Anda di halaman 1dari 7

C.

Sakramen Ekaristi
1. Sebelum menderita sengsara, Yesus mengadakan perjamuan bersama para Murid-Nya sebagai tanda perpisahan yang
kita kenal dengan “ perjamuan Malam Terakhir’. Perjamuan itu mirip dengan kebiasaan perjamuan dalam masyarakat
Yahudi, tetapi sekaligus memiliki kekhususan dan perbedaan yang besar dalam isinya. Perjamuan itu bukan dalam
rangka peringatan Paskah Yahudi ( peringatan pembebasan dari perbudakan Mesir), melainkan sebagai tanda
perpisahan dengan para murid menjelang penderitaan-Nya.
2. Nada perpisahan tersebut sangat terlihat dari kata-kata yang diucapkan oleh Yesus sendiri. Ketika Yesus mengambil
cawan berisi anggur dan roti, Ia mengucap syukur dan memberikan pesan, “ Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagi
kamu, perbuatlah ini menjadi kenangan akan Aku”. Ini artinya, bahwa roti melambangkan diri Yesus sendiri yang akan
dipersembahkan melalui penderitaan-Nya di salib demi keselamatan manusia. Kemudian ia juga berkata, “ Cawan ini
adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagimu”. Ini artinya, bahwa cawan yang berisi anggur
melambangkan darah Kristus yang tertumpah di salib, juga demi keselamatan manusia. Yesus berpesan agar para murid
selalu melakukan kembali peristiwa ini, untuk mengenangkan diri-Nya”... perbuatlah ini menjadi peringatan akan
Aku....”
3. Kata-kata Yesus dalam perjamuan tersebut diingat dan dilaksanakan terus oleh para murid Yesus. Dari kisah “ Cara
Hidup Jemaat Perdana”, kita mengetahui bahwa mereka senantiasa mengadakan perjamuan bersama. Walaupun
demikian, terdapat pergeseran makna : dari perjamuan perpisahan menjadi perjamuan syukur dan kenangan akan karya
penyelamatan Yesus Kristus.
4. Beberapa istilah yang digunakan dalam Tradisi Gereja untuk menyebut Ekaristi yaitu:
Perayaan Ekaristi, Misa kudus, pemecahan roti, perjamuan Tuhan, Sacrificium dan Oblatio, ”liturgi ilahi”
( Gereja Ortodoks), “ Komuni suci” ( Anglikan), misteri-misteri ( Siria Barat), pengudusan atau Oblatio” ( Koptik).
5. Dari macam-macam istilah tersebut, ada dua istilah yang paling populer dan banyak digunakan, yaitu perayaan Ekaristi
dan Misa Kudus.
6. Ekasirti berasal dari bahasa Yunani Eucharistia yang berarti Puji Syukur. Eucharistia merupakan terjemahan Yunani
untuk bahasa Yahudi Birkat yang dalam perjamuan Yahudi merupakan doa puji syukur sekaligus permohonan atas
karya penyelamatan Allah. Istilah perayaan Ekaristi menekankan makna Ekaristi sebagai puji syukur atas karya
penyelamatan Allah melalui Yesus Kristus.
7. Kata misa berasal dari rumusan pembubaran dalam bahasa Latin,” Ite Missa est” yang berarti,” Pergilah, kalian diutus.”
Sejak abad V perayaan Ekaristi di sebut Misa. Istilah ini digunakan untuk menunjuk seluruh Perayaan Ekaristi dengan
menekankan aspek perutusan untuk melayani Tuhan dan sesama serta mewartakan kabar baik kepada segala bangsa.
8. Gereja paling meriah dan khusus menampakkan dan menghadirkan Yesus Kristus dan karya penebusan-Nya adalah
pada saat Ekaristi. Di dalam perayaan Ekaristi, seluruh misteri kehidupan bersama dengan Allah dan manusia yang
mengalami kepenuhannya dalam Kristus dirayakan dan dihadirkan bagi umat beriman. Itulah sebabnya perayaan
Ekaristi dipandang sebagai sumber dan puncak seluruh kehidupan umat kristiani.
9. Sebagai perayaan, Ekaristi mengundang keterlibatan semua umat yang hadir untuk berperan aktif dalam perayaan
tersebut. Keterlibatan itu bisa diwujudkan dengan berbagai macam cara : ikut bernyanyi, ikut berdoa.
10. Bagi Gereja sekarang, pertama-tama Ekaristi merupakan Ucapan Syukur dan Pujian Kepada Bapa. Kita bersyukur
kepada Allah atas segala kebaikan-Nya: untuk segala sesuatu yang dilaksanakan dalam penciptaan, penebusan dan
pengudusan.
11. Ekaristi adalah sebagai kenangan akan kurban Yesus Kristus. Kenangan tidak hanya berarti mengenangkan peristiwa
di masa lampau, tetapi membuat peristiwa penyelamatan itu dihadirkan kembali sehingga dapat dirasakan oleh segenap
Gereja dan anggotanya yang hadir dan merayakannya.
12. Ekaristi adalah sebagai kehadiran Kristus melalui kekuatan Sabda-Nya dan Roh Kudus. Dalam Ekaristi Ia hadir dalam
Gereja ( Pempimpin maupun umat yang hadir), Ia hadir melalui sabda-sabda-Nya yang kita dengar dan lewat ikatan
antar anggota-Nya yang dipersatukan oleh Roh Kudus. Ia juga hadir secara nyata dalam tubuh dan darah-Nya, dan Ia
mengundang semua murid-Nya untuk menyambut-Nya.
13. Misteri Ekaristi adalah misteri Tuhan yang menjadi makanan bagi manusia agar manusia hidup dan bersekutu dengan
Dia dan sesamanya.
14. Dalam Sakramen Ekaristi, roti dan anggur yang dikonsekrasikan oleh imam menjadi Tubuh dan Darah Kristus.
Kemudian pada saat komuni kita menyambutnya dengan hormat dan penuh iman. Roti dan anggur yang
dikonsekrasikan dalam Perayaan Ekaristi ( Doa Syukur Agung) oleh imam berubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus.
Adapun dasar Alkitabiah atas keyakinan iman ini sangat kuat yaitu :
• Matius 26: 26-29
Pada saat merayakan perjamuan terakhir Yesus berkata” Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku’’ dan
minumlah, kamu semua dari cawan ini, sebab inilah darah-Ku...” dari ayat ini dapat disimpulkan bahwa Roti
dan Anggur itu benar-benar Tubuh dan Darah Yesus, karena dalam perikop tersebut Yesus tidak berkata “
makanlah, umpamakan ini Tubuh-Ku” Tetapi Yesus berkata “ Inilah Tubuh-Ku”
• Lukas 22: 14-23
Menekankan Perkataan Yesus: “ perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku.”
• Yohanes 6:47-58
15. I Korintus 11:17-33 menekankan :
➢ kesakralan Ekaristi dengan mengatakan: “ Barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan Roti atau minum
cawan Tuhan ia berdosa terhadap tubuh dan Darah Tuhan.
➢ Bahwa Roti dan anggor yang telah diberkati ( dikonsekrasikan) benar-benar berubah menjadi Tubuh dan Darah
Tuhan Yesus.
Untuk Gereja Ortodoks paska Konsili Khalsedon dan penganut paham miafisitisme, lihat Gereja Ortodoks Oriental.

