Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha

memaparkan suatu pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang

penulis atau peneliti. Untuk memberitahukan sesuatu hal secara logis dan

sistematis kepada para pembaca. Karya ilmiah biasanya ditulis untuk

mencari jawaban mengenai sesuatu hal dan untuk membuktikan kebenaran

tentang sesuatu yang terdapat dalam objek tulisan. Maka sudah

selayaknyalah, jika tulisan ilmiah sering mengangkat tema seputar hal-hal

yang baru (aktual) dan belum pernah ditulis orang lain. Jikapun, tulisan

tersebut sudah pernah ditulis dengan tema yang sama, tujuannya adalah

sebagai upaya pengembangan dari tema terdahulu. Disebut juga dengan

penelitian lanjutan.

Ada banyak jenis karya ilmiah, diantaranya yaitu makalah, tesis,

laporan penelitian dan lain-lain. Karangan ilmiah memiliki aturan baku

dan sejumlah persyaratan khusus yang menyangkut metode dan

penggunaan bahasa. Sedangkan karangan non ilmiah adalah karangan

yang tidak terikat pada karangan baku.

2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :

1
1. Apa definisi karya ilmiah?

2. Bagaimana ciri-ciri karya ilmiah?

3. Apa saja aspek-aspek dan syarat dalam karya ilmiah?

4. Bagaimana dasar penulisan dan bahasa dalam karya ilmiah?

5. Bagaimana menulis makalah,skripsi,tesis dan disertasi?

6. Bagaimana model proposal penelitian?

3. Tujuan Pembuatan

Adapun tujuan pembuatan yang ingin dicapai adalah :

1. Untuk mengetahui pengertian/definisi karya ilmiah

2. Untuk mengetahui ciri-ciri karya ilmiah

3. Untuk mengetahui aspek-aspek dan syarat dalam karya ilmiah

4. Untuk mengetahui dasar penulisan dan bahasa yang digunakan dalam

karya ilmiah

5. Untuk mengetahui tentang menulis makalah,skripsi,tesis dan disertasi

6. Untuk mengetahui model proposal penelitian

7. Untuk memenuhi tugas mata kuliah bahasa Indonesia

4. Manfaat

Adapun manfaat dari makalah ini adalah:

1. Memberi informasi kepada para pembaca mengenai karya ilmiah

2. Menjadi pedoman bagi para pembaca yang ingin membuat sebuah karya

ilmiah

2
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Definisi Karya Ilmiah

Karya ilmiah merupakan hasil pemikiran ilmiah pada suatu disiplin

ilmu tertentu yang disusun secara sistematis, ilmiah, logis, benar,

bertanggung jawab, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dalam penulisan karya ilmiah,

karya yang dihasilkan baik secara teknis maupun materi harus dapat

dipertanggungjawabkan karena hasil karya ilmiah akan dibaca oleh

khalayak dan akan dipelajari oleh orang lain dalam kurun waktu tidak

terbatas sebagai pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

Karya ilmiah dihasilkan dengan pemikiran sistematis, disusun

dalam suatu urutan yang teratur, sehingga pembaca mudah memahami

hasil tulisan tersebut. Hasil tulisan harus disusun pula secara logis dan

benar. Oleh karena itu, seorang penulis karya ilmiah harus memiliki

landasan teori yang kuat. Landasan teori yang kuat akan dapat

memberikan tampilan karya ilmiah yang tidak menyimpang dari suatu

disiplin ilmu tertentu sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara

ilmiah.

B. Aspek-aspek Karya Ilmiah

Ontologi, espistimologi, dan aksiologi adalah aspek-aspek karya

ilmiah yang harus ada. Ontologi mencakup tentang objek penelitian.

Artinya, sebuah karya ilmiah harus mempunyai objek kajian. Objek kajian

3
yang dimaksud adalah objek yang dapat dicek kebenarannya oleh peneliti

lain sehingga kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu,

objek kajian yang dimaksud dalam ontologi harusnya real dan siapa pun

dapat menganalisisnya.

Epistimologi berkaitan dengan metode. Sebuah karya dikatakan

ilmiah apabila menggunakan metode ilmiah yang tepat. Artinya, kesalahan

penggunaan metode akan mebuat kebenaran sebuah penelitian

dipertanyakan. Metode yang diterapkan dalam penelitian ilmiah harus

disesuaikan dengan bidang kajian, sifat penelitian (deskrisptif dan

perskripstif), dan lain-lain.

