Bahasa Indonesia ragam ilmiah merupakan salah satu bahasa Indonesia yang digunakan dalam
menulis karya ilmiah. Sebagai bahasa yang digunakan untuk memaparkan fakta, konsep, prinsip,
teori atau gabungan dari keempatnya, bahasa Indonesia diharapkan bisa menjadi media yang
efektif untuk komunikasi ilmiah, baik secara tertulis maupun lisan. Selanjutnya, bahasa
Indonesia ragam ilmiah memiliki karakteristik cendikia, lugas dan jelas, menghindari kalimat
fragmentaris, bertolak dari gagasan, formal dan objektif, ringkas dan padat, dan konsisten.
1. Cendekia
Bahasa Indonesia bersifat cendikia artinya Bahasa Indonesia itu mampu digunakan secara tepat
untuk mengungkapkan hasil berpikir logis, yakni mampu membentuk pernyataan yang tepat dan
sesksama. Hal ini sejalan dengan pendapat Soedradjad (2010) bahwa bahasa yang cendekia
mampu membentuk pernyataan yang tepat dan seksama, sehingga gagasan yang disampaikan
penulis dapat diterima secara tepat oleh pembaca.
4. Formal
Bahasa yang digunakan dalam komunikasi ilmiah bersifat formal. Tingkat keformalan bahasa
dalam tulisan ilmiah dapat dilihat pada lapis kosa kata, bentukan kata, dan kalimat. Bentukan
kata yang formal adalah bentukan kata yang lengkap dan utuh sesuai dengan aturan
pembentukan kata dalam bahasa Indonesia. Kalimat formal dalam tulisan ilmiah dicirikan oleh
kelengkapan unsur wajib (subyek dan predikat), ketepatan penggunaan kata fungsi atau kata
tugas, kebernalaran isi, dan tampilan esei formal.
5. Objektif dan Konsisten
Sifat objektif tidak cukup dengan hanya menempatkan gagasan sebagai pangkal tolak, tetapi juga
diwujudkan dalam penggunaan kata seperti kosa kata, bentuk kata, dan struktur kalimat.
Sementara sifat konsisten yang ditampakkan pada penggunaan unsur bahasa, tanda baca, tanda-
tanda lain dan istilah yang sesuai dengan kaidah dan semuanya digunakan secara konsisten.
6. Bertolak dari Gagasan
Bahasa ilmiah digunakan dengan orientasi gagasan. Bahasa Indonesia ragam ilmiah mempunyai
sifat bertolak dari gagasan. Artinya, penonjolan diadakan pada gagasan atau hal yang
diungkapkan dan tidak pada penulis. Implikasinya, kalimat-kalimat yang digunakan didominasi
oleh kalimat pasif sehingga kalimat aktif dengan penulis sebagai pelaku perlu dihindari.
7. Ringkas dan Padat
Sifat ringkas dan padat direalisasikan dengan tidak adanya unsur-unsur bahasa yang mubazir. Itu
berarti menuntut adanya penggunaan bahasa yang hemat. Ciri padat merujuk pada kandungan
gagasan yang diungkapkan dengan unsur-unsur bahasa. Karena itu, jika gagasan yang terungkap
sudah memadai dengan unsur bahasa yang terbatas tanpa pemborosan, ciri kepadatan sudah
terpenuhi. Keringkasan dan kepadatan penggunaan bahasa tulis ilmiah juga ditandai dengan tidak
adanya kalimat atau paragraph yang berlebihan dalam tulisan ilmiah.
Ciri-ciri Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah
Ciri-ciri bahasa Indonesia ragam ilmiah pada dasarnya ada dua, yaitu ciri umum dan ciri khusus.
Ciri umumnya adalah bahasa yang digunakan harus bersifat ilmiah, artinya sesuai dengan kaidah
tata bahasa baku bahasa Indonesia. Ciri-ciri khususnya adalah: (a) cendekia, (b) lugas dan logis,
(c) jelas, (d) ringkas dan padat, (e) formal dan objektif, (f) gagasan sebagai pangkal tolak, (g)
penggunaan istilah teknis, dan (h) konsisten. Untuk lebih jelas ikuti uraian berikut.
a. Cendekia
Ciri cendekia yang dimaksud adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam penulisan karya
ilmiah mampu mengungkapkan hasil berpikir logis secara tepat. Hal itu diwujudkan dalam
penyusunan atau pengorganisasian bahasa secara sistematis, artinya teratur dan runtut sehingga
menunjukkan kelogisan berpikir seseorang atau penulis.
c. Jelas
Ciri jelas yang dimaksud adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam pen ulisan karya ilmiah
jelas struktur kalimat dan maknanya. Hal itu sangat membantu penulis dalam memaparkan
gagasan atau pola pikirnya dan mempermudah pembaca untuk memahami makna yang
dimaksudkan.
h. Konsisten
Contoh:
1) Perlucutan senjata di wilayah Bosnia itu tidak penting bagi muslim Bosnia. Untuk mereka
yang penting adalah pencabutan embargo senjata.
2) Perlucutan senjata di wilayah Bosnia itu tidak penting bagi muslim Bosnia. Bagi mereka
yang penting adalah pencabutan embargo senjata.