Ciri:
Karya Tulis Ilmiah Karya ilmiah haruslah menggunakan bahasa keilmuan, yaitu suatu ragam
bahasa yang digunakan di dalam suatu bidang ilmu tertentu,ragam bahasa tersebut hanyalah
dipahami oleh para peminat bidang ilmu tersebut. Oleh karena itu, para peneliti haruslah
menulis karya ilmiah sesuai dengan bidang keilmuannya masing-masing.
Syarat
Penyusunan karya ilmiah memberikan manfaat yang besar sekali, baik bagi penulis maupun
bagi masyarakat.
2. Koherensi
Koherensi ialah adanya hubungan yang jelas antara unsur yang satu
dengan yang lain dalam membangun ide pokok kalimat. Kepaduan itu
menunjukkan hubungan yang erat antara unsur-unsur pembentuk kalimat,
yaitu antara subyek-predikat, predikat-obyek, dan keterangan unsur pokok.
Koherensi antar unsur pembentuk kalimat sangat terkait dengan kesatuan
gagasan yang terkandung dalam kalimat tersebut. Jika antar unsur pembentuk
kalimat tidak mamiliki koherensi secara jelas, maka kalimat tersebut akan
sanggup mewakili gagasan penulis.
Sehubungan dengan itu, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan
seseorang sebelum menuangkan gagasannya ke dalam sebuah kalimat yang
efektif, yaitu :
1) Pola kalimat
2) Penggunaan kata depan dan kata penghubung
3) Penempatan keterangan
4) Penggunaan kata yang tidak berlebih-lebihan
3. Penekanan bagian kalimat
Penekanan mengacu kepada upaya yang dilakukan untuk menonjolkan unsur
yang dipentingkan dalam sebuah kalimat. Penekanan itu dapat dilakukan
dengan berbagai bentuk, antara lain dengan mengubah posisi kalimat (unsur
yang dipentingkan), menggunakan repetisi (pengulangan bentuk yang sama),
menggunakan pertentangan, dan menggunakan pertikel penegas. Contoh :
- Bagi alam pikiran Minangkabau, yang dimaksud dengan harta ialah
benda-benda yang tidak bergerak, seperti : tanah, sawah, ladang, dan
rumah.
- Yang dimaksud dengan harta bagi alam pikiran Minangkabau ialah
benda-benda tidak bergerak, seperti : tanah, sawah, lading, dan rumah.
(mengubah posisi kalimat)
4. Variasi kalimat
Variasi ditujukan agar kalimat yang digunakan dapat menarik perhatian
pembaca, sehingga sifat monotoni kalimat dapat diminimalkan. Variasi
kalimat dapat dilakukan dengan menggunakan kata yang bersinonim atau
penjelasan yang berbentuk frase, keragaman bentuk kalimat (panjang
pendeknya kalimat), penggunaan bentuk kata (me- dan di-), dan dengan
mengubah posisi kalimat.