Selain mengandung aspek ontologi dan epistimologi, karya ilmiah

harus mengandung aspek aksiologi. Aspek aksiologi berhubungan dengan

manfaat. Sebuah karya ilmiah harus mengandung unsur manfaat. Manfaat

yang dimaksud adalah manfaat secara teoretis maupun praktis. Manfaat

teoritis ialah manfaat yang diperoleh dari sisi pengembangan maupun

sumbangan bagi keilmuan. Sedangkan manfaat praktis adalah manfaat

yang berkaitan dengan keberadaan karya tersebut dalam memperluas

khazanah keilmuan dan pengetahuan serta kemaslahatan manusia baik

sebagai pembaca, pengajar, anak didik, maupun masyarakat secara umum.

C. Ciri-ciri karya ilmiah

Ciri-ciri karya ilmiah yang dikutip dari Suriasumantri(1999:184),

antara lain:

4
a. Reproduktif. Artinya, maksud yang ditulis oleh penulisnya dapat

diterima dengan makna yang sama oleh pembaca. Reseptif dengan

makna tersebut tentu menuntut penulis menggunakan diksi atau

pilihan kata bermakna detonasi.

b. Tidak ambigu. Artinya, tidak memunculkan makna ganda.

Munculnya bentuk ambigu dalam penulisan karya ilmiah biasanya

disebabkan kurang pahamnya penulis terhadap apa yang sedang

ditulisnya.

c. Tidak emotif. Artinya, tidak melibatkan aspek perasaan penulis.

Hal ini mengandung pengertian bahwa seorang penulis harus

objektif melihat data, tidak boleh bersifat subjektif dan emosional.

Oleh karena itu, tulisan ilmiah harus bersifat jelas, objektif, dan

tidak berlebih-lebihan.

d. Penggunaan bahasa baku dalam ejaan, kata, kalimat, dan paragraf.

Seorang penulis karya ilmiah harus memahami aturan penulisan

sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang disempurnakan.

e. Penggunaan istilah keilmuan. Penguasaan penulis dalam

menggunakan istilah-istilah tertentu sesuai bidangnya akan

menunjukkan kemampuan penulis dalam bidang yang

bersangkutan. Istilah keilmuan juga dipergunakan untuk

mengomunikasikan ilmu kepada pembaca sehingga dapat dipelajari

lebih lanjut.

5
f. Bersifat detonatif. Artinya, penulis dalam karya ilmiah harus

menggunakan istilah-istilah atau kata yang hanya memiliki satu

makna (tidak multitafsir).

g. Rasional. Artinya, penulis harus menonjolkan keruntutan pikiran

yang logis, alur pemikiran yang lancar, dan kecermatan penulisan.

h. Ada kohesi antar kalimat pada setiap paragraf dan koherensi antar

paragraf dalam setiap bab.

i. Bersifat straightforward atau tidak berbelit-belit.

j. Penggunaan kalimat efektif. Artinya, kalimat yang tidak bertele-

tele, tidak terlalu panjang sehingga makna yang hendak

disampaikan kepada pembaca mencapai sasaran.

D. Syarat-syarat Karya Ilmiah

Karya ilmiah juga mempunyai syarat-syarat yang harus dipenuhi.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi karya ilmiah mengacu pada pendapat

Nasucha (2009), sebagai berikut:

1. Komunikatif. Artinya, informasi yang disampaikan dapat dipahami

oleh pembaca

2. Bernalar, Artinya, tulisan yang dihasilkan harus sistematis,

berututan secara logis, ada kohesi dan kherensi, menggunakan

metode pnelitian yang tepat, dipaparkan secara objektif, benar, dan

dapat dipertanggungjawabkan.

6
3. Ekonomis. Artinya, kata atau kalimat yang ditulis hendaknya

diseleksi sedemikian rupa sehingga tersusun secara padat dan

berisi.

4. Berlandaskan pada kaidah teoretis yang kuat. Artinya, karya ilmiah

bukan merupakan subjektivitas penulis tetapi harus berlandaskan

pada teori-teori yang ada.

5. Tulisan harus relevan dengan disiplin ilmu tertentu. Artinya, tulisan

ilmiah itu ditulis oleh seseorang yang menguasai suatu bidang ilmu

tertentu. Analisis yang dilakukan harus menunjukkan kedalaman

wawasan dan kecermatan pikiran berkaitan dengan disiplin ilmu

tertentu.

