Disusun Oleh : 1. Anggia Putri G M0311007 2. Astrid Olivia M0311000 3. Pramudita Putri K M0311054 4. Rachmadani M0311000 5. Rahmat Hidayat M0311000 6. Sekar Handayani M0311000
JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 2
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang Manusia dan hukum merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Di dalam ilmu hukum terdapat adagium yang berbunyi ubi sosietas ibi jus yang memiliki arti di mana ada masyarakat di situlah ada hukumnya. Hal tersebut memiliki makna bahwa dalam pembentukan suatu bangunan struktur sosial yang bernama masyarakat akan dibutuhkan bahan yang bersifat sebagai perekat atas berbagai komponen pembentuk dari masyarakat tersebut. Bahan yang bersifat sebagai perekat tersebut adalah hukum. Di samping sebagai makhluk individu, manusia juga merupakan makhluk sosial yang berarti manusia pasti tidak dapat hidup sendiri dan pasti akan melakukan hubungan atau interaksi dengan sesamanya. Hal ini dikarenakan adanya berbagai macam perbedaan antara satu manusia dengan manusia yang lain, baik berupa sifat, fisik, hingga lingkungan geografis, sosiologis, maupun ekonomis yang akan mendorong manusia untuk berhubungan dengan sesamanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian manusia bila ditinjau dari sisi sosial? 2. Apa yang dimaksud dengan hukum? 3. Apa tujuan dan fungsi dari adanya hukum? 4. Bagaimana hubungan manusia dengan hukum? 5. Apa saja masalah-masalah yang terjadi dengan hukum yang berlaku di Indonesia saat ini?
C. Tujuan Penulisan 1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian manusia dari sisi sosial. 2. Mahasiswa dapat mengetahui makna hukum. 3. Mahasiswa dapat mengerti tujuan dan fungsi dari adanya hukum. 4. Mahasiswa dapat mengerti hubungan antara manusia dengan hukum. 5. Mahasiswa dapat mengetahui problematika hukum yang terjadi di Indonesia.
3
BAB II Pembahasan
Manusia berasal dari bahasa Sansekerta manu dan bahasa Latin mens yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah, manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu. Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu organisme hidup. Manusia adalah makhluk yang mempunyai hasrat hidup bersama. Aristoteles pernah mengatakan bahwa manusia itu adalah ZOON POLITICON, yang artinya bahwa manusia itu sebagai makhluk yang selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan sesama manusia lainnya. Dan karena sifatnya itu manusia disebut sebagai makhluk sosial. Setiap manusia mempunyai sifat, watak, dan kehendak yang berbeda-beda. Adanya berbagai macam perbedaan antara satu manusia dengan manusia yang lain ini akan mendorong manusia untuk berhubungan dengan sesamanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dan dalam hubungan dengan sesama manusia dibutuhkan adanya kerjasama, tolong menolong dan saling membantu untuk memperoleh keperluan kehidupannya. Pernyataan tersebut sejalan dengan yang dikatakan oleh Malinowski(1949), salah satu tokoh ilmu Antropologi dari Polandia, ia menyatakan bahwa ketergantungan individu terhadap individu lain dalam kelompoknya dapat terlihat dari usaha-usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan sosialnya yang dilakukan melalui perantaraan kebudayaan. Jika kepentingan tersebut selaras maka keperluan masing-masing akan mudah tercapai. Namun jika tidak justru akan menimbulkan masalah yang menganggu keserasian. Dan bila kepentingan tersebut berbeda yang kuatlah yang akan berkuasa dan menekan golongan yang lemah untuk memenuhi kehendaknya. Untuk mengatur setiap anggota dalam masyarakat tersebut, maka dibuatlah aturan-aturan yang disebut dengan hukum. Adanya aturan-aturan tersebut bertujuan agar tercapainya tujuan bersama dalam masyarakat, memberi petunjuk mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak, serta memberi petunjuk bagaimana cara berperilaku dalam masyarakat. Dengan aturan tersebut diharapkan tercipta keseimbangan dan keserasian agar tidak terjadi kekacauan dalam kehidupan masyarakat. Itulah dasar pembentukan hukum dari kebutuhan masyarakat akan adanya aturan yang mengatur tata cara kehidupan agar setiap individu masyarakat dapat hidup selaras dan seimbang. 4
Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan kelembagaan. Dahlan Thaib mengatakan bahwa hukum itu sungguh sungguh merupakan hukum apabila benar benar dikehendaki dan diterima oleh kita sebagai anggota masyarakat, apabila kita juga benar benar berpikir demikian seperti yang dirumuskan dalam undang undang dan terutama juga benar benar menjadi realitas hidup dalam kehidupan orang orang dalam masyarakat. Dengan demikian hukum sebagai kaidah sosial tidak lepas dari dari nilai yang berlaku pada suatu masyarakat. Bahkan dapat dikatakan bahwa hukum itu merupakan pencerminan dari nilai nilai yang berlaku dalam masyarakat. Pernyataan diatas juga sesuai dengan pernyataan Mochtar Kusumaatmadja yang mengatakan bahwa hukum yang baik adalah hukum yang sesuai dengan hukum yang hidup (the living law) dalam masyarakat, yang tentunya sesuai pula atau merupakan pencerminan dari nilai nilai yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Hukum terdiri dari unsur-unsur sebagai berikut: Peraturan atas kaidah-kaidah tingkah laku manusia Peraturan yang diadakan oleh lembaga yang berwenang membuatnya Peraturan yang bersifat memaksa Peraturan yang mempunyai sanksi yang tegas sehingga sebuah peraturan layak disebut sebagai hukum apabila memiliki ciri ciri sebagai berikut: terdapat perintah dan/atau larangan perintah dan/atau larangan itu harus dipatuhi setiap orang. Tujuan dibuat hukum antara lain adalah untuk mengatur kehidupan masyarakat agar terjadi keserasian diantara warga masyarakat dengan sistem sosial yang dibangun oleh suatu masyarakat, sebagai alat pengatur tata tertib hubungan masyarakat, sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial lahir dan batin, sebagai sarana penggerak pembangunan, sebagai penentuan alokasi wewenang secara terperinci siapa yang boleh melakukan pelaksanaan (penegak) hukum, siapa yang harus menaatinya, siapa yang memilih sanksi yang tepat dan adil: seperti konsep hukum konstitusi negara. Hukum juga bertujuan sebagai alat penyelesaian sengketa seperti persengekataan harta waris dapat segera selesai dengan ketetapan hukum waris yang sudah diatur dalam hukum perdata, memelihara kemampuan masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan kondisi kehidupan 5
yang berubah. Sedangkan fungsi dari hukum adalah melindungi kepentingan manusia atau masyarakat karena dimana-mana bahaya selalu mengancamnya sejak dulu sampai sekarang baik secara makro maupun mikro. Menurut teori para ahli hukum diciptakan dengan tujuan yang berbeda beda, yakni ada teori yang menyatakan bahwa tujuan hukum adalah mencapai kemakmuran dan kesejahteraan rakyat dengan cara menyelenggarakan keadilan, ada juga yang menyatakan perdamaian antar sesama, ada yang menyatakan untuk mencapai keadilan, kepastian hukum, dan lain lain. Akan tetapi dalam kaitannya dengan masyarakat, tujuan hukum yang utama yang dapat direduksi adalah untuk ketertiban (order). Mochtar Kusumaatmadja mengatakan Ketertiban adalah tujuan pokok dan pertama dari segala hukum. Kebutuhan terhadap ketertiban ini merupakan syarat pokok (fundamental) bagi adanya suatu masyarakat manusia yang teratur. Ketertiban sebagai tujuan utama hukum merupakan fakta objektif yang berlaku bagi segala masyarakat manusia di dalamnya. Untuk mencapai ketertiban dalam masyarakat ini diperlukan adanya kepastian dalam pergaulan antar manusia dalam masyarakat. Kepastian ini bukan saja agar kehidupan masyarakat menjadi teratur tetapi juga akan mempertegas lembaga lembaga hukum mana yang akan melaksanakannya. Sesuai penjelasan diatas bahwa hubungan manusia dengan hukum sangatlah erat. Sebagai makhluk hidup sekaligus makhluk sosial, tentunya manusia membutuhkan bantuan orang lain dan sangat bergantung kepadanya untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Dalam proses pemenuhan kebutuhan tersebut diperlukan aturan-aturan agar terjadi keserasian dan keseimbangan karena pasti terdapat banyak perbedaan yang seringkali menyebabkan kekacauan. Dan aturan tersebut dinamakan hukum. Hukum dibuat bertujuan untuk menciptakan keserasian sehingga menciptakan keadilan dan kesejahteraan masyarakatnya. Namun pada kenyataanya, pelaksanaan serta penegakan hukum di Indonesia saat ini tidak sesuai dengan teori yang ada dan mengalami banyak penyimpangan, terutama pada aparatur penegak hukumnya. Masalah-masalah yang terjadi dalam pelaksanaan maupun penegakan hukum di Indonesia saat ini antara lain : 1. Rendahnya moral dan kurangnya integritas aparatur penegak hukum. 6
2. Sering terjadi intervensi kekuasaan dan uang sehingga penegakan hukum tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Uang menjadi permasalahan karena negara belum mampu menyejahterakan aparatur penegak hukum. 3. Krisis kepercayaan masyarakat terhadap aparatur penegak hukum. Hal ini mengakibatkan masyarakat bertindak anarkis untuk menentukan sendiri siapa yang dianggap adil. 4. Para pembuat peraturan perundang-undangan sering tidak memperhatikan keterbatasan aparatur. Peraturan perundang-undangan yang dibuat sebenarnya sulit untuk dijalankan. 5. Hukum di Indonesia hidup di dalam masyarakat yang tidak berorientasi kepada hukum. Akibatnya hukum hanya dianggap sebagai representasi dan simbol negara yang ditakuti. Keadilan kerap berpihak pada mereka yang memiliki status sosial yang lebih tinggi dalam masyarakat. Itulah masalah-masalah hukum yang sedang terjadi saat ini yang menghambat dalam pencapaian keadilan hukum di Indonesia, sehingga kesejahteraan masyarakat pun juga belum terpenuhi secara maksimal.
7
BAB III Penutup
A. Kesimpulan Manusia dan hukum itu merupakan dua hal yang saling berkaitan dan saling mendukung satu sama lain dan keduanya tidak dapat dipisahkan. Dimana ada masyarakat, pasti ditempat tersebut berlaku suatu hukum, agar tercipta keserasian dan keselarasan sehingga tercipta keadilan dan kesejahteraan.
B. Saran Penegakan hukum haruslah sesuai dengan ketentuan yang sudah ada serta memperhatikan keselarasan antara keadilan dan kepastian hukum, karena hukum diciptakan untuk mencapai keadilan dan kesejahteraan, bukan untuk menyengsarakan masyarakatnya. Yang paling penting adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia para aparat penegak hukumnya. Disini dibutuhkan orang-orang yang memiliki moral dan integritas tinggi serta menjunjung tinggi aturan hukum yang sudah ada. Kalau itu sudah terpenuhi, maka tidak akan ada intervensi kekuasaan dan uang serta diskriminasi di dalam menegakkan hukum. Tetapi masyarakatnya sendiri juga harus sadar terhadap hukum yang berlaku di negaranya. Jika masyarakat maupun aparat penegak hukum sudah begitu, maka hukum akan berjalan sebagaimana mestinya dan terciptalah keadilan dan kesejahteraan bagi masyarakat.