Anda di halaman 1dari 26

INISIASI 3

GEREJA DAN
EVANGELISASI
3 Topik bahasan
1. Arti dan Makna Gereja
Katolik dan Sifat atau ciri-
ciri Gereja Katolik
2. Hirarki Gereja Katolik
3. Tugas dan Perutusan
Gereja Katolik
(Evangelisasi)
Gereja Katolik
a. Arti, makna kata Gereja
* Asal usul kata Gereja
* Pengertian Gereja dalam
Kitab Suci, dan
* Pengertian Gereja dalam
Ajaran Gereja
b. Sifat atau ciri Gereja Katolik
Arti Kata Gereja
• Kata “Gereja” berasal dari bahasa Portugis yaitu igreja. Kata
tersebut merupakan ejaan Portugis untuk kata ecclesia,
yang ternyata berasal dari bahasa Yunani, yaitu ekklesia.
• Kata ekklesia tersebut berarti ‘kumpulan’ atau ‘pertemuan’,
‘rapat’. Kata ekklesia bukan sembarang kumpulan,
melainkan kelompok yang sangat khusus. Kata ekklesia
( bahasa Yunani) itu berarti ‘memanggil”. Jadi arti
sesungguhnya dari Gereja adalah umat yang dipanggil
Tuhan.
Kata Gereja dalam KS dan
Ajaran Gereja
• Gereja: umat Allah, Tubuh Kristus, dan Bait Roh Kudus
yg dimengerti sebagai kesatuan (1Kor 11:27; 1 Kor 1:2)
• Gereja sebagai umat Allah:
* Umat terpilih Allah, bukan organisasi (LG.9)
* tekanan pada pilihan, dinamika relasi, dan berada pada relasi Allah
dan manusia dalam rancang bangun keselamatanNya (GS.1)
• Gereja sebagai tubuh Kristus:
* dalam baptisan semua anggota, dipersatukan (1Kor 12:12-13)
* Tubuh dimaksudkan sebagai dinamika, bukan statis, satu fungsi
dalam tujuan akhir yg sama. Gereja tubuh Kristus dan Kristus sbg
kepala (Ef 1:23)
Lanjutan…
• Gereja sebagai bait Roh Kudus:
a. “Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah Bait Allah dan
bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?” (1Kor 3:16; lih.
2Kor 6:16; Ef 2:21). Bait Allah berarti juga adalah Kristus
(lih. Yoh 2:21; Rm 3:25). “Karena oleh Dia, dalam satu Roh,
kita beroleh jalan masuk kepada Bapa.
b. “menjadi bait suci dalam Tuhan, menjadi kediaman Allah
dalam Roh, sampai mencapai kedewasaan penuh sesuai
dengan kepenuhan Kristus” (SC 2).
c. Semua gambaran tidak cukup untuk merumuskan jati diri
Gereja. “Melalui pelbagai gambaran” kita berusaha
“menangkap makna Gereja yang mendalam” (LG 6).
Gereja : Misteri dan Sakramen
• Ensiklik Paus Pius XII, Mystici Corporis (1943), Gereja
dilihat sebagai organisasi dan lembaga yang didirikan
oleh Kristus.
• Konsili Vatikan II tidak menonjolkan segi institusional
Gereja, kendatipun juga tidak menyangkalnya. Dalam
LG, menunjuk pada misteri Gereja, sebagai tempat
pertemuan antara Allah dan manusia.
• Gereja disebut “misteri” karena hidup ilahinya, yang
masih tersembunyi dan hanya dimengerti dalam
iman; tetapi juga disebut “sakramen”, karena misteri
Allah itu justru menjadi tampak di dalam Gereja.
PAUS FRANSISKUS
“lebih baik gereja
berdarah-darah untuk
melayani sesama dan
keselamatan manusia,
daripada gereja tetap
megah berdiri tanpa
tindakan nyata”.
Gereja misteri dan
sakramen keselamatan
Gereja sebagai komunio
• Communio atau persekutuan, dari bahasa Latin yg diambil dari
bahasa Yunani koinonia, artinya “hubungan atau persekutuan
(communio) dengan Allah melalui Yesus Kristus dalam
sakramen-sakramen”.
• Struktur organisatoris Gereja, merupakan “asas dan dasar
kesatuan iman serta persekutuan yang tetap dan kelihatan”
(LG 18).
