Memerciki
Pemercikan air suci dilakukan sebagai tanda penyucian dan peringatan
akan pembabtisan. Acara pemercikan biasanya dilakukan ketika sakramen
ekaristi, pembaharuan janji babtis pada malam Paskah dan Minggu Palma,
serta saat pemberkatan benda-benda devosi.
Membungkuk
Tujuannya yaitu untuk mengiring doa dan sebagai ungkapan
penyembahan kepada Tuhan. Dalam gereja-gereja Katolik saat ini,
membungkuk dilakukan oleh Imam Agung ketika akan memimpin doa
ibadah.
Membungkukkan badan dianggap memiliki nilai penghormatan yang lebih
besar daripada dengan menundukkan kepala
Berdiri
Pada Misa Katolik, umat akan berdiri ketika imam mulai memasuki ruang
ibadah. Alasan mengapa umat berdiri yaitu sebagai tanda penghormatan
kepada imam yang mewakili Kristus serta untuk mengiring imam dan
misdinar saat berjalan menuju altar. Sikap berdiri yang benar adalah
berdiri dengan tegak dan tidak bersandar.
Duduk
Umat akan mendengarkan khotbah dengan posisi duduk. Posisi ini dinilai
dapat memberi kenyamanan dan keleluasaan kepada umat agar dapat
mendengarkan khotbah dengan tenang
Mengatupkan tangan
Mengatupkan tangan biasanya dilakukan umat Kristiani ketika sedang
berdoa. Dengan mengatupkan tangan diharapkan bahwa kita dapat
memusatkan pikiran kepada Kristus dan melupakan sejenak kesibukan
duniawi.
Mengecup
Mengecup dilakukan umat Katolik untuk menghormati benda-benda suci.
Mengecup biasa dilakukan dalam beberapa acara, diantaranya:
a) Mengecup sebagai tanda penghormatan terhadap barang-barang suci,
misalkan alba, amik, stola.
b) Mengecup juga dilakukan oleh imam pada altar saat sebelum dan sesudah
perayaan ekaristi. Tujuannya adalah sebagai tanda penghormatan kepada
meja perjamuan Tuhan dan menghormati Allah yang hadir di tengah-
tengah ibadah.
c) Jumat agung, semua umat yang hadir dalam ibadah Jumat Agung diberi
kesempatan untuk mengecup salib, atau lebih tepatnya yaitu luka pada
kaki Yesus. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada Yesus
karena pengorbanan-Nya yang rela mati di kayu salib.