Anda di halaman 1dari 9

PAPER

PERJAMUAN TUHAN

Disusun oleh:

David Wilson Mayer Pasongli (1982007)

Evania Damara Sinaga (1928029)

Universitas Advent Indonesia

2021
Daftar Isi

1. PENDAHULUAN........................................................................................................................3
1.1. Rumusan Masalah...............................................................................................................3
1.2. Metodologi Penelitian..........................................................................................................3
2. PEMBAHASAN...........................................................................................................................4
2.1. Apa makna Perjamuan Kudus menurut pandangan Roh Nubuat?................................4
2.1.1. Pembasuhan Kaki........................................................................................................4
2.1.2. Perjamuan Tuhan........................................................................................................5
2.2. Apa syarat mengikuti Perjamuan Kudus?.........................................................................6
2.3. Apa aplikasi dari Perjamuan Kudus dalam kehidupan kerohanian Umat Kristen?.....7
3. PENUTUP....................................................................................................................................7
3.1. Kesimpulan...........................................................................................................................7
3.2. Saran.....................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................9

2
8
1. PENDAHULUAN

Perjamuan Kudus merupakan satu upacara yang rutin dilakukan umat Kristen
khususnya umat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Upacara ini menjadi satu kebiasaan
dan tidak pernah luput untuk dilaksanakan setiap tahun atau setiap triwulan. Namun
frekuensi dalam pelaksanaan Perjamuan Kudus tidak menjamin seorang anggota
memahami makna upacara Perjamuan Kudus dengan baik. Pada kenyataannya, tidak
sedikit dari anggota Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh yang tidak memahami makna
dari upacara itu sendiri. Mereka menganggap bahwa upacara itu hanya sebuah kebiasaan
yang dilakukan secara berulang-ulang.

Beberapa dari umat Advent belum memahami dan melakukan dengan benar bagian
dari perjamuan itu, seperti tidak mempersiapkan diri ketika mengikuti perjamuan. Ada
banyak umat Advent, khususnya orang muda yang belum memahami makna dari roti dan
anggur sehingga pada saat mereka berdoa, mereka tidak tahu apa yang akan mereka
ucapkan untuk mendoakan roti dan anggur. Perjamuan Kudus tidak boleh dilakukan
dengan sepele karena masing-masing upacara mempunyai makna rohani yang dalam dan
hendaknya diikuti dengan khidmat (Pedoman Kependetaan, hlm. 118). Pada penelitian ini
penulis ingin menjelaskan makna dari Perjamuan Kudus menurut pandangan Roh Nubuat
dan Alkitab serta syarat-syarat mengikuti perjamuan seperti yang tertuang dalam rumusan
masalah.

1.1. Rumusan Masalah


Adapun yang menjadi rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Apa makna Perjamuan Tuhan menurut pandangan Roh Nubuat?


2. Apa syarat mengikuti Perjamuan Tuhan?
3. Apa aplikasi dari Perjamuan Kudus dalam kehidupan kerohanian umat
Kristen?

1.2. Metodologi Penelitian


Pada penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif dengan studi
kepustakaan (Library Research). Menurut Arikunto (2019), “Penelitian deskriptif adalah
penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang
sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan.”(hlm. 3). Menurut

3
8
Zed (2004), studi pustaka terdiri dari serangkaian kegiatan pengumpulan data, membaca,
mencatat serta mengolah bahan penelitian.

Penelitian ini dilakukan dengan cara penulis membaca dan mencatat atau mengutip
data yang sehubungan dengan rumusan masalah yang akan dibahas melalui buku-buku
tulisan Roh Nubuat, Alkitab maupun referensi lainnya seperti jurnal, buku, dan
sebagainya. Kemudian data tersebut dijadikan pembahasan dan penjabaran dari setiap
rumusan masalah.

