• Intensi, warna, busana, perlengkapan dan tata gerak dalam Perayaan Ekaristi → pertemuan 4
PENGANTAR
1. Perayaan Ekaristi terdiri dari dua bagian besar yang tak terpisahkan: Liturgi Sabda dan
Liturgi Ekaristi
2. Dua bagian besar ini dibuka dengan ritus pembuka dan ditutup dengan ritus penutup
3. Merayakan Ekaristi merupakan perjalanan menuju puncak dan sumber. Diperlukan
keikursertaan yang penuh, sadar, dan aktif
1.Makna Dasar
2.Tujuan
3.Urutan dan maknanya
RITUS PEMBUKA
• Ritus Pembuka meliputi bagian-bagian yang mendahului
Liturgi Sabda, yaitu perarakan masuk, salam, kata pengantar,
pernyataan tobat, Tuhan Kasihanilah, Kemuliaan, dan doa
pembuka; semua bagian ini memiliki ciri khas sebagai
pembuka, pengantar, dan persiapan.
• Tujuan semua bagian itu untuk mempersatukan umat yang
berhimpun dan mempersiapkan mereka, supaya dapat
mendengarkan sabda Allah dengan penuh perhatian dan
merayakan Ekaristi dengan layak.
Perarakan masuk (prosesi)
• Perarakan bangsa Israel yang keluar
dari Mesir melewati Laut Merah menuju
tanah terjanji. Dari tempat perhambaan
ke tempat kebebasan, terlepas dari
penindasan dan penderitaan masuk ke
“tanah terjanji”.
• untuk membuka misa, membina kesatuan
umat, mengantar masukmisteri imansesuai
dengan masa liturgi, mengiringi perarakan
imam beserta pembantunya
Perarakan masuk (prosesi)
• Peristiwa keluaran menjelaskan kepada kita
pemahaman atas pembaptisan sebagai
sebuah pencucian dengan air yang
membersihkan kita dari dosa dan maut
(tempat perhambaan) dan membawa kita
masuk pada hidup kebangkitan (tanah
terjanji).
• Perarakan liturgis Katolik melambangkan
perjalanan kehidupan kita dari mati menuju
hidup yang kekal, dari dosa kepada
pengampunan dan hidup baru.
• Ekaristi digambarkan sebagai “manna dari
surga” sebagai makanan selama perjalanan
bangsa Israel di padang gurun ke tanah
terjanji.
Perarakan masuk (prosesi)
• Selama Perarakan Masuk, umat berdiri dan
dalam suasana hening.
• PUMR 43a: ”Umat hendaknya berdiri dari
awal nyanyian pembuka, atau selama
perarakan masuk menuju altar sampai
dengan doa pembuka selesai”.
• “Berdiri” : merupakan tindakan liturgis
yang mengungkapkan perhatian,
kepedulian, penghormatan, dan
kesiapsediaan terhadap kehadiran Tuhan,
baik melalui diri pemimpin ibadat maupun
dalam Sabda dan Doa.
Perarakan masuk (prosesi)
Empat tujuan nyanyian pembuka :
1. membuka Misa
2. membina kesatuan umat yang
berhimpun
3. mengantar masuk ke dalam misteri
masa liturgi atau pesta yang dirayakan
4. mengiringi perarakan imam beserta
pembantu-pembantunya
Pendupaan & Penghormatan Altar :
• •Imam (mewakili umat) menghormati altar dengan mencium
altar.
• •Pendupaan diadakan untuk hari-hari besar / hari khusus.
Imam mengisi dupa & memberkati dengan membuattanda
salib. Pendupaan itu untuk penghormatan pada Sakramen
Mahakudus, reliqui salib/patung Tuhan, bahanpersembahan,
Kitab Injil,lilin paskah, imam dan jemaat.
