Anda di halaman 1dari 22

Nama : Annisa Wulandari

NIM : D0220018
Mata Kuliah : Metode Penelitian Komunikasi Kuantitatif
Prodi : Ilmu Komunikasi B

RESUME PERKULIAHAN MINGGU PERTAMA (Kamis, 25 Agustus 2022)


METODE PENELITIAN KOMUNIKASI KUANTITATIF
RESUME PERKULIAHAN MINGGU KEDUA (Kamis, 1 September 2022)
ANGGAPAN UMUM & ILMU PENGETAHUAN, KAIDAH ILMU, TUJUAN ILMU,
TEORI ILMIAH & CIRI-CIRINYA, FUNGSI TEORI

Perbedaan Anggapan Umum dan Ilmu


1. Informasi, dalam anggapan umum biasanya tidak dijelaskan informasi itu mengapa bisa
terjadi.
Contoh: petani tidak menjelaskan mengapa muncul rasi bintang tertentu menimbulkan
iklim yang baik untuk bercocok tanam, sekalipun ada penjelasan biasanya tidak diuji
relevansi dengan fakta
Bedanya, ilmu pasti menemukan dan merumuskan penjelasan mengapa itu bisa terjadi
berdasarkan kajian ilmiah. Ilmu berusaha menemukan dan merumuskan kondisi-kondisi
yang menentukan terjadinya berbagai peristiwa.
2. Informasi dalam anggapan umum mengandung konsep-konsep yang pengertiannya luas
dan kabur.
Contoh: air membeku bila didinginkan secukupnya. (ini tidak jelas dan kabur karena air
kan ada banyak jelasnya kalau secukupnya ini seberapa, kan tiap air punya molekul yang
berbeda sehingga titik bekunya juga beda)

Kecermatan ilmu diungkapkan dalam bentuk kuantifikasi, yakni pemberian nilai bilangan
pada gejala yang diteliti.

Misalnya seseorang mengatakan Doni lebih cerdas dibanding Beni, maka harus ada
kuantifikasi yang bisa membuktikannya. Bisa dengan hasil tes IQ di antara
keduanya dibandingkan dengan menunjukkan nilai-nilai yang tepat dan ada
perbandingan yang akurat. Skor Doni = 120, sedangkan skor Beni = 108. Ada gap
sebesar 12 poin yang menunjukkan skor Doni lebih besar sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa Doni lebih cerdas dibanding Beni.
3. Anggapan umum diterima tanpa diuji kebenarannya.
Contoh: anggapan yang menyatakan bahwa bencana alam disebabkan oleh timbulnya
berbagai tempat maksiat belum pernah diuji kebenarannya dengan suatu penelitian.
Kesimpulan: maksiat —> bencana alam
Tanpa adanya komparasi dan testabilitas dengan tempat-tempat lainnya.
Ilmu tidak serta merta dari apa yang dilihat, harus ada komparasi. Dalam ilmu,
kebenaran diuji secara sistematis dan empiris. Testabilitas, atau hal yang dapat diuji
adalah ciri pokok ilmu dibandingkan dengan metode-metode penelitian lain.
Empiris: kebenaran tepat yang diuji sehingga kemana-manapun akan selalu tetap.

Misalnya dengan membandingkan daerah yang lain, apakah di daerah lain yang
banyak tempat maksiat juga sering terjadi bencana, atau di tempat-tempat suci
juga lebih sering ditimpa bencana. Harus ada perbandingan sehingga bisa
menarik kesimpulan dan mengetahui penyebabnya.