• Dalam arti yang sesungguhnya communio atau persekutuan
Gereja adalah hasil karya Roh di dalam umat beriman (lih. LG
4). Itulah sebabnya communio Gereja tidak pernah dapat
diterangkan secara organisatoris atau sosiologis saja
Gereja sebagai persekutuan
Para Kudus
Gereja pertama-tama suatu “persekutuan dalam iman” (Flm
6), “persekutuan dengan Yesus Kristus” (1Kor 1:9; lih. 1Yoh
1:3), “persekutuan Roh” (Flp 2:1; lih. 2Kor 13:13). Komunikasi
iman mengakibatkan suatu persekutuan rohani antara orang
beriman sebagai anggota satu Tubuh Kristus dan membuat
mereka menjadi sehati-sejiwa (lih. 1Yoh 1:7). Dengan
demikian, “persekutuan para kudus” dapat berarti Gereja dari
segala zaman.
3. Sifat-sifat Gereja
• Gereja yang Satu
Konsili Vatikan II menyatakan bahwa “pola dan prinsip
terluhur misteri kesatuan Gereja ialah kesatuan Allah yang
tunggal dalam tiga Pribadi, Bapa, Putra, dan Roh Kudus”.
Allah yang berkenan menghimpun orang-orang beriman
akan Kristus menjadi umat Allah dan membuat mereka
menjadi satu tubuh (1 Kor 12:12)
a. Roh Kristus sebagai pemersatu gereja, yang perlu
diusahakan terus oleh umat;
b. kesatuan iman yang diwujudkan dalam persekutuan
persaudaraan, saling meneguhkan dan melengkapi dalam
penghayatan iman
c. Kesatuan dengan Paus/pengganti Petrus. (Di dalam diri
Petrus Ia menetapkan asas dan dasar kesatuan iman serta
persekutuan yang tetap dan kelihatan).
Sifat-sifat gereja
• Gereja yang Kudus
Sebab Kristus Putra Allah, yang bersama
dengan Bapa dan Roh dipuji bahwa hanya
Dialah kudus, mengasihi gereja sebagai
mempelaiNya (LG 39), Gereja itu Kudus karena
Kristus membuatnya kudus (LG.48).
Kudus adalah makna teologis yang
menentukan hubungan manusia dengan Allah.
Lumen Gentium : Gereja itu suci, dan sekaligus
harus selalu dibersihkan, serta terus menerus
menjalankan pertobatan dan pembaharuan
(LG8)
Gereja yang Katolik
• Katolik berarti universal = umum, menyeluruh dan
terbuka
• Gereja di tengah masyarakat konkrit. Ia menjadi
daya yang menyelematkan bagi dunia sekitar pada
semua bidang kehidupan (St.Sirilus dari
Yerusalem).
• Gereja yg seluruh ajarannya disampaikan kepada
segala bangsa, terbuka terhadap semua kekayaan
dan adat istiadat.
• Dengan sifat Katolik dimaksudkan bahwa gereja
mampu mengatasi keterbatasannya sendiri
karena roh yang berkarya di dalamnya. Yang
pokok bukanlah bahwa gereja merangkum dan
menerima segala sesuatu, melainkan bahwa ia
dapat menjiwai seluruh dunia dengan semangat-
Nya (LG23)
Gereja yang Apostolik

• Sifat apostolik atau rasuli berarti bahwa gereja berasal dari para rasul dan tetap
berpegang teguh pada kesaksian iman mereka. Kesadaran bahwa gereja dibangun atas
dasar para rasul dan para nabi, dengan Yesus Kristus sebagai batu penjuru, sudah ada
sedari zaman gereja perdana sendiri (Ef 2: 20)
• Sifat apostolik berarti bahwa gereja sekarang adalah gereja para rasul.
• Keapostolikkannya berarti bahwa dalam perkembangan hidup , tergerak oleh roh kudus,
gereja senantiasa berpegang pada gereja para rasul sebagai norma imannya. Selain itu,
keapostolikannya diarahkan bahwa seluruh gereja dan umatnya tidak hanya
bertanggungjawab atas ajaran gereja, tetapi juga atas pelayanannya.
2. HIRARKI GEREJA KATOLIK
Konsili Vatikan II hirarki itu dikehendaki
Tuhan dan akhirnya berasal dari Tuhan
sendiri , termasuk hakikat kehidupannya
juga. Maka Konsili mengajarkan bahwa atas
penetapan ilahi para uskup menggantikan
para rasul sebagai gembala gereja (LG8).