Mencium Altar
• Setibanya di panti imam, imam, diakon, dan para pelayan
menghormati altar dengan membungkuk khidmat
• pada saat mengawali misa suci kita diajak menghormati
Altar. Pertanyaannya: ”mengapa Altar”. Altar atau dalam Kitab
Suci Perjanjian Lama sering disebut sebagai misbah adalah
tempat suci Allah. Di tempat ini dipersembahkan kurban bakti
manusia kepada Allah
Mencium Altar
• Imam yang memimpin Ekaristi mencium altar sebanyak dua kali,
yakni pada awal dan pada akhir Misa Kudus.
• Dengan mencium altar, imam menghormati Kristus
yang menjadi Tuan Rumah pada waktu Misa Kudus itu.
• Imam menyapa Tuhan dengan mencium altar sebagai
ungkapan hormat dan sekaligus ungkapan cinta.
• Mencium altar adalah salah satu keindahan tradisi
Gereja Katolik. Tindakan ini sederhana, namun sarat
akan makna
Mencium Altar
• Altar adalah salah satu dari benda yang mengandung makna
Ilahi. Di atas altar, Kristus hadir di tengah-tengah kita dalam
rupa korban roti dan anggur.
• Altar juga diberkati secara khusus oleh uskup dengan minyak
suci pada saat peresmian gereja baru.
• Altar juga melambangkan Kristus sendiri, Sang “Batu Penjuru”
Gereja (bdk. Ef. 2:20). Persatuan dengan PETRUS (batu karang).
• sebelum memberkati umat, imam terlebih dahulu mencium altar.
Hal ini mengisyaratkan bahwa berkat itu tidak datang dari dirinya
sendiri, melainkan dari Kristus.
• Relikui dari santo-santa juga biasanya dimasukkan di dalam altar
tersebut. Jadi, ketika imam mencium altar, ia juga sedang
mencium relikui itu. Persatuan dengan para kudus.
• Mencium altar, bukan berarti kita mengagungkan altar itu
sebagai benda yang fana. Melainkan, sebagai tanda hormat dan
syukur pada Kristus, yang hadir di atas altar, dan adalah altar
itu sendiri.
PUMR 296
• altar sebagai ”tempat untuk menghadirkan kurban Salib dengan
menggunakan tanda-tanda sakramental.
• Sekaligus altar merupakan meja perjamuan Tuhan, dan dalam Misa
umat Allah dihimpun di sekeliling altar untuk mengambil bagian
dalam perjamuan itu.
• altar juga merupakan pusat ucapan syukur yang diselenggarakan
dalam Misa.”
• Ada tiga metafora yang saling melengkapi:
1. altar kurban Tubuh-Darah Kristus,
2. meja Tuhan untuk perjamuan di akhir zaman, dan
3. pusat pengucapan syukur umat dalam kesatuan dengan seluruh Gereja.
• Altar itu sebaiknya permanen, materinya batu, dan berbentuk meja,
sehingga secara jelas dan lestari menghadirkan Kristus, Sang Batu
Hidup (1 Ptr 2:4)
Tanda salib
• “Seusai nyanyian pembuka, imam, sambil
berdiri di depan tempat duduk, bersama-sama
dengan seluruh umat membuat tanda salib.
• Kemudian imam menyampaikan salam kepada
umat untuk menunjukan bahwa Tuhan hadir di
tengah-tengah mereka.
• Salam tersebut dengan jawaban dari pihak umat
memperlihatkan misteri Gereja yang sedang
berkumpul.” (PUMR 50)
Tanda salib
• Tanda Salib adalah tata gerak khas Katolik : salib
Kristus
• Tanda Salib merupakan perpaduan antara kata-kata
dan perbuatan (tata gerak).
• Tata gerak tanda …salib harus khidmat dan cermat,
tidak serampangan atau sambil lalu saja.
• Tanda salib dalam Perayaan Ekaristi bersifat dialogal,
pemimpin membuat pernyataan ‘Dalam nama….’ dan
umat mengamini dengan aklamasi ‘Amin’.
TANDA SALIB
• menyatakan pengakuan iman-Tanda Keselamatan kita, yakni
Salib Kristus, Kekuatan dan kemegahan orang Kristen terletak
pada “salib Tuhan kitaYesus Kristus” (Gal 6:14)
• Mengenang pembaptisan kita, dengan menyebut Allah
Tritunggal.Oleh karena itu setiap kita membuat tanda salib
sebenarnya menghubungkan kita dengan Sakramen Baptis
SALAM
• “Seusai nyanyian pembuka, imam, sambil berdiri di
depan tempat duduk, bersama-sama dengan seluruh
umat membuat tanda salib.