4. Anggapan umum tidak pernah mempersoalkan kontrol sementara dalam ilmu kontrol
sangat diperlukan. Oleh karena itu, analisis terhadap beberapa kemungkinan yang ada
perlu dilakukan.
Contoh: seorang ilmuwan akan melakukan penelitian untuk melihat penyebab
mahasiswa mengantuk saat jam kuliah di sore hari.
Menentukan kemungkinan —> Menganalisis kemungkinan
a. mungkin karena lelah, dapat diuji dengan melarang mahasiswa berolahraga sebelum
pelajaran dan membandingkan ketika berolahraga sebelum pelajaran dimulai.
b. mungkin kebanyakan makan siang, dapat diuji dengan menyuruh sampel untuk tidak
makan, hanya makan sedikit, dan makan banyak sebelum memulai pelajaran.
c. mungkin temperatur ruangan yang terlalu hangat, dapat diuji dengan mengatur suhu
ruangan dari rendah (16 derajat), sedang (22 derajat), dan tinggi (27 derajat).
d. mungkin mungkin tempat duduk yang terlalu empuk, dapat diuji dengan memberikan
kursi yang keras dan kursi empuk.

Kemungkinan-kemungkinan ini harus selalu diuji (testabilitas).


Pada pengujian ini, ilmuwan akan mengontrol berbagai kemungkinan (variabel) dan
mengesampingkan yang telah teruji tidak sesuai dengan realita.
5. Ilmu, dalam menjelaskan gejala yang diamatinya, selalu menghindari penjelasan yang
metafisis.
Metafisis (berkaitan dengan hal-hal abstrak, non fisik, atau tidak kelihatan) sehingga hal-hal
seperti zodiak dan weton jangan jadikan materi penelitian.
Segala sesuatu yang sifatnya masih anggapan umum jangan dijadikan materi penelitian

Kaidah-Kaidah Ilmu
1. Orde
Orde adalah tatanan. Di dalam ilmu semua hal sudah teratur, tidak acak-acakan.
Ilmu percaya bahwa alam beserta isinya ini teratur, tidak serampangan. Peristiwa-peristiwa
yang terjadi di dunia ini mengikuti aturan yang teratur, dalam suatu pola tertentu, dalam
suatu orde (tatanan).
Satu bagian mempengaruhi bagian lain.
Contoh: Ilmu kedokteran menjelaskan bahwa tubuh manusia seperti sebuah sistem yang
teratur, suatu bagian akan mempengaruhi bagian yang lain, bila salah satu bagian tidak
berfungsi dengan baik akan mempengaruhi bagian yang lain atau siklus hidup manusia.
Misalnya sakit gigi, bisa membuat asam lambung naik, badan sakit-sakit, migrain.

2. Determinisme, ilmu percaya bahwa setiap peristiwa memiliki sebab, determinan, atau
anteseden (pendahulu) yang dapat diteliti. segala sesuatu yang terjadi pasti sudah ada
sebabnya dahulu.
Contoh: psikolog percaya bahwa tingkah laku manusia ditentukan oleh pengalaman
terdahulu.

3. Parsimoni (kesederhanaan)
Ilmu lebih suka penjelasan yang sederhana ketimbang penjelasan yang kompleks atau
rumit meskipun sama-sama menjelaskan fakta. Ilmu juga lebih suka menjelaskan hal-hal
yang banyak fenomena dibanding fenomena tertentu karena ilmu lebih suka keluasan fakta
atau fenomena.
Psikolog lebih tertarik dengan penjelasan efek pemisahan ibu pada semua anak, daripada
efek pemisahan ibu pada anak yang beratnya 6 kg, berkulit kuning, lahir di Jakarta.
Ini karena lebih luas, lebih sederhana, dan dapat menggali fakta dari lebih banyak sumber.

4. Empirisme adalah kesimpulan-kesimpulan yang didapatkan harus didasarkan pada


pengalaman yang dapat diamati secara panca indra dan dapat diobservasi pada peristiwa
yang empiris (dapat diamati). Tidak boleh didasarkan pada spekulasi. Kita tidak boleh
melihat dan langsung memberikan generalisasi langsung, harus ada observasi langsung
sehingga orang lain juga bisa melakukan observasi terhadap masalah yang sama sehingga
sifatnya tidak subjektif. Objektif (semua orang memungkinkan untuk meneliti juga) tidak
berdasarkan bias pribadi.
Observasi ilmiah ini memungkinkan adanya informasi yang berulang agar menjamin
adanya observasi yang dapat dipercaya. Jadi sifatnya adalah objektif (tidak berdasarkan
bias pribadi).

