Anda di halaman 1dari 4

Gereja yang Satu, Kudus, Katolik dan

Apostolik
• Untuk melaksanakan tritugas-Nya, yaitu sebagai imam, nabi dan raja, Kristus
melibatkan para murid-Nya. Sebagai kelompok yang dibentuk oleh Kristus, para murid
menanggapi panggilan-Nya dengan menunjukkan ciri-ciri hidup tertentu, sebagaimana
dikehendaki oleh Kristus pendirinya.
• Sebagai kumpulan yang mengenal dan percaya kepada Kristus, para murid disebut
sebagai Gereja perdana. Gereja adalah kumpulan umat beriman kepada Kristus yang
memiliki kesatuan yang tidak terpisahkan, sebagaimana tubuh dari kepalanya.
• Setiap makhluk hidup, kota, kelompok bahkan negara memiliki cara hidup atau ciri-ciri
tersendiri, yang membedakannya dari makhluk hidup, kota, kelompok atau negara yang
lain.
• Ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh setiap kota, kelompok, atau negara tersebut
merupakan suatu keistimewaan, yang dapat menjadi daya tarik sekaligus keunggulan.
• Kristus menegaskan kepada para murid-Nya, untuk selalu menunjukkan sikap serta
ciri-ciri kehidupan tertentu. Berdasarkan pada sabda serta ajaran-Nya, Gereja
terpanggil untuk mewujudkan diri sebagai komunitas dengan ciri-ciri yang satu, kudus,
katolik dan apostolik.
• Satu
Ciri satu, menegaskan bahwa Gereja sebagai kumpulan orang- orang beriman kepada
Kristus hendaknya berhimpun menjadi umat Allah (1 Petrus 2:5-10) dan menjadi satu
Tubuh (1 Korintus 12:12).
• Kudus
Ciri Kudus menegaskan bahwa Gereja dipanggil kepada kekudusan oleh Tuhan,
“Hendaklah kamu sempurna sebagaimana Bapamu di surga sempurna adanya” (Matius
5:48). Perlu diperhatikan juga bahwa kategori kudus yang dimaksud menegaskan
bahwa Gereja merupakan kumpulan orang-orang beriman yang terpanggil untuk hidup
suci, yaitu hidup sesuai dengan kehendak Allah.
• Katolik
Ciri Katolik ini mengandung arti Gereja yang utuh, lengkap, tidak hanya setengah atau
sebagian dalam menerapkan sistem yang berlaku dalam Gereja. Bersifat universal
artinya Gereja Katolik itu mencakup semua orang yang telah dibaptis secara Katolik di
seluruh dunia dimana setiap orang menerima pengajaran iman dan moral serta
berbagai tata liturgi yang sama dimana pun berada. Kata universal juga sering dipakai
untuk menegaskan tidak adanya sekte-sekte dalam Gereja Katolik.
• Apostolik
Ciri yang terakhir dari Gereja Katolik adalah apostolik. Dengan ciri ini mau ditegaskan
adanya kesadaran bahwa Gereja “dibangun atas dasar para rasul dan para nabi, dengan
Kristus Yesus sebagai batu penjuru” (Efesus 2:20). Gereja Katolik mementingkan
hubungan historis, turun temurun, antara para rasul dan pengganti mereka, yaitu para
uskup.
Gereja Persekutuan Para Kudus

