Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DALAM FUNGSI


ETIS , HIRARKIS , DAN YURIDIS.
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah pendidikan kewarganegaraan
Dosen pengampu :
Dr.H. Solihin Icas Hamid M.Pd

Disusun oleh :
 (1905837) Ai Sinta
 (1905810) Andini Sri Ayu Lestari
 (1905975) Melfa Wahyuni
 (1909425) Regina Gunawan
 (1908677) Rehan Camila
 (1905789) Rindi Anjani Fauziah
 (1905808) Ulfa Maripah

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS CIBIRU
2019
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan
karunia-Nya, yang telah memberikan kesempatan dan pengetahuan sehingga penulisan
makalah yang berjudul “ Pancasila Sebagai Ideologi dalam Fungsi Etis, Fungsi Hirarkis, dan
Fungsi Yuridis” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang besifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Bandung, September 2019

Penulis,

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang .................................................................................................1
B.Rumusan Masalah ............................................................................................2
C.Tujuan ...............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Fungsi Pancasila Sebagai Ideologis ............................................................. 3
B. Pancasila Sebagai Fungsi Etis....................................................................... 4
C. Pancasila Sebagai Fungsi Hierarkis...............................................................5
D. Pancasila Sebagai Fungsi Yuridis..................................................................5

BAB III PENUTUP


Kesimpulan ..........................................................................................................7
Saran ................................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 8

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ketika Negara-bangsa tersusun, maka sebenarnya telah ada berbarengan dengan eksistensi
negara itu, suatu perjanjian bersama“Kontrak Sosial”, sebagai kebulatan pikiran atau cita-cita
dalammendirikan negara bangsa tersebut , perjanjian ini sebagai penjawantahan dari kemauan
bersama untuk menyusun hidup bersamadalamsatu wadah yang disebut negara .selanjutnya ,
bangunan negara yang didirikan itu tegak di atas sebuah “keyakinan kokoh bersama suatu
komnitas politik” yang kemudian biasa disebut sebagai kepercayaan politik(political belief)
milik seluruh bangsa yang kemudian menjadi sebuah “Ideologi”.Yang dijadikan sebagai
landasan, pedoman, serta cita-cita suatu bangsa. Makakeyakinan politik itu akhirnya menajdi
gagasan abadi untuk diaktualisasikan dalamkehidupan perpolitikan komunitas sebuah negara.
Pancasila telah disepakati dan disetujui oleh rakyat Indonesia melalui perdebatan dan
tukar pikiran baik dalam sidang BPUPKI maupun PPKI oleh para pendiri negara. Kita
sebagai masyarakat indonesia memiliki kewajiban untuk tunduk pada pancasila serta
mempertahankanya.
Kedudukan pancasila sebagai dasar (filsafat) memiliki tiga implikasi, yakniimplikasi
politis, etis, dan yuridis bagi kehidupan bernegara. Implikasi politisadalah menjadikan
pancasila sebagai ideologi nasional. Implikasi etis adalahmenjadikan pancasila sebagai
sumber norma etik bernegara. Implikasi yuridisadalah menjadikan pancasila sebagai sumber
hukum negara, pancasila merupakanunsur pokok dari UUD 1945, yang selanjurnya unsur
tersebut terjabar dalam pasal- pasal UUD 1945 sebagai norma hukum dasar bernegara. UUD
1945 sebagai normahukum dasar negara selanjutnya dijabarkan lagi dalam undang-undang
danseterusnya pada peraturan perundangan di bawahnya secara hierarkis.
Pancasila sebagai dasar negara, berarti pula pancasila sebagai Norma Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Perkataan “Norma Dasar” teridiri dari kata 2“Norma”,
yang berarti hukum atau “kaidah” dan kata “Dasar”, yang berarti “pokok”atau “Fondamen”,
jadi norma dasar berarti hukum pokok atau kaidah pokok.Karena itu yang dimaksud dengan
pancasila sebagai Norma Dasar Negara RepublikIndonesia ialah pancasila yang menjadi
hukum pokok dalam negara bangsaIndonesia. Artinya, semua peraturan perundangan yang
berlaku dalam negara bangsa Indonesia bersumber pada pancasila dan sah berlaku jika tidak
bertentangandengan pancasila. Dengan pengertian tersebut maka pancasila merupakan
“sumberdari segala sumber hukum”. Oleh karena itu, setiap warganegara yang
menjalankandan mematuhi semua peraturan yang ada secara terortis telah
mengamalkan pancasila sebagai Dasar Negara. Sebagai Dasar Negara, pengalaman pancasila
padahakikatnya merupakan penjabaran nilai-nilai pancasila di dalam berbagai kesatuannegara
guna mengatur pelaksanaan berbagai macam pola dan bidang kehidupan,agar benar-benar
sesuai dan dijiwai oleh nilai-nilai pancasila.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa saja fungsi dan makna pancasila sebagai ideologi?


