Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ida Wati

NIM : 1901036207

Jurusan : Akuntansi

TUGAS III ILMU KEALAMAN DASAR.

Soal.

1. Jelaskan tentang penalaran deduktif dan induktif! Dan juga berikan contohnya masing-masing
dua contoh!
2. Jelaskan dengan contoh mengapa penalaran deduktif mempunyai kelemahan-kelemahan!
3. Bagaimana saudara mengetahui bahwa suatu pengetahuan itu ilmiah atau tidak?
4. Tunjukkan bahwa pada IPA pun terdapat keterbatasan-keterbatasan dalam memberikan suatu
fenomena alam!
5. Uraikan langkah-langkah yang dipergunakan dalam menerapkan metode ilmiah?
6. Mengapa matematika tidak dimasukkan kedalam salah satu kelompok bidang ilmu pngetahuan?
7. Sebutkan kriteria yang dipergunakan sehingga suatu pengetahuan itu dapat masuk kategori ilmu
pengetahuan?
8. IPA bersifat obyektif. Ini berarti bahwa kesimpulan IPA sesuai dengan obyeknya dan berlaku
umum. Coba jelaskan!
9. IPA mempunyai sifat sistematik, artinya tersusun dalam sistem dimana satu bagian dengan
bagian lainnya saling berkaitan dan saling menunjang. Apa maksudnya, jelaskan!
10. IPA dapat membimbing kita kepada sikap ilmiah, yaitu antara lain menghargai pendapat yang
lebih benar pendapatnya, jelaskan!

Jawaban :

1. PENALARAN DEDUKTIF
Penalaran deduktif merupakan penalaran yang beralur dari pernyataan-pernyataan
yang bersifat umum menuju pada penyimpulan yang bersifat khusus.
Contoh :
Semua benda bila dipanaskan dalam keadaan kering akan berubah menjadi api (1)
Kayu ialah benda (2)
Kayu bila di panaskan dalam keadaan kering akan berubah menjadi api (3)
PENALARAN INDUKTIF
Penalaran induktif adalah proses berpikir untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap
yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus. Prosesnya disebut
induksi.
Contoh :
Harimau memiliki taring.
Anjing memiliki taring.
Serigala memiliki taring.
Semua hewan karnivora memiliki taring.

2. Kelemahan penalaran secara deduktif yaitu dapat dilihat pada proses induksi atau penalaran
induktif akan didapatkan suatu pernyataan baru yang bersifat umum (general) yang melebihi
kasus-kasus khususnya dan inilah yang di identifikasi sebagai suatu kelebihan dari induksi jika
dibandingkan dengan deduksi. Hal ini pulalah yang menjadi kelemahan deduksi. Pada penalaran
deduktif, kesimpulannya tidak pernah melebihi premisnya. Inilah yang dinamakan menjadi
kekurangan deduksi.

3. Pada dasarnya pengetahuan dibagi menjadi dua; pengetahuan ilmiah dan nonilmiah.

Pengetahuan nonilmiah adalah pengetahuan yang didapat dari suatu pengalaman dan tidak

dapat diuji. Kebenarannya, kalau pun dapat dibuktikan harus melalui tahapan-tahapan

keilmuan, misalkan: keampuhan suatu benda yang bisa memanggil roh halus. Sedangkan

sesuatu yang dapat diuji kebenarannya maka termasuk dalam pengetahuan ilmiah, misalkan:

manfaat oralit sebagai obat penyembuh diare, manfaat susu untuk memperbaiki kerusakan

tulang.

