Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PROBLEMATIKA KESALAHAN BERBAHASA

DAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH

A. Pengertian Karya Tulis Ilmiah

Membuat karya tulis ilmiah memang mensyaratkan kemampuan membangun


kalimat-kalimat yang tepat dan mengorganisasikannya dengan rapi ke dalam
paragraf-paragraf. Namun tidak cukup itu saja. Ada persyaratan lain yang perlu
dimiliki oleh penulis yaitu:

a) keterampilan riset,

b) kemampuan membaca teks dengan kritis,

c) memahami konsep- konsep dasar disiplin ilmu,

d) serta kemampuan melakukan sintesis dan analisis.

Namun, sebelum memahami permasalahan teknis dalam penulisan yang lebih khusus,
kita perlu mengetahui terlebih dahulu pengertian dasar dari apa yang disebut sebagai
karya tulis ilmiah itu.

Pertama, karya tulis ilmiah selalu berbasis pada penelitian. Pengetahuan dan
keterampilan mencari data dan informasinya selalu melalui langkah-langkah yang
sistematis dan logis serta perlu dipahami dengan baik oleh setiap ilmuwan. Penelitian
dimulai dengan memilih topik dan mengajukan pertanyaan yang akan dicari jawaban-
jawabannya. Misalnya "Mengapa kekerasan seksual meningkat di Jakarta?" atau
"Mengapa usia nikah pertama mengalami penurunan dalam 10 tahun terakhir?" atau
"Apakah penyebab maraknya geng motor?" Dalam era internet seperti sekarang ini,

1
ada penulis yang dengan cepat berpaling kepada perangkat Google dan Wikipedia
untuk mendapatkan sumber-sumber bagi karya tulisnya. Akan tetapi karya tulis
ilmiah membutuhkan informasi yang lebih dalam daripada yang didapat melalui
kedua "profesor" dunia maya itu. Seorang penulis perlu mengetahui bagaimana
menelusuri artikel-artikel yang relevan dengan topik karya tulisnya melalui jurnal
daring (online journal) seperti Jstor, ScienceDirect, Springerlink, Ebsco, atau
Proquest-untuk menyebut beberapa contoh. Dalam ilmu-ilmu sosial, penulis
mengumpulkan data primer melalui survei, wawancara mendalam, observasi atau
teknik pengumpulan data lainnya atau pun data sekunder seperti statistik, dokumen
kebijakan, laporan penelitian, dan kliping.

Kedua, kualitas membaca juga berpengaruh terhadap kemampuan menulis karya


ilmiah dengan baik. Di perguruan tinggi misalnya, mahasiswa akan mendapatkan
tugas mengenai topik-topik yang kurang dikenalnya sehingga ia harus mencari
sumber bacaan yang relevan untuk memperkaya pengetahuannya. Kemampuan
membaca secara kritis menjadi penting di sini. Ketika membaca teks, kita harus
mampu membedakan antara fakta dan opini, mengenali bias-bias dalam bacaan, dan
menarik kesimpulan dari bacaan itu. Kualitas membaca yang baik akan membantu
seorang penulis dalam membangun argumen-argumen yang dituangkan dalam karya
tulis ilmiah. Penulis juga perlu meyakinkan pembaca bahwa karya tulisnya
menggunakan acuan yang relevan dan dipahami secara kritis oleh si pembaca.

Ketiga, setia disiplin ilmu, misalnya antropologi, linguistik, biologi, atau sejarah
tentu memiliki konsep-konsep dasar yang harus dipahami oleh penulis.

a) Dalam antropologi ada konsep kebudayaan, keturunan (descent) dan kekerabatan


(kinship).

b) Dalam ilmu linguistik mengenal konsep parole, lange, fonemik, dan fonetik.

c) Kemudian dalam sejarah ada konsep kontinuitas, perubahan, dan kronologis.