2. Apa fungsi Pancasila sebagai fungsi Etis?
3. Apa fungsi Pancasila sebagai fungsi Hirarkis?
4. Apa fungsi Pancasila sebagai fungsi Yuridis?

C. Tujuan

1. Mengetahui fungsi dan pentingnya pancasila sebagai dasar negara (ideologi)


2. Mengetahui fungsi pancasila sebagai fungsi etis
3. Mengetahui fungsi pancasila sebagai fungsi hirarkis
4. Mengetahui fungsi pancasila sebagai fungsi yuridis

2
BAB II
PEMBAHASAN

A . Fungsi Pancasila sebagai Ideologis


Pancasila merupakan suatu dasar negara dan/atau ideologi yang dianut oleh Negara
Kesatuan Republik Indonesia(NKRI). Tak hanya harus dihafal, ideologi Pancasila sebagai
dasar negara juga harus dimengerti dan dipahami maknanya oleh seluruh negara Indonesia,
termasuk pembaca jurnal ini.Dengan demikian makna yang terkandung dalam Pancasila
mampu dirasakan dan diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dalam Bahasa Sansekerta kata “Pancasila” memiliki dua macam arti secara leksikal
yaitu “panca” artinya “lima”,“syila” vocal ‘i’ pendek artinya “batu sendi”, ”alas” atau“dasar”,
sedangkan “syiila” vocal ‘i’ panjang artinya“peraturan tingkah laku yang baik, yang penting
atau yang senonoh”.Kata-kata tersebut kemudian dalam bahasa Indonesia terutama bahasa
Jawa diartikan “susila “ yang memilki hubungan dengan moralitas. Oleh karena itu secara
etimologis kata “Pancasila” yang dimaksudkan adalah adalah istilah “Panca Syilla” dengan
vokal i pendek yang memilki makna leksikal “berbatu sendi lima” atau secara harfiah “dasar
yang memiliki lima unsur”. Adapun istilah “Panca Syiila” dengan huruf Dewanagari i
bermakna 5 aturan tingkah laku yang penting.Pengertian Pancasila secara historis atau
menurut sejarahnya,diawali dengan dibentuknya BPUPKI (Badan PenyelidikUsaha-usaha
Kemerdekaan Indonesia) atau yang juga dikenal sebagai Dokuritsu Zyunbi Coosakai oleh
Letnan JenderalKumakichi Harada pada tanggal 1 Maret 1945. 3 Hal itu dilakukan sebagai
upaya untuk mendapatkan dukungan dari Bangsa Indonesia baik secara moril maupun
materiil karena Jepang mulai terdesak oleh pihak Sekutu yang mulai melacarkan serangan
untuk merebut kekuasaan ke beberapa wilayah Nusantara. BPUPKI yang diketuai oleh Dr.
K.R.T.Radjiman Widyodiningrat ini bertugas untuk mempelajari dan menyelidiki hal-hal
yang berkaitan dengan aspek-aspek politik, ekonomi, tata pemerintahan dan hal-hal yang
diperlukan dalam usaha pembentukan Negara Indonesia merdeka, salah satunya adalah dasar
negara. Kemudian munculah pada sidang pembahasan dasar negara tersebut tiga orang
pembicara yaitu Mohammad Yamin, Soepomo dan Soekarno.
a. Pengertian Ideologis
Dalam Bahasa Yunani, Ideologi berasal dari kata “eidos” yang berarti gagasan,
pengertian dasar, konsep atau cita-cita dan “logos” yang memiliki arti ilmu pengetahuan.
Maka dapat disimpulkan bahwa ideologi berartimerupakan ilmu pengetahuan tentang
gagasan, pengertiandasar, konsep atau cita-cita. Jika dihubungkan dengannegara ideologi
dapat diartikan sebagai gagasan, cita-cita. Makna ideologi Pancasila merupakan Pancasila
sebagai keseluruhan pandangan, keyakinan, cita-cita dan nilai Bangsa Indonesia yang secara
normative perlu diwujudkan dalamkehidupan bermasyarakat serta berbangsa dan
bernegara.Secara umum makna ideologi Pancasila adalah sebagai berikut :