Bagian dari serial tentang

Kekristenan Timur

Persekutuan[tampilkan]

Sejarah[tampilkan]

Kawasan khusus[tampilkan]

Liturgi dan peribadatan[tampilkan]

Teologi[tampilkan]

• Portal Kekristenan Timur

• l

• b

• s

Liturgi Ortodoks

Bagian dari seri tentang

Kekristenan
• Yesus

• Kristus
[sembunyikan]
• Yesus dalam Kristen

• Kelahiran
• Pelayanan

• Kematian

• Kebangkitan

• Injil

• Dasar
[sembunyikan]
• Perjanjian Lama

• Perjanjian Baru
• Injil

• Kanon

• Kitab

• Gereja

• Kredo

Teologi[sembunyikan]
• Tuhan
• Allah Bapa

• Allah Putra
• Allah Roh Kudus

• Apologetika
• Baptisan

• Katolik

• Kristologi
• Sejarah teologi

• Misi

• Keselamatan
• Trinitas

• Sejarah

• Tradisi
[sembunyikan]
• Maria

• Rasul

• Petrus

• Paulus
• Bapa

• Kristen Awal

• Konstantinus
• Konsili

• Agustinus
• Skisma Timur–Barat

• Perang Salib
• Aquinas

• Reformasi

• Luther

Topik terkait[sembunyikan]
• Hari raya (daftar)

• Agama lain
• Doa

• Ekumenisme

• Khotbah
• Kritik

• Liturgi

• Musik

• Seni
• Simbolisme

• Denominasi

• Kelompok
[tampilkan]

Portal Kristen

• l

• b
• s

Katedral Santo Basil di Moskwa, sebuah contoh gereja berarsitektur Ortodoks.