6. Memiliki sumber penopang mutakhir. Artinya, tulisan ilmiah harus

mempergunakan landasan teori berupa teori mutakhir (terbaru).

7. Bertanggung jawab. Artinya, sumber data, buku acuan, dan kutipan

harus secara bertanggung jawab disebutkan dan ditulis dalam karya

ilmiah. Teknik penulisan ang tepat serta penggunaan bahasa yang

baik dan benar juga termasuk bentuk tanggung jawab seorang

penulis karya ilmiah.

E. Bahasa Dalam Karya Ilmiah

Bahasa yang dipergunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku.

Bahasa baku biasanya digeneralisasikan sebagai bahasa orang

7
berpendidikan atau biasa disebut sebagai bahasa dunia pendidikan.

Sebagai bahasa pendidikan, bahasa baku mempunyai sifat utama, yaitu:

I. Mempunyai kemantapan dinamis. Kemantapan dinamis

diwujudkan melalui kaidah atau aturan kebahasaan tetap. Bahasa

baku merupakan bahasa yang tidak mudah berubah walaupun

bahasa tersebut juga mungkin akan mengalami perubahan.

Perubahan yang dimungkinkan dalam bahasa baku adalah

perubahan yang teratur.

II. Kecendikaan. Terwujud melalui penyusunan kalimat, paragraf, dan

kesatuan bahasa yang lebih besar yang menunjukkan penalaran dan

pemikiran yang logis, teratur, dan masuk akal.

III. Adanya penyeragaman kaidah. Hal ini mengandung pengertian

bahwa bahasa baku yang dipergunakan dalam karya ilmiah bersifat

baku, resmi, dan mempunyai konsep yang sama antara penulis

dengan pembaca, antara penulis satu dengan yang lain, dan

seterusnya.

F. Dasar Penulisan

Untuk dapat menulis dengan baik, prinsip dasar yang harus

diketahui oleh penulis adalah gaya penulisannya yang ditandai dengan

kejernihan. Untuk mengarah tulisan yang baik tersebut Deborah C.

Andrews (1978) menasehatkan lima prinsip dasar yang harus dipatuhi

penulis. Lima prinsip tersebut adalah:

8
 Tulisan yang baik bersifat akurat

Yang dimaksud dengan akurat di sini adalah tulisan itu

memberikan gambaran apa adanya dan tidak memutarbalikkan

fakta. Dengan kata lain, tulisan itu dapat dipertanggungjawabkan

kebenarannya.

 Tulisan yang baik bersifat jelas

Tulisan dapat dikatakan jelas apabila tulisan itu dapat dimengerti

dengan mudah oleh pembaca. Untuk mencapai kejelasan ini

diperlukan kepiawaian mengungkapkan ide dengan bahasa yang

baik tanpa menyulitkan pembaca untuk memahaminya.

 Tulisan yang baik bersifat ringkas

Tulisan dapat dikatakan ringkas apabila pembaca dapat dengan

cepat memahami isi tulisan tersebut tanpa mengalami kesulitan

dalam mencernanya.

 Tulisan yang baik bersifat konvensional

Konvensional disini yang dimaksud adalah konvensional dalam

penggunaan bahasa (ejaan, kata, kalimat) dan juga konvensional

menurut aturan kepenulisan.

 Tulisan yang baik bersifat padu

Yang dimaksud dengan padu disini adalah apabila ketiga

komponen materi, tujuan dan pembaca dapat terjalin dengan baik.

Maksudnya, penulis sebagai seorang perantara harus bisa

merengkuh materi, bentuk, dan cara mengekspresikan yang bersatu

9
dalam wacana informasi yang tepat dan serasi tentang materi yang

dituliskannya dan kepada siapa tulisan itu ditujukan.

I. Penulisan Diksi

Diksi atau pilihan kata yang dipergunakan dalam sebuah karya

ilmiah hendaknya memenuhi kaidah bahasa indonesia yang

disempurnakan. Diksi yang dipilih adalah diksi yang memenuhi syarat

kebakuan.

Sebuah karya ilmiah harus memiliki totalitas makna yang dibangun

dari urutan kata, frasa, maupun klausa pembentuknya. Penulisan-penulisan

huruf, mulai huruf kapital, huruf miring, penggunaan tanda baca seperti

penggunaan tanda titik, koma, titik koma, titik dua, tanda tanya, tanda

seru, tanda hubung, dan lain-lain harus benar-benar diperhatikan.. Selain

itu,aturan pemenggalan huruf, suku kata, maupun kata benar-benar harus

diteliti apakah sudah sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang

disempurnakan atau belum. Penggunaan kata-kata baku yang diserap dari

bahasa asing baik yang diserap dengan cara menyesuain bunyi maupun

akhiran harus mendapatkan perhatian agar kualitas karya ilmiah dapat

dipertanggungjawabkan.