3
1. Nilai-nlai yang tercantum dalam Pancasila menjadicita-cita bersifat normative dalam
penyelenggaraannegara
2. Nilai-nilai yang tercantum dalam Pancasilamerupakan nilai yang telah disepakati
bersamasehingga dapat menjadi salah satu pemersatumasyarakat dan Bangsa Indonesia
sesuatu yang diharapkan oleh suatu bangsa danmasyarakatnya dalam menjalankan kehidupan
berbangsadan bernegara.

b. Fungsi Ideologi suatu Negara


Dalam suatu negara, ideologi memiliki beberapa fungsisebagai berikut :
1.Sebagai unsur kognitif,yaitu keseluruhan pengetahuan yang dapat menjadi landasan
untukmemahami serta menafsirkan dunia dan kejadian didalamnya
2.Sebagai orientasi dan wawasan, yang dapatmenunjukkan tujuan hidup bagi manusia
3.Sebagai norma atau nilai, dimana menjadi pedomandan juga pandangan hidup bagi
seseorang dalam bertindak atau melangkah
4.Sebagai bekal dan pembuka jalan bagi seseoranguntuk menemukan identitas diri
5.Sebagai kekuatan, semangat dan mendorongseseorang untuk mencapai tujuan yang
diharapkandan untuk menjalankan berbagai kegiatan
6. Sebagai pendidikan untuk seseorang atau masyarakatuntuk memahami, menghayati
serta mempolakantingkah laku masyarakat sesuai orientasi dan noermaatau nilai yang
terkandung di dalam suatu ideologitersebut.Dengan demikian dapat diambil
kesimpulan pula bahwamempu membentuk identitas atau cirri khas kelompok
atausuatu bangsa yang bertujuan untuk mempersatukanmasyarakat bangsa.
c. Jenis-jenis Ideologi
1. Ideologi tertutup
Yaitu ideologi yang dianggapkan sebagai kebenaran yang tidak boleh dipersoalkan
lagi, melainkan harus diterima sebagai sesuatu yang sudah jadi dan harus dipatuhi. Tidak
boleh dipermasalahkan berdasarkan nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral yang lain. Isinya
dogmatis dan apriori
2. Ideologi terbuka
Ideologi terbuka yaitu ideologi yang hanya berisi nilai/prinsip dasar, sedangkan
implementasinya dalam kehidupan masyarakat selalu dapat dipertanyakan dan disesuaikan
dengan nilai yang berkembang di masyarakat. Ideologi terbuka bersifat inklusif.
B. Pancasila Sebagai Fungsi Etis
Secara etis dan filosofis, Pancasila merupakan dasar yang mengatur tingkah laku dan
kehidupan pribadi serta cara-cara yang hendak ditempuh untuk menemukan kebenaran hidup.
Pancasila dijadikan sebagai norma dan kaidah paling agung dan tinggi dan menjadi cita-cita

4
yang mengiring perilaku masyarakat ke arah yang diinginkan dalam dasar negara. Jadi,
semua hukum dan kaidah di masyarakat selalu berdasarkan sila dalam Pancasila.