2
Pemahaman atas konsep- konsep dasar dapat diperoleh melalui kuliah dan bacaan-
bacaan yang relevan. Dalam penulisan ilmiah penggunaan konsep-konsep tentu tidak
dapat dihindari. Melalui karya tulis ilmiah ini konsep-konsep diterapkan untuk
menjelaskan fenomena sosial budaya yang dikaji dan sekaligus memperlihatkan
pemahaman penulis terhadap isu konseptual-teoretis terhadap pembaca.

Keempat, meneliti, membaca teks, dan memahami konsep, kemudian


menuangkannya ke dalam tulisan tentu membutuhkan kemampuan untuk melakukan
sintesis dan analisis. Mahasiswa harus mampu mengalirkan gagasan-gagasannya ke
dalam kalimat-kalimat secara logis dan sistematis. Paragraf-paragraf dibangun
dengan memperhatikan koherensi, sehingga pembaca dapat dengan mudah bergerak
dari satu gagasan ke gagasan lain, dari kalimat ke kalimat, kemudian dari paragraf ke
paragraf.

Karya ilmiah merupakan laporan yang tertulis dan diterbitkan yang memaparkan
hasil dari penelitian atau suatu pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau
dilakukan oleh sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan serta
kebahasaan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat. Karya tulis ilmiah juga
dapat diartikan sebagai salah satu hasil dari pemikiran dan imajinasi seseorang yang
dikonfirmasikan serta dipaparkan kepada orang lain dan telah diuji kebenarannya
serta dapat diterima dan ditulis secara ilmiah kepada orang lain.

Selain itu, Nana Sudjana (2014), juga menyampaikan bahwasanya karya ilmiah
merupakan karya tulis atau bentuk lain yang telah diakui dalam bidang ilmu
pengetahuan teknologi yang ditulis atau dikerjakan sesuai dengan tata cara ilmiah dan
mengikuti pedoman serta aturannya.

Gagasan orisinal. Sebuah karya tulis ilmiah sebagianya menunjukkan gagasan


orisinal dari penulisnya. Meskipun penulis menggunakan berbagai sumber, karya tulis
bukanlah sekadar fakta-fakta atau ringkasan- ringkasan dari referensi yang
digunakan. Hal yang terpenting adalah menampilkan pandangan penulis terhadap

3
topik yang dibahas dan mendukung pandangan tersebut dengan data-data. Mahasiswa
sering mengutip gagasan penulis lain tanpa dilengkapi dengan gagasannya sendiri, hal
tersebut adalah sesuatu yang seharusnya dihindari.

Struktur tulisan. Penulisan ilmiah memiliki struktur yang baku. Tulisan atau
esai, misalnya terdiri atas pengantar atau pendahuluan, isi, dan kesimpulan.

a) Bagian pengantar menguraikan tentang latar belakang, tujuan penulisan, dan


gagasan utama dari si penulis.

b) Bagian isi menyajikan alinea-alinea yang mendukung gagasan utama penulis untuk
menuntun pembaca memahaminya. Fakta-fakta, contoh-contoh, deskripsi,
pengalaman pribadi, sampai pendapat pakar bisa digunakan untuk memperkuat
gagasan utama penulis.

c) Kemudian pada bagian akhir, penulis menyampaikan kesimpulan-kesimpulan


utama dari makalah yang dibuatnya.

Uraiannya dibuat dengan jelas dan lengkap. Jangan biarkan pembaca


menafsirkan sendiri data atau informasi yang disajikan dalam tulisan. Jangan sampai
pembaca berpikir keras untuk mengerti gagasan dan logika penulis. Ada ungkapan
dalam bahasa Inggris "Take the reader by the hand" yang berarti penulis harus
mampu menuntun pembaca ke arah yang dituju oleh penulis, selangkah demi
selangkah.