Hal ini mengandung pengertian bahwa sebuah karya ilmiah tidak

hanya dipentingkan dari sisi isi tetapi teknis penyajian juga harus

diperhatikan. Teknis penyajian yang dimaksud adalah bagaimana seorang

penulis mampu memilih diksi atau kata yang tepat, memeiliki makna

10
denotasi, tidak membuat ambiguitas makna, dan pola logis. Dengan

demikian, masyarakat akan mengerti dengan mudah memahami

pengetahuan yang disajikan seseorang melalui karyanya.

II. Penulisan Kutipan

Karya ilmiah disajikan dengan sebuah prinsip kejujuran. Artinya,

seorang penulis harus jujur dalam menyajikan deretan kata, frasa, maupun

kalimat apabila hal tersebut bukan pendapatnya sendiri. Seorang penulis

karya ilmiah yang jujur akan mencantumkan sumber kutipan darimana

suatu pendapat diambil dengan mencantumkan nama pengarang, tahun

terbit, dan halaman pada kutipan.

Tata cara penulisan kutipan ada dua, yaitu kutipan langsung dan

kutipan tak langsung. Kutipan langsung ialah kutipan yang dilakukan

secara kesluruhan oleh pengutip dalam sebuah karya. Kutipan langsung

dapat dilakukan apabila hal yang dikutip tidak lebih dari empat baris.

Namun demikian, apabila yang dikutip lebih dari empat baris dianjurkan

dilakukan kutipan tak langsung. Kutipan tak langsung adalah mengambil

pendapat orang lain yang bersumber dari buku, buku editorial, jurnal, hasil

penelitian, dan lain-lain dengan menggunakan bahasanya sendiri tetapi

dengan maksud atau makna yang sama.

11
G. Menulis Makalah

Makalah merupakan salah satu jenis tulisan ilmiah yang biasanya

disusun untuk memenuhi tugas-tugas mata kuliah tertentu, dengan jumlah

halaman 15 sampai dengan 25. Makalah biasanya ditulis untuk memenuhi

tugas kuliah tertentu atau untuk memberikan saran pemecahan tentang

masalah tertentu secara ilmiah. Makalah juga dapat berupa hasil penelitian

yang disusun untuk dibahas dalam pertemuan ilmiah, misalnya seminar,

lokalkarya, dan lain lain (Rohmadi, dkk).

Seperti halnya karya ilmiah lain, makalah mempunyai tiga bagian,

yaitu bagian wal,bagian inti, dan bagian akhir. Bagian awal terdiri atas

sampul luar, daftar isi, dan daftar tabel. Bagian inti berupa isi atau materi

yang hendak dibahas dalam makalah tersebut. Bagian inti terdiri atas latar

belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan makalah,

pembahasan, kesimpulan, dan saran. Bagian akhir terdiri atas daftar

rujukan (daftar pustaka) dan lampiran (jika ada).

H. Menulis Skripsi, Tesis, dan Disertasi

Ketiga jenis tulisan tersebut pada hakikatnya adalah sama.

Perbedaan antara ketiganya sebenarnya terletak pada ketajaman

analisisnya serta jenjang pendidikannya.

Skripsi merupakan karya ilmiah yang ditulis untuk memenuhi

persyaratan mengakhiri studi S1 dan mencapai gelar sarjana. Skripsi

biasanya berisi tentang disiplin ilmu tertentu sesuai dengan program studi

12
mahasiswa. Skripsi yang diangkat mahasiswa biasanya berupa hasil kajian

atau penelitian pustaka, kualitatif maupun kuantitatif. Penyajian skripsi,

seperti halnya karya-karya ilmiah.

Tesis merupakan tulisan ilmiah yang disusun oleh mahasiswa

pascasarjana untuk memenuhi persyaratan menempuh ujian S2 dan

mencapai gelar magister. Seperti halnya skripsi, tesis juga harus

berlandaskan pada teori yang kuat dan bahkan dalam tahap teori-teori yang

dipergunakan bobotnya harus lebih kuat dengan pembahasan lebih

mendalam. Teori-teori yang digunakan dalam penulisan tesis, serta hasil

penelitian sebelumnya yang mendukung tulisan serta analisis yang lebih

tajam harus dapat memberikan wawasan ilmiah dengan cara memberikan

penalaran jawaban saat mahasiswa menempuh ujian tesis.