C. Pancasila Sebagai Fungsi Hierarkis

Hierarkis berarti tingat, sedangkan yang dimaksud bentuk Piramid dari kesatuan Pancasila
ialah bahwa sila yang pertama dan seterusnya tiap-tiap sila bagi sila berikutnya adalah
menjadi dasar dan tiap-tiap sila berikutnya itu merupakan penjelmaan atau pengkhususan dari
sila yang mendahuluinya. Selanjutnya, Notonagoro menjelaskan bahwa hal ini hanya suatu
gambaran dari suatu bentuk secara sistematis, sehingga sebenarnya dapat saja orang membuat
gambaran secara lain dari kesatuan pancasila dalam hal bentuknya. Secara singkat uraian
Notonagoro diatas dapat dinyatakan bahwa bentuk susunan hierarkis-piramida pancasila ialah
: kesatuan bertingkat yang tiap sila di muka sila lainnya merupakan basis atau pokok
pangkalnya,dan tiap sila merupakan penghususan dari sila di mukanya. Sila pertama
menjelaskan bahwa, pada sila petama itu meliputi dan menjamin isi sila 2,3,4,dan 5, begitu
pula sila-sila berikutnya saling berkaitan erat dan menjiwai satu sama lain.
Bentuk susunan hierarkis-piramida pancasila, dapat di gambarkan dalam bentuk
diagram yang disebut dengan, diagram hierarkis-piramida pancasila. Dengan adanya bentuk
diagram ini, terlebih dahulu dapat diuraikan sebagai pengantar bahwa Tuhan pencipta segala
mahluk, Yang Maha Kuasa, Yang Maha Esa, asal segala sesuatu dan sekaligus sebagai dasar
semua hal yang ada dan yang mungkin ada. Oleh karena itu, Tuhan sebagai dasar dari
penciptaan-Nya yang di dalam diagram digambarkan sebagai dasar terbentuknya diagram itu,
dan salah satu ciptaan tuhan ialah manusia. Diagram hierarkis-piramida pancasila
menunjukkan sekelompok himpunan manusia yang mempunyai sifat-sifat tertentu. Adapun
himpunan yang merupakan dasar adalah adanya sekolompok manusia yang dapat
kehidupannya selalu mengakui dan meyakini adanya Tuhan baik dengan pernyataan maupun
perbuatan. Selanjutnya sebagai pengkhususan diikuti suatu himpunan manusia yang saling
menghargai dan mencintai sesama manusia, memberikan dan memperlakukan suatu hal
sebagaimana mestinya. Dalam kehidupan manusia secara kodrati terbentuk adanya suatu
kelompok-kelompok atau perserikatan-perserikatan persatuan sebagai penjelmaan mahkluk
sosial dan salah satu persarikatan adalah persatuan Indonesia. Di dalam persatuan itu
membutuhkan pimpinan serta kekuasaan untuk mengatur kehidupan sehari-hari sebagai
warga persatuan, dan karena persatuan dibentuk dari warga rakyat, maka pimpinan harus
ditangan rakyat secara kekeluargaan yang disebut dengan istilah kerakyatan, sering juga
disebut juga dengan kedaulatan rakyat, dalam arti rakyatlah berkuasa.