Tujuan Ilmu
Tujuan pokok ilmu adalah memahami gejala-gejala alam. Ilmu kualitatif lebih tua dibanding
kuantitatif karena basicnya adalah mempelajari ilmu alam.
Tahapan-tahapannya:
1. Deskripsi gejala secara cermat
Contoh: dalam memahami apa yang disebut kecerdasarn, ilmuwan lebih dahulu
menentukan apakah ada gejala kecerdasan. Kalau ada, unsur apa yang merupakan
komponen kecerdasannya.
Misalnya ketika sakit dan menemui dokter, dokter tidak akan langsung menyimpulkan atau
mendiagnosis. Pasti akan ditanyai gejala yang dirasakan, diukur berat badan tinggi tensi,
kemudian akan diperiksa sendiri oleh dokter sebelum akhirnya menarik kesimpulan
(mendiagnosis) dan meresepkan obat.

2. Penjelasan, makin spesifik maka makin cermat kita melakukan prediksi. Makin spesifik
makin detail makin suka nih ilmu.
Misalnya pada penelitian penyebab mahasiswa mengantuk yakni akibat kelelahan fisik
maka harus dijelaskan secara mendetail.

3. Mengorganisasikan secara sistematis semua bukti empiris yang ada dalam suatu satuan
pengetahuan.
A. fakta ilmiah : suatu penjelasan yang telah diuji berkali-kali dan terbukti benar
warna ungu adalah gabungan dari warna merah dan biru (penjelasan) —→ kemudian
diuji berkali-kali —> terbukti kebenarannya ini baru menjadi fakta ilmiah.
Penjelasan diuji berkali-kali oleh orang yang sama atau berbeda dan terbukti benar dari
pengujian berkali-kali.

Kalo misalnya dari 10 kali pengujian ada yang salah satu, gimana?

B. Pengetahuan ilmiah: beberapa fakta ilmiah dikumpulkan, diorganisasikan menggunakan


metode tertentu baru menjadi suatu pengetahuan ilmiah. Harus disusun secara sistematis,
diorganisasikan dulu baru suatu fakta ilmiah bisa menjadi pengetahuan ilmiah.

Teori Ilmiah
Himpunan konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan
sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi (hubungan) di antara variabel, untuk
menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut.

Ciri Teori Ilmiah


1. Terdiri dari proposisi (hubungan yang terbukti di antara variabel), jembatan antar variable.
Jika….maka…..
“jika lapar, maka makan”
“jika hujan, maka jalanan basah”
“jika individu mengalami frustasi, maka akan melakukan tindakan yang menimbulkan
gangguan”

2. Konsep-konsep dalam proposisi telah dibatasi pengertiannya secara jelas. (Seperti


membuat definisi operasionalisasi variabel).
Dibatasi (diberikan pengertian secara jelas), misalnya variabelnya makan, maka dijelaskan
makan secara menurut orang yang kredibel
misalnya variabel ‘frustasi’ maka selanjutnya diberikan pengertian berdasarkan ahli.
Setiap variabel yang ditemukan di dalam judul harus selalu dibatasi (didefinisikan).

3. Teori harus mungkin diuji, diterima, atau ditolak kebenarannya


Segala sesuatu yang sifatnya ilmiah, kita tidak boleh baper kalau diuji atau ditolak.
Contoh: teori Newton tentang cahaya (cahaya berjalan lebih cepat pada medium yang
padat) ditolak pada 1850 oleh Foucault.