Berbeda dengan tesis, disertasi merupakan tulisan ilmiah yang

disusun untuk mencapai derajat akademis doktor (S3). Dejarat akademis

S3 akan dapat terukur dengan kemandirian mahasiswa dalam bidang

ilmiah terhadap sanggahan penguji atau dalil-dalil saat ujian doktor

berlangsung.

Ketiga jenis tulisan di atas mempunyai sistematik penulisan yang

sama. Kesamaan itu dapat dilihat dari cara penyajian baik berupa hasil

penelitian pustaka, kualitatif maupun kuantitatif. Perbedaanya yang

menyolok biasanya terletak pada objek dan metode penelitiannya.

13
I. Model Proposal Penelitian

Penulisan skripsi, tesis, maupun disertasi oleh mahasiswa biasanya

diawali dengan penyusunan proposal penelitian. Mereka biasanya

mengajukan judul penelitian dan mengajukan proposal penelitian yang

telah disetujui oleh dosen pembimbing kemudian diajukan kepada ketua

program studi untuk diseminarkan. Tahap selanjutnya adalah pelaksanaan

seminar, dan setelah itu mahasiswa dapat mengajukan surat izin penelitian

untuk penulisan skripsi, tesis maupun disertasi.

Dalam penulisan karya ilmiah, utamanya skripsi, tesis, maupun

disertasi, mahasiswa dapat memilih dua model penelitian, kualitatif atau

kuantitatif. Ada hal-hal yang perlu dicermati dalam bentuk proposal yang

disusun mahasiswa dengan menggunakan masing-masing model penelitian

tersebut.

Mengutip pendapat Nasucha, dkk. Proposal penelitian terdiri atas;

1. Judul

2. Daftar Isi

3. Pendahuluan, terdiri atas:

a. Latar belakang Masalah

b. Identifikasi Masalah

c. Pembatasan Masalah

d. Perumusan Masalah

e. Tujuan Penelitian

f. Manfaat Penelitian

14
4. Landasan teoretis,terdiri atas:

a. Tinjauan Pustaka

b. Hasil Penelitian yang Relevan

c. Kerangka Pemikiran

d. Hipotesis (jika ada)

5. Metodologi Penelitian, terdiri atas:

a. Tempat dan Waktu Penelitian

b. Metode Penelitian

c. Populasi dan Sampel

d. Teknik Pengumpulan Data

e. Teknik Analisis Data

6. Daftar Pustaka

Berbeda dengan proposal kuantitatif, urutan penulisan proposal

untuk penelitan kualitatif sebagai berikut:

1. Judul

2. Daftar Isi

3. Pendahuluan

a. Latar Belakang Masalah

b. Perumusan Masalah

c. Tujuan Penelitian

d. Manfaat Penelitian

4. Landasan Teoretis, antara lain:

15
a. Tinjauan pustaka

b. Hasil Penelitian yang Relevan

c. Kerangka Pemikiran

5. Metodologi Penelitian

a. Tempat dan Waktu Penelitian

b. Bentuk dan Strategi Penelitian

c. Sumber Data

d. Teknik Sampling

e. Teknik Penyediaan Data

f. Validitas data

g. Metode Analisis Data

h. Metode Pemaparan Hasil Data

6. Daftar Pustaka

J. Pembuatan Notasi Ilmiah

Notasi Ilmiah adalah catatan pendek untuk mengetahui sumber

informasi ilmiah yang dikutip dalam suatu karya ilmiah. Karena catatan

tersebut diletakkan di bagian bawah halaman maka sering disebut catatan

kaki atau footnote. Catatan kaki tidak hanya digunakan untuk mengetahui

dan mendalami sumber informasi tetapi juga untuk memberikan catatan

tambahan tentang suatu informasi dalam penulisan ilmiah tanpa

mengganggu keseluruhan penulisan tersebut. Dalam makalah ini akan

16
disampaikan hal-hal yang bersifat pokok tentang pembuatan notasi ilmiah

yang mencakup pembuatan kutipan, catatan kaki, dan daftar pustaka.