• Di dalam rumusan syahadat iman Katolik (credo), ditegaskan bahwa sebagai umat
beriman, kita pun percaya akan Roh Kudus, Gereja Katolik yang kudus serta
persekutuan para kudus.
• Istilah “Persekutuan para kudus” (communion sanctorum) baru dimasukkan ke dalam
rumusan syahadat pendek pada abad IV.
• Rumusan tersebut dapat dipahami sebagai keadaan, tetapi terutama harus dipahami
sebagai sebuah proses keterlibatan Gereja terhadap hal-hal yang kudus.
• Imanlah yang dijadikan dasar persekutuan, adalah iman akan Yesus Kristus dan Roh
Kudus. Itulah sebabnya, Gereja disebut sebagai tubuh Kristus.
• Para kudus adalah orang-orang beriman yang telah memperoleh kehidupan kekal di
surga, sebagaimana dijamin oleh Yesus melalui sabda-Nya: “Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya,
kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barangsiapa makan daging-Ku dan
minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia
pada akhir zaman” (Yohanes 6:53).
• Di dalam persekutuan, semua anggota Gereja mampu menjalin persaudaraan dan
berkomunikasi satu dengan yang lain, sehingga menjadi sehati dan sejiwa. Sifat sehati
sejiwa bagi kaum beriman menyiratkan kesatuan, baik kesatuan di dalam Gereja
yang masih mengembara di dunia, maupun dengan anggota Gereja yang
menderita di dalam api penyucian serta Gereja yang mulia dalam
kemuliaan surgawi.
• Persekutuan Gereja, diikat oleh tubuh dan darah Kristus, yaitu kesediaan untuk
melakukan kehandak Allah, sebagai makanan utama umat beriman. Dengan demikian,
persekutuan para kudus bukan hanya sesuatu yang bersifat fisik atau lahiriah, tetapi
juga yang bersifat rohani, yaitu persekutuan dengan anggota-anggota Gereja yang telah
meninggalkan dunia ini.
• Iman dan keyakinan terhadap persekutuan para kudus, merupakan ungkapan iman
Gereja untuk dapat menikmati kesatuan seluruh umat beriman kepada Kristus, di
dalam Roh Kudus.
• Dalam tradisi Gereja Katolik, terdapat istilah santo, santa, beato, beata. Istilah tersebut
merupakan penghormatan kepada orang-orang tersebut karena kesucian imannya,
jasa serta pengorbanannya. Semua istilah tersebut berarti yang disucikan.
• Santo Stefanus adalah martir pertama. Martir artinya orang yang wafat karena
mempertahankan imannya akan Kristus. Karena iman, kesucian serta pengorbanannya
kepada Kristus dan Gereja, ia diberi gelar santo.
• Rumusan syahadat menegaskan bahwa kita mengimani persekutuan para kudus.
Persekutuan para kudus adalah himpunan orang-orang yang semasa hidupnya
menunjukkan nilai-nilai iman, kesucian dan menyerahkan seluruh hidupnya untuk
kemuliaan Allah. Meskipun mereka telah wafat, iman akan Kristus yang satu menjadi
tali pengikat persekutuan dengan Gereja yang masih berziarah di bumi.
• Kisah Santo Stefanus juga menunjukkan sifat kudus Gereja, yang berarti bahwa bukan
hanya mereka yang masih mengembara di dunia, melainkan mereka yang telah berada
di dalam surga, karena kekudusan yang telah mereka perjuangkan selama masa hidup
di dunia, sekaligus karena kasih Kristus.
• Tradisi dan Ajaran Gereja Katolik tentang Persekutuan Para Kudus:
Doa-Doa atau Perayaan Ekaristi
Gereja Katolik mengimani ikatan dengan para kudus di surga. Hal itu tampak di dalam
beberapa doa atau bagian ekaristi, misalnya: litani orang kudus, syahadat para rasul dan
doa syukur agung.
Hari-Hari Khusus
Pada tanggal 1 dan 2 Nopember Gereja Katolik memperingati arwah umat beriman dan
para kudus. Terdapat hari-hari di dalam rentang sepanjang tahun, Gereja Katolik
memperingati para kudus yaitu Santo dan Santa. Misalnya 4 Nopember (Santo Carolus
Boromeus), 13 Juni (Santo Antonius dari Padua), 7 April (Santo Yohanes Pembaptis de
la Salle), dan sebagainya.
Nama Baptis/Nama Pelindung
Ketika menerima baptisan, setiap orang memilih nama baptis, yang diambil dari nama
santo-santa atau para kudus, sebagai penghormatan sekaligus keteladanan terhadap
semangat yang telah ditunjukkan oleh mereka. Selain sebagai penghormatan, melalui
doa dan perayaan ekaristi, Gereja menyampaikan permohonan kepada Tuhan melalui
para kudus.