Gaya tulisan, Gaya penulis tercermin dari penggunaan pilihan kata dan cara
menyusun kalimat. Sekalipun penulis mengacu kepada pendapat pakar tertentu,
lakukanlah parafrase (paraphrasing). Gaya tulisan yang baik dan benar sendiri
diantaranya:

a) Tulisan harus jelas, padat, dan mudah dibaca.

b) Hindari kesalahan tata bahasa, ejaan, tanda baca, dan pengetikan.

4
Kesalahan-kesalahan tersebut menunjukkan bahwa penulis tidak cermat dalam
menulis dan juga membaca.

Karya ilmiah adalah hasil penuangan data lapangan ke dalam bentuk karangan
dengan mengikuti aturan dan metode ilmu pengetahuan sehingga menghasilkan
informasi yang dapat didiskusikan dan disebarluaskan kepada masyarakat dan dapat
didokumentasikan di dalam perpustakaan (Arifin, 1983:1).

Selain itu maksud penulisan karya tulis ilmiah sendiri adalah untuk
berkomunikasi dengan orang lain tentang ilmu dan karya tulis ilmiah sebaiknya
ditulis dengan memperhatikan ketertiban dan kehalusan dalam menyajikan ide
ekonomisan dalam mengungkapkan dan ketetapan dalam memilih kata atau
berbahasa dalam penulisannya.

Jadi pada intinya tulisan ilmiah merupakan tulisan yang ditulis secara sistematis
dan logis serta didukung oleh data yang teruji kebenarannya atau tulisan yang mampu
menjelaskan mengapa dan bagaimana tentang sesuatu perkara atau fakta yang terjadi
secara objektif atau dengan kata lain tidak dilandasi oleh perasaan atau rekayasa
belaka.

5
B. Ciri-ciri Karya Tulis Ilmiah

Berdasarkan pengertian karya ilmiah yang telah dikemukakan pada pernyataan


di atas, maka karya ilmiah sendiri mempunyai ciri-cirinya, berikut adalah ciri-ciri
karya tulis ilmiah:

1. Ditulis secara sistematis, sehingga antara topik dan subtopik saling


berkaitan dan mengacu pada topik utama.
2. Ditulis berdasarkan penalaran yang logis sehingga apa yang ditulis oleh
penulis sesuai dengan akal sehat dan dapat diterima oleh si pembaca dan si
pendengar.
3. Tulisan didukung oleh data yang objektif dan aktual, yakni data yang
teruji kebenarannya secara empiris.
4. Objektif, yakni data ditulis atau dibukukan untuk individu atau kelompok-
kelompok tertentu.
5. Argumentasi teori yang diangkat termasuk teori yang benar, sahih, dan
relevan.

C. Kode Etik Penulisan Karya Tulis Ilmiah

Kode etik penulisan karya tulis ilmiah, yaitu:

1. Jujur
2. Hindari plagiat
3. Meminta izin kepada pemilik bahan apabila bahannya dimasukkan
4. Data informasi harus dirahasiakan.

D. Macam-macam Karya Tulis Ilmiah

1. Skripsi, Tesis, dan Disertasi


Skripsi, tesis, dan disertasi merupakan karya ilmiah yang terdapat dalam
suatu bidang studi yang ditulis oleh mahasiswa pada akhir studinya atau di

6
akhir perkuliahan. Guna skripsi sendiri untuk program sarjana (S-1),
kemudian tesis untuk program magister (S-2), dan disertasi untuk program
doktor (S-3). Karya tulis ilmiah ini sendiri merupakan salah satu persyaratan
kepada mahasiswa untuk menyelesaikan program studinya yang ditulis
berdasarkan:

a) Hasil penelitian lapangan.

b) Hasil kajian pustaka

c) Hasil kerja pengembangan

2. Artikel Ilmiah
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), artikel adalah karya
tulis lengkap. Misalnya laporan, berita atau esai dalam majalah, surat kabar,
dan sebagainya. Artikel dapat diartikan sebagai sebuah karya tulis yang berisi
gagasan, opini, die, atau informasi yang dipublikasikan melalui beberapa
media. Selain itu, artikel ilmiah juga merupakan karya tulis yang dirancang
kemudian disajikan untuk dimuat dalam jurnal ilmiah yang ditulis dengan tata
cara ilmiah.

Artikel ilmiah sendiri terbagi menjadi dua macam, yaitu:

a) Artikel hasil penelitian.

b) Artikel non penelitian.

3. Makalah
Makalah merupakan karya tulis yang memuat dari pemikiran tentang
suatu masalah atau topik tertentu yang ditulis oleh seseorang atau sebuah tim,
secara sistematis dan runtut dengan disertai analisis yang logis dan objektif
sehingga dapat diterima oleh si pembaca dan si pendengar.

7
4. Laporan Penelitian
Laporan penelitian adalah suatu karya tulis yang berisi paparan tentang
suatu proses dan hasil-hasil yang diperoleh dari suatu kegiatan penelitian
tertentu, yang dilakukan oleh seseorang atau dilakukan oleh suatu kelompok.

E. Tujuan dan Manfaat Penulisan Karya Tulis Ilmiah

1. Tujuan Penulisan Karya Tulis Ilmiah


Dalam penulisan karya tulis ilmiah sendiri memiliki beberapa tujuan
penulisannya, yaitu sebagai berikut:
a. Sebagai wahana untuk melatih ide tersurat atau hasil penelitian dari
seseorang atau suatu kelompok dalam bentuk karya ilmiah yang
sistematis dan metodologis.
b. Makalah ilmiah atau karya ilmiah yang telah ditulis diharapkan
dapat menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dan
masyarakat.
c. Foster etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya
konsumen pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi produsen
(produsen) berpikir dan menulis di bidang ilmu pengetahuan.
2. Manfaat Penulisan Karya Tulis Ilmiah
Selain Tujuan penulisan karya tulis ilmiah juga mempunyai beberapa
manfaat untuk kita semua berikut adalah beberapa manfaat dari penulisan
karya ilmiah:
a. Melatih untuk mengembangkan keterampilan membaca yang
efektif pada diri seseorang.
b. Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber,
baik dari media internet maupun dari buku.
c. Mengenalkan dengan kegiatan kepustakaan.
d. Meningkatkan pengorganisasian fakta atau data secara jelas dan
sistematis.

8
e. Memperoleh kepuasan intelektual.
f. Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan.
g. Sebagai bahan acuan atau penelitian pendahuluan untuk penelitian
selanjutnya.
h. Membuktikan pengetahuan dan potensi ilmiah yang dimiliki oleh
siswa dalam menghadapi dan memecahkan masalah dalam bentuk
karya ilmiah yang bersangkutan setelah mendapat pengetahuan dan
informasi.
i. Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian.

F. Problematika Serta Kesalahan Yang Sering Terjadi Dalam Berbahasa Dan


Penulisan Karya Tulis Ilmiah

Problematika dapat diartikan sebagai sebuah istilah yang digunakan untuk


menunjukkan suatu permasalahan yang harus dipecahkan (KBBI, 2008:1215).
Problematika dalam kesalahan berbahasa dan penulisan karya tulis ilmiah dapat
dipicu dari kurangnya pengetahuan penulis tentang kaidah kebahasaan yang baik
dan benar kemudian juga kurang teliti dalam menulis karya tulis ilmiah sehingga
masih terdapat kesalahan-kesalahan dalam penulisannya. Hal ini dapat diatasi
dengan cara memahami lebih dalam tentang tata bahasa dan tata penulisan karya
tulis ilmiah yang baik dan benar. Berikut uraian tentang kesalahan apa saja yang
sering terjadi baik dalam berbahas maupun dalam penulisan karya tulis ilmiah.

A. Kesalahan Dalam Penulisan

Baiklah teman-teman, sekarang kita sudah mulai masuk pada


pembahasan kita yaitu "Problematika Serta Kesalahan Dalam Berbahasa dan
Penulisan Dalam Suatu Karya Tulis Ilmiah. Disamping adanya kemauan dan
tekad, seorang penulis juga harus mempelajari kaidah kebahasaan dari suatu
karya ilmiah yang akan ditulisnya. Penguasaan bahasa yang baik dan benar
dalam berbahasa Indonesia, selain digunakan dalam ragam lisan, juga

9
digunakan dalam ragam tulis. Pada Pusat Bahasa Kemendiknas Republik
Indonesia (2012,p.5-6 & 61), disebutkan bahwa pedoman umum ejaan bahasa
Indonesia Yang Disempurnakan (EYD) meliputi: pemakaian huruf, penulisan
kata, pemakaian tanda baca dan penulisan unsur serapan. Berikut uraiannya
dari pernyataan diatas:

1. Pemakaian huruf

Pemakaian huruf disini sendiri meliputi: huruf abjad (A-Z), huruf


vokal (a,i,u,e,o), konsonan, diftong, gabungan huruf konsonan,
pemenggalan kata, huruf kapital, huruf miring dan huruf tebal.

2. Penulisan kata

Penulisan kata meliputi: kata dasar, kata turunan, bentuk ulang,


gabungan kata, suku kata, kata depan, partikel, singkatan dan akronim,
angka dan bilangan serta kata ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan –nya.

3. Pemakaian tanda baca

Pemakaian tanda baca meliputi: tanda titik (.), tanda koma (,), titik
dua (:), hubung (-), tanya (?), seru (!), petik (“ ”), tanda miring.

4. Penulisan unsur serapan

Penulisan unsuru serapan sendiri disini menyerap dari bahasa daerah


maupun bahasa asing seperti Sansekerta, Arab, Portugis, Belanda, Cina dan
Inggris. Kemudian disamping penguasaan terhadap bahasa dan ejaan, gaya
atau dalam retorika dikenal dengan sebutan style (Keraf,2010,p.112-113)
memegang peranan penting dalam penulisan karya ilmiah. Apabila dilihat
dari segi bahasanya, gaya bahasa adalah cara menggunakan bahasa. Gaya
bahasa memungkinkan kita dapat menilai pribadi, watak dan kemampuan
seseorang yang menggunakan bahasa tersebut. Gaya bahasa yang baik

10
harus mengandung tiga unsur yaitu, kejujuran, sopan-santun dan menarik.
Semakin baik gaya bahasanya, semakin baik pula penilaian orang
terhadapnya.

Keahlian menggunakan alat ini akan mempengaruhi jelas tidaknya


tulisan. Persoalan gaya bahasa meliputi semua hierarki kebahasaan, seperti:
pilihan kata secara individual, frase, klausa, kalimat dan bahkan mencakup
wacana secara keseluruhan. Corder dalam Siagian (2017) menyatakan
bahwa ada tiga istilah dalam pembatasan kesalahan berbahasa, diantaranya
yaitu:

1) Lapses

Lapses sendiri merupakan kesalahan berbahasa akibat penutur


beralih cara untuk menyatakan sesuatu sebelum tuturan selesai dinyatakan
selengkapnya (slip of the tongue untuk lisan atau slip of the pen untuk
tulisan).

2) Error

Error merupakan mesalahan berbahasa akibat penutur melanggar


kaidah atau aturan tata bahasanya (breaches of code).

