oleh Kristus bersama dengan murid-murid-Nya. Perjamuan ini juga merupakan antisipasi
perjamuan pernikahan Anak Domba di surga (KGK 1329).
Ekaristi adalah kenangan akan kesengsaraan dan kebangkitan Tuhan (KGK 1330).
Ekaristi diadakan untuk memenuhi perintah Yesus untuk merayakan kenangan akan hidup-
Nya, kematian-Nya, kebangkitan-Nya dan akan pembelaan-Nya bagi kita di depan Allah
Bapa (KGK 1341).
Ekaristi adalah Kurban kudus, karena ia menghadirkan kurban tunggal Yesus, dan juga
kurban penyerahan diri Gereja yang mengambil bagian dalam kurban Yesus, Kepalanya
(KGK 1330, 1368). Sebagai kenangan Paska Kristus, Ekaristi menghadirkan dan
mempersembahkan secara sakramental kurban Kristus satu-satunya dalam liturgi Gereja
(KGK 1362, 1365). Ekaristi menghadirkan kurban salib dan memberikan buah-buahnya yaitu
pengampunan dosa (KGK 1366).
Ekaristi adalah Komuni kudus, karena di dalam sakramen ini kita menerima Kristus sendiri
(KGK 1382) dan dengan demikian kita menyatukan diri dengan Kristus, yang mengundang
kita mengambil bagian di dalam Tubuh dan Darah-Nya, supaya kita membentuk satu Tubuh
dengan-Nya (KGK 1331).
Ekaristi dikenal juga dengan Misa kudus, karena perayaan misteri keselamatan ini berakhir
dengan pengutusan umat beriman (missio) supaya mereka melaksanakan kehendak Allah
dalam kehidupan sehari-hari.
Ekaristi adalah sumber dan puncak kehidupan Gereja
Melalui perantaraan Gereja umat berkumpul untuk merayakan peristiwa keselamatan Allah
dalam diri Yesus Kristus melalui perayaan Ekaristi sehingga Ekaristi tidak hanya sebagai
puncak seluruh liturgi Gereja, tetapi juga menjadi sumber dan puncak kehidupan Gereja,
dimana umat beriman mengalami persatuan dengan Allah melalui Ekaristi. Ekaristi tidak
dapat dipisahkan dari kehidupan umat sehari-hari, karena melalui perayaan Ekaristi umat
memperoleh kekuatan rohani dan memohon rahmat dari Allah untuk dimampukan dalam
menjalani kehidupan. Dari perayaan Ekaristi itulah mengalir kekuatan yang menjiwai dan
menggerakkan seluruh hidup orang kristiani untuk mengarungi suka duka kehidupannya.
Makna Ekaristi
Perayaan Ekaristi merupakan perayaan iman. Dalam perayaan umat mengungkapkan
imannya atas kebaikan Allah yang telah menyelamat manusia melalui PuteraNya Yesus
Kristus. Inti pokok perayaan Ekaristi adalah ungkapan syukur yang diungkapkan dalam
bentuk sebuah perayaan. Sesuai dengan arti Ekaristi itu sendiri yang berasal dari bahasa
Yunani “ eucharista” yang ungkapan puji syukur. Kata ini mau menekankan makna Ekaristi
sebagai ungkapan syukur atas karya penyelamatan Allah melalui Yesus Kristus.
(Martasudjita, 2003 : 269).
Perayaan Ekaristi merupakan perayaan syukur Gereja. Dalam perayaan Ekaristi, umat
mensyukuri karya penyelamatan Allah yang terlaksana melalui Yesus Kristus, yakni terutama
dalam peristiwa wafat dan kebangkitan-Nya. Maka seluruh doa dalam perayaan Ekaristi itu
dialamatkan kepada Allah Bapa. Ungkapan Syukur nampak dalam doa Syukur Agung,
ungkapan syukur itu terus mewarnai seluruh doa syukur Agung, yakni atas karya kasih dan
kebaikan Allah yang tampak dalam diri Putra-Nya Yesus Kristus yang menebus dan
menyelamatkan umat manusia melalui salib; wafat dan kebangkitan-Nya ( Martasudjita,
2005: 344 )
Buah-buah sakramen ekaristi
Karena di dalam Ekaristi tercakup keseluruhan Kristus, dan menghadirkan kembali puncak
karya keselamatan Allah, maka Ekaristi memberikan rahmat dan buah-buah yang limpah dari
pengurbanan Kristus kepada jiwa kita, yaitu:
(1) Memperdalam persatuan dengan Kristus[1];
hal ini berdasarkan atas perkataan Yesus, “Barangsiapa makan daging-Ku dan
minum Darah-Ku, ia tinggal dalam Aku dan Aku di dalam Dia” (KGK 1391).
(2) Meningkatkan dan memperbarui kehidupan rahmat yang kita terima saat
Baptisan[2];
(3) Memisahkan kita dari dosa, baik dosa dosa ringan[3] maupun dosa berat[4];
Komuni memisahkan kita dari dosa, karena dengan mempersatukan kita dengan
Kristus kita sekaligus dibersihkan dari dosa yang telah kita lakukan dan
melindungi kita dari dosa-dosa yang baru (KGK 1393).
(4) Mempersatukan dengan Gereja[5] dan sesama umat Kristen,[6] juga terutama
terhadap kaum miskin.[7] sebab dengan bersatu dengan Kristus dalam Ekaristi, kita
juga mengakui Kristus yang hadir di dalam orang-orang termiskin yang juga
menjadi saudara-saudara-Nya (KGK 1397), yang di dalam Dia, menjadi saudara-
saudara kita juga.
Jadi, buah Ekaristi yang terutama adalah persatuan kita dengan Kristus sendiri. Persatuan
dengan Kristus ini akan memperkuat kasih, yang mengampuni dosa-dosa kita, yaitu: 1)
rahmat untuk bertobat dari dosa berat dan juga menjauhkan kita dari dosa berat di masa
mendatang; 2) pengampunan dari dosa-dosa ringan; 3) penghapusan hukuman dosa
sementara akibat dosa.
Karena Kristus adalah Kepala Gereja, maka kita yang menerima Kristus dalam Ekaristi
disatukan dengan seluruh anggota Gereja, didorong untuk berdoa dan mengusahakan
kesatuan seluruh umat Kristen, serta melayani sesama yang miskin dan membutuhkan
bantuan.
Seluruh Gereja di dunia dan di Purgatorium menerima buah-buah penebusan Kristus. Buah-
buah  istimewa diterima oleh: 1) imam yang mempersembahkan Misa; 2) orang-orang yang
untuknya Misa dipersembahkan [dalam ujud yang diucapkan oleh imam]; 3) mereka yang
turut melayani atau membantu di Misa; 4) mereka yang didoakan oleh umat yang hadir di
Misa [dalam ujud pribadi]; 5) yang menghadiri Misa dengan disposisi batin yang baik.
Bagaimana perasaannyag sesudah meneriman sakramen ekaristi? Atau komuni?

Anda mungkin juga menyukai