Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH TUJUH SAKRAMEN

Dosen : Drs. Sugino, M.Si

Disusun Oleh :

1. Anastasia Lisa Yulianti


Prodi Ilmu Kelautan (H1081191055)
2. Angelia Wina Pratiwi
Prodi Sistem Informasi (H1101191028)
3. Irene Yunita
Prodi Kimia (H1031191058)
4. Nicolaus Desca Rallo
Prodi Sistem Informasi (H1101191013)

MATA KULIAH AGAMA KATOLIK


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang bertema “Tujuh Sakramen” ini
tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas bapak Drs.
Sugino, M.Si pada kelompok 7 mata kuliah Agama Katolik. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang tujuh sakramen dalam gereja Katolik bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Drs. Sugino, M.Si, selaku dosen pengampu
mata kuliah Agama Katolik yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan kami

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Pontianak, 6 April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................................3
B. Rumusan Masalah......................................................................................................3
C. Tujuan Masalah..........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Sakramen.................................................................................................4
B. Pembagian Sakramen.................................................................................................5
C. Penjelasan Pembagian Sakramen...............................................................................5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................................9
B. Saran..........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1) Latar Belakang

Sakramen dalam iman Katolik merupakan tanda yang ditetapkan Yesus


Kristus untuk memberikan rahmat yang khusus bagi tiap-tiap situasi perjalanan hidup
manusia untuk melanjutkan karya penyelamatan Allah melalui Kristus. Hal ini
terdapat pada Injil Yohanes 14 : 18 yang menyatakan pemenuhan janji Kristus bahwa
Ia tidak akan meninggalkan kita sebagai yatim piatu. Maka melalui sakramen Allah
mengirimkan Roh Kudus-Nya untuk memberi makan dan menguatkan Kita. Dalam
makalah ini, kami akan menjelaskan sejarah singkat menegenai perkembangan
sakramen, arti sakramen dalam gereja katolik.

2) Rumusan Masalah

a. Bagaimana pengertian Sakramen?


b. Bagaimana pembagian Sakramen dalam gereja Katolik?
c. Apa saja maksud dan tujuan masing-masing dari pembagian Sakramen tersebut

3) Tujuan Masalah
a. Mendeskripsikan pengertian Sakramen.
b. Mendeskripsikan pembagian Sakramen dalam gereja Katolik.
c. Mendeskripsikan maksud dan tujuan masing-masing dari pembagian Sakramen
tersebut.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sakramen
Sakramen (bahasa Inggris: sacrament) dengan kata sifatnya sakramental (bahasa
Inggris: sacramental), sebagaimana dipahami oleh Gereja Katolik, adalah tanda yang
terlihat, yang dapat ditangkap oleh panca indra, yang dilembagakan oleh Yesus dan
dipercayakan kepada Gereja, sebagai sarana yang dengannya rahmat dari Allah
dinyatakan melalui tanda yang diterimakan, yang membantu penerimanya untuk
berkembang dalam kekudusan, dan berkontribusi kepada pertumbuhan Gereja dalam
amal-kasih dan kesaksian. Gereja Katolik Ritus Timur umumnya menyebut Sakramen
dengan istilah "Misteri" atau "Misteri Suci".

Meskipun tidak semua orang dapat menerima semua sakramen, sakramen-


sakramen secara keseluruhan dipandang sebagai sarana penting bagi keselamatan umat
beriman, yang menganugerahkan rahmat tertentu dari tiap sakramen tersebut, misalnya
dipersatukan dengan Kristus dan Gereja, pengampunan dosa-dosa, atau pun
pengkhususan (konsekrasi) untuk suatu pelayanan tertentu.

Gereja Katolik mengajarkan bahwa dampak dari suatu sakramen itu ada, yaitu ex
opere operato (oleh kenyataan bahwa sakramen itu dilayankan), tanpa
memperhitungkan kekudusan pribadi pelayan yang melayankannya. Tetapi kurang
layaknya kondisi penerima untuk menerima rahmat yang dianugerahkan tersebut dapat
menghalangi efektivitas sakramen itu baginya; sakramen memerlukan
adanya iman meskipun kata-kata dan elemen-elemen ritualnya berdampak menyuburkan,
menguatkan, dan memberi ekspresi bagi iman (Kompendium Katekismus Gereja
Katolik, 224).