4. Salah satu keterbatasan IPA dalam menjelaskan fenomena2 alam adalah segitiga bermuda,
dimana kompas menjadi tak tentu bila berada di Segitiga Bermuda. Selain itu, kejadian balon
udara yang hilang di segitiga bermuda dan muncul kembali setelah beberapa tahun kemudian
juga hanya dijelaskan bahwa balon udara tersebut mengalami perjalanan waktu. Padahal IPA
menjelaskan bahwa untuk mengalami perjalanan waktu, sebuah objek harus berada di
kecepatan lebih dari 3× kecepatan cahaya. Jika balon udara tersebut mengalami kecepatan yang
sangat cepat tsb, maka sebelum mengalami perjalanan waktu, balon udara akan habis terbakar
oleh gesekan dengan partikel disekitarnya. Lagipula, dimanakah di bagian bumi ini dapat
mengalami kecepatan 3× kecepatan cahaya?

5. a. Perumusan Masalah
ermasalahan ini kemudian harus dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya. Dengan penggunaan
kalimat tanya diharapkan akan memudahkan orang yang melakukan metode ilmiah untuk
mengumpulkan data yang dibutuhkannya, menganalisis data tersebut, kemudian
menyimpulkannya
b. Penyusunan kerangka berpikir dalam pengajuan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah yang masih memerlukan
pembuktian berdasarkan data yang telah dianalisis. Dalam metode ilmiah dan proses berpikir
ilmiah, perumusan hipotesis sangat penting. Rumusan hipotesis yang jelas dapat memabntu
mengarahkan pada proses selanjutnya dalam metode ilmiah

c. Perumusan Hipotesis
Pengumpulan data dilakukan di lapangan. Seorang peneliti yang sedang menerapkan metode
ilmiah perlu mengumpulkan data berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskannya.
Pengumpulan data memiliki peran penting dalam metode ilmiah, sebab berkaitan dengan
pengujian hipotesis. Diterima atau ditolaknya sebuah hipotesis akan bergantung pada data yang
dikumpulkan.

d. Pengujuian Hipotesis
berpikir ilmiah pada hakekatnya merupakan sebuah proses pengujian hipotesis. Dalam kegiatan
atau langkah menguji hipotesis, peneliti tidak membenarkan atau menyalahkan hipotesis,
namun menerima atau menolak hipotesis tersebut. Karena itu, sebelum pengujian hipotesis
dilakukan, peneliti harus terlebih dahulu menetapkan taraf signifikansinya. Semakin tinggi taraf
signifikansi yang tetapkan maka akan semakin tinggi pula derjat kepercayaan terhadap hasil
suatu penelitian.

e. Rumusan simpulan atau penarikan simpulan


harus bersesuaian dengan masalah yang telah diajukan sebelumnya. Kesimpulan atau simpulan
ditulis dalam bentuk kalimat deklaratif secara singkat tetapi jelas. Harus dihindarkan untuk
menulis data-data yang tidak relevan dengan masalah yang diajukan, walaupun dianggap cukup
penting.

6. Matematika tidak dianggap sebagai ilmu alam, akan tetapi digunakan sebagai penyedia
alat/perangkat dan kerangka kerja yang digunakan dalam ilmu-ilmu alam. Istilah ilmu alam juga
digunakan untuk mengenali "ilmu" sebagai disiplin yang mengikuti metode ilmiah, berbeda
dengan filsafat alam.

7. a. Logis
b. Objektif
c. Metode
d. Sistematis
e. Berlaku untuk umum
f. Komulatif,berkembang dan tentatif.
8. Bersifat objektif, artinya pengetahuan itu sesuai dengan kenyataan dari objeknya dan dapat
dibuktikan dengan pengamatan dan pengamalan empirik. Adapun objek studi IPA adalah benda-
benda dan gejala-gejala kebendaan, baik benda hidup, benda mati maupun tidak hidup.

9. Bersifat sistematik, artinya IPA mempunyai sistem yang teratur. Sistem ini dipergunakan untuk
menyusun, mengorganisasikan pengetahuan, konsep-konsep dan teori IPA.

10. Maksudnya ilmu pengetahuan alam bersifat rasional yang menyebabkan ilmu tersebut dapat
membimbing atau memberi manfaat kepada kita contohnya menerima pendapat yang lebih
benar dan koheren

Anda mungkin juga menyukai