Anda di halaman 1dari 13

ASPEK BAHASA KARYA TULIS ILMIAH

TUGAS KELOMPOK
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 1
ADE PUTRA SUYOTO
DJAP RENALDI
FATURAHMAN RIFAI
MARKUS HAREFA
MUHAMMAD ADNREW PHILIPS MARKHAM
MUHAMMAD FARID MULKAN
OCTAVIANUS ALBERT LUHULIMA
RIZKY RAMADHANI PUTRA

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI BALIKPAPAN
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
ASPEK BAHASA KARYA TULIS ILMIAH

Kelompok 1
Kelas 1B MNJ
Prodi Manajemen

Abstrak

Karya tulis ilmiah dalam konsep struktur pembentukannya harus menggunakan


bahasa ilmiah, yaitu bahasa resmi yang digunakan dalam bidang keilmuan. Bahasa
yang di pegunakan bisasa lebih terbatas dan biasanya hanya dipahami oleh yang
memiliki bidang keilmuan yang sama. Bentuk penyajian sebuah karya tulis ilmiah
harus baku dan benar juga harus sesuai dengan PUEBI. Tata cara penulisan karya
tulis harus mudah dipahami dan tidak ambigu dalam penfsirannya. Fungsi diksi
dalam karya ilmiah digunakan untuk penyampaikan gagasan atau konsep pemikiran
ilmiah, atau menjawab suatu permasalahan secara ilmiah. Pemilihan diksi atau kata
juga harus sesuai dengan kaidah kelompok kata, dimana kelompok kata tersebut bisa
membantu dalam mengetahui membedakan makna-makna apakah berdenotasi,
konotasi, sinonim, kata umum dan khusus. Juga kita di tuntut untuk netral
sebagaimana informasi yang disampaikan adalah benar dan sebenarnya, bukan untuk
lebih ke suatu pihak atau bahkan menjatuhkan. Proses pembuatan karya ilmiah
memiliki makna yang padat terkait informasi yang disampaikan sehingga audience
atau pendengar tidak bosan saat membaca karya tulis ilmiah tersebut. Keefektifan dan
efisien suatu karya tulis juga membantu menerangkan karya tulis tidak berbelit-belit
namun tepat sararan langsung ke inti dalam penyampaiannys. fokus dan berstruktur
penyampaian yang disampaikan dari satu bahasan ke bahasan yang lain tetap, tidak
keluar dari bahasan yang disampaikan.
PENDAHULUAN

Karya tulis ilmiah merupakan gabungan dari tiga suku kata, menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia karya dapat diartikan sebagai hasil sebuah usaha, upaya,
perbuatan atau ciptaan, sedangkan tulis atau menulis memiliki arti segala kegiatan
yang terkait dengan huruf, angka, pena, atau media tulis yang lain dan ilmiah menurut
kamus besar bahasa Indonesia berarti bersifat ilmu, secara ilmu pengetahuan, atau
memenuhi syarat (kaidah) ilmu pengetahuan. Sehingga karya tulis ilmiah merupakan
sebuah karya yang dihasilkan dari kegiatan menulis, dengan menggunakan penerapan
kaidah ilmiah, mengutamakan aspek rasionalitas, mengusung permasalahan yang
bersifat obyektif serta faktual. Penelitian ilmiah yang disertai dengan penyajian hasil
laporan berupa karya tulis ilmiah, diharapkan diimbangi dengan peningkatan kualitas
penulisan karya tulis tersebut. Peningkatan mutu penulisan karya tulis ilmiah antara
lain terkait dengan peningkatan mutu penyajiannya, dalam hal ini penggunaan bahasa
yang sammpaikan dalam lisan dan tulisan. Karya tulis ilmiah yang berkualitas tidak
hanya menyajikan topik aktual yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari, tetapi
juga memperlihatkan kecermatan dalam penggunaan bahasa.
Dalam pendidikan perguruan tinggi identik dengan dunia keilmuan. Proses
penjabaran ini di mulai dengan tata bahasa yang diajarkan pada pendidikan bahasa
Indonesia di awal semester satu. Dengan pengajaran ini diharapkan mahasiswa bisa
menyusun karya tulis sebagaimana adalah syarat kelulusan studi maupun dalam aspek
kepentingan yang lain di dalam perguruan tinggi. Hasil dari karya tulis inilah
kemudian dapat disajikan dalam berbagai bentuk artikel, laporan penelitian, skripsi,
tesis atau makalah, dan disertasi.
Aspek bahasa harus diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah karena terdapat
berbagai kesalahan yang dilakukan, sebagai contoh kesalahan dalam penalaran atau
logikan yang ada di dalam kalimat dan isi, kesalahan dalam penulisan kata, dalam
penyusunan kalimat, dalam pemakaian ejaan dan tanda baca. Kesalahan-kesalahan
tersebut harus dihindari karena berpengaruh terhadap pemahaman isi karya yang akan
disampaikan kepada para pembacanya. Kurangnya sistematis dan kurang jelasnya
informasi yang di sampaikan dalam kalimat dan teks tersebut. Berikut ini
pembahasan yang akan disampaikan terkait aspek bahasa dalam karya tulis,
penyesuaian dengan standar PUEBI, peran kata atau diksi dalam kelompok kata dan
formulasi bahasa dalam karya ilmiah. Hal-hal ini yang akan menjadi poin dalam
pembahasan kami.

