Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

UJIAN TENGAH SEMESTER


MATA KULIAH AGAMA
Topik:
Baptisan Dalam Gereja Katolik

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Disusun Oleh
Nama: Maria Angelina Chrisetiyowati
Kelas: 2A PGSD Reguler
NPM: 201014286206021

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH


MUARA BUNGO
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa oleh karena berkat
dan pertolongan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik dan tepat
pada waktunya. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas ini sampai dengan selesainya.

Dan penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan karya ilmiah ini,
karena penulis menyadari bahwa sungguh banyak kekurangan penulis dalam menyelesaikan
tugas ini, oleh karena itu penulis akan senantiasa menerima masukan atau kritikan dari kita
semua.

01 Mei 2021.

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................................i
Daftar Isi............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................1
1.3 Tujuan Masalah...............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................2
2.1 Pengertian Baptis.............................................................................................2
2.2 Baptisan Dalam Gereja Katolik.......................................................................3
BAB III PENUTUP...................................................................................6
3.1 Kesimpulan......................................................................................................6
3.2 Saran................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Setiap dominasi gereja memahami dan melaksanakan tentang
sakramen. Menurut Marselina Apung, sakramen berasal dari kata
“mysterion” (Yunani), yang dijabarkan dengan kata “mysterium”
dan “sacramentum” (Latin). Sacramentum dipakai untuk
menjelaskan tanda yang kelihatan dari kenyataan keselamatan yang
tak kelihatan yang disebut sebagai ‘mysterium‘. Kitab Suci
menyampaikan dasar pengertian sakramen sebagai misteri/
‘mysterium‘ kasih Allah, yang diterjemahkan sebagai “rahasia yang
tersembunyi dari abad ke abad… tetapi yang sekarang dinyatakan
kepada orang-orang kudus-Nya” (Kol 1: 26, Rom 16:25).
Rahasia/“misteri” keselamatan ini tak lain dan tak bukan adalah
Kristus (Kol 2:2; 4:3; Ef 3:3) yang hadir di tengah-tengah kita (Kol
1:27). Katekismus mengutip perkataan St. Leo Agung mengajarkan,
“apa yang tampak pada Penebus kita, sudah dialihkan ke dalam
misteri-misteri-Nya”/ sakramen-sakramen-Nya. Jadi sakramen-
sakramen Gereja merupakan tanda yang kelihatan dari rahasia/
misteri Kristus yang tak kelihatan yang bekerja di dalam Gereja-Nya
oleh kuasa Roh Kudus. Betapa nyatanya “rahasia” ini diungkapkan
di dalam sakramen-sakramen Gereja, terutama di dalam Sakramen
Baptis

1.2 RUMUSAN MASALAH


Dari uraian singkat latar belakang di atas, maka penulis merumuskan
masalah dari penulisan ini yakni bagaimana baptisan dalam gereja
Katolik.

1.3 TUJUAN MASALAH

1
Adapun tujuan dari penulisan tugas ini yaitu untuk mengetahui
bagaimana baptisan dalam gereja Katolik.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Baptis


Kata baptisan berasal dari bahasa Yunani yaitu baptizomai
yang berarti memandikan atau membasuh. Baptisan adalah
tanda bahwa kita diterima masuk ke dalam persekutuan Gereja,
supaya setelah kita ditanamkan di dalam Kristus, kita terhisab
(terhitung) anak-anak Allah. Baptisan itu diberikan Allah
kepada kita dengan tujuan yaitu untuk membantu iman kita
dalam hubungan dengan Allah, selain itu juga bertujuan untuk
membantu pengakuan iman itu dalam hubungan dengan
manusia.
Baptisan itu memberi tiga hal kepada iman kita yakni
baptisan diajukan Tuhan kepada kita sebagai tanda dan bukti
tentang pembersihan kita, sebagai suatu surat bermeterai yang
menegaskan kepada kita bahwa segala dosa kita telah
dihapuskan, dicoret dan ditiadakan sedemikian rupa hingga tak
bakal muncul di hadapan-Nya, dan tidak akan diingat atau
diperhitungkan kepada kita. Sebab Dia menghendaki supaya
semua orang yang percaya dibaptis untuk pengampunan dosa
mereka.
Baptisan adalah sesuatu yang diberi secara bebas, tetapi
baptisan juga sesuatu yang berdasarkan iman. Pelayanan
Baptisan Kudus mengingatkan kita bahwa kita semua telah
dikandung dan diperanakkan dalam dosa sehingga jika kita tidak
dilahirkan kembali, kita tidak dapat memasuki kerajaan Allah.