Gereja katolik mengajarkan adanya tujuh sakramen, dan diurutkan dalam Katekismus
Gereja Katolik (KGK) sebagai berikut:

1. Pembaptisan: KGK 1213–1284
2. Penguatan, juga disebut Krisma (KGK 1289): KGK 1285–1321
3. Ekaristi: KGK 1322–1419
4. Rekonsiliasi(umumnya disebut "Pengakuan Dosa"):KGK 1422–1498
5. Pengurapan orang sakit: KGK 1499–1532

4
6. Imamat: KGK 1536–1600

7. Pernikahan: KGK 1601–1666

B. Pemabagian Sakramen

1) Pembaptisan (Permandian)
Baptis (Bahasa Yunani : Baptizo), berarti dimandikan, dibersihkan, atau
diselamatkan, mati dan bangkit didalam Kristus. Melambangkan bahwa manusia mati
terhadap dosa Bersama dengan Yesus Kristus, dan dibangkitkan untuk suatu hidup
baru. Karena manusia dilahirkan kembal oleh air dan Roh Kudus, dan hidup baru
tersebut menunjukkan kita dibersihkan dari dosa.
Dalam keadaan darurat, siapapun yang berniat untuk melakukan apa yang
dilakukan Gereja, bahkan jika orang itu bukanlah seorang Kristiani, dapat membaptis.
Pembabtisan membebaskan penerimanya dari dosa asal serta semua dosa pribadi dan
dari hokum akibat dosa-dosa tersebut, dan membuat orang yang dibaptis itu
mengambil bagian dalam kehidupan Tritunggal Allah melalui “rahmat yang
menguduskan” (rahmat pembenaran yang mempersatukan pribadi yang bersangkutan
dengan Kristus dan Gereja-Nya). Pembabtisan juga membuat penerimanya
mengambil bagian dalam imamat Kristus dan merupakan landasan komuni
(persekutuan) antara semua orang Kristen. Pembabtisan menganugrahkan kebijakan-
kebijakan “teologis” (iman,harapan dan kasih) dan karunia-karunia Roh Kudus.
Sakramen ini menandai penerimaanya dengan suatu meterai rohani yang berarti orang
tersebut secara permanen telah menjadi milik Kristus.
Baptisan Kudus diperintahkan oleh Yesus sendiri yang terdapat dalam Matius
29 :19–20, “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah
mereka dalam nama Bapa dana Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan
segala sesuatu yang telah kuperintahkan kepadaMu. Dan ketahuilah, Aku menyertai
kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”

2) Sakramen Pengguat (Krisma)

5
Tuhan memperkuat jiwa kita juga dengan Sakramen Penguatan. Hal ini
kita lihat dari kisah para rasul yang, walaupun telah menerima rahmat Tuhan,
mereka dikuatkan secara istimewa pada hari Pentakosta, ketika Roh Kudus
turun atas mereka. Atas karunia Roh Kudus ini para rasul dapat dengan
berani mengabarkan Injil dan melaksanakan misi yang Yesus percayakan
kepada mereka. Karunia Roh Kudus ini diturunkan melalui penumpangan
tangan para rasul (Kis 8:14-17) yang kemudian juga dilanjutkan oleh para
penerus mereka (para uskup) kepada Gereja-Nya. Melalui Sakramen
Penguatan inilah kita dikuatkan dalam iman untuk menghadapi tantangan
hidup.

3) Sakramen Ekaristi

Kristus mengasihi Gereja-Nya tanpa batas dengan menganugerahkan


Tubuh dan Darah-Nya sendiri kepada setiap anggota keluargaNya di dalam
perjamuan Ekaristi. Ekaristi merupakan penyempurnaan dari perjamuan
Paska Perjanjian Lama, yang ditandai dengan kurban anak domba yang
membebaskan orang-orang Israel dari maut. Dalam Ekaristi, Kristuslah, Anak
Domba Allah yang menjadi kurban untuk menghapus dosa-dosa kita, dan
karena itu kita memasuki Perjanjian Baru yang membebaskan kita dari
kematian kekal.

Yesus sendiri berkata, “Jika kamu tidak makan daging-Ku dan minum
darah-Ku, engkau tidak mempunyai hidup di dalam dirimu” (Yoh 6:53). Maka,
dengan menyambut Ekaristi, kita melaksanakan ajaran Yesus untuk
memperoleh hidup yang kekal. Sakramen ini ditetapkan oleh Yesus sendiri
pada Perjamuan Terakhir sebelum sengsara-Nya, ketika Ia berkata kepada
para rasulNya, “Ambillah, makanlah, inilah TubuhKu… Minumlah…inilah
darahKu yang ditumpahkan bagiMu.. ..perbuatlah ini menjadi peringatan
akan Aku” (Luk 22:19-29, Mat 26: 28, Mrk 14:22-24).