2. PEMBAHASAN

2.1. Apa makna Perjamuan Kudus menurut pandangan Roh Nubuat?


Yesus Kristus telah membuat dua peraturan untuk para pengikut-Nya sebelum
kematian-Nya dimana kedua peraturan itu mempunyai makna rohani yang mendalam.
Yohanes 13 : 1 - 17 menjelaskan peraturan pertama yang dibuat Yesus sebelum kematian-
Nya yaitu Pembasuhan Kaki. Setelah Yesus membasuh kaki murid-murid, Ia membuat
peraturan yang terakhir yaitu Perjamuan Tuhan. Demikianlah Kristus melembagakan
kedua peraturan ini untuk membantu umat-Nya masuk kedalam perjamuan dengan Dia.
(Fundamental Belief).

2.1.1. Pembasuhan Kaki


Ellen White mencatat bahwa pada malam sebelum hari raya Paskah, Yesus
memberikan kepada murid-murid-Nya suatu teladan yang tidak akan pernah mereka
lupakan. Disaat murid-murid dipenuhi rasa cemburu dan sakit hati sehingga mereka tidak
mau saling membasuh kaki, Yesus memulai membasuh kaki murid-murid-Nya.
Demikianlah Kristus menyatakan kasih-Nya kepada murid-murid-Nya

I. Sebuah peringatan dalam hal kemurahan Tuhan


Yesus datang ke dunia ini meninggalkan segala kemuliaan-Nya dan
mengambil rupa seorang hamba. Peraturan pembasuhan kaki membuat kita
memahami lebih dalam sikap rendah hati Kristus. Ia menundukkan diri untuk
melakukan kewajiban yang paling hina, supaya umat-Nya tidak disesatkan oleh
sifat mementingkan diri. Segenap kehidupan Kristus adalah suatu kehidupan
pelayanan yang tidak mementingkan diri. Melalui perbuatan pembasuhan kaki Ia

4
8
menunjukkan bahwa Ia mau melakukan pelayanan serendah apapun untuk
menyelamatkan umat manusia.

Setelah membasuh kaki murid-murid-Nya, Kristus memerintahkan agar


teladan yang telah diberikan itu harus dilakukan. Upacara itu bukan hanya sekedar
mempraktikkan sifat suka melayani tamu, tetapi itu diadakan agar murid-murid
mengingat pelajaran kerendahan hati dan pelayanan yang tidak mementingkan
diri.  Dalam melakukan upacara yang sama, murid-murid-Nya berjanji sama
sendirinya dalam cara yang sama untuk melayani saudara-saudara mereka. Kristus
menginginkan agar umat-umat-Nya menghidupkan satu kehidupan kerendahan
hati untuk melayani sesama.

II. Bentuk Pembersihan yang lebih tinggi


Upacara pembasuhan lebih dari sekedar kebersihan tubuh. Ini melambangkan
penyucian yang lebih tinggi. Manusia telah dibersihkan oleh darah Kristus melalui
baptisan. Tetapi manusia tidak dapat luput dari penggodaan sehingga telah
membawa kepada kejahatan. Karena itu manusia membutuhkan penyucian-Nya.
Ketika Yesus membasuh kaki mereka, Ia ingin membasuh kerenggangan,
kecemburuan, dan kesombongan hati mereka. Ini mengartikan bahwa pembasuhan
kaki menyangkut pembasuhan hati manusia supaya bersedia mengikuti perjamuan
suci.

II.1.2. Perjamuan Tuhan


Upacara Perjamuan Tuhan didirikan untuk menggantikan perayaan Paskah pada
zaman Perjanjian Lama. Seperti yang telah diketahui bahwa Paskah merupakan
peringatan akan kelepasan Bangsa Israel dari perhambaan Mesir. Demikian juga
Perjamuan Tuhan sebagai peringatan akan kelepasan besar bagi umat-Nya dari mesir
rohani yaitu perhambaan dosa melalui kematian-Nya di kayu salib. Upacara yang
ditetapkan oleh Knstus harus dipelihara oleh para pengikut-Nya di semua negeri dan pada
segenap zaman. Melalui perjamuan ini, kita akan diingatkan kembali pengorbanan Kristus
di kayu salib untuk menebus manusia dari dosa.