2
Baptisan Kudus mengajarkan supaya kita merendahkan diri
dihadapan Allah dan menantikan keselamatan serta pengudusan
kita hanya dari Dia. Baptisan Kudus memeteraikan kepada kita
pengampunan dosa dalam Yesus Kristus. Oleh Karena itu, kita
diwajibkan untuk hidup baru yaitu mengasihi Tuhan Allah
dengan segenap hati, dengan segenap jiwa, dan dengan segenap
akal budi dan mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri.
Dan inilah kesaksian Yohanies Pembaptis mengenai Pelayanan
baptisan kudus, “Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan
Allah akan mengampuni dosamu” (Mrk. 1:4). Yesus Kristus
sendiri bersabda, “Siapa yang percaya dan dibaptis akan
diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum”
(Mrk. 16:16)

2.2 Baptisan Dalam Gereja Katolik


Gereja Katolik Roma mengenal tujuh sakramen. Sakramen
tersebut yakni Permandian (yang olehnya menurut ajaran
Katolik Roma dihilangkan dosa-asalnya), Penguatan (yang
diberikan kepada anak-anak setelah berumur kira-kira duabelas
tahun untuk menguatkan mereka dalam perjuangan iman yang
akan datang), Ekaristi (ucapan syukur), Pengakuan (pengakuan
dosa-dosa yang dilakukan sesudah Permandian dan yang
diampuni dengan perantaraan kuasa imam), Perminyakan
(diberikan kepada orang sakit kekuatan untuk mati secara
Kristen), Imamat (diberikan kekuasaan untuk melanjtkan
keimaman Kristus), Perkawinan (menurut ajaran Katolik Roma
ditetapkan oleh Allah dalam tanam Firdaus dan oleh Yesus
diangkat menjadi sakramen).
Dari ketujuh sakramen tersebut, sakramen Baptis diyakini
menjadi salah satu sakramen yang menentukan keberadaan
orang-orang beriman Katolik. Sakramen inilah yng menjadikan
orang menjadi anggota Gereja Katolik, dan boleh masuk di

3
dalamnya serta menikmati segala anugerah keselamatan yang
disediakannya. Itulah, sakramen Baptis selalu ditempatkan di
awal dari ketujuh sakramen yang ada. Sebab sakramen ini
dipahami sebagai pintu gerbang bagi sakramen-sakramen lain,
“Baptisan, gerbang sakramen-sakramen, yang perlu untuk
keselamatan, entah diterima secara nyata atau setidak-tidaknya
dalam kerinduan, dengan mana manusia dibebaskan dari dosa
dilahirkan kembali sebagai anak-anak Allah, serta digabungkan
dengan Gereja setelah serupa dengan Kristus oleh materai yang
tak terhapuskan.
Ketika Gereja Katolik mengajarkan sakramen Baptis menjadi
pintu gerbang bagi sakramen-sakramen lain, ajaran tersebut
harus dipahami seperti yang dimaksudkan, yaitu orang hanya
boleh menerima sakramen-sakramen lain yang disediakan
Gereja Katolik jika telah menerima sakramen Baptis terlebih
dahulu. Sebab sakramen Baptis merupakan syarat mutlak untuk
menyambut sakramen-sakramen lain secara sah dan orang yang
belum dibaptis tidak diizinkan menerima sakramen-sakramen
lain.
Orang sungguh dikatakan dan diakui sebagai orang Katolik,
jika menerima sakramen Baptis dalam Gereja Katolik, baik
ketika masih bayi/kanak-kanak maupun usia dewasa. Dan
menurut Michael Keene, sakramen Baptis ini merupakan salah
satu dari upacara Gereja Perdana. Pembaptisan orang dewasa
dengan cara membenamkan/memasukkan seluruh tubuhnya ke
dalam air yang merupakan upacara pengakuan diterimanya
seseorang ke dalam komunitas. Kristen dan upacara ini samapai
pada abad keempat, ketika angka kematian anak yang tinggi
membuat orang tua Kristen meminta supaya bayi-bayi mereka
pun dibaptis. Dan pembaptisan bayi sekarang merupakan norma
atau aturan dalam Gereja Katolik, Ortodoks, dan sebagian besar
Gereja Protestan, walaupun sekte-sekte lainnya, seperti Gereja

4
Baptis hanya menyelenggarakan upacara Baptis bagi orang
dewasa yang percaya. Dalam Gereja Ortodoks, imam
memberkati dan menghembuskan air sebelum mengolesi bayi
itu dengan “minyak sukacita”. Bayi yang telanjang itu
diletakkan di dalam wadah air baptis, menghadap ke timur, dan
dicelupkan ke dalam air sampai tiga kali. Namun di Gereja
Anglikan mereka melaksanakan pembaptisan bayi. bayi dibaptis
dengan cara memercik dengan air dengan menyebut nama Bapa,
Putra, dan Roh Kudus, dan sesudah itu imam membuat tanda
salib di dahinya Bayi dibaptis karena menurut iman Katolik,
ketika bayi lahir di dunia ia sudah dilahirkan dengan kodrat
manusia yang jatuh dalam dosa dan dinodai dosa asal, ia perlu
menerima sakramen Baptis yang dapat membawa kelahiran
kembali dan dibebaskan dari kuasa kegelapan.
Dari informasi yang penulis dapatkan dari salah satu umat di
Gereja Katolik ia mengatakan bahwa sakramen Baptisan di
Gereja Katolik dilakukan dengan cara Pastor mencampurkan air
dengan garam kemudian diberkati, sesudah itu lilin dinyalakan.
Selanjutnya ketika lilin telah menyala Pastor melakukan
pembaptisan dengan cara menuangkan air suci di atas kepala
dan mengatakan “saya membaptis engkau dalam nama Bapa
dan Putra dan Roh Kudus”.

(Gambar: Uskup/Pastor yang melakukan sakramen Baptisan dengan cara memercik)

5
Melalui sakramen Baptis, orang mempunyai iman akan Allah
yang menyelamatkan yang tampak dalam pribadi Yesus Kristus
dan berusaha untuk menumbuhkan kembangkan iman tersebut
dalam hidupnya sehari-hari sebagai orang beriman Katolik.
Menerima sakramen Baptis berarti orang diharapkan
meninggalkan dunia yang lama atau cara hidup yang lama untuk
hidup dalam dunia yang baru atau cara hidup yang baru. Dalam
dirinya, ada kebaruan hidup dan sikap. Selain itu, menerima
sakramen Baptis berarti menerima dan mengenakan Kristus
dalam hidup sehari-hari yang mengatasi aneka perbedaan yang
ada.
Sakramen baptisan bukan hanya berupa pemakaian air,
namun menurut Marthin Luther bahwa pertobatan juga
merupakan salah satu sakramen Baptis, yang walaupun
sebenarnya pertobatan sama saja dengan Baptisan. Dan menurut
pandangan Katolik Roma, pertobatan adalah suatu sakramen
yang terdiri dari penyesalan, pengakuan, pernyataan
pengampunan dosa dan penebusan.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Melihat dalamnya arti “Baptisan” dan “sakramen” yang
merupakan saluran rahmat Allah, dan tanda yang tak terpisahkan
dari hakekat Gereja sebagai Tubuh Kristus, maka sudah
selayaknya kita menghargai dan mempersiapkan diri seutuhnya
untuk menerima sakramen-sakramen yang membawa kita
kepada keselamatan. Mari kita merendahkan diri di hadapan
Tuhan dengan menerima cara Tuhan menyampaikan rahmat-
Nya kepada kita, baik untuk jiwa maupun tubuh kita, untuk

6
mendatangkan keselamatan dan ‘kesembuhan’ baik rohani
maupun jasmani. Dengan demikian kita dapat mengambil
bagian di dalam kehidupan Ilahi yang dicurahkan kepada kita
melalui Kristus.

3.2 SARAN
Adapun saran yang penulis sampaikan kepada setiap
pembaca bahwa sebagai orang percaya marilah kita memaknai
setiap ritual-ritual/sakramen-sakramen yang dilaksanakan oleh
setiap dominasi-dominasi Gereja yang ada dimana kita
bergereja, karena sakramen tersebut merupakansuatu tanda
yang kelihatan dari kenyataan keselamatan yang Allah
anugerahkan.

7
DAFTAR PUSTAKA

http://www.academia.edu/poeple/search?utf8=v&q=sakramen,
http://www.academic.edu/people/seacrh?utf8v&sakramen,
https://www.academia.edu/35143111/Sakramen_Baptisan

Anda mungkin juga menyukai