4. Teori harus melakukan prediksi (selalu ada peramalan terhadap masa depan)
Contoh: teori agresi dapat meramalkan bahwa “bila guru menghambat tingkah laku anak,
frekuensi agresi anak akan bertambah”

5. Teori harus dapat melahirkan proposisi tambahan yang semuala tidak terduga. misalnya
jika-maka, akan ada kemungkinan tambahan jika maka lainnya.
a. jika…maka…. (tapi kita harus open terhadap kemungkinan pengujian, diterima atau
ditolak)
b. jika dan maka akan dimungkinkan jika dan maka berikutnya
Misalkan teori Penis Envynya Sigmund Freud “Jika perempuan iri dengan penis laki-laki,
maka ia akan bersifat manja”
Kemudian ada pengujian dan penambahan dari peneliti lainnya:
Teori mimpi wanita oleh Sharon Nathon “Jika status wanita dalam suatu budaya
semakin tinggi, maka makin kurang kesan iri penisnya”

Ini bisa disimpulkan jadi “Jika status wanita dalam suatu budaya semakin tinggi, maka
ia tidak akan bersifat manja” ?? yes or no? Jadi ada kemungkinan suatu teori dibantah,
diperkuat, atau diperlemah gitu ya.

Fungsi Teori
1. Teori merupakan alat untuk mencapai suatu pengetahuan yang sistematis, teori penting
sekali dalam memperjelas pengetahuan sebagai dasar pemikiran.
2. Teori membimbing penelitian. Dari teori dapat dijabarkan hipotesisi baru. Bila ada teori
yang berlawanan, penelitian dapat menguji mana di antara teori itu yang benar.
RESUME PERKULIAHAN MINGGU KETIGA (Kamis, 8 September 2022)
PROSES PENELITIAN KOMUNIKASI KUANTITATIF, RUMUSAN MASALAH,
KONSEP, KONSTRUK, DAN VARIABEL
RESUME PERKULIAHAN MINGGU KEEMPAT (Kamis, 15 September 2022)
METODE EKSPERIMEN

METODE EKSPERIMEN
Mencari pengaruh antara, sampelnya diberi treatment (perlakuan khusus tertentu, misalnya
anak kelas dikasih tontonin Tom & Jerry selama satu jam), terus nanti di penelitian judulnya
“Pengaruh menonton tayangan Kartun Tom & Jerry terhadap…”.
sampel tidak diberi kuesioner, tetapi perlakuan khusus.

Menurut Sugiyono (2009: 107), metode eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan
untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendalikan.
Jadi, metode eksperimen digunakan untuk mengungkap ada atau tidaknya pengaruh dari
variabel-variabel yang telah dipilih untuk dijadikan penelitian.
Dalam melakukan eksperimen kita sebagai peneliti memiliki wewenang untuk mengendalikan
sampelnya.

Jenis Metode Eksperimen


1. Design 1 (Posttest-Only Control Design)
Jadi hanya posttestnya saja yang digarisbawahi
a. Kita bikin 2 kelompok yang dipilih secara acak:
- kelompok A disebut kelompok eksperimen. adalah kelompok yang dikasih
perlakuan (Variabel X), misalnya disuruh nonton.
- kelompok B disebut kelompok kontrol. adalah kelompok yang tidak dikasih
treatment
Jadi sebelumnya sudah harus ada judul yang terdiri dari beberapa variabel dan sampel
yang sudah ditetapkan.
b. Kemudian dibuat kelompok uji coba yang dijadikan sebagai standard score.