Berikut kita lihat siapa hirarki itu?
1.Para Rasul
2.Dewan Para Uskup
3.Paus
4.Uskup
5.Imam
6.Diakon
Para Rasul
• Sejarah awal, hirarki Gereja
Katolik bermula dari 12 para
rasul.
• Paulus dalam Gal1:17 berkata:
“mereka menjadi rasul sebelum
aku”
• Di masa itu, terdapat Gereja St.
Ignatius dari Antiokhia. Di tempat
ini kemudian dikenal istilah
“penilik” (Episkopos), “penatua”
(Presbyteros), dan “pelayan”
(Diakonos).
Dewan Para Uskup
• Dalam LG 20 dikatakan
bahwa para uskup
merupakan pengganti para
rasul. Kepemimpinan para
uskup dijalankan secara
kolegial (LG.22)
• Tugas utama adalah
mempersatukan dan
mempertemukan umat
beriman Katolik
Paus
• Paus adalah pengganti Petrus,
yang juga merupakan Uskup
Roma pertama.
• Paus sebagaimana Pestrus
memimpin para Uskup dunia.
• Melalui Yesus, Paus memperoleh
kuasa memimpin para uskup
(Mat16:17-19)
• Paus menjalankan fungsi
kepemimpinan dunia dalam
merwartakan Injil dan warta
Kebenaran iman
Uskup
• Uskup menjadi pembesar
umat yang dibimbingnya.
Uskup menjadi gembala
utama di dalam wilayah
keuskupannya LG.27)
• Secara organisasi, uskup
bertanggung jawab dengan
Paus di Roma.
• Tugas utama uskup:
pewartaan Injil (LG.25)
Imam
• Imam menjadi wakil Uskup,
dan sekaligus pembantu
uskup (LG.25)
• Tugas seorang imam ialah
mewartakan Injil,
penggembalaan umat
beriman, dan merayakan
ibadat.
Diakon
• Diakon ialah pelayan (LG.29).
Ia membantu uskup juga akan
tetapi tidak mewakili uskup.
• Diakon lebih tepat disebut
sebagai pembantu khusus
uskup dan sementara itu
pembantu umum uskup
adalah imam.
• Meski tidak tertahbis, diakon
juga anggota hirarki Gereja
3. Evangelisasi Gereja Katolik
1. Pengertian Evangelisasi
2. Dasar Perutusan Gereja
Katolik
3. Dua Pola Pewartaan Gereja
Pengertian Evangelisasi
Evangelisasi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu euaggelion yang
berarti Kabar Baik. Evangelisasi berarti seluruh proses penyebaran
kabar gembira tentang Kerajaan Allah kepada orang yang belum
mengenal Injil.
Evangelii Nuntiandi (1975) Paus Paulus VI menerangkan makna
evangelisasi, yang dimulai oleh Kristus dan dilanjutkan oleh Gereja
sebagai tugas pokoknya. Intinya adalah mewartakan kepada segala
bangsa (Mat. 28,19),
Evangelisasi mempunyai ruang lingkup baik ke dalam maupun keluar
(misi atau zeding)
Dasar Perutusan
Gereja Katolik
• Dasar Biblis perutusan Gereja
Katolik adalah Mat.28:16-20 :
"Kepada-Ku telah diberikan segala
kuasa di sorga dan di bumi. 19Karena
itu pergilah, jadikanlah semua
bangsa murid-Ku dan baptislah
mereka dalam nama Bapa dan Anak
dan Roh Kudus, 20dan ajarlah
mereka melakukan segala sesuatu
yang telah Kuperintahkan
kepadamu. Dan ketahuilah, Aku
menyertai kamu senantiasa sampai
kepada akhir zaman." (Mat 28:16-
20)
DUA POLA PEWARTAAN
• VERBAL (KERYGMA), yang
diantaranya seperti
kotbah/homili, pelajaran
agama, katekese umat, dan
pendalaman Kitab Suci
• KISAKSIAN (MARTYRIA),
yang menunjuk diantaranya
seperti mendalami dan
menghayati sabda Tuhan,
mengenal umat/masyarakat.
Titik tekan pd perbuatan
Terima kasih
Tuhan memberkati.

Anda mungkin juga menyukai