PEMBAHASAN
Dalam aspek bahasa karya tulis ilmiah diharuskan menggunakan bahasa ilmiah
yang adalah bahasa resmi (baku) dan mengandung hal-hal teknis yang sesuai dengan
bidang keilmuannya dan memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Bahasa keilmuan. Harus mengandung sebuah bidang keilmuan (cendikia)
melalui pertanyaan yang tepat.
2. Lugas dan jelas. Disajikan dengan memiliki makna yang jelas, tidak bertele-
tele dan tidak bermakna ganda. Harus memberikan kepastian kepada
pembaca. Setiap kata diberi bobot makna yang sewajarnya sehingga tidak
perlu diulang dengan berbagai sinonim atau paralelisme. Pemakaian
pleonasme sedapat-dapatnya dihindarkan. Demikian juga, pemakaian
metafora dihindarkan karena bahasa yang lugas harus langsung
menunjukkan persoalan.
3. Formal dan objektif. Harus disajikan secara formal, baik dalam penggunaan
kosakata, diski, kalimat , dan system ejaan yang digunakan. Objektif berarti
menyajikan fakta dalam bahasa yang langsung dan tidak berpihak kepada
siapapun.
4. Ringkas dan padat. Harus disajikan secara ringkas, langsung pada sasaran
yang dimaksud, dan padat secara isi. Dalam karya tulis ilmiah panjang
uraian tidak menentukan baik-buruknya sebuah karya tulis. Oleh karena itu,
bahasa yang disajikan harus bahasa yang ringkas dan padat.
5. Konsisten. Bahasa yang konsisten adalah bahasa yang stabil dan mapan
dipakai penulis, terutama dalam hal istilah atau penggunaan diksi.
Konsistensi isilah dan diksi penting dalam karya ilmiah.
Biasanya dalam penulisan karya ilmiah terdapat berbagai kesalahan yang
dilakukan, seperti kesalahan penalaran atau logika yang tercermin dalam kalimat dan
isi, kesalahan pemakaian dan penulisan kata (diksi), kesalahan dalam penusunan
kalimat, dan kesalahan dalam pemakaian ejaan dan tanda baca. Kesalahan-kesalahan
ini yang harus di hindari karena akan berpengaruh terhadap isi karya itu dipahami
oleh para pembaca. Kesalahan penalaran dan logika bias terjadi karena kurang
sistematisnya atau kurang jelasnya informasi yang disampaikan dalam kalimat dan
teks tersebut. Fungsi dari karya ilmiah ada tiga sebagai berikut :
1. Fungsi untuk pendidikan
a) Melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal. Dalam karya
ilmiah gagasan atau temuan perlu disebar luaskan oleh pembaca sebagai
sumber pengetahuan dan pengembangan ilmu pengetahuan.
b) Menjadikan sebuah tulisan mudah dipahami secara empiris. Penggunaan
diksi yang tepat dan cermat dapat menjadikan suatu tulisan mudah
dipahami juga harus bersifat empiris atau dapat dibuktikan
kebenarannya.
c) Membuat gagasan yang tepat dan factual. Penggunaan diksi yang tepat
dalam karya ilmiah dapat mewakili gagasan penulis dalam
menyampaikan informasi secara benar dan faktual. Penggunaan diksi
yang tepat untuk menyampaikan informasi jumlah yaitu dengan
menyebutkan nominal yang tepat dan terukur sehingga secara ilmiah
informasi yang disampaikan benar sesuai dengan fakta.
d) Membuat sebuah tulisan sarat makna/informatif. Penggunaan diksi
dalam suatu tulisan pada hakikatnya untuk menyampaikan suatu makna
bahasa, namun makna yang disampaikan dalam karya ilmiah harus
bersifat informatif atau sarat makna. Penggunaan kata yang informatif
biasanya lebih banyak menggunakan kata nomina dibandingkan kata
verba atau adjektiva.
e) Menghindari adanya penafsiran ganda atau salah informasi. Pemilihan
kata dalam karya ilmiah menghindari penggunaan kata-kata yang
bersifat ambigu atau menimbulkan penafsiran ganda. Penyebab suatu
kalimat bersifat ambigu dikarenakan susunan kata yang kurang jelas.
Selain itu faktor sebuah kalimat bersifat ambigu juga akibat penggunaan
kata yang bersifat homonimi. Kata yang bersifat homonimi dapat
mengakibatkan ambiguitas karena dari segi tulisan dan pelafalannya