Gereja Ortodoks Timur,[1] dengan nama resmi Gereja Katolik Ortodoks,[2] juga disebut Gereja Ortodoks, Ortodoksi
Timur, dan Ortodoksi,[3] adalah Gereja Kristen terbesar kedua di dunia,[4] dengan perkiraan jumlah umat sekitar 225–
300 juta orang.[5] Gereja ini bukan bagian dari Gereja Katolik Ritus Timur.
Gereja Ortodoks Timur termasuk salah satu lembaga keagamaan tertua di dunia, [6] yang mengajarkan bahwa Gereja
yang Satu, Kudus, Katolik dan Apostolik didirikan oleh Yesus Kristus dalam Amanat Agung-Nya kepada para rasul, dan
mempraktikkan apa yang dipahami sebagai iman asli yang diwariskan dari para Rasul.
Gereja Ortodoks Timur berada dalam persekutuan dengan Gereja Latin sebelum Skisma Timur–Barat tahun 1054, dan
dengan gereja-gereja Oriental selama kuartal pertama sejarahnya. Ortodoksi menyebar di seluruh Kekaisaran
Romawi dan kemudian Bizantium serta daerah sekitarnya,[7] memainkan suatu peran penting dalam budaya Eropa,
Timur Dekat, Slavia, dan beberapa budaya Afrika. Tahta episkopalnya yang paling utama adalah Konstantinopel.
Ortodoksi tidak memiliki Kepausan ataupun keuskupan dengan ortoritas serupa. Sebutan "Timur" biasa digunakan,
walaupun tidak resmi, diambil dari kaitannya secara geografis dengan gereja-gereja "Barat", yang sekarang dikenal
sebagai Gereja Katolik Roma, dan karena Konstantinopel merupakan ibukota Kekaisaran Romawi Timur.

Daftar isi
[sembunyikan]

• 1Perbedaan dengan Gereja Barat


• 2Jumlah Umat
• 3Ortodoks Timur dan Ortodoks Oriental
• 4Persamaan dengan Gereja Barat
• 5Pasca Skisma
• 6Yuridiksi Gereja Ortodoks
• 7Referensi
• 8Lihat pula

Perbedaan dengan Gereja Barat[sunting | sunting sumber]


Ada perbedaan dengan Gereja Katolik Roma namun banyak pula persamaannya. Kalangan Kristen lainnya cenderung
menganggap bahwa perbedaan utamanya ialah bahwa Gereja Ortodoks banyak menekankan ritus dan doa dalam
bahasa tertentu, terutama dalam Bahasa Yunani Kuno atau "Bahasa Slavonik Kuno Gerejawi" (Old Church Slavonic).
Sebenarnya Gereja Ortodoks menganut prinsip bahwa ibadah atau liturgi hendaknya dimengerti oleh umat. Oleh
karena itu sejak permulaan, Gereja Ortodoks mendukung usaha penerjemahan Kitab Suci dan liturgi ke bahasa
setempat. Bahasa Yunani Perjanjian Baru (bahasa Yunani Koine) adalah bahasa asli Kitab Suci Perjanjian Baru, jadi
bahasa ini menduduki tempat khusus dalam kehidupan Gereja. Namun, di Yunani sekarang ibadah dirayakan dalam
bahasa Yunani yang dimengerti umat, bukan bahasa Yunani abad pertama.
Pemakaian bahasa Slavonik sebenarnya merupakan bukti prinsip penerjemahan tersebut. Santo Cyril dan Santo
Methodius menyebarkan agama Kristen (Ortodoks) ke bangsa-bangsa Slavia (Eropa Timur) pada abad ke-10 dan
menerjemahkan Kitab Suci dan liturgi ke bahasa mereka saat itu. Bahasa Slavonik yang dipakai mereka menjadi
semacam bahasa klasik bagi bangsa-bangsa Slavia termasuk Rusia. Walau mungkin gereja-gereja di sana masih
memakai bahasa Slavonik Kuno, secara prinsip Gereja Ortodoks menekankan bahwa bahasa liturgi hendaklah
dimengerti oleh umat. Gereja-gereja Ortodoks di Eropa Barat, Amerika dan Asia biasanya memakai bahasa setempat.
Lalu teologi gereja Ortodoks lebih bersifat mistik. Gereja-gereja Ortodoks juga cenderung menjadi gereja nasional,
misalkan Gereja Ortodoks Rusia, Yunani dan sebagainya.
Jumlah Umat[sunting | sunting sumber]
Berdasarkan jumlah umat, Ortodoksi Timur adalah komunitas Kristiani terbesar kedua di dunia sesudah Gereja Katolik
Roma.[8] Estimasi paling umum mengenai jumlah umat Kristen Ortodoks Timur di seluruh dunia berkisar antara 225-
300 juta jiwa [9]. Ortodoksi Timur adalah agama tunggal terbesar di Belarusia (89%), Bulgaria (86%),
Republik Siprus (88%), Georgia (89%), Yunani (98%), Republik
Makedonia (70%), Moldova (98%), Montenegro (84%), Romania (89%), Rusia (88%), Serbia (88%),
dan Ukraina (83%).[10] Ortodoksi Timur juga merupakan agama dominan di Republika Srpska (92%) entitas di Bosnia
dan Herzegovina, serta agama dominan di Kazakhstan Utara (48% dari populasi Kazakhstan). Selain itu, ada pula
sejumlah besar komunitas Ortodoks di Afrika, Asia, Australia, Amerika Utara, dan Amerika Selatan.