Gereja Katolik mengajarkan bahwa kurban salib Kristus terjadi hanya


sekali untuk selama-lamanya (Ibr 9:28). Kristus tidak disalibkan kembali di
dalam setiap Misa Kudus, tetapi kurban yang satu dan sama itu dihadirkan
kembali oleh kuasa Roh Kudus untuk mendatangkan buah-buahnya, yaitu
penebusan dan pengampunan dosa. Hal itu dimungkinkan karena Yesus

6
yang mengurbankan Diri adalah Tuhan yang tidak terbatas oleh waktu dan
kematian, sehingga kurbanNya dapat dihadirkan kembali, tanpa berarti
diulangi.

Melalui perkataan imam yang dikenal sebagai konsekrasi, roti dan


anggur diubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus oleh kuasa Roh Kudus.
Karena itu, kita harus memeriksa diri sebelum menyambut Ekaristi, sebab
“barangsiapa dengan tidak layak makan roti dan minum cawan Tuhan, ia
berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan…dan barangsiapa makan dan
minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas
dirinya” (1Kor 11:27-29). Dari pengajaran Rasul Paulus ini, kita mengetahui
bahwa Kristus sungguh hadir di dalam Ekaristi. Yesus memakai segala cara
untuk menyatakan bahwa Ia mau tinggal bersama kita, untuk menyertai dan
menguduskan kita, karena sungguh besarlah kasihNya kepada kita sebagai
anggota Gereja-Nya.

4) Sakramen Pengakuan / Tobat

Allah mengetahui bahwa di dalam perjalanan iman, kita dapat jatuh di


dalam dosa. Maka Ia menganugerahkan Sakramen Pengakuan/ Tobat pada
kita, karena Allah selalu siap sedia untuk mengangkat kita dan
mengembalikan kita ke dalam persekutuan dengan Dia. Di dalam sakramen
ini kita mengakukan dosa kita di hadapan imam, karena Yesus telah memberi
kuasa kepada para imamNya untuk melepaskan umatNya dari dosa. Setelah
kebangkitanNya, Yesus berkata kepada para rasulNya, “Terimalah Roh Kudus.
Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu
menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.” (Yoh 20:22-23).
Melalui Sakramen Tobat ini kita menerima pengampunan dosa dari Tuhan
dan juga rahmatNya, yang membantu kita untuk menolak godaan dosa di
waktu yang akan datang.

5) Sakramen Perkawinan

Sebagian besar orang dipanggil untuk kehidupan berumah tangga.


Melalui Sakramen Perkawinan, Tuhan memberikan rahmat yang khusus

7
kepada pasangan yang menikah untuk menghadapi bermacam tantangan
yang mungkin timbul, terutama sehubungan dengan membesarkan anak-
anak dan mendidik mereka untuk menjadi para pengikut Kristus yang sejati.

Dalam sakramen Perkawinan terdapat tiga pihak yang dilibatkan, yaitu


mempelai pria, mempelai wanita dan Allah sendiri. Ketika kedua mempelai
menerimakan sakramen Perkawinan, Tuhan berada di tengah mereka,
menjadi saksi dan memberkati mereka. Allah menjadi saksi melalui
perantaraan imam, atau diakon, yang berdiri sebagai saksi dari pihak Gereja.

Sakramen Perkawinan adalah kesatuan kudus antara suami dan istri


yang menjadi tanda yang hidup tentang hubungan Kristus dengan GerejaNya
(Ef 2:21-33). Karenanya, perkawinan sakramental Katolik adalah sesuatu yang
tetap dan tak terceraikan, kecuali oleh maut (Mrk 10:1-2, Rom 7:2-3, 1Kor
7:10-11).