D. Pancasila sebagai Fungsi Yuridis


Landasan yuridis perkuliahan Pendidikan Panca-sila di pendidikan tinggi tertuang
dalam Pasal 39Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional telah me-netapkan bahwa isi kurikulum setiap jenis, jalur
dan jenjang pendidikan, wajib memuat Pendidikan Panca-sila, Pendidikan Agama dan
Pendidikan Kewargane-garaan.Demikian juga berdasarkan Surat KeputusanMenteri

5
Pendidikan Nasional Republik IndonesiaNomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan
Ku-rikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil BelajarMahasiswa, Pasal 10 ayat (1)
dijelaskan bahwa kelom-pok Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, wajibdiberikan
dalam kurikulum setiap program studi, yang terdiri atas Pendidikan Pancasila, Pendidikan
Agama,dan Pendidikan Kewarganegaraan. Sebagai realisasi dari SK tersebut Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi,mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 38/DIKTI/Kep-/2002,
tentang Rambu-rambu Pelaksanaan Mata KuliahPengembangan Kepribadian. Pada Pasal 3
dijelaskanbahwa kompetensi kelompok mata kuliah MPK bertuju-an menguasai kemampuan
berpikir, bersikap rasionaldan dinamis, berpandangan luas sebagai manusia in-telektual.
Adapun rambu-rambu mata kuliah MPK Pan-casila tersebut adalah terdiri atas selain segi
historis,filosofis, ketatanegaraan, kehidupan berbangsa dan ber-negara juga dikembangkan
etika politik. Pengembanganrambu-rambu kurikulum tersebut diharapkan agarmahasiswa
mampu mengambil sikap sesuai dengan hatinuraninya, mengenali masalah hidup terutama
kehi-dupan rakyat, mengenali perubahan serta mampu me-maknai peristiwa sejarah, nilai-
nilai budaya demi per-satuan bangsa.
kedudukan teratas atau yang tertinggi. Hal ini, karena jika berdasarkan Ketetapan
MPRS No. XX/MPRS/1966 tentang Memorandum DPR-GR Mengenai Sumber Tertib
Hukum RI dan Tata Urutan Peraturan Perundang RI, Ketetapan MPR No. III/MPR/2000
tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan, Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 2004 dan terakhir direvisi Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan Mempertanyakannya mengapa Pancasila
sebagai sumber dari segala sumber hukum tidak diletakan dalam menunjukkan legitimasi
terhadap Pancasila tidaklah perlu dipermaslahkan lagi. Artinya, keabsahan secara yuridis
sudah tidaklah ada masalah, namun mengapa tidak diletakan di dalam kedudukan yang
tertinggi dan bahkan tidak ada sama sekali atau mungkin dinilai menjadi satu dengan UUD
1945. Tidak diletakannya Pancasila sebagai yang pertama sebagai sumber dari segala sumber
hukum menjadikan tidak ada kekuatan mengikat atau mengharuskannya bahwa setiap produk
hukum yang dibentuk dan berada dibawahnya akan mengikuti nilai-nilai luhur Pancasila.

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dapat diambil kesimpulan bahwa dengan pancasila


sebagai dasar negara yang menjadi dasar,pedoman, maupun
landasan bernegara republik indonesia akan memudahkan dalam
memberikan jaminan atas stabilitas dan kelestarian jalannya
pemerintahan negara RI. Juga memberikan jaminan akan
kestabilan serta tegaknya tatanan hukum sehingga dapat
mengawasi dan mendeteksi terhadap kemungkinan terjadinya
penyimpangan-penyimpangan.
Pancasila sebagai ideologi juga dapat memberikan
motivasi atas keberhasilan serta tercapainya suatu cita-cita atau
tujuan nasional yang juga merupakan cita-cita proklamasi
kemerdekaan Republik Indonesia,yaitu masyarakat yang adil
dan makmur,hidup berdampingan dengan negara-negara di
dunia berdasarkan kemerdekaan,perdamaian abadi serta
keadilan sosial.
B. Saran
Berdasarkan makalah diatas kita dapat menyadari betapa
pentingnya pancasila sebagai dasar negara ini. Oleh karena itu
harus menjungjung tinggi pancasila dan mengamalkan sila-sila
yang termaktub di dalamnya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Riyanto, A. (2019). Menjadikan Pancasila Sebagai Hierarki yang


Tertinggi Dalam Pembentukan Perundang-undangan.Business-
law.binus.ac.id.
Sulisworo, D. (2012). Pancasila .Uad.ac.id.

Anda mungkin juga menyukai