Anda di halaman 1dari 2

BAB II

SIFAT-SIFAT GEREJA
_____________________________________________________________________
Pada bab pertama, telah dibahas pelajaran tentang makna Gereja sebagai
persekutuan orang-orang yang dipanggil dan dihimpun oleh Allah sendiri. Karena itu
Gereja adalah suatu persekutuan yang khas. Pada bab ini kita akan membahas sifat-
sifat Gereja yang tentunya mempunyai kaitan dengan makna dan hakikat Gereja itu
sendiri. Syahadat iman Gereja Katolik dirumuskan dalam doa kredo (credere =
percaya). Ada dua rumusan kredo yaitu rumusan pendek dan rumusan panjang.
Syahadat rumusan pendek disebut Syahadat Para Rasul karena menurut tradisi
syahadat ini disusun oleh para rasul. Syahadat yang panjang disebut Syahadat Nikea
yang disahkan dalam Konsili Nikea (325) yang menekankan keilahian Yesus.
Dikemudian hari lazim disebut dengan Syahadat Nikea-Konstantinopel karena
berhubungan dengan Konsili Konstatinopel (381). Pada Konsili ini ditekankan
keilahian Roh Kudus yang harus disembah dan dimuliakan bersama Bapa dan Putera.
Syahadat inilah yang lebih banyak digunakan dalam liturgi-liturgi Gereja Katolik. Di
dalam rumusan syahadat panjang itu pada bagian akhir dinyatakan keempat sifat
atau ciri Gereja Katolik : satu, kudus, katolik, dan apostolik.
Keempat sifat Gereja itu saling kait mengkait, tetapi tidak merupakan rumus
yang siap pakai. Gereja memahaminya dengan merefleksikan dirinya sendiri dengan
karya Roh Kudus di dalam dirinya. Gereja itu Ilahi sekaligus insane, berasal dari Yesus
dan berkembang dalam sejarah. Gereja itu bersifat dinamis, tidak sekali jadi dan
statis, oleh karena itu sifat-sifat Gereja tersebut harus selalu diperjuangkan.
Pada bab ini, berturut-turut kita akan membahas pokok bahasan pelajaran
tentang : Gereja yang Satu, Gereja yang Kudus, Gereja yang Katolik, Gereja yang
Apostolik. Diharapkan agar setelah menyelesaikan pembelajaran ini peserta didik
dapat memiliki pemahaman yang baik tentang makna dan hakikat sifat-sifat Gereja
serta mampu menghayatinya dalam hidup sehari-hari sebagai anggota Gereja.
Sekilas sifat Gereja
 Gereja yang Satu
Ajaran tradisional Gereja Katolik menyebutkan bahwa sifat-sifat Gereja adalah
satu, kudus, katolik dan apostolik. Pada sub pokok bahasan ini akan dipelajari
tentang sifat Gereja yang satu. Gereja adalah satu karena bersatu dalam iman,
pembaptisan, perayaan Ekaristi dan pimpinan di seluruh dunia. Kesatuan ini
harus dibina, dijaga dan dipelihara dalam semangat saling mengampuni dan
menghormati. Kesatuan ini bukan keseragaman yang dipaksakan atau tidak
mengindahkan kebebasan wajar Gereja-Gereja partikular. Oleh karena itu, ciri
Gereja yang satu menuntut suatu communio dengan Gereja Roma atau tidak
terpisah daripadanya (ex-communicatio).
 Gereja yang Kudus
Gereja itu kudus, dari mana Gereja berasal, kemana arah yang dituju Gereja, dan
unsur-unsur Ilahi yang ada di dalam Gereja adalah kudus. Kekudusan (kesucian)
Gereja adalah kekudusan (kesucian) Kristus. Gereja menerima kekudusan sebagai
anugerah dari Allah dalam Kristus oleh iman. Kesucian Gereja itu datang dari
Gereja itu sendiri, tetapi datang dari Allah dan dipersatukan dengan Kristus oleh
Roh Kudus. Kristus ada dalam Gereja dan selalu menyertai Gereja sampai akhir
zaman.
 Gereja yang Katolik
“Satu umat Allah itu hidup di tengah segala bangsa di dunia, karena memperoleh
warganya dari segala bangsa. Gereja memajukan dan menampung segala
kemampuan, kekayaan, dan adat istiadat bangsa-bangsa sejauh itu baik. Gereja
yang Katolik secara tepat guna dan tiada hentinya berusaha merangkul segenap
umat manusia beserta segala harta kekayaannya di bawah Kristus Kepala, dalam
kesatuan RohNya” (LG. 13)
 Gereja yang Apostolik
Yesus mengutus para rasul dengan bersabda : “Pergilah, ajarilah semua bangsa,
dan baptislah mereka atas nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus, dan ajarlah
mereka menaati segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu” (lih. Mat
28:19-20). Perintah resmi Kristus untuk mewartakan kebenaran yang
menyelamatkan itu oleh Gereja diterima dari para rasul dan harus dilaksanakan
sampai ke ujung bumi. Gereja terus menerus mengutus para pewarta sampai
Gereja-Gereja baru terbentuk sepenuhnya untuk melanjutkan karya pewartaan
Injil.

Setelah pengantar ini, akan kita bahas bersama lebih mendalam mengenai Sifat
Gereja Yang Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik.

Anda mungkin juga menyukai