Ortodoks Timur dan Ortodoks Oriental[sunting | sunting sumber]


Gereja-Gereja Ortodoks mengklaim diri sebagai kelanjutan dari jemaah Kristiani perdana, yang didirikan oleh Yesus
Kristus sendiri serta para Rasul-Nya. Namun, perlu diperhatikan bahwa ada dua persekutuan Ortodoks yang berbeda.
Persekutuan Ortodoks yang pertama dan yang terbesar adalah yang disebut Gereja Ortodoks Timur, yakni gereja-
gereja Ortodoks yang menerima hasil ketujuh Konsili ekumenis seperti Gereja Katolik Roma. Komunitas Ortodoks yang
lain dibedakan dari Ortodoksi Timur dengan menggunakan sebutan Gereja Ortodoks Oriental. Ortodoksi Oriental hanya
menerima hasil dari 3 Konsili Ekumenis yang pertama, yaitu Konsili Nicea I, Konsili Konstantinopel I, dan Konsili
Efesus. Komunitas ini terpisah setelah beberapa Uskup peserta Konsili Khalsedon memutuskan untuk tidak menerima
hasil Konsili tersebut.

Persamaan dengan Gereja Barat[sunting | sunting sumber]


Persamaan dengan Gereja Katolik Roma ialah Gereja Ortodoks mengakui semua keputusan-keputusan ke-7 Konsili
Ekumenis sebelum tahun 1054. Misalkan Doa Syahadat Nicea juga dipakai tetapi tanpa kata filioque yang merupakan
tambahan dari Katolik Roma tanpa persetujuan dari 4 Patriarkh di Timur. Imam Gereja Ortodoks dan Gereja
Katolik Ritus Timur diizinkan menikah, namun para uskupnya dipilih hanya dari mereka yang selibat (tidak menikah).

Pasca Skisma[sunting | sunting sumber]


Penaklukkan Konstantinopel oleh tentara Perang Salib Keempat pada tahun 1204 sering dipandang sebagai puncak
konflik antara Gereja Barat dan Gereja Timur. Perampokan Church of Holy Wisdom dan pendirian Kekaisaran
Latin sebagai upaya nyata menggantikan Kekaisaran Romawi Timur pada 1204 masih menyisakan dendam hingga
sekian lama. Namun pada tahun 2004, Paus Yohanes Paulus II menyampaikan permintaan maaf secara formal atas
kejadian tahun 1204 tersebut, yang mana perbuatan tersebut juga dikecam dengan keras oleh Paus Innosensius
III (paus pada saat itu); permintaan maaf tersebut secara resmi diterima oleh Patriark Ekumenis Bartolomeus I.
Permintaan maaf dari Gereja Barat juga disertai dengan pengembalian relikwi Santo Yohanes Krisostomus dan
Santo Gregorius dari Nazianzus, yang dipercayai telah dicuri dari Konstantinopel saat peristiwa tahun 1204.[11][12]
Usaha persekutuan setelah peristiwa penaklukkan Konstantinopel tahun 1204 sempat terjadi pada Konsili Lyon II tahun
1274 dan Konsili Florence tahun 1439. Konsili Florence berhasil membangun kembali persekutuan antara Timur dan
Barat, yang bertahan sampai jatuhnya Konstantinopel pada tahun 1453. Usaha penyatuan menjadi sangat sulit secara
politis sejak Konstantinopel berada di bawah kekuasaan Ottoman. Beberapa Gereja Timur lokal membangun
persekutuan dengan Roma sejak saat itu (Lihat: Gereja Katolik Timur). Namun dalam beberapa dekade terakhir telah
terlihat pembaruan semangat ekumenis dan dialog antara kedua Gereja, terutama dipelopori oleh Paus Paulus VI dan
Patriark Ekumenis Atenagoras I.[12]
Semenjak tahun 1917 dengan Revolusi Oktober di Rusia, Gereja Ortodoks Rusia mulai ditindas dengan kejam
oleh rezimkomunis. Banyak rohaniwan dibunuh atau dideportasi ke Siberia. Gedung-gedung gereja banyak yang
berubah fungsi menjadi tempat-tempat lain, bahkan kadang-kadang dipakai sebagai penjara. Mereka baru boleh bebas
beribadah lagi pada awal dasawarsa terakhir abad ke-20.

Anda mungkin juga menyukai