memiliki kesamaan. Misalnya pada kata tahu memiliki dua makna yakni
tahu yang diartikan makanan dan tahu yang bermakna sifat. Berdasarkan
hal tersebut maka pemilihan kata yang tepat dan sesuai dapat
menghindari dari kesalahan penafsiran.
f) Menjadikan tulisan efektif. Karya tulis yang baik tentunya harus
menggunakan kalimat yang efektif. Kalimat efektif adalah kalimat yang
memenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, ringkas, dan enak dibaca.
Untuk menjadikan sebuah kalimat yang efektif tentu didukung dengan
pemilihan diksi yang tepat dan tidak berlebih-lebihan.
2. Fungsi untuk penelitian
Karya tulis ilmiah dimanfaatkan untuk mengembangkan penelitian
seseorang dengan menghadirkan pengetahuan-pengetauhan baru melalui
data-data penelitian yang akurat, diolah dan disimpulkan kemudian
dipraktikan ke dalam kehidupan.
3. Fungsi fungsional
Karya tulis ilmiah dapat menjadi media pengembangan pengetahuan
sebagai bahan tinjauan pustaka untuk kebutuhan dari berbagai disiplin ilmu.
Bahasa Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat sebagai
dampak kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Penggunaannya pun
semakin luas dalam beragam ranah pemakaian, baik secara lisan maupun tulisan.
Oleh karena itu perlu adanya buku rujukan yang menjadi dasar pedoman dan acuan
dalam menggunakan bahasa Indonesia, terutama dalam pemakaian bahasa tulis,
secara baik dan benar. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan, menerbitkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
(PUEBI) (atau dulu dikenal EYD). Pedoman ini disusun agar menyempurnakan
Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan (PUEYD). Pedoman ini diharapkan
dapat mengakumidasi perkembagan Bahasa Indonesia yang semakin pesat.
Diksi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai gagasan
kata yang tepat dalam penggunaan bahasa untuk mengungkapkan gagasan sesuai
dengan apa yang diharapkan oleh penutur. Terdapat beberapa unsur-unsur diksi yang
perlu diperhatikan dalam penulisannya seperti
a) Fonem
Fonem merupakan bunyi bahasa yang mirip kedengarannya namun
sebenarnya berbeda dan menyebabkan perbedaan arti. Dalam ilmu bahasa,
penulisan fonem ditandai dengan garis miring /a/, /k/, /kh/, /p/, /ng/, dan lain
sebagainya.
b) Vokal dan Konsonan
Sebuah kata bisa tersusun atas vokal saja, konsonan saja, atau gabungan vokal
dan konsonan. Vokal merupakan huruf-huruf yang menghasilkan bunyi a, i, u,
e, o. Sedangkan konsonan merupakan huruf-huruf selain kelima huruf tersebut
seperti b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
c) Silabel atau Suku Kata
Suku kata sering disebut dengan istilah silabel yang berasal dari bahasa
Yunani dan merupakan unit pembentuk kata yang tersusun dari fonem, vokal,
dan konsonan. Sebagai contoh, kata rajin terdiri dari dua suku kata yaitu ra
dan jin. Suku kata juga dapat mempengaruhi ritme suatu kata.
d) Konjungsi
Konjungsi merupakan kata hubung atau kata sambung yang mana kata
tersebut digunakan untuk menghubungkan ungkapan, kata, maupun kalimat.
Konjungsi berdiri sendiri dan tidak berfungsi untuk menghubungkan objek
atau menerangkan kata tertentu. Contoh kata konjungsi antara lain: dan, atau,
ketika, tetapi, pun, karena, namun, dan lain sebagainya.
e) Kata Benda
Kata benda atau nomina merupakan tingkatan atau kelas kata yang
menyatakan nama tempat, benda, maupun nama seseorang. Kata benda terdiri
dari dua jenis yaitu kata benda konkret yang bisa dilihat panca indra seperti
pensil, meja, kursi, almari, dan lain sebagainya. Sedangkan jenis kata benda
yang kedua adalah kata benda abstrak yang hanya dapat dikenal dengan
pikiran dan rasa. Sebagai contoh kata cinta, benci, rindu, bingung, pusing, dan
lain sebagainya.
f) Kata Kerja
