Anda di halaman 1dari 10

Menulis Karya Ilmiah

Menurut Dwiloka (2005: 2) adalah hasil pemikiran


ilmiah seorang ilmuwan (yang berupa hasil
pengembangan) yang ingin mengembangkan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni yang diperoleh
melalui kepustakaan, kumpulan pengalaman,
penelitian, dan pengetahuan orang lain sebelumnya.


Menurut Pateda (1993), karya ilmiah adalah hasil pemikiran ilmiah pada suatu
disiplin ilmu tertentu yang disusun secara sistematis, ilmiah, logis, benar,
bertanggung jawab dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.

Jadi karya ilmiah ditulis bukan sekadar untuk mempertanggungjawabkan
penggunaan sumber daya penelitian (uang, bahan dan alat) tetapi juga
mempertanggungjawabkan penulisan karya ilmiah tersebut secara teknis dan
materi. Hal ini disebabkan karena karya ilmiah dibaca dan dipelajari oleh orang
lain dalam kurun waktu yang tidak terbatas sebagai sarana untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
1. Reproduktif; artinya bahwa maksud yang ditulis oleh
penulisnya diterima dengan makna yang sama oleh
pembaca.
2. Tidak ambigu; artinya tidak memiliki makna yang
ganda, akibat dari penulis yang tidak bisa menyusun
kalimat dengan baik.
3. Tidak emotif; artinya tidak melibatkan aspek-aspek
perasaan penulis. Harus rasional, tanpa diberi
tambahan pendapat subjektif dan emosional
penulisnya.
4. Menggunakan bahasa yang baku dalam ejaan, kata,
kalimat dan paragraf.
5. Penggunaan istilah-istilah keilmuan. Penulis karya
ilmiah harus mempergunakan istilah-istilah keilmuan
bidang tertentu sebagai bukti penguasaan penulis
terhadap ilmu tertentu yang tidak dikuasai oleh penulis
pada bidang ilmu yang lain.
6. Bersifat Denotatif; artinya penulis karya ilmiah harus
menggunakan istilah atau kata yang hanya memiliki
satu makna. Hal ini dilakukan untuk menjaga
konsistensi penulisan dan tidak membingungkan
pembaca.
7. Rasional; artinya penulis harus menonjolkan
keruntutan pikiran yang logis, alur pemikiran yang
lancar dan kecermatan dalam penulisan.
8. Ada kohesi antarkalimat pada setiap paragraf dan
koherensi antarparagraf dalam setiap bab.
9. Bersifat langsung ke sasaran. Tulisan ilmiah
hendaknya tidak berbelit-belit, tetapi langsung ke
penjelasan atau paparan yang hendak disampaikan
kepada pembaca.
10. Penggunaan kalimat efektif, artinya kalimat itu padat
berisi, tidak berkepanjangan (bertele-tele), sehingga
makna yang hendak disampaikan kepada pembaca tepat
mencapai sasaran.
1. Komunikatif, artinya uraian yang disampaikan dapat
dipahami pembaca
2. Bernalar, artinya tulisan itu harus sistematis,
berurutan secara logis, ada kohesi dan koherensi,
mengikuti metode ilmiah yang tepat, dipaparkan
secara objektif, benar dan dapat
dipertanggungjawabkan.
3. Ekonomis, artinya kata atau kalimat yang ditulis
hendaknya diseleksi sedemikian rupa sehingga
tersusun secara padat berisi.

4. Berdasarkan landasan teori yang kuat, artinya
suatu hasil karya ilmiah bukan subjektivitas
penulisnya, tetapi harus berlandaskan pada teori-
teori tertentu yang dikuasai secara mendalam oleh
penulis.
5. Tulisan harus relevan dengan disiplin ilmu
tertentu, artinya tulisan ilmiah itu ditulis oleh
seseorang yang menguasai suatu bidang ilmu
tertentu.
6. Memiliki sumber penopang mutakhir, artinya
tulisan ilmiah harus mempergunakan landasan teori
berupa teori yang mutakhir (terbaru)

7. Bertanggung jawab, artinya sumber data, buku
acuan dan kutipan harus bertanggung jawab
disebutkan dan ditulis dalam karya ilmiah.

Anda mungkin juga menyukai