Anda di halaman 1dari 15

KARYA ILMIAH

Kelompok 5
Oleh:
1. Fitri Brilian Satyanegara ( D100160023)
2. Boby Rezki Harjanta (D100160028)
3. Adinda Racmah Afrizal (D100160046)
4. Hidayah Nurayu R (D100160062)
5. Tyas Pamilu Ashari (D100160102)
6. Ardiansyah Paragih J (D100160129)
7. Fauzi Nur Ramadhan (D100160191)
Pengertian
Karya ilmiah adalah hasil pemikiran seorang ilmuwan
(yang berupa hasil pengembangan) yang ingin
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni yang diperoleh melalui kepustakaan, kumpulan
pengalaman, penelitian, dan pengetahuan orang lain
sebelumnya (Dwiloka, 2005:2)
Menurut Pateda ( 1997 :91) Karya ilmiah adalah hasil
pemikiran ilmiah pada suatu disiplin ilmu tertentu
yang disusun secara sistematis, ilmiah, logis, benar,
tanggung jawab dan menggunakan bahasa yang baik
dan yang baik dan benar.
Penyusunan karya ilmiah harus memenuhi kaidah :
1. Penyebutan sumber tulisan yang jelas. Jika
penyusunan karya ilmiah mengutip pendapat
orang lain, sumber kutipan itu harus disebutkan
dengan jelas dan lengkap.
2. Memenuhi kaidah penulisan yang berkaitan
dengan teknik kutip mengutip, penulisan kata,
frasa, dan kalimat yang sesuai dengan kaidah
bahasa yang baik dan benar.
Ciri-ciri Karya Ilmiah
Karya ilmiah mempergunakan bahasa keilmuan, yaitu ragam
bahasa yang menggunakan istilah-istilah keilmuan yang khusus
dan hanya dapat dipahami oleh pakar pada bidang tertentu.
Ciri-ciri bahasa keilmuan sebagai media karya ilmiah, menurut
Jujun S.Suriasumantri (1999:184) :
1. Reproduktif artinya bahwa maksud yang ditulis oleh
penulisannya diterima dengan makna yang sama oleh
pembaca.
2. Tidak ambigu artinya tidak bermakna ganda akibat
penulisannya kurang menguasai materi atau kurang mampu
penyusun kalimat dengan subject dan pradikat yang jelas.
3. Tidak emotif artinya tidak melibatkan aspek perasaan
penulis.
4. Penggunaan bahasa baku dalam ejaan, kata, kalimat, dan paragraf.
5. Penggunaan istilah keilmuan bidang tertentu sebagai bukti penguasaan
penulis terhadap ilmu tertentu yang tidak dikuasai oleh penulis pada
bidang ilmu yang lain.
6. Bersifat denotatif, artinya penulis dalam karya ilmiah harus
menggunakan istilah atau kata yang hanya memiliki satu makna.
7. Rasional artinya penulis harus menonjolkan keruntutan pikiran yang
logis, alur pemikiran yang lancar, dan kecermatan penulisan.
8. Ada kohesi antar kaliamat pada setiap paragraf dan koherensi antar
paragraf dalam setiap BAB.
9. Bersifat straightforward atau langsung ke sasaran
10. Penggunaan kalimat efektif, artinya kalimat itu padat berisi, tidak
berkempanjangan (bertele-tele), sehingga makna yang hendak
disampaikan kepada pembaca tepat mencapai sasaran.
Syarat-syarat Karya Ilmiah
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar suatu tulisan layak disebut
sebagai karya ilmiah. Syarat itu, antara lain :
1. Komunikatif, artinya uraian yang disampaikan dapat dipahami pembaca.
2. Bernalar, artinya tulisan itu harus sistematis, berurutan secara logis, ada
kohesi dan koherensi, dan mengikuti metode ilmiah yang tepat
dipaparkan secara objektif, benar, dan dapat dipetanggungjawabkannya.
3. Ekonimis, artinya kata atau kalimat yang ditulis hendaknya diseleksi
sedemikian rupa sehingga tersusun secara padat berisi.
4. Berdasarkan landasan teoretis yang kuat, artinya suatu hasil karya
ilmiah bukan subjektifitas penulisannya, melainkan harus berlandaskan
pada teori-teori tertentu yang dikuasai secara mendalam oleh penulis.
5. Tulisan harus relevan dengan disiplin ilmu
tertentu, artinya tulisan ilmiah itu ditulis oleh
seseorang yang menguasai suatu bidang ilmu
tertentu.