Contohnya penelitian
Pengaruh Media Pembelajaran Talking Stick Berbantuan CD terhadap Hasil Belajar Siswa
MTS 1 Bandung
Vx (V. Independen) = media pembelajaran talking stick berbantuan CD
Vy (V. Dependen) = hasil belajar siswa
Sampel = siswa MTS 1 Bandung

a. langkah 1 : kelompok uji coba langsung diberi soal evaluasi misalnya langsung Ujian
Tengah Semester. kelompok diem-diem aja.
b. langkah 2 : kelompok A diberi talking test
c. langkah 3 : kelompok B diberi pelajaran dengan cara biasa
d. langkah 4 : setelah proses belajar mengajar selesai, kedua kelompok diberi soal akhir
yang sama dengan soal evaluasi yang diberikan kepada kelompok uji coba
e. langkah 5 : bandingkan skor/hasil pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
- Apabila hasil nilai pada kelompok eksperimen lebih tinggi dibanding
kelompok kontrol, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh dari treatment
(talking stick) terhadap hasil belajar siswa MTS 1 Bandung atau treatment
(talking stick CD) yang diberikan mempunyai pengaruh atau efektif terhadap
perubahan yang terjadi pada variabel Y (dependen/terikat)

2. Pretest-posttest Control Group Design


Contoh judul:
Efektivitas Pembelajaran dengan Menggunakan Model Pembelajaran ABC Terhadap
Kemampuan Siswa pada SMK Penerbangan Bogor
Vx = pembelajaran dengan model pembelajaran ABC
Vy = kemampuan siswa
sampel = siswa SMK Penerbangan Bogor
1. Langkah 1
Peneliti menjadikan SMK Penerbangan Bogor sebagai Kelompok Eksperimen
2. Langkah 2
Peneliti mencari sekolah dengan karakteristik yang sama (sama-sama SMK
penerbangan) kemudian diambil secara random. Misalnya SMK Penerbangan
Sukabumi sebagai Kelompok Kontrol
3. Langkah 3
Peneliti memberikan pretest kepada kedua kelompok dengan soal yang sama.
4. Langkah 4
Kelompok eksperimen diberi treatment berupa model pembelajaran ABC
5. Langkah 5
Kelompok kontrol tidak diberi perlakuan khusus, hanya diberi metode pembelajaran
standard (tidak dikasih model pembelajaran ABC).
6. Langkah 6
Setelah mengikuti pembelajaran, kedua kelompok kemudian diberi post-test dengan
soal yang sama dan kedua hasil dibandingkan.
7. Langkah 7
Selanjutnya dilakukan juga perbandingan antara hasil tes awal yang belum dikasih
metode dan hasil tes akhir setelah diberi metode, pada masing-masing kelompok.
Ada pengaruh antara metode ABC dengan kemampuan siswa

3. Solomon Four Group Design


Contoh judul:
Tingkat Keefektifan Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS) terhadap Hasil
belajar siswa Kelas 5 SD Pada Pelajaran IPA
Vx = Keefektifan Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS)
Vy = Hasil Belajar Siswa
Sampel dipilih dengan karakteristik yang sama, yakni:
1. cari anak-anak kelas 5 SD (jenjang yang sama) dari 4 SD berbeda
2. pemilihan SD berdasarkan kesamaan karakter lingkungan masyarakat (pekerjaan
orang tua), lingkungan berdirinya sekolah (daerah/kota).
sehingga dipilihlah 4 SD secara acak, yakni: SDN 1 Karawang, SDN 3 Karawang,
SDN 5 Karawang, dan SDN 6 Karawang.
Jadi, sampelnya adalah siswa kelas 5 SD pada empat SD yang berbeda

Keempat SD ini dijadikan empat kelompok:


1. Kelompok eksperimen 1 (E.1) = SD 1
2. Kelompok eksperimen 2 (E.2) = SD 3
3. Kelompok kontrol 1 (K.1) = SD 5
4. Kelompok kontrol 2 (K.2) = SD 6
3. Kelompok eksperimen mendapat perlakuan khusus, diberi PBAS. Kelompok kontrol
tidak mendapat perlakuan khusus, jadi menggunakan sistem belajar
konvensional/biasa.
E1, diberi pretest dulu kemudian diberi PBAS selama 1 semester dan dikasih posttest
E2, khusus E2 langsung dikasih PBAS 1 semester terus dikasih posttest
K1, tidak dikasih PBAS terus dikasih pretest aja
K2, dikasih post-test dan tidak diberikan PBAS

Score yang bisa dibandingkan:


pre-test= E1 : K1
post-test = E1 : E2 : K2
sama-sama tidak diberikan pretest tapi langsung posttest = E2 : K2
sama-sama diberikan post test, tapi K2 tidak diberi PBAS = E1: K2
sama-sama diberikan PBAS = E1 : E2

Kenapa diperlukan 4 grup? Apa informasi tambahan atau kelebihan dari menggunakan
Solomon four-group dibanding 2 desain lainnya?
Kelebihannya adalah:
1. Control threats to internal validity (seperti bias dan pengacau/confounding)
2. Control threats to external validity (pretest sensitization)
Pretest sensitization menunjukkan interaksi antara pretest dan perlakuan khusus yang
diberikan, terjadi ketika pretest mampu meningkatkan atau menurunkan respons
peserta terhadap intervensi studi.
Misalnya:
Pemberian pretest tentang konsekuensi merokok justru membuat kelompok yang diuji
menjadi lebih sadar dan peduli tentang konsekuensinya.
Bisa saja hal ini terjadi bagi peserta yang diuji dengan pretest.
Oleh karena itu, ada kemungkinan pemberian pretest juga mempengaruhi hasil
akhir dari eksperimen.
Pada metode ini, peneliti akan membagi keempat grup dan membandingkan untuk
menemukan juga bagaimana pengaruh pretest terhadap hasil posttest.
RESUME PERKULIAHAN MINGGU KELIMA (Kamis, 23 September 2022)
PENULISAN SITASI, PENURUNAN HIPOTESIS, DAN SEGITIGA LATAR BELAKANG

Penulisan Sitasi
Buku:
Dalam perpolitikan dan pemerintahan, Theodore Roosevelt yang saat itu menjabat antara
1901-1909 mengikuti jejak McKinley menggunakan pers dalam pemerintahannya. Namun,
dengan cara yang lebih modern, ia menempatkan beberapa tokoh dengan latar belakang pers
pada posisi penting seperti George Cortelyou di administrasi dan William Loeb Jr sebagai
sekretaris dan juru bicara Roosevelt (Myers, 2021: 35). Peran Loeb adalah mengatur
hubungan presiden dan pers, Ia membuat briefing untuk hal-hal yang akan dikatakan
Roosevelt di hadapan publik, memberikan ide cerita kepada pers guna membangun citra
politik yang positif. (Wulandari & Sitompul, 2022)

Jurnal:
Dalam hal ini, media massa dapat menjadi reflektor dari ketidakadilan gender dalam
masyarakat karena menampilkan kehidupan manusia baik secara faktual maupun fiksional.
Penampilan wacana ketidakadilan ini seolah diterima sebagai kewajaran, karena pekerja
media menghadirkan informasi tanpa disertai upaya yang menempatkan suatu wacana dalam
suatu perspektif struktural. Komodifikasi perempuan dapat berlangsung di ruang publik,
dari sini diangkat sebagai informasi media. Memperlakukan tubuh perempuan sebagai
komoditas ini terjadi secara langsung dalam bisnis seks dan hiburan, atau secara tidak
langsung dengan menjadikan perempuan sebagai teks dalam proses pasar media. Dalih
dalam komodifikasi media biasanya karena perempuan yang bersangkutan sendiri menyukai
atau mendapat kemanfaatan atas posisinya di pasar media. (Afneta, 2015)