Kata kerja disebut juga sebagai verba dan biasanya digunakan sebagai
predikat dalam suatu susunan kalimat. Definisi kata kerja merupakan
tingkatan kata yang menyatakan tindakan, pengalaman, keberadaan, dan
pengertian dinamis lain. Contoh kata kerja: lari, memukul, memotong, makan,
minum, dan lainnya.
g) Infleksi
Infleksi merupakan perubahan pentuk kata tanpa mengubah kelas kata atau
identitas leksikal kata tersebut. Infleksi hanya membuat perubahan bentuk
katanya saja namun jenis kata dan makna yang terkandung tidak berubah.
Contoh: kucuci-kau cuci, mencuci-dicuci.
h) Uterans
Uterans merupakan sub elemen yang mempengaruhi diksi dengan penggunaan
dan pemahaman yang jelas dan efektif berdasarkan kemampuan bahasa.
Contoh: Jika rajin belajar, kamu pintar.
Pemilihan kata yang telat, cermat dan benar dapat menghindarkan pembaca
atau pendengar dari salah penafsiran. Pemilihan kata juga berdampak pada nilai rasa
yang dimiliki pembaca atau pendengar, karena diksi digunakan untuk mewakili
pikiran dan perasaan yang dinyatakan dalam kalimat. Pemakaian huruf dalam
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) terbagi menjadi delapan, yaitu :
1. Pemakaian huruf Abjad,
Penggunaan huruf A sampai dengan Z yang sesuai dengan bahasa Indonesia
2. Pemakaian huruf vokal,
Penggunaan huruf a, i, u, e, dan o.
3. Huruf konsonan,
Dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf-huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n,
p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
4. Huruf diftong (gabungan huruf vokal)
Huruf yang dilambangkan dengan ai, au, dan io.
5. Gabungan huruf konsonan,
Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy masing-masing
melambangkan satu bunyi konsonan.
6. Huruf kapital,
Penggunaan huruf kapital penggunaannya berbagai macam, seperti 1) pada
nama orang atau julukan, 2) huruf di awal kalimat, 3) dalam petikan
langsung, 3) dalam agama, kitab suci dan Tuhan, 4) sebagai gelar
kehormatan, keturunan, keagamaan, atau akademik 5) dalam sapaan gelar
kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, dan nama jabatan, 6) dalam
geografi 7) dalam nama jabatan dan pangkat 8) dalam judul buku, artikel,
makalah, atau karangan.
7. Huruf miring,
Dalam terminologi tipografi disebut italic digunakan untuk memberikan
suatu penekanan pada suatu kata. Huruf-huruf ini juga dipakai untuk
menunjukkan istilah atau kata yang berasal dari bahasa asing. Umumnya
dipakai pada pengutipan judul buku, nama koran atau media pers.
8. Huruf tebal.
Penggunaan cetakan tebal dimaksudkan untuk menunjukkan bagian-bagian
yang penting atau ingin ditonjolkan daripada bagian yang lainnya.
Penggunaan huruf tebal dalam laporan atau karya ilmiah digunakan untuk
menuliskan judul buku, bab, bagian bab, daftar isi, daftar tabel, daftar
lambang/ simbol, daftar pustaka, indeks, dan lampiran.
Peran diksi dalam karya ilmiah harus menghindari penggunaan kata yang
bersifat imajinatif atau bersifat emosional. Penggunaan diksi yang bersifat emosional
dapat mengakibatkan karya tulis ilmiah tidak bersifat objektif. Pemilihan diksi harus
sesuai kaidah kelompok kata yang mana dalam hal ini dapat kita bedakan menjadi
kaidah dan dalam kelompok katanya. Dalam kaidahnya penulisan karya tulis harus
memperhatikan pilihan kata secara tepat , lazim dan cermat. Secara tepat artinya
pemilihan kata perlu memperhatikan kategori kelompok kata yang sesuai dengan
keadaan sebenarnya dan dari awal tema, topik dan judul. Pemilihan kata yang tepat
mengakibatkan pemahaman yang baik dan sesuai dengan tema yang disampaikan.
Contoh tema bisnis, memiliki topik diskon besar akhir tahun dan berjudul Harbornas
e-commers memberikan diskon semua produk. Tidak bisa kita ubah kata diskon
menjadi amputasi karena amputasi dipergunakan ditema kesehatan bukan bisnis.
