Anda di halaman 1dari 15

SIFAT-SIFAT GEREJA

Kelas XI
Gereja yang Satu
Kesatuan Gereja itu tampak dalam hal :
1. Kesatuan iman para anggotanya. Iman menjadi prinsip bagi kesatuan
batiniah Gereja
2. Kesatuan dalam pimpinan, yaitu hierarki. Hierarki mempunyai tugas untuk
mempersatukan umat. Kesatuan lahiriah Gereja sering ditampakkan dalam
hierarki
3. Kesatuan dalam kebaktian dan kehidupan sakramental: menjadi ekspresi
simbolis dari kesatuan Gereja
Gereja itu satu karena sumber dan teladannya adalah Allah
Tritunggal (Bapa, Putra dan Roh Kudus).
Yesus Kristus, Putra Allah, sebagai pendiri dan kepala
Gereja menetapkan kesatuan umat manusia dalam satu
tubuh
Sebagai jiwa Gereja, Roh Kudus
mempersatukan semua umat beriman dalam
kesatuan dengan Kristus.
Gereja hanya mempunyai satu iman, satu kehidupan
sakramental, satu warisan apostolik, satu
pengharapan, satu cinta kasih.
Kesatuan Gereja tampak nyata lewat persatuan pengakuan iman yang
satu dan sama seluruh anggota Gereja, perayaan ibadat yang sama
(terutama sakramen-sakramen), struktur hierarkis berdasarkan
suksesi apostolik yang dilestarikan dan diwariskan melalui Sakramen
Tahbisan Suci
Usaha-usaha yang dapat kita lakukan untuk
mewujudkan Gereja yang Satu :
◦ Aktif berpartisipasi dalam kehidupan menggereja, setia dan taat
kepada Persekutuan umat, termasuk kepada hierarki
◦ Bersifat jujur dan terbuka satu sama lain, mengadakan berbagai
kegiatan sosial dan peribadatan Bersama
◦ Kesatuan harus lebih ditampakkan dalam keanekaragaman
Gereja yang Kudus
◦ Kekudusan Gereja tampak dalam :
◦ Sumber dari mana Gereja berasal adalah kudus. Kudus karena Gereja didirikan
oleh Kristus dan kekudusan itu diperoleh dari Kristus atas doa-doa-Nya serta
tindakan-Nya
◦ Tujuan dan arah Gereja adalah kudus. Kemuliaan Allah dan penyelamatan
umat manusia menjadi misi Gereja
◦ Karena jiwa Gereja adalah Roh Kudus sendiri, maka dengan sendirinya Gereja
adalah kudus
◦ Unsur-unsur Ilahi yang ada di dalam Gereja adalah kudus, seperti
ajaran-ajaran dan sakramen-sakramen
◦ Anggota Gereja adalah kudus, karena melalui pembaptisan mereka
dipersatukan dalam iman, harapan dan cinta yang kudus. Semua
dipanggil untuk kekudusan
Usaha-usaha yang diperjuangkan menyangkut
kekudusan Gereja :
◦ Saling memberi kesaksian hidup sebagai putera-puteri Allah
◦ Memperkenalkan anggota-anggota Gereja yang sudah hidup secara
heroik untuk mencapai kekudusan
◦ Merenungkan dan mendalami Kitab Suci, khususnya ajaran-ajaran
dan hidup Yesus, yang merupakan pedoman dan arah hidup kita
Gereja yang Katolik
◦ Gereja bersifat katolik yang artinya universal, karena terbuka bagi
semua orang, diwartakan kepada segala bangsa. Ajarannya bersifat
universal atau umum dapat dilaksanakan oleh semua orang
◦ Gereja katolik dapat hidup di tengah segala bangsa karena terbuka
terhadap siapapun yang mau mengimani Yesus dengan belajar akan
nilai-nilai dan ajaran agama Katolik tidak terbatas pada waktu dan
tempat
◦ Gereja yang katolik, menyatakan bahwa ada Kristus yang
berdiam diri dan hadir didalamnya. Dimana ada Gereja,
disana Kristus juga hadir dalam mewartakan kepenuhan
dan totalitas iman menuju keselamatan
◦ Kekatolikan Gereja juga bersumber pada firman Allah
sendiri
Gereja yang Apostolik
◦ Gereja bersifat apostolik karena didirikan di atas para rasul. Gereja
bersifat apostolik juga karena strukturnya yaitu diajar, dikuduskan
dan dibimbing oleh para rasul melalui pengganti-pengganti Petrus
sampai kedatangan kembali Kristus ke dunia
◦ Gereja juga apostolik karena warisan iman dari Kitab Suci dan
Tradisi Suci dilestarikan, diajarkan dan diwariskan oleh para rasul
◦ Di bawah bimbingan Roh Kudus, Magisterium (wewenang
pengajaran/otoritas mengajar Gereja yang dipercayakan kepada para
rasul dan penerus mereka) berkewajiban untuk melestarikan,
mengajarkan, membela dan mewariskan warisan iman
◦ Kristus yang telah mendirikan Gereja mempercayakan otoritas-Nya
kepada para rasul-Nya dan juga uskup yang pertama. Kristus
mempercayakan secara khusus kepadda Santo Petrus (paus pertama
dan uskup Roma untuk beritndak seabgai wakil-Nya di dunia)
◦ Otoritas ini diwariskan melalui Sakramen Tahbisan Suci/Suksesi
Apostolik dari uskup ke uskup, dan kemudian diperluas ke imam dan
diakon
Usaha untuk mewujudkan
keapostolikan Gereja:
◦ Setia dan mempelajari Injil, sebab Injil merupakan iman
Gereja para rasul
◦ Menafsirkan dan mengevaluasi situasi konkret dengan
iman Gereja para rasul
◦ Setiap anggota Gereja harus memiliki kesetiaan kepada
hierarki sebagai pengganti para rasul

Anda mungkin juga menyukai