• Kemudian imam menyampaikan salam kepada umat
untuk menunjukan bahwa Tuhan hadir di tengah-
tengah mereka.
• Salam tersebut dengan jawaban dari pihak umat
memperlihatkan misteri Gereja yang sedang
berkumpul.” (PUMR 50)
PENGANTAR
• Imam mengarahkan umat secara singkat kepada inti
bacaan, liturgi yang akan dirayakan saat itu.
TOBAT
• di dunia Yunani kuno, ungkapan ‘kyrie eleison’ bukan
hanya bermakna mohon ampun dan belaskasihan,
tetapi juga sebagai ungkapan pujian dan hormat
untuk menyambut sang raja atau para pembesar
kerajaan, sebagai seruan atau ungkapan penyambutan
bagi para pembesar sebagai tanda hormat dan pujian.
• Pernyataan tobat dalam perayaan Ekaristi merupakan
kesempatan bagi kita untuk mengakui kelalaian kita,
untuk kemudian memohon pengampunan dari Allah.
(Namun untuk dosa-dosa yang berat, kita tetap memerlukan rahmat
Sakramen Tobat.)
Madah Kemuliaan/Gloria
• madah kemuliaan bertujuan untuk memuliakan Allah Tritunggal.
• dengan memadahkan kemuliaan kita memuliakan Allah yang telah
menganugerahkan keselamatan bagi kita melalui perantaraan Putera-Nya yang
rela menderita dan wafat di kayu salib.
• Di dalam madah itu juga terdapat gelar/panggilan kepada Allah Tritunggal untuk
menegaskan kedudukan Allah Bapa dan Allah Putera.
• ketika kita memadahkan kemuliaan ini, hendaknya diikuti dengan sikap tubuh
berdiri untuk menyambut Tuhan yang hadir di tengah-tengah kita. Madah ini tidak
boleh diganti syairnya, tidak boleh diganti dengan lagu lain, dan juga tidak boleh
dipindahkan ke tempat atau posisi lain.
• madah kemuliaan ini sering disebut sebagai doksologi besar. Sedangkan yang
disebut sebagai doksologi kecil adalah doa 'Kemuliaan' yang sering kita daraskan
pada bagian penutup dari suatu doa ataupun mazmur. (doksologi = ungkapan
pujian)
Madah Kemuliaan/Gloria
• diambil dari tulisan / surat di perjanjian baru, misalnya salah satu surat
Rasul Paulus dll.
• Bacaan kedua mewartakan iman akan Yesus menurut konteks Gereja
Perdana; untuk dapat merasakan dinamika perkembangan (pergulatan/
perjuangan) Gereja pada masa awal didirikan
• Bacaan kedua bertujuan :
• mempersiapkan umat pada puncak perayaan sabda yakni Injil.
• untuk memahami bahwa Gereja yang ada sekarang merupakan bagian dari Gereja
yang telah ada sejak zaman para rasul.
• Untuk menyadari bahwa Gereja adalah universal
Alleluya / Bait Pengantar Injil(berdiri)
• Tujuan: mempersiapkan umat untuk mendengarkan bacaan
Injil,
• umat menyanyikan “ALLELUYA” artinyaTerpujilah Tuhan, yang
mengingatkan pujian atas Tuhan yang bangkit / Paskah.
• Semua umat berdiri sebagai ungkapan hormat pada Sabda
Allah.
Bacaan INJIL (berdiri)
• Bentuk partisipasi kita dalam doa umat ini adalah bukan hanya sebagai
pendengar saja, melainkan menjadi pendoa secara bersama-sama, sebab doa
umat merupakan pelaksanaan imamat umum seluruh umat beriman yang berdoa
bukan hanya untuk dirinya sendiri, melainkan untuk seluruh Gereja.