Harus lazim yang mana kata yang sudah umum atau istilah yang sering dipergunakan
namun harus disesuaikan juga dengan bidang ilmu atau bidang profesinya. Dan
cermat dalam memilih kata berkaitan dengan efesiensi penggunaan kata sesuai
dengan yang dibutuhkan supaya dalam karya ilmiah penggunaan kata tidak berbelit-
belit sehingga gagasan yang disampaikan berstruktur. Dalam kelompok kata yang
harus di perhatikan, ialah 1) membedakan makna denotasi atau konotasi, 2)
memperhatikan kata-kata yang bersinonim, 3) memperhatikan katau umum dan
khusus, 4) menghindari penggunaan ungkapan jargon, 5) menghindari kata emotif, 6)
Menggunakan kata secara konsisten.
Pembahasan penggunaan bahasa dalam karya ilmiah selain paham tentang
pemilihan diksi, penggunaan kata, dan tanda baca yang sesuai dengan Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), formulasi bahasa dalam karya ilmiah
berkaitan dengan penggunaan istilah , kalimat, penyusunan, paragraph, dan penalaran
yang mencerminkan ciri teks akademik. Formulasi bahasa teks akademik sekurang-
kurangnya memiliki tujuh kriteria yaitu :
1. Struktur kalimat yang sederhana.
Kalimat dalam karya tulis ilmiah memiliki struktur yang lebih sederhana
dibandingkan karya tulis non ilmiah. Kesederhanaan struktur kalimat pada
teks ilmiah bukan diukur berdasarkan panjang pendeknya suatu kalimat.
Kesederhanaan kalimat yang dimaksud adalah rangkaian kalimat yang
didalamnya hanya terdapat satu aksi atau tindakan atau yang biasa disebut
dengan kalimat simpleks.
2. Padat informasi
Pemadatan informasi dalam karya ilmiah berkaitan dengan penggunaan kata
atau pilihan kata yang menunjukkan suatu aksi atau proses. Penggunaan
kata-kata sebagai upaya pemadatan informasi dalam karya ilmiah lebih
dominan penggunaan kata isi nomina, verba, adjektiva adverbial dan
meminimalisasi penggunaan kata penghubung, konjungsi, kata sandang,
preposisi.
3. Penggunaan kalimat pasif
Penggunaan kalimat pasif dalam penulisan karya ilmiah bertujuan untuk
menghilangkan unsur-unsur subjektivitas dalam mengungkapkan
pernyataan. Penggunaan kalimat pasif tersebut mengakibatkan pelaku atau
subjek dianggap bukan sebagai inti permasalahan yang dibahas dalam karya
ilmiah. Informasi yang disajikan dalam karya ilmiah tidak membahas
pelaku melainkan membahas inti persoalan atau permasalahan yang
disajikan di dalamnya. Contoh kalimat mobil telah diperbaiki ayah (pasif
transitif), rumahnya kebanjiran bulan lalu (Pasif keadaan).
4. Lugas
Lugas yang dimaksud adalah penggunaan ungkapan yang tepat sehingga
tidak menimbulkan salah penafsiran dan salah pemahaman terhadap
paparan ilmiah. Penggunaan bahasa yang lugas bertujuan agar pesan yang
disampaikan dalam tulisan dapat diterima dengan baik dan benar oleh
pembaca. Bahasa lugas membentuk ketunggalan arti.
5. Ekonomi kata (Efektif dan efisien)
Ekonomi kata yang dimaksud adalah penggunaan kalimat yang tidak
berlebihan sehingga kalimat yang digunakan efektif dan efisien.
6. Objektif
Penggunaan bahasa yang objektif ditinjau dari setiap ungkapan yang
dipaparkan dalam karya ilmiah sesuai dengan keadaan yang sebenarnya
tanpa
dipengaruhi pandangan pribadi. Objektivitas dalam karya ilmiah dapat
dilakukan dengan menempatkan gagasan sebagai pangkal tolak tanpa
memunculkan pelaku atau subjek.
7. Bahasa Baku
Bahasa Indonesia baku adalah bahasa Indonesia yang sesuai kaidah bahasa
Indonesia yang meliputi tata bahasa (struktur), diksi, dan ejaan. Struktur
bahasa menyangkut bentukan kata, tata kalimat, dan paragraf. Diksi
menyangkut pemilihan kata/istilah yang tepat. Adapun ejaan berkaitan
dengan pedoman umum ejaan bahasa Indonesia (PUEBI). Menurut
Waridah, (2014:60) ciri bahasa baku adalah tidak dipengaruhi bahasa asing
atau bahasa daerah.