1. Kutipan

Pembuatan skripsi dan karya ilmiah mengharuskan para penulis

mencari sumber informasi ilmiah yang diperlukan untuk penulisan

tersebut. Pengetahuan ilmiah yang dikutip dari seseorang dipergunakan

untuk berbagai tujuan sesuai dengan argumentasi yang diajukan. Kutipan

tersebut dapat berbentuk kutipan langsung atau kutipan tidak langsung.

Kutipan langsung yang pendek dimasukkan dalam teks atau tubuh skripsi

dengan menggunakan tanda kutip. Nomor catatan kaki diletakkan di akhir

kalimat yang dikutip dengan menggunakan angka arab yang diketik naik

setengah spasi. Kutipan langsung yang terdiri dari empat baris kalimat atau

lebih dipisahkan dari teks tanpa tanda kutip, diketik dalam satu spasi, dan

dimulai setelah 7 ketukan tik dari pinggir kiri. Nomor catatan kaki juga

diletakkan di akhir kalimat yang dikutip (di atas akhir baris).

2. Catatan Kaki

Pada umumnya catatan kaki dipisahkan dari tubuh skripsi atau teks

dengan 14 atau 20 ketukan tik garis lurus dari pinggir sebelah kiri. Catatan

kaki diketik dalam satu spasi, dua spasi di bawah garis pemisah ini,

dimulai setelah 7 ketukan tik dari pinggir kiri dengan angka Arab yang

diketik naik setengah spasi. Jarak antar catatan kaki satu dengan lainnya

tetap dua spasi.

17
Untuk memudahkan pembaca mengetahui sumber informasi yang

dikutip, maka sebaiknya catatan kaki mencakup nama penulis, judul

tulisan, tempat penerbitan, nama penerbit, tahun penerbitan, dan halaman

yang dikutip.

3. Daftar Pustaka

Daftar pustaka tidak diberi nomor urut tetapi diurutkan secara

alfabetis berdasarkan nama keluarga. Dalam catatan kaki nama keluarga

dicantumkan paling akhir tetapi dalam daftar pustaka nama keluarga

dicantumkan terlebih dahulu. Nama kota, nama penerbit, dan tahun

penerbitan tidak ditulis di dalam tanda kurung.

18
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah dijelaskan diatas maka dapat

disimpulkan bahwa, karya ilmiah adalah karya tulis yang disusun oleh

seorang penulis berdasarkan hasil-hasil penelitian ilmiah yang telah

dilakukannya. Karya ilmiah juga biasa disebut karangan ilmiah yang

disajikan secara fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik

dan benar. Dalam penulisan karya ilmiah banyak aspek yang mesti

diketahui oleh calon pembuat karya ilmiah karena itu sangat berperan

dengan hasil karya ilmiah yang akan dibuat, Karya ilmiah mempunyai

beberapa jenis seperti, makalah, skripsi, tesis, disertasi dan lain-lain.

Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah, antara lain untuk

menyampaikan gagasan, memenuhi tugas dalam studi, untuk

mendiskusikan gagasan dalam suatu pertemuan, mengikuti perlombaan,

serta untuk menyebarluaskan ilmu pengetahuan/hasil penelitian.

B. Saran

Dalam penulisan makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan

dan kesalahan, baik dari segi penulisan maupun dari segi penyusunan

kalimatnya dan dari segi isi juga masih perlu ditambahkan. Oleh karena

19
itu, saya sangat mengharapkan kepada para pembaca makalah ini agar

dapat memberikan kritikan dan masukan yang bersifat membangun.

20
DAFTAR PUSTAKA

Djojosuroto, Kinayati dan M. L. A. Sumaryati. 2014. Bahasa dan Sastra.


Bandung: Penerbit Nuansa Cendekia
Hapsari Wijayanti, Sri. Dkk. 2013. Bahasa Indonesia Penulisan dan
Penyajian Karya Ilmiah. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
K. S, Yudiono. 1984. Bahasa Indonesia Untuk Penulisan Ilmiah.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Kusumaningsih, Dewi. Dkk. 2013. Terampil Berbahasa Indonesia.
Yogyakarta: C. V Andi OFFSET (Penerbit Andi)
Pamungkas, Sri. 2012. Bahasa Indonesia dalam Berbagai Perspektif
Dilengkapi dengan Teori Aplikasi, dan Analisis Penggunaan
Bahasa Indonesia Saat Ini. Yogyakarta: C. V Andi OFFSET
(Penerbit Andi)

21
LAMPIRAN

Danu Denys Fadel Pandu Fandi

22
23

Anda mungkin juga menyukai