6) Sakramen Imamat

Pada zaman Perjanjian Lama, meskipun bangsa Israel telah dikatakan


sebagai ‘kerajaan imam dan bangsa yang kudus’ (Kel 19:6), Allah tetap
memanggil para pria tertentu untuk menjalankan tugas sebagai imam (Kel
19:22). Hal yang sama terjadi di dalam Perjanjian Baru, sebab walaupun
semua orang Kristen dikatakan sebagai ‘imamat yang rajani’ (1Pet2:9),
namunYesus memanggil secara khusus beberapa orang pria untuk
menjalankan tugas pelayanan sebagai imam. Melalui Tahbisan ini, para imam
diangkat untuk menjadi pelayan Gereja untuk menjalankan tugas-tugas
Kristus, yaitu sebagai imam untuk menguduskan, nabi untuk mengajar dan
raja untuk memimpin dan melayani umat-Nya. Di atas semua ini tugas yang
terpenting adalah mengabarkan Injil dan menyampaikan sakramen-
sakramen.

7) Sakramen Pengurapan Orang Sakit

Alkitab mengatakan agar jika kita sakit, maka baiklah kita memanggil
penatua Gereja untuk mendoakan dan mengurapi kita dengan minyak di

8
dalam nama Tuhan. Dan doa yang didoakan dengan iman ini akan
menyelamatkan kita yang sakit dan mengampuni dosa kita (Yak 5:14-15).
Oleh karena itu, sakramen Urapan orang sakit ini tidak hanya dimaksudkan
untuk menguatkan kita di waktu sakit, tetapi juga untuk membersihkan jiwa
kita dari dosa dan mempersiapkan kita untuk bertemu dengan Tuhan.

Dengan demikian kiranya kita semakin menyadari bahwa sakramen-


sakramen dalam Gereja Katolik mempunyai dasar dari Alkitab.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sakramen dalam gereja bersumber dari hidup dan karya yesus.Sakramen juga
Tuhan gunakan untuk menyempurnakan dan menyembuhkan jiwa sehingga 7
sakramen ini diperlukan seiring perkembangan hidup manusia.sakramen babtis
digunakan bagi kelahiran kembali dari jiwa,sakramen krisma untuk penguatan bagi
pemberian pertumbuhan dan dengan roh kudus,sakramen ekaristi untuk kekuatan dan
jiwa,sakramen tobat bagi penyehatan kembali jiwa yang sakit,sakramen perkawinan
digunakan untuk memberikan pelipatgandaan dan perkembangan warga
gereja,sakramen pengurapan orang sakit digunakan bagi kesembuhan dan kekuatan
serta pengampunan dosa dan persiapan menuju kemuliaan abadi.sakramen imamat
digunakan bagi kepemimpinan dan pelayanan.Sakramen memiliki buah-buah rahmat
yang sesungguhnya dan sangat dibutuhkan oleh umat manusia yang percaya akan
kehadiran Allah dalam sakramen tersebut.Sakramen dalam Gereja katolik memiliki
dasar biblis yang benar dan tida diragukan lagi akan buah-buah rahmat tersebut.Iman
merupakan salah satu tuntutan mutlak dari setiap orang dalam penerimaan
sakramen.Sebab,dengan iman sesungguhnya buah-buah rahmat itu akan kita peroleh
dalam sakramen itu.

B. Saran

Sebagai orang katolik kita semua harus sadar akan eksistensi kita,dimana kita
harus melaksanakan semua kewjiban kita sebagai pengikut kristus.Menjadi pengikut
kristus berarti kita siap untuk menjalankan tugas yang diemban kepada kita.Sakramen
merupakan salah atu symbol perjanjian kita dengan kristus dalam menjalankan tugas
tersebut.Sakramen tidak boleh dianggap hanya sebagai alat atau tanda bahwa kita
benar-benar orang katolik. Tidak juga menganggap kalau sakramen sebagai indicator
bahwa kita sudah memenuhi tuntutan gereja yang bersifat formalitas saja melainkan
kita harus lebih memaknai sakramen sebagai keselamatan kita sebagai pengikut
kristus.Keselamatan yang benar-benar nyata dan tak terlihat oleh mata secara
fisik.Nyata berarti ada dan dapat dilihat oleh iman kita.Sebab buah rahmat dari
sakramen hanya ada dalam iman dan kepercayaan akan sakramen sebagai symbol
keselamatan dan kehadiran Allah.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://insighttour.id/7-sakramen-katolik/

https://jalapress.com/dasar-7-sakramen-dalam-gereja-katolik/ Dasar

https://www.academia.edu/12511905/Makalah_Agama_Kristen_Sakramen

https://id.wikipedia.org/wiki/Sakramen_(Katolik)

11

Anda mungkin juga menyukai