Input dalam proses membaca ialah bahan tertulis yang dibaca, sedangkan output-nya
adalah pemahaman terhadap bahan tertulis tersebut. Input lainnya dalam kegiatan
membaca ialah kondisi yang mempengaruhi pembaca. Kondisi tersebut di antaranya ialah
kondisi internal pembaca yang meliputi pengetahuan dan pengalaman sebelumnya.
Pengetahuan pembaca terhadap kata berhubungan dengan aspek semantik, sintaktik, dan
pragmatik dari kata tersebut. Aspek semantik berkaitan dengan makna luas dari sebuah
kata itu. Aspek sintaktik terkait dengan pengkategorian kata. Pengetahuan pembaca
mengenai aspek pragmatik memungkinkan pembaca memahami arti kata dalam tulisan
berdasarkan arti secara keseluruhan dari tulisan tersebut.
Pemaknaan kata dijelaskan dalam dua teori berikut. Pertama, makna kata merujuk pada
objek yang dinyatakan oleh kata tersebut. Misalnya, makna kata kursi terkait dengan
objek yang digunakan untuk duduk. Namun, tidak semua kata memiliki objek sebagai
rujukannya. Teori lain menyatakan bahwa kata tidak merujuk kepada objek tetapi pada
konsep. Oleh karena itu, kata tertentu tetap digunakan meskipun objeknya telah berganti.
Proses membaca dipengaruhi oleh empat kondisi pembaca, yaitu (1) kemampuan pembaca
dalam memproses kata dan kalimat, (2) kemampuan pembaca memahami apa yang
tersirat, (3) kemampuan pembaca menangani kata-kata baru, dan (4) kemampuan
pembaca untuk memilih informasi dalam tulisan berdasarkan kebutuhannya.
Target Pembaca
Pemahaman terhadap target pembaca dan karakteristiknya merupakan kunci untuk
membuat tulisan ilmiah yang berhasil. Penulis perlu mencari tahu hal-hal yang terkait
dengan target pembaca melalui pertanyaan
(1) siapa yang akan membaca tulisan ini,
(2) apa yang mereka ketahui mengenai subjek yang ditulis ini,
(3) mengapa mereka akan membaca tulisan ini, dan
(4) bagaimana mereka akan membaca tulisan ini?
Target pembaca digolongkan dalam
(1) masyarakat akademis,
(2) masyarakat ilmiah,