PENUTUP
Dalam aspek pembuatan karya tulis ilmiah harus menggunakan bahsa ilmiah
yang mana bahasa tersebut adalah bahasa resmi yang di gunakan dalam bidang
keilmuan, lugas, objektif, ringkas dan konsisten. Pemilihan diksi atau kata penulisan
karya tulis pun harus sesuai dengan pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
(PUEBI) sehingga apa yang ingin disampaikan dapat diterima dengan tepat. Karya
tulis ilmiah yang dibuat memiliki hirarki dengan keadaan asli yang diteliti dan sesuai
dengan bidang keilmuaannya. Pemilihan kata yang baik, tepat, lazim, dan cermat
mampu memberikan penalaran yang baik kepada pembaca sehingga tidak adanya
ambigu atau penalaran ganda. Pembaca pun dapat membuat karya tulis ilmiah sesuai
kaidah kelompok kata.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, 2020. Karya Tulis Ilmiah. Diakses tanggal 10 November 2022, dari
https://www.gramedia.com/literasi/karya-tulis-ilmiah.
Anhar, 2022. Mata Kuliah Bahasa Indonesia Keilmuan Berbasis Karya Tulis
Ilmiah. Balikpapan, 2022
Kemendikbud, 2022. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan Edisi
Kelima. Jakarta, 2022
Natasya, Nadia Irvana, 2022. Diksi: Pengertian, Jenis, Fungsi dan Contohnya.
Diakses tanggal 10 November 2022, dari https://haloedukasi.com/diksi
Sekolahan, 2022. Diksi (Pilihan Kata) : Pengertian, Syarat, Ciri, Fungsi, Jenis
dan Contoh Diksi. Diakses tanggal 10 November 2022, dari
https://www.sekolahan.co.id/diksi/
Wahya, 2010. Aspek Kebahasaaan Dalam Penulisan Artikel Ilmiah.
Disampaikan dalam Pelatihan dan Pendampingan Penulisan Artikel Ilmiah
pada 15 dan 19 Juli 2010 di Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada
Masyarakat Universitas Padjadjaran. Bandung, 2010

Anda mungkin juga menyukai