6. Memiliki sumber penopang mutakhir, artinya
tulisan ilmiah harus mempergunakan landasan
teori berupa teori mutakhir (terbaru).
7. Bertanggungjawab, artinya sumber data, buku
acuan, dan kutipan harus secara
bertangungjawab disebutkan dan ditulis dalam
karya ilmiah.
Bahasa Baku dalam Karya
Ilmiah
Bahasa baku memiliki 3 sifat utama, yaitu :
1. Adanya kemantapan dinamis, yang diwujudkan
melalui kaidah dan aturan kebahasaan yang bersifat
tetap.
2. Sifat kecendikiaannya, terwujud melalui penyusunan
kalimat, paragraf, dan kesatuan bahasa yang lebih
besar yang menunjukan penalaran dan pemikiran
yang logis, teratur dan masuk akal.
3. Sifat penyeragaman kaidah, ada kaidah-kaidah bahsa
yang bersifat tetap, berlaku resmi untuk semua
kepentingan resmi, dan dipahami secara sama oleh
pengguna bahasa baku.
Jenis-jenis Karya Ilmiah
1. Makalah, adalah karya ilmiah yang pembahasannya berdasarkan data di
lapangan yang bersifat empiris-objektif. Makalah disusun untuk
memenuhi tuga0-tugas mata kuliah tertentu memberian saran pemecah
tentang masalah tertentu secara ilmiah.
2. Skripsi, adalah karya ilmiah untuk memenuhi persyaratan mengakhiri
studi S-1 dan mencapai gela sarjana.
3. Tesis, adalah tulisan ilmiah yang disusun untuk memenuhi persyaratan
memnempuh S-2 dan mencapai gelar magister.
4. Disertasi, adalah tulisan ilmiah yang disusun untuk mencapai derajat
skademis doktor (S-3). Kemandirian penulisan disertai sangat menpnjol
karena ujian doktor bermaksud menguji pendirian ilmiah mahasiswa
terhadap sanggahan penguji atas dalil-dalil yang disampaikannya pada
saat ujian doktor.
5. Proposal penelitian, adalah suatu bentuk usulan
penelitian yang wajib disusun mahasiswa
sebelum menempuh tahap penyusunan skripsi,
tesis, atau disertasi. Proposal penelitian disusun
dengan bagian utama pendahuluan, landasan
teoritis, dan metodologi penelitian, tanpa
adanya pembahasan dan kesumpulan-saran.
Prososal penelitian dibedakan pada antara
proposal penelitian kuantitatif dan proposal
penelitian kualitatif.
Tahap Penyusunan Karya
Ilmiah
1. Tahap persiapan, penulis suatu karya ilmiah
harus mempersiapkan topik. Dalam memilih
topik perlu diperhatikan beberapa hal (Akhadiah,
1999:7-8) antara lain :
• Topik itu ada manfaatnya dan layak untuk dibahas.
• Topik itu menarik, terutama bagi penulis.
• Topik dikenal baik oleh penulis.
• Bahan yang diperlukan dapat diperoleh dan cukup
memadai.
• Topik itu tidak teralu luas dan tidak terlalu sempit.
2. Tahap pengumpulan data, dilakukan melalui pengamatan
peristiwa, mencari informasi melalui wawancara informan,
mencari informasi melalui pencatatan dokumen dalam
kartu data, melakukan eksperimen di lab, dll.
3. Tahap pengonsepan, jia data sudah terkumpul selanjutnya
menggolong-golongkan data berdasrkan, sifat, jenis, atau
bentuk.
4. Tahap penyuntingan, pada tahap ini jika peneliti merasa
kada bagian yang kurang, bagian itu dapat diperbaiki
dengan tambahn-tambahan informasi.
5. Penyajian, dalam tahap ini peneliti siap menyusun karya
ilmiah ersebut untuk dibaca orang lain
Implimentasi Penulisan
Karya Tulis Ilmiah
1. Penulisan Proposal PKM dan LKTM, terdapat
beberapa tahap, yaitu :
a. Praproposal, adalah memahami segala sesuatu yang akan
dilakukan sebelum membuat proposal :
– Memahami hakikat dan tujuan menulis proposal PKM dan LKTM.
– Momahami modal dasar menulis
– Mengetahui informasi PKM-LKTM
b. Proposal, yang bertujuan untuk dikompetisikan dengan
proposal-proposal sejenis dari perguruan tinggi lainya
– Format kulit muka, diperhatikan di buku
– Proposal LKTM ( Sistematika Struktur)
c. Pascapropsal dikerjakan setelah ada pengumuman bahwa
proposal dan dinyatakan diterima.
Title
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai