Disusun oleh :
(1905837) Ai Sinta
(1905810) Andini Sri Ayu Lestari
(1905975) Melfa Wahyuni
(1909425) Regina Gunawan
(1908677) Rehan Camila
(1905789) Rindi Anjani Fauziah
(1905808) Ulfa Maripah
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan
karunia-Nya, yang telah memberikan kesempatan dan pengetahuan sehingga penulisan
makalah yang berjudul “ Pancasila Sebagai Ideologi dalam Fungsi Etis, Fungsi Hirarkis, dan
Fungsi Yuridis” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang besifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penulis,
iii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang .................................................................................................1
B.Rumusan Masalah ............................................................................................2
C.Tujuan ...............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Fungsi Pancasila Sebagai Ideologis ............................................................. 3
B. Pancasila Sebagai Fungsi Etis....................................................................... 4
C. Pancasila Sebagai Fungsi Hierarkis...............................................................5
D. Pancasila Sebagai Fungsi Yuridis..................................................................5
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketika Negara-bangsa tersusun, maka sebenarnya telah ada berbarengan dengan eksistensi
negara itu, suatu perjanjian bersama“Kontrak Sosial”, sebagai kebulatan pikiran atau cita-cita
dalammendirikan negara bangsa tersebut , perjanjian ini sebagai penjawantahan dari kemauan
bersama untuk menyusun hidup bersamadalamsatu wadah yang disebut negara .selanjutnya ,
bangunan negara yang didirikan itu tegak di atas sebuah “keyakinan kokoh bersama suatu
komnitas politik” yang kemudian biasa disebut sebagai kepercayaan politik(political belief)
milik seluruh bangsa yang kemudian menjadi sebuah “Ideologi”.Yang dijadikan sebagai
landasan, pedoman, serta cita-cita suatu bangsa. Makakeyakinan politik itu akhirnya menajdi
gagasan abadi untuk diaktualisasikan dalamkehidupan perpolitikan komunitas sebuah negara.
Pancasila telah disepakati dan disetujui oleh rakyat Indonesia melalui perdebatan dan
tukar pikiran baik dalam sidang BPUPKI maupun PPKI oleh para pendiri negara. Kita
sebagai masyarakat indonesia memiliki kewajiban untuk tunduk pada pancasila serta
mempertahankanya.
Kedudukan pancasila sebagai dasar (filsafat) memiliki tiga implikasi, yakniimplikasi
politis, etis, dan yuridis bagi kehidupan bernegara. Implikasi politisadalah menjadikan
pancasila sebagai ideologi nasional. Implikasi etis adalahmenjadikan pancasila sebagai
sumber norma etik bernegara. Implikasi yuridisadalah menjadikan pancasila sebagai sumber
hukum negara, pancasila merupakanunsur pokok dari UUD 1945, yang selanjurnya unsur
tersebut terjabar dalam pasal- pasal UUD 1945 sebagai norma hukum dasar bernegara. UUD
1945 sebagai normahukum dasar negara selanjutnya dijabarkan lagi dalam undang-undang
danseterusnya pada peraturan perundangan di bawahnya secara hierarkis.
Pancasila sebagai dasar negara, berarti pula pancasila sebagai Norma Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Perkataan “Norma Dasar” teridiri dari kata 2“Norma”,
yang berarti hukum atau “kaidah” dan kata “Dasar”, yang berarti “pokok”atau “Fondamen”,
jadi norma dasar berarti hukum pokok atau kaidah pokok.Karena itu yang dimaksud dengan
pancasila sebagai Norma Dasar Negara RepublikIndonesia ialah pancasila yang menjadi
hukum pokok dalam negara bangsaIndonesia. Artinya, semua peraturan perundangan yang
berlaku dalam negara bangsa Indonesia bersumber pada pancasila dan sah berlaku jika tidak
bertentangandengan pancasila. Dengan pengertian tersebut maka pancasila merupakan
“sumberdari segala sumber hukum”. Oleh karena itu, setiap warganegara yang
menjalankandan mematuhi semua peraturan yang ada secara terortis telah
mengamalkan pancasila sebagai Dasar Negara. Sebagai Dasar Negara, pengalaman pancasila
padahakikatnya merupakan penjabaran nilai-nilai pancasila di dalam berbagai kesatuannegara
guna mengatur pelaksanaan berbagai macam pola dan bidang kehidupan,agar benar-benar
sesuai dan dijiwai oleh nilai-nilai pancasila.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
1. Nilai-nlai yang tercantum dalam Pancasila menjadicita-cita bersifat normative dalam
penyelenggaraannegara
2. Nilai-nilai yang tercantum dalam Pancasilamerupakan nilai yang telah disepakati
bersamasehingga dapat menjadi salah satu pemersatumasyarakat dan Bangsa Indonesia
sesuatu yang diharapkan oleh suatu bangsa danmasyarakatnya dalam menjalankan kehidupan
berbangsadan bernegara.
4
yang mengiring perilaku masyarakat ke arah yang diinginkan dalam dasar negara. Jadi,
semua hukum dan kaidah di masyarakat selalu berdasarkan sila dalam Pancasila.
Hierarkis berarti tingat, sedangkan yang dimaksud bentuk Piramid dari kesatuan Pancasila
ialah bahwa sila yang pertama dan seterusnya tiap-tiap sila bagi sila berikutnya adalah
menjadi dasar dan tiap-tiap sila berikutnya itu merupakan penjelmaan atau pengkhususan dari
sila yang mendahuluinya. Selanjutnya, Notonagoro menjelaskan bahwa hal ini hanya suatu
gambaran dari suatu bentuk secara sistematis, sehingga sebenarnya dapat saja orang membuat
gambaran secara lain dari kesatuan pancasila dalam hal bentuknya. Secara singkat uraian
Notonagoro diatas dapat dinyatakan bahwa bentuk susunan hierarkis-piramida pancasila ialah
: kesatuan bertingkat yang tiap sila di muka sila lainnya merupakan basis atau pokok
pangkalnya,dan tiap sila merupakan penghususan dari sila di mukanya. Sila pertama
menjelaskan bahwa, pada sila petama itu meliputi dan menjamin isi sila 2,3,4,dan 5, begitu
pula sila-sila berikutnya saling berkaitan erat dan menjiwai satu sama lain.
Bentuk susunan hierarkis-piramida pancasila, dapat di gambarkan dalam bentuk
diagram yang disebut dengan, diagram hierarkis-piramida pancasila. Dengan adanya bentuk
diagram ini, terlebih dahulu dapat diuraikan sebagai pengantar bahwa Tuhan pencipta segala
mahluk, Yang Maha Kuasa, Yang Maha Esa, asal segala sesuatu dan sekaligus sebagai dasar
semua hal yang ada dan yang mungkin ada. Oleh karena itu, Tuhan sebagai dasar dari
penciptaan-Nya yang di dalam diagram digambarkan sebagai dasar terbentuknya diagram itu,
dan salah satu ciptaan tuhan ialah manusia. Diagram hierarkis-piramida pancasila
menunjukkan sekelompok himpunan manusia yang mempunyai sifat-sifat tertentu. Adapun
himpunan yang merupakan dasar adalah adanya sekolompok manusia yang dapat
kehidupannya selalu mengakui dan meyakini adanya Tuhan baik dengan pernyataan maupun
perbuatan. Selanjutnya sebagai pengkhususan diikuti suatu himpunan manusia yang saling
menghargai dan mencintai sesama manusia, memberikan dan memperlakukan suatu hal
sebagaimana mestinya. Dalam kehidupan manusia secara kodrati terbentuk adanya suatu
kelompok-kelompok atau perserikatan-perserikatan persatuan sebagai penjelmaan mahkluk
sosial dan salah satu persarikatan adalah persatuan Indonesia. Di dalam persatuan itu
membutuhkan pimpinan serta kekuasaan untuk mengatur kehidupan sehari-hari sebagai
warga persatuan, dan karena persatuan dibentuk dari warga rakyat, maka pimpinan harus
ditangan rakyat secara kekeluargaan yang disebut dengan istilah kerakyatan, sering juga
disebut juga dengan kedaulatan rakyat, dalam arti rakyatlah berkuasa.
5
Pendidikan Nasional Republik IndonesiaNomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan
Ku-rikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil BelajarMahasiswa, Pasal 10 ayat (1)
dijelaskan bahwa kelom-pok Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, wajibdiberikan
dalam kurikulum setiap program studi, yang terdiri atas Pendidikan Pancasila, Pendidikan
Agama,dan Pendidikan Kewarganegaraan. Sebagai realisasi dari SK tersebut Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi,mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 38/DIKTI/Kep-/2002,
tentang Rambu-rambu Pelaksanaan Mata KuliahPengembangan Kepribadian. Pada Pasal 3
dijelaskanbahwa kompetensi kelompok mata kuliah MPK bertuju-an menguasai kemampuan
berpikir, bersikap rasionaldan dinamis, berpandangan luas sebagai manusia in-telektual.
Adapun rambu-rambu mata kuliah MPK Pan-casila tersebut adalah terdiri atas selain segi
historis,filosofis, ketatanegaraan, kehidupan berbangsa dan ber-negara juga dikembangkan
etika politik. Pengembanganrambu-rambu kurikulum tersebut diharapkan agarmahasiswa
mampu mengambil sikap sesuai dengan hatinuraninya, mengenali masalah hidup terutama
kehi-dupan rakyat, mengenali perubahan serta mampu me-maknai peristiwa sejarah, nilai-
nilai budaya demi per-satuan bangsa.
kedudukan teratas atau yang tertinggi. Hal ini, karena jika berdasarkan Ketetapan
MPRS No. XX/MPRS/1966 tentang Memorandum DPR-GR Mengenai Sumber Tertib
Hukum RI dan Tata Urutan Peraturan Perundang RI, Ketetapan MPR No. III/MPR/2000
tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan, Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 2004 dan terakhir direvisi Undang-Undang No. 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan Mempertanyakannya mengapa Pancasila
sebagai sumber dari segala sumber hukum tidak diletakan dalam menunjukkan legitimasi
terhadap Pancasila tidaklah perlu dipermaslahkan lagi. Artinya, keabsahan secara yuridis
sudah tidaklah ada masalah, namun mengapa tidak diletakan di dalam kedudukan yang
tertinggi dan bahkan tidak ada sama sekali atau mungkin dinilai menjadi satu dengan UUD
1945. Tidak diletakannya Pancasila sebagai yang pertama sebagai sumber dari segala sumber
hukum menjadikan tidak ada kekuatan mengikat atau mengharuskannya bahwa setiap produk
hukum yang dibentuk dan berada dibawahnya akan mengikuti nilai-nilai luhur Pancasila.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
7
DAFTAR PUSTAKA