Anda di halaman 1dari 6

Ciri dan syarat karya ilmiah

Ciri:
Karya Tulis Ilmiah Karya ilmiah haruslah menggunakan bahasa keilmuan, yaitu suatu ragam
bahasa yang digunakan di dalam suatu bidang ilmu tertentu,ragam bahasa tersebut hanyalah
dipahami oleh para peminat bidang ilmu tersebut. Oleh karena itu, para peneliti haruslah
menulis karya ilmiah sesuai dengan bidang keilmuannya masing-masing.

 Ciri-ciri Bahasa Keilmuan


a) Reproduktif
Artinya ialah suatu karya ilmiah tersebut ditulis oleh peneliti harus
diterima dan dimaknai oleh para pembacanya sesuai dengan makna yang
ingin disampaikan oleh penulisnya.
b) Tidak Ambigu
Artinya suatu karya ilmiah haruslah dikarang berdasarkan kaidah
bahasa yang baik dan benar. Penulis harus menguasai materi atau harus
mampu untuk menyusun kalimat dengan subjek dan prediket yang jelas.
c) Tidak Emotif
Artinya karya tulis harus disusun tidak dengan melibatkan aspek
perasaan penulisnya. Hal-hal yang diungkapkan harus rasional, tanpa diberi
tambahan pada subjektifitas penulisnya.
d) Penggunaan Bahasa Baku
Karya tulis ilmiah harus memuat kaidah berbahasa yang benar, baik
dalam ejaan, kata, kalimat, dan paragrafnya.
e) Penggunaan Kaidah Keilmuan
Suatu karya ilmiah harus memuat atau menggunakan istilah-istilah
dalam bidang keilmuan tertentu sesuai dengan bidangnya penulis, ini menjadi
bukti bahwasanya penulis menguasai apa yang ditulisnya.
f) Bersifat Dekoratif dan Rasional
Artinya penulis dalam karyanya harus menggunakan istilah atau kata
yang hanya memiliki satu makna. Rasional artinya penulis harus menonjolkan
kerunutan pikiran yang logis, lancar, dan kecermatan penulisannya
g) Terdapat Kohesi dan Bersifat Straight Forward
Artinya harus ada kohesi atau kebergantungan antar kalimatnya pada
setiap paragraph dalam setiap bab. Bersifat straight forward artinya langsung
ke sasaran. Tulisan ilmiah tidak berbelit-belit, tetapi langsung ke penjelasan.
h) Menggunakan Kalimat Efektif
Artinya kalimat itu padat berisi, tidak bertele-tele, sehingga makna
yang ingin disampaikan kepada pembaca tepat mengenai sasaran.

Syarat

1). Syarat dan Subjek Tata Tulis Karya Ilmiah


 Menggunakan bahasa tulis ilmiah
 Mengangkat fenomena yang terjadi dalam kehidupan
 Menggunakan cara pengkajian tertentu
 Menemukan sesuatu yang dapat dijadikan masukan untuk memprediksi atau
mengontrol fenomena dalam kehidupan
 Menyajikan tulisan dengan cara tertentu

Pengkajian atau pendekatan ilmiah :

 Rasional Data diambil dari literature


 Empiris Data diambil dari teknik survey, percobaan, dan partisipasi

2). Syarat Kebahasaan


Bahasa yang digunakan dalam menulis karya ilmiah adalah bahasa ragam ilmiah 
Syarat bahasa Indonesia ragam ilmiah :
 Sesuai dengan kaidah bahasa baku
Struktur bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia baku baik
mengenai struktur kata maupun kalimat
 Logis
Ide yang disampaikan melalui bahasa Indonesia ragam ilmiah dapat diterima akal
 Kuantitatif
Keterangan yang dikemukakan dalam tulisan dapat diukur secara pasti
 Denotatif
Kata yang digunakan dipilih sesuai arti sesungguhnya dan tidak melibatkan
perasaan
 Tepat
Ide yang diungkapkan tidak memiliki makna ganda
 Ringkas
Ide diungkapkan sesuai dengan kebutuhan (pemakaian kata seperlunya)

Manfaat kalimat efektif dalam penulisan karya ilmiah :

Penyusunan karya ilmiah memberikan manfaat yang besar sekali, baik bagi penulis maupun
bagi masyarakat.