Web:
Dalam pemberitaannya (Rukhyana, 2022) sejak masih pacaran, Reza Arap selalu
menunjukkan rasa cintanya kepada WendyWalters yang menjadi perhatian warganet. Begitu
juga dengan Wendy Walters, ia selalu menyampaikan rasa bangganya memiliki pasangan
seperti Reza Arap. Ungkapan perasaan mendalam pun pernah Wendy Walters utarakan ketika
menjadi bintang tamu dalam Tonight Show NET TV.
Daftar Pustaka:
Afneta, A. P. (2015, Oktober). Komodifikasi Kebertubuhan Perempuan dalam Wacana Erotika
dan Pornografi pada Tayangan Televisi. Jurnal Komunikasi Indonesia, IV(2), 127-128.
doi:http://doi/org/10.7454/jki.v4i2.8892
Rukhyana, M. R. (2022, September 21). https://www.pikiran-rakyat.com. (E. C. S, Editor)
Retrieved September 22, 2022, from Pikiran Rakyat:
https://www.pikiran-rakyat.com/entertainment/pr-015549284/heboh-isu-reza-arap-seli
ngkuh-momen-lawas-wendy-walters-jujur-soal-perasaan-kembali-disorot?page=2
Wulandari, A., & Sitompul, R. (2022). Indonesia Maju (Vol. 502). Surakarta, Indonesia: UNS
Press.

Catatan tambahan:
1. Volume menunjukkan jumlah halaman
2. Tahun terbit yang dimasukkan adalah tahun pada buku tersebut dicetak
3. Buku menunjukkan keseluruhan buku yang ditulis satu atau lebih author, sedangkan
book chapter untuk chapter dalam buku yang merupakan gabungan dari beberapa
chapter yang ditulis oleh penulis berbeda.
4. Bisa menuliskan daftar pustaka dari apa yang sudah direkomendasikan, tapi lebih
lengkap lebih baik (add all bibliography fields)

Penurunan Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas rumusan masalah yang didapat dengan bantuan
teori.

Judul pada penelitian kuantitatif biasanya diawali dengan kata:


1. Hubungan
2. Pengaruh
3. Tingkat
4. Efektivitas
Selain dari ini maka menunjukkan jenis penelitian kualitatif.

Contoh penelitian:
Hubungan Keputusan Manajerial dan Pola Komunikasi Kelompok dengan Iklim Organisasi
PT Pertamina Indonesia

X1 = Keputusan Managerial
X2 = Pola Komunikasi Kelompok
Y = Iklim Organisasi

Rumusan Masalah
1. Adakah hubungan antara keputusan manajerial dengan iklim organisasi?
2. Adakah hubungan antara pola komunikasi kelompok dengan iklim organisasi?
3. Adakah hubungan antara keputusan manajerial dan/secara bersama-sama (lebih disarankan
digunakan dalam skripsi) pola komunikasi kelompok dengan iklim organisasi?

Hipotesis:
H1,1 = Terdapat hubungan antara keputusan manajerial dengan iklim organisasi
H1,2 = Terdapat hubungan antara pola komunikasi kelompok dengan iklim organisasi
H1,3 = Terdapat hubungan antara keputusan manajerial bersama-sama pola komunikasi
kelompok dengan iklim organisasi

H0,1 = Tidak terdapat hubungan antara keputusan manajerial dengan iklim organisasi
H0,2 = Tidak terdapat hubungan antara pola komunikasi kelompok dengan iklim organisasi
H0,3 = Tidak terdapat hubungan antara keputusan manajerial bersama-sama pola
komunikasi kelompok dengan iklim organisasi

Hipotesis ngikutin rumusan masalah


H1 = ada/terdapat hubungan
H0 = tidak ada hubungan
Segitiga Latar Belakang

Penjelasan khusus, kemudian melebar - menjelaskan hal-hal yang bersifat umum


(logika induktif) (logika deduktif)
- kemudian semakin mengerucut menjadi hal
khusus
- contoh-contoh kasus, data-data, gambar akan
semakin baik bila dimasukkan.

Anda mungkin juga menyukai