3) Mistake

Mistake sendiri merupakan kesalahan berbahasa akibat penutur


tidak tepat dalam memilih kata atau ungkapan untuk situasi tertentu.
Salah satu penanda kesalahan tersebut dapat dianalisis dari kesalahan
berbahasa dan tulisan yang menggunakan klasifikasi kategori kesalahan
sebagai berikut:

11
a) Kesalahan Morfologi

Kesalahan Morfologi yaitu kesalahan pada pembentukan kata,


khususnya kosakata yang mempunyai morfem-morfem terikat. Kesalahan
ini meliputi kesalahan pada konjugasi kata kerja, deklinasi kata benda,
kata sifat, dan kata ganti.

b) Kesalahan Sintaksis

Kesalahan Sintaksis yaitu kesalahan yang menyangkut struktur


kalimat. Kesalahan ini meliputi kesalahan pada penempatan kata, reksi
(penguasaan sebuah kata terhadap kata lainnya), dan kongruensi
(penyesuaian subjek dengan kata kerja dalam sebuah kalimat).

c) Kesalahan Leksikon

Kesalahan Leksikon yaitu kesalahan dalam memilih dan


menggunakan kosakata dalam sebuah kalimat.

Kemudian, selain problematika atau kesalahan dalam penulisan pada karya tulis
ilmiah yang sudah disebutkan diatas, juga terdapat beberapa kesalahan lainnya,
diataranya yaitu sebagai berikut:

1. Kesalahan Penulisan Huruf Kapital, Kecil dan Miring

a. Kesalahan Penulisan Huruf Kapital

b. Kesalahan Penulisan Huruf Kecil

c. Kesalahan Penulisan Kata Asing

12
2. Penulisan Kata

a. Hilangnya Vokal dan Konsonan

b. Penyisipan Huruf yang Salah

c. Kosakata Asing Muncul karena Pengaruh Gramma

3. Penulisan Tanda Baca

a. Penggunaan Tanda Baca yang Salah

b. Penggunaan Tanda Baca yang Kurang Tepat

c. Hilangnya Tanda Baca

d. Hilangnya Tanda Baca Koma (,) setelah Kata Sambung

e. Tidak Ada Spasi setelah Tanda Baca

13
B. Kesalahan Dalam Tata Bahasa.

Dalam suatu karya tulis ilmiah bentuk kesalahan lainnya juga terdapat pada
tata bahasa yakni contohnya pada salah satu karya tulis ilmiah yang telah kami
baca, bahwa terdapat kesalahan dalam penyusunan kalimat yang kurang lengkap.
Contohnya seperti salah satu karya ilmiah yang telah kami baca, ada beberapa
kesalahan dalam tata bahasa nya, antara lain pada kalimat berikut:

(1) "..perbedaan antara sepeda motor dan mobil di Osaka dan Surabaya" yang
seharusnya "..perbedaaan antara sepeda motor di Surabaya, khususnya di
Semolowaru dan sekitarnya".

(2) "..perbedaan sepeda motor antara di Jepang dan Surabaya" yang seharusnya
"..perbedaan sepeda motor antara di Jepang dan juga di Surabaya".

Bentuk kesalahan yang lainnya yaitu, adanya penggunaan kalimat yang kurang
lengkap, seperti pada contoh kalimat berikut:

(1) "..teman yang sudah pernah hal tersebut", yang seharusnya ".. teman yang
sudah pernah melakukan hal tersebut".

(2) "..tidak selalu dipakai kegiatan sehari-hari", yang seharusnya "..tidak selalu
dipakai dalam kegiatan sehari-hari".

(3) "..hijab dipakai wanita muslim", yang seharusnya "..hijab dipakai oleh wanita
muslim".

14
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal dan Farid Hadi. 2001. 1001 Kessalahan Berbahasa. Jakarta:
Akademika pressindo.

Yunita T. Winarto, Ibnu Wahyudi, Ezra M. Choesin (peny.). Karya Tulis Ilmiah
Sosial: Menyiapkan, Menulis, dan Mencermatinya; - Jakarta: Yayasan
Pustaka Obor Indonesia, 2016

Dra. Zulmiyetri, M.Pd. Dr. Nurhastuti, M.Pd. Safaruddin, M.Pd. Penulisan Karya
Ilmiah. Kencana, 2019.1153

https://www.gramedia.com/literasi/karya-tulis-ilmiah/

15

Anda mungkin juga menyukai