Anda di halaman 1dari 2

MODUL II (BAB II)

Nama : Caroline Kezia Phitoyo


No. Stambuk : K021211008
Fakultas/prodi : Kesehatan Masyarakat / Ilmu Gizi

Tugas 1 :
Jelaskan perbedaan antara bahasa Indonesia ragam ilmiah dan ragam nonilmiah!

Bahasa Indonesia ragam ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan
ditulis berdasarkan metodologi penulisan yang baik dan benar. Bahasa Indonesia ragam ilmiah
harus merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif) yang berarti harus sesuai
dengan fakta dan objek yang diteliti. Ciri-ciri bahasa Indonesia ragam ilmiah yaitu cendikia,
lugas dan jelas, menghindari kalimat yang fragmentaris, bertolak dari gagasan, formal dan
objektif, ringkas dan padat, dan konsisten. Sedangkan ragam nonilmiah adalah karangan ilmu
pengetahuan yang menyajikan fakta pribadi dan ditulis berdasarkan metodologi penulisan yang
baik dan benar. Isi pada ragam nonilmiah adalah rekaan namun dalam penulisannya tidak boleh
dibuat sembarangan melainkan unsur-unsur seperti penokohan,plot,konflik,klimaks,setting juga
harus sesuai dan benar. Ciri-ciri dari ragam nonilmiah yaitu ditulis berdasarkan fakta pribadi,
fakta yang disimpulkan subjektif, gaya bahasa konotatif dan popular, tidak memuat hipotesis,
penyajian disertai dengan sejarah, bersifat imajinatif, bersifat persuasive.

Tugas 2 :
Uraikan ciri dan sifat bahasa Indonesia ragam ilmiah!
Ciri-ciri dari bahasa Indonesia ragam ilmiah yaitu
a. Cendikia yang berarti bahasa ilmiah itu mampu digunakan secara tepat untuk mengungkapkan
hasil berpikir logis dan mampu membentuk pernyataan yang tepat dan seksama sehingga
gagasan yang disampaikan penulis dapat diterima secara tepat oleh pembaca
b. Lugas dan jelas yang berarti setiap gagasan diungkapkan secara langsung sehingga makna
yang ditimbulkan adalah makna lugas. Pemaparan bahasa Indonesia yang lugas akan
menghindari kesalahpahaman dan kesalahan menafsirkan isi kalimat
c. Menghindari kalimat yang fragmentaris. Kalimat fragmentaris adalah kalimat yang belum
selesai yang terjadi dikarenakan adanya keinginan penulis mengungkapkan gagasan dalam
beberapa kalimat tanpa menyadari kesatuan gagasan yang akan diungkapkan
d. Bertolak dari gagasan. Artinya, penonjolan diadakan pada gagasan atau hal yang diungkapkan
dan tidak pada penulis. Implikasinya, kalimat-kalimat yang digunakan didominasi oleh
kalimat pasif sehingga kalimat aktif dengan penulis sebagai pelaku perlu dihindari
e. Formal dan objektif . Tingkat keformalan bahasa dalam tulisan ilmiah dapat dilihat pada kosa
kata, bentukan kata, dan kalimat. Bentukan kata yang formal adalah bentukan kata yang
lengkap dan utuh sesuai dengan aturan pembentukan kata dalam bahasa Indonesia. Kalimat
formal dalam tulisan ilmiah dicirikan oleh kelengkapan unsur wajib (S dan P), ketepatan
penggunaan kata fungsi atau kata
f. Ringkas dan padat. Sifat ringkas dan padat direalisasikan dengan tidak adanya unsur-unsur
bahasa yang mubazir. Hal ini berarti menuntut adanya penggunaan bahasa yang hemat.
g. Konsisten. Unsur bahasa dan ejaan dalam bahasa tulis ilmiah digunakan secara konsisten.
Unsur bahasa, tanda baca, tanda-tanda lain, dan istilah yang digunakan harus sesuai
dengan kaidah, dan selanjutnya digunakan secara konsisten.

Adapun sifat dari bahasa Indonesia ragam ilmiah yaitu bahasa karangan ilmiah memiliki sifat
komunikatif. Artinya, bahasa karangan ilmiah harus dapat mengomunikasikan informasi ilmu
pengetahuan dengan bahasa yang benar, jelas, efektif, tidak ambigu, dan tidak samar-samar.
Dengan memenuhi ketentuan tersebut, bahasa tulis sebagai alat untuk berkomunikasi dapat
melaksanakan fungsinya dalam menyampaikan informasi dari penulis kepada pembacanya.
Fungsi tersebut adalah menimbulkan persamaan persepsi antara penulis dan pembaca tentang
informasi yang disampaikan dalam bahasa tulis ilmiah. Kedua, bahasa tulis ilmiah bersifat
denotatif, artinya setiap kata yang diungkapkan dalam bahasa tulis ilmiah memiliki satu
makna yang paling sesuai untuk mengungkapkan konsep dalam bidang ilmu pengetahuan
tersebut. Bahasa tulis dalam karangan ilmiah harus mencerminkan kecendekiaan. Hal ini
ditunjukkan oleh pemakainya dalam menata argumen. Pernyataan yang diungkapkan lewat
bahasa disusun secara tepat, seksama, dan abstrak dengan penalaran yang logis.

Anda mungkin juga menyukai