1. Penulis akan mengembangkan keterampilan membaca yang efektif karena sebelum


menulis karya ilmiah, ia harus membaca kepustakaan yang ada relevansinya dengan
topik yang akan dibahas.
2. Penulis akan menggabungkan hasil bacaan dari berbagai buku sumber, mengambil
sarinya, dan mengembangkannya ke tingkat pemikiran yang lebih matang.
3. Penulis akan berkenalan dengan kegiatan perpustakaan, seperti mencatat bahan
bacaan dalam katalog pengarang atau katalog judul buku.
4. Penulis akan dapat meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasikan dan
menyajikan fakta secara jelas dan sistematis.
5. Penulis akan memperoleh kepuasan intelektual.
6. Penulis turut memperluas cakrawala ilmu pengetahuan masyarakat.
 Penggunaan kalimat efektif dalam penulisan karya ilmiah
Karya ilmiah adalah karya yang berdasarkan ilmu pengetahuan yang
menyajikan fakta umum dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik
dan benar. Teknik penulisan karya tulis ilmiah bertumpu pada masalah
kebahasaan, khususnya pada masalah kebahasaan yang telah dibakukan, misalnya
EYD dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Penulisan Karya tulis ilmiah
yang baik harus menggunakan kalimat efektif. Di dalam penggunaannya,
kalimat efektif selalu mengutamakan jalan pikiran yang logis dengan
penggunaan struktur bahasa yang tepat sehingga, menghasilkan rangkaian kalimat
yang sistematis dalam sebuah karya ilmiah.
Penggunaan kalimat efektif dalam karya ilmiah diukur dari dua sisi, yaitu
dari sisi penulis dan pembaca. Dari sisi penulis, kalimat dikatakan efektif jika
kalimat yang digunakan dapat memaparkan gagasan kelimuan penulis secara
tepat dan akurat. Sedangkan dari sisi pembaca, pesan kalimat diartikan sama
dengan yang dimaksudkan oleh penulis. Oleh sebab itu, jika pembaca masih
mengalami kebingungan dan kesulitan yang mengakibatkan salah menafsirkan
pesan kalimat maka kalimat tersebut belum dapat dikategorikan efektif. Selain
itu, Untuk kepentingan dalam menulis sebuah karya ilmiah, pengarang harus
mampu memodifikasi kalimat yang digunakannya. Dalam hal ini, ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan, yaitu ;
1. Kesatuan Gagasan
Kesatuan gagasan dibentuk melalui unsur-unsur yang membangun kalimat
dengan memperhatikan ide pokok kalimat tersebut, sehingga kalimat tersebut
hanya mengandung satu ide pokok. Dengan kata lain, kesatuan gagasan
sebuah kalimat ditandai dengan keberadaan satu ide pokok dalam sebuah
kalimat.
Kesatuan gagasan dalam kalimat itu dapat dibentuk dengan berbagai
cara, meskipun kalimat, secara praktis dibangun oleh unsur-unsur fungsional
yang disebut sebagai subjek (S), prediket (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan
keterangan (K) 15. Kesatuan gagasan dalam kalimat dapat berbentuk kesatuan
tunggal, kesatuan gabungan, kesatuan pilihan, dan kesatuan yang
mengandung pertentangan.
Untuk lebih mengetahui perbedaan antara kesatuan-kesatuan itu, berikut
beberapa contoh :

- Sebagai homo loquens, manusia memiliki kemampuan berbahasa (Kesatuan


tunggal)
- Hary menerima bingkisan dari ibunya kemaren, dan telah membukanya
beberapa jam yang lalu. (Kesatuan gabungan)
- Kamu pergi ke kampus atau ikut denganku ke tempat Andre. (Kesatuan
pilihan)
- Ketika ujian semester berlansung, semua mahasiswa terpaku pada kertas
jawabannya, sedangkan pengawas hilir mudik memperhatikan mahasiswa.
(Kesatuan yang mengandung pertentangan)

2. Koherensi
Koherensi ialah adanya hubungan yang jelas antara unsur yang satu
dengan yang lain dalam membangun ide pokok kalimat. Kepaduan itu
menunjukkan hubungan yang erat antara unsur-unsur pembentuk kalimat,
yaitu antara subyek-predikat, predikat-obyek, dan keterangan unsur pokok.
Koherensi antar unsur pembentuk kalimat sangat terkait dengan kesatuan
gagasan yang terkandung dalam kalimat tersebut. Jika antar unsur pembentuk
kalimat tidak mamiliki koherensi secara jelas, maka kalimat tersebut akan
sanggup mewakili gagasan penulis.
Sehubungan dengan itu, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan
seseorang sebelum menuangkan gagasannya ke dalam sebuah kalimat yang
efektif, yaitu :
1) Pola kalimat
2) Penggunaan kata depan dan kata penghubung
3) Penempatan keterangan
4) Penggunaan kata yang tidak berlebih-lebihan
3. Penekanan bagian kalimat
Penekanan mengacu kepada upaya yang dilakukan untuk menonjolkan unsur
yang dipentingkan dalam sebuah kalimat. Penekanan itu dapat dilakukan
dengan berbagai bentuk, antara lain dengan mengubah posisi kalimat (unsur
yang dipentingkan), menggunakan repetisi (pengulangan bentuk yang sama),
menggunakan pertentangan, dan menggunakan pertikel penegas. Contoh :
- Bagi alam pikiran Minangkabau, yang dimaksud dengan harta ialah
benda-benda yang tidak bergerak, seperti : tanah, sawah, ladang, dan
rumah.
- Yang dimaksud dengan harta bagi alam pikiran Minangkabau ialah
benda-benda tidak bergerak, seperti : tanah, sawah, lading, dan rumah.
(mengubah posisi kalimat)

4. Variasi kalimat
Variasi ditujukan agar kalimat yang digunakan dapat menarik perhatian
pembaca, sehingga sifat monotoni kalimat dapat diminimalkan. Variasi
kalimat dapat dilakukan dengan menggunakan kata yang bersinonim atau
penjelasan yang berbentuk frase, keragaman bentuk kalimat (panjang
pendeknya kalimat), penggunaan bentuk kata (me- dan di-), dan dengan
mengubah posisi kalimat.

Anda mungkin juga menyukai