Gereja Mewartakan Kerajaan Allah


• Inti Pewartaan Yesus adalah membangun Kerajaan Allah. “Waktunya telah genap,
Kerajaan Allah sudah dekat” (Markus 1:15).
• Kerajaan Allah adalah suasana dan saat dimana Allah datang dan memerintah sebagai
Raja.
• Pewartaan Kerajaan Allah, adalah pewartaan mengenai kerahiman dan kepedulian
Allah untuk menyelamatkan manusia. Suasana kedekatan, keakraban dan
kesetiakawanan Allah dengan manusia itulah yang hendak dibangun oleh Yesus melalui
karya pewartaan-Nya.
• Pewartaan Kerajaan Allah akan semakin dipahami melalui pengajaran Yesus, yang
menggunakan banyak perumpamaan, mukjizat serta seluruh hidup-Nya.
• Di dalam doa yang diajarkan-Nya, Yesus menyapa Allah sebagai Bapa; Ia mengucapkan
sabda bahagia, Ia dekat dengan orang-orang berdosa, miskin dan tak berdaya.
Semuanya dilakukan oleh Yesus, agar para murid memahami arti Kerajaan Allah
sebagai pokok pewartaan-Nya.
• Jika dikatakan bahwa Kerajaan Allah sudah dekat, hal itu memberikan gambaran
bahwa suasana Allah yang memerintah sebagai raja telah mulai terwujud, sekaligus
memerlukan proses untuk menggenapinya. Dalam hal ini, Yesus memanggil para
murid-Nya, untuk membantu karya-Nya menjalankan tugas perutusan. Hal itu
dilanjutkan oleh Gereja sebagai kumpulan umat beriman, sebagai penerus para murid
pertama, yang dibangun oleh Yesus sebagai tempat persemaian bagi terwujudnya
Kerajaan Allah. Gereja turut serta di dalam karya atau misi Kristus, yaitu mewartakan
Kerajaan Allah.
• Keikutsertaan Gereja di dalam mewartakan Kerajaan Allah tersebut dilaksanakan
dengan mengacu pada tugas Kristus sendiri sebagai Imam, Nabi, dan Raja.
• Partisipasi dalam karya Kristus sebagai Nabi, dijalankan Gereja dengan mengajar dan
kesaksian.
• Karya Imamat dilaksanakan melalui pengudusan, yaitu kegiatan liturgis dan
sakramental.
• Sedangkan karya Rajawi, dijalankan oleh Gereja melalui upaya untuk membentuk
komunitas di dalam persekutuan dan pelayanan.
• Itulah sebabnya, Gereja terpanggil untuk menyuarakan nilai-nilai Kerajaan Allah, baik
cinta kasih, persaudaraan, keadilan, pertobatan serta pengampunan. Melalui berbagai
kegiatan serta gerakan itulah, gereja mewartakan Kerajaan Allah, yaitu turut serta di
dalam Karya dan Misi Kristus.
• Tugas perutusan utama yang diemban Yesus di dunia ini, adalah membangun suasana
yang bahagia, penuh sukacita dan kegembiraan. Suasana inilah yang menjadi suasana
Kerajaan Allah, yang diwartakan dan diperjuangkan oleh Yesus.
• Suasana bahagia dan sukacita Kerajaan Allah tersebut ditujukan bagi: orang yang
miskin di hadapan Allah, orang yang berdukacita, orang yang lemah lembut, orang yang
lapar dan haus akan kebenaran, orang yang murah hatinya, orang yang suci hatinya,
orang yang membawa damai, orang yang dicela dan dianiaya, orang yang kepadanya
difitnahkan segala yang jahat, dan orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran.
• Perbuatan baik yang dilakukan oleh orang-orang tersebut di atas, akan menjadi terang
yang bercahaya. Dan dari terang itulah, nama Allah dimuliakan. Memuliakan nama
Allah, artinya memandang dan memuji Allah yang bertahta sebagai Raja. Dalam hal ini,
Kerajaan Allah adalah suasana bahagia bagi orang-orang yang dengan segala perbuatan
baik, memuliakan nama Tuhan dan memandang Tuhan sebagai Raja.
• Tugas Yesus adalah menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin,
memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, memberitakan tahun rahmat
Tuhan telah datang, membebaskan orang-orang yang tertindas, dan penglihatan bagi
orang-orang buta.
• Tugas Yesus menyembuhkan orang-orang sakit, diteruskan oleh Gereja dengan
berusaha melayani mereka yang sakit dengan mendirikan balai pengobatan dan rumah
sakit.
• Tugas Yesus membantu orang-orang buta, bisu dan tuli, diteruskan oleh Gereja dengan
membangun sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai