Anda di halaman 1dari 5

Nama :Christhoper Morrain Hapso Utomo

Kelas/No Absen :8C/7


KD. 3.9

Topik Ke-21 Sakramen Ekaristi.


Deskripsi Tugas: Buat Rangkuman Secara Tertulis (Diketik) Materi tentang
Ekaristi Sebagai Berikut:

1. Asal-usul Istilah (Etimologi) Kata Ekaristi, dan Arti Ekaristi.


 Asal-usul, Ekaristi berasal dari bahasa Yunani yakni eucharistien yang
berarti puji syukur, Ekaristi berasal dari bahasa Yunani yakni eucharistien
yang berarti puji syukur,dan kegembiraan dengan demikian kita
memandang ekaristi sebagai:
a. Syukuran danpujian kepada Bapa,
b. Kenangan akan kurban Kristus dan tubuh-Nya,
c. KehadiranKristus oleh kekuatan perkataan-Nya dan Roh-Nya. Perjamuan
Kudus didasari padamakan malam terakhir Yesus dengan murid-murid-
Nya pada malam sebelum Iaditangkap dan disalibkan (Markus 14:12-21)
(KGK 1358).
 Arti Ekaristi, Ekaristi adalah sumber dan puncak seluruh hidup kristiani
(LG11) berarti bahwa dalam seluruh pelayanan Gereja dirayakan dengan
Sakramen Ekaristi. Di sinilah tampak jelas bahwa Perayaan Ekaristi
adalah tindakan Kristus sendiri dimana Kristustelah mempersembahkan
diri-Nya kepada Bapa untuk kita, agar kita pun ikut ambil bagian dalam
pengorbanan diri-Nya, dan Dia telah memberikan diri-Nya bagi kita
sebagai roti hidup sepanjang ziarah kita di dunia ini menuju kepada
Bapa.Sakramen Ekaristi berpuncak padasaat doa syukur agung. Ekaristi
juga berarti sebagi jaminan akan kemuliaanyang akandatang maksudnya
adalah dengan mengikuti Perayaan Ekaristi merupakan berkatdan rahmat
yang memperkuat kita untuk menjalani kehidupan ini yang
dipersatukanoleh Kristus, Gereja dan Bunda Maria.
2. Alasan (Mengapa) Ekaristi disebut Sebagai SUMBER Hidup Kristiani, dan
PUNCAK hidup kristiani
 Karena dalam seluruh pelayanan Gereja dirayakan dengan Sakramen
Ekaristi, di dalam Ekaristi umat beriman mengambil bagian dalam kurban
diri Kristus secara sakramental kepada Bapa dalam kekuatan Roh Kudus,
baik secara komunal maupun secara pribadi.
3. Dasar Kitab Suci (Dasar Biblis) tentang Ekaristi.
 Dasar utama keyakinan ini adalah perkataan Yesus sendiri ketika
merayakan Perjamuan Terakhir, yang tertulis dalam Injil Sinoptik (Matius
26-28; Markus 14:22-24; Lukas 22:19-20), dan perkataan Santo Paulus
dalam 1 Korintus 11:23-25 menceritakan bahwa dalam konteks tersebut
Yesus mengatakan tentang apa yang terlihat sebagai roti dan anggur:
"Inilah tubuh-Ku ... darah-Ku."
4. Empat (4) Bagian Utama (secara terurut) dalam Susunan Perayaan Ekaristi.
1. Ritus Pembuka
 Ritus pembuka terdiri dari perarakan masuk, tanda salib, salam, doa tobat,
"Tuhan kasihanilah kami", "Kemuliaan", dan doa pembuka.Segalanya
bertujuan untuk mempersatukan umat yang berhimpun dan
mempersiapkan mereka supaya bisa mendengar sabda Tuhan dan
merayakan Ekaristi sebaik mungkin.
2. Liturgi Sabda
 Liturgi ini terdiri dari pembacaan Alkitab: bacaan pertama biasanya dari
Perjanjian Lama (namun pada masa Paskah dari Perjanjian Baru),
Mazmur Tanggapan, bacaan kedua dari surat-surat PB, kemudian baca
injil. Dilanjutkan dengan khotbah, saat hening, syahadat (Pengakuan Iman
Rasuli), dan doa umat.
3. Liturgi Ekaristi
 Liturgi Ekaristi terdiri dari tiga bagian, yakni:
a) Persiapan persembahan.
b) Doa Syukur Agung dan pemecahan roti.
c) Komuni.
4. Ritus Penutup
 Bagian ini mencakup pengumuman, pemberkatan, pengutusan, dan
perarakan keluar.
5. Sikap-sikap Liturgi yang Digunakan dalam Perayaan Ekaristi (minimal 5 sikap)
dan
 Berlutut
 Dalam gereja Katolik, berlutut merupakan sikap untuk menghormati
Kristus. Selain itu, dengan berlutut juga menandakan bahwa kita sedang
merendahkan diri di hadapan Allah karena kita menyadari bahwa kita amat
kecil di hadapan Allah. Umat biasa berlutut sesaat setelah memasuki
gereja.

 Memerciki
 Pemercikan air suci dilakukan sebagai tanda penyucian dan peringatan
akan pembabtisan. Acara pemercikan biasanya dilakukan ketika sakramen
ekaristi, pembaharuan janji babtis pada malam Paskah dan Minggu Palma,
serta saat pemberkatan benda-benda devosi.

 Membungkuk
 Tujuannya yaitu untuk mengiring doa dan sebagai ungkapan
penyembahan kepada Tuhan. Dalam gereja-gereja Katolik saat ini,
membungkuk dilakukan oleh Imam Agung ketika akan memimpin doa
ibadah.
 Membungkukkan badan dianggap memiliki nilai penghormatan yang lebih
besar daripada dengan menundukkan kepala

 Berdiri
 Pada Misa Katolik, umat akan berdiri ketika imam mulai memasuki ruang
ibadah. Alasan mengapa umat berdiri yaitu sebagai tanda penghormatan
kepada imam yang mewakili Kristus serta untuk mengiring imam dan
misdinar saat berjalan menuju altar. Sikap berdiri yang benar adalah
berdiri dengan tegak dan tidak bersandar.

 Duduk
 Umat akan mendengarkan khotbah dengan posisi duduk. Posisi ini dinilai
dapat memberi kenyamanan dan keleluasaan kepada umat agar dapat
mendengarkan khotbah dengan tenang

 Mengatupkan tangan
 Mengatupkan tangan biasanya dilakukan umat Kristiani ketika sedang
berdoa. Dengan mengatupkan tangan diharapkan bahwa kita dapat
memusatkan pikiran kepada Kristus dan melupakan sejenak kesibukan
duniawi.
 Mengecup
 Mengecup dilakukan umat Katolik untuk menghormati benda-benda suci.
Mengecup biasa dilakukan dalam beberapa acara, diantaranya:
a) Mengecup sebagai tanda penghormatan terhadap barang-barang suci,
misalkan alba, amik, stola.
b) Mengecup juga dilakukan oleh imam pada altar saat sebelum dan sesudah
perayaan ekaristi. Tujuannya adalah sebagai tanda penghormatan kepada
meja perjamuan Tuhan dan menghormati Allah yang hadir di tengah-
tengah ibadah.
c) Jumat agung, semua umat yang hadir dalam ibadah Jumat Agung diberi
kesempatan untuk mengecup salib, atau lebih tepatnya yaitu luka pada
kaki Yesus. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada Yesus
karena pengorbanan-Nya yang rela mati di kayu salib.

 Berdoa dengan tangan terentang


 Sikap merentangkan tangan biasa dilakukan imam ketika sedang
memimpin doa. Sikap ini menandakan bahwa seseorang sedang
menyerahkan diri kepada Bapa. Selain itu, sikap merentangkan tangan
juga mengingatkan kita akan peristiwa Yesus yang rela merentangkan
tangan-Nya di kayu salib.
 Selain dilakukan oleh imam, sikap ini juga biasa dilakukan oleh umat
ketika sedang berdoa untuk mengekspresikan penyerahan diri dan
kebutuhannya akan kehadiran Yesus.
 Membuat tanda salib
 Umat Katolik selalu memulai dan mengakhiri doa dengan tanda salib.
Selain itu, tanda salib juga kerap digunakan untuk menandai atau
mengurapi saat acara sakramen.Membuat tanda salib merupakan cara
ibadah umat Katolik untuk mengingat kembali betapa kejamnya akibat
dosa sehingga Yesus perlu merelakan nyawa-Nya untuk menebus dosa
manusia
 Menumpangkan tangan
 Makna penumpangan tangan pada sakramen krisma yaitu untuk
memberikan amanat atau panggilan kepada umat untuk menjadi garam
dan terang dunia, sama seperti Musa yang memberikan amanat kepada
Yosua.
 Penumpangan tangan dilakukan sebagai lambang penerimaan Roh
Kudus.Pada jaman sekarang, menumpangkan tangan merupakan sikap
yang dilakukan dalam acara-acara khusus, seperti :
a) Dalam upacara baptisan
b) Berdoa bagi kesembuhan
c) Membagikan Roh Kudus
 Berjabat tangan
 Berjabat tangan sering dilakukan oleh umat sebelum komuni. Hal ini
dilakukan untuk merekatkan hubungan di dalam tubuh Kristus serta
mendorong umat untuk senantiasa hidup rukun.

Anda mungkin juga menyukai