Upacara perjamuan kudus menunjuk kepada kedatangan Kristus kedua kalinya.


Upacara ini memberikan pengharapan bagi umat-umat-Nya yang mengikuti perjamuan
kudus sebagaimana dalam Matius 26 : 29 Kristus menyatakan, “Mulai dari sekarang Aku

5
8
tidak akan minum lagi dari hasil pokok anggur ini sampai pada hari aku meminumnya,
yaitu yang baru, bersama-sama dengan kamu dalam Kerajaan Bapa-Ku.” Ayat ini
memberikan sebuah pengharapan bahwa umat-Nya akan mengadakan perjamuan
bersama-sama dengan Yesus di dalam kerajaan Surga. Perjamuan Kudus mengantisipasi
umat-Nya kepada kedatangan-Nya yang kedua kali sehingga iman semakin dikuatkan
untuk menantikan Perjamuan yang mendatang.

Makna Roti dan Anggur

Pada waktu Yesus dan murid-murid-Nya mengadakan Paskah, roti dan anggur yang
tidak beragi telah disajikan di atas meja. 1 Korintus 11 : 23 – 26 menceritakan bagaimana
Yesus mengambil roti dan anggur sebagai lambang akan tubuh dan darah-Nya. Ia
mengucap syukur dan memecah-mecahkan roti setelah itu mengambil cawan berisi
anggur. Yesus berkata, “Perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku!”. Kristus telah mati
di kayu salib. Karena itu tubuh Yesus dilambangkan sebagai roti dan anggur yang tidak
beragi supaya ketika para pengikut-Nya mengadakan perjamuan suci, mengingatkan akan
pengorbanan Yesus yang besar (White, 2011).

Roti dan anggur Paskah tidak beragi. 1 Korintus 5 : 7,8 menjelaskan bahwa ragi
melambangkan keburukan dan kejahatan sehingga tidak cocok menggambarkan
pengorbanan Yesus yang tidak bercacat cela. “Tidak ada sesuatu dinajiskan dengan
peragian, lambang dosa dan kematian, dapat menggambarkan “anak domba yang tidak
bernoda dan bercacat.” 1 Ptr. 1 : 19.” (White, 2011)

II.2. Apa syarat mengikuti Perjamuan Kudus?

Untuk menjelaskan syarat mengikuti Perjamuan Kudus, penulis merangkum dalam


beberapa poin penting sebagai berikut.

1) Beriman kepada Kristus, upacara perjamuan hanya dikhususkan bagi orang


Kristen yang beriman.
2) Sudah dibaptis dan bukan anak-anak, baptisan adalah pintu gerbang masuk ke
dalam jemaat.
3) Memeriksa hati dan mengakui dosa, setiap orang yang turut dalam perjamuan
harus memeriksa hati mereka secara pribadi (1 Korintus 11 : 28). Hati harus
diteliti dengan seksama dan berdoa kepada Tuhan supaya dosa-dosa tersembunyi
dinyatakan.

6
8
4) Memulihkan hubungan yang rusak dengan sesama, tiap anggota haruslah berusaha
menjernihkan segala sesuatu yang memisahkan hubungan mereka dengan dan
dengan Tuhan
5) Turut ambil bagian dalam bersaksi tentang Yesus, setiap orang diundang untuk
mengikuti perjamuan dan sedapat-dapatnya bersaksi akan penerimaan mereka
kepada Kristus sebagai Juruselamat pribadi.

II.3. Apa aplikasi dari Perjamuan Kudus dalam kehidupan kerohanian Umat
Kristen?

Perjamuan Kudus merupakan satu ketetapan yang diberikan Tuhan kepada umat-Nya
untuk dilakukan (Yoh 13 : 17). Jika kita mengaku sebagai pengikut Kristus, maka
haruslah kita melakukan segala ketetapan yang diberikan bukan sebagai sebuah kebiasaan
tetapi melakukan dengan penuh hormat dan pujian kepada Tuhan. Karena Perjamuan
Tuhan mengandung makna rohani yang dalam, maka setiap orang yang mengaku umat-
Nya harus benar-benar mengerti makna dari setiap lambang dan menerapkan dalam hati
mereka, supaya Upacara ini menjadi satu upacara yang dinanti-nantikan umat Tuhan
untuk menerima berkat dan pengampunan dari Kristus.

Biarlah setiap umat Tuhan melakukan Perjamuan Kudus dengan cara yang benar –
memeriksa hati dan pikiran serta mengakui segala pelanggaran sebelum mengikuti
Perjamuan, supaya dapat turut serta dalam perjamuan dengan Kristus.

3. PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Upacara Perjamuan Kudus dan Pembasuhan Kaki merupakan dua peraturan yang
dibuat Kristus sebelum kematian-Nya. Dua peraturan ini merupakan sebuah lambang
yang mengandung makna rohani yang dalam. Upacara Pembasuhan Kaki adalah sebuah
peringatan dalam hal kemurahan Tuhan dan merupakan bentuk pembersihan yang lebih
tinggi. Upacara Perjamuan Tuhan mengandung makna peringatan akan kelepasan dari
dosa dan merupakan antisipasi atas Kedatangan Kristus Kedua Kali. Roti dan anggur
melambangkan tubuh Kristus yang telah mati untuk menebus manusia dari dosa. Sebelum

7
8
mengikuti Perjamuan Kudus, ada beberapa syarat yang harus dilakukan yaitu, beriman
kepada Kristus, sudah dibaptis, memeriksa hati dan mengakui dosa, memulihkan
hubungan yang rusak serta turut ambil bagian dalam bersaksi tentang Yesus

3.2. Saran
Setelah membahas mengenai makna daripada Perjamuan Tuhan, adapun saran yang
penulis berikan yaitu penulis ingin menyarankan agar semua yang mengaku pengikut
Kristus khususnya umat GMAHK memahami secara mendalam makna Perjamuan Tuhan
melalui membaca Alkitab, Roh Nubuat, maupun 28 Doktrin agar pelaksanaan perjamuan
itu dilakukan dengan hormat dan pujian bagi Tuhan. Penulis juga menyarankan agar
semua umat Tuhan dapat turut serta dalam perjamuan Tuhan karena ini merupakan suatu
kewajiban yang Kristus telah tetapkan.

8
8
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. Suharsimi. (2019). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.

General Conference of SDA. (1981). Peraturan Gereja. Bandung: Indonesia Publishing


House.

General Conference of SDA. (1990). Pedoman Kependetaan. Bandung: Indonesia Publishing


House.

General Conference of SDA. (2006). Apa yang Perlu Anda Ketahui Tentang… 28 uraian
Doktrin Dasar Alkitabiah. Bandung: Indonesia Publishing House.

White, Ellen G. (1946). Evangelism. Washington, D.C.: Review and Herald Publishing
Association.

White, Ellen G. (2011). Kerinduan Segala Zaman. Bandung: Indonesia Publishing House.

White, Ellen G. (1998). Nasihat Bagi Sidang. Bandung: Indonesia Publishing House.

White, Ellen G. (1956). SDA Bible Commentary. Vol 5. Washington, D.C.: Review and
Herald Publishing House.

White, Ellen G. (1999). Sejarah Para Nabi Jilid 2. Bandung: Indonesia Publishing House.

Zed, M. (2004). Metode peneletian kepustakaan. Yayasan Obor Indonesia.

9
8

Anda mungkin juga menyukai