Anda di halaman 1dari 8

Daftar Isi

1. BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang . b. Purumusan Masalah . c. Tujuan Penulisan 2. BAB II POKOK BAHASAN 1.1 Mempelajari metode ilmiah sebagai ciri IPA a. Metode Ilmiah ciri penting ilmu pengetahuan alam .. b. Konsep operasional metode ilmiah pembentukan dan pengujian hipotesis .. c. Keterbatasan dan keunggulan ilmu pengetahuan alam ... 2.1 Studi kasus penerapan konsep metode ilmiah  Penerapan konsep metode ilmiah 3 BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 4 DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang Mempelajari tentang metode ilmiah sebagai ciri IPA dan studi kasus penerapan konsep metode ilmiah. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna di muka bumi ini. Ia selain memiliki ciri-ciri fisik yang khas, juga dilengkapi dengan kemampuan intelegensi dan daya nalar yang tinggi sehingga menjadikan ia mampu berfikir, berbuat, dan bertindak kea rah perkembangannya sebagai manusia yang utuh. Kemampuan itulah yang tak dimiliki makhluk Tuhan lainnya seperti binatang dan tumbuhan. Dalam kaitannya dengan perkembangan individu, manusia dapat tumbuh dan berkembang melalui suatu proses, yaitu proses alami menuju kedewasaan, baik yang sifatnya kedewasaan fisik jasmani maupun kedewasaan fisik rohani. Agar manusia dapat hidup secara wajar, maka ia dituntut untuk memanfaatkan daya pikirnya dan berbuat sesuatu untuk kehidupannya yang lebih baik. Harus diyakini bahwa manusia akan lebih bermakna dan memiliki arti manakala ia hidup bersama orang lain dalam suatu tatanan kemasyarakatan. Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, terkadang ditemukan kendala dan

permasalahan yang harus dihadapi oleh manusia itu sendiri. Untuk memecahkan masalah tersebut, kemampuan dan keterampilan manusia patut dibina ataupun dikembangkan, baik pengalaman atau kemampuan yang bersifat pengetahuan, keterampilan, ataupun sikap. Oleh sebab itu, untuk menuju kearah perkembangan manusia yang dimilikinya. b. Perumusan Masalah Rumusan secara konkrit masalah yang ada, dalam bentuk pertanyaan diantara nya : 1. Mengapa metode ilmiah merupakan ciri penting IPA ? 2. Apa keterbatasan dan keunggulan IPA ? c. Tujuan Peulisan Memahami dan meaplikasikan metode ilmiah sebagai ciri Ilmu Pengetahuan

BAB II POKOK BAHASAN


1.1 Mempelajari metode ilmiah sebagai ciri IPA

a.Metode Ilmiah ciri penting ilmu pengetahuan alam Ilmu Pengetahuan Alam tidak dapat berkembang sepesat seperti sekarang ini, sama halnya blogger muda yang dengan mudahnya , apabila tidak didasarkan pada penelitian ilmiah. Dugaan-dugaan pada umumnya bersifat spekulasi, apabila dugaan tersebut didasarkan pada teori yang sudah mapan maka segera dapat dibuktikan lewat penelitian ilmiah. Kegiatan melakukan penelitian, merupakan aktivitas yang didasarkan pada langkah berpikir yang sistematis. Ilmu pengetahuan terdiri atas seperangkat teori dalam bidang tertentu. Dengan teori, itu kita dapat membaca kenyataan-kenyatan empiris yang terjadi di sekitar kita. Fakta empiris yang sama dapat diceritakan oleh beberapa orang dengan cara yang berbeda-beda sesuai dengan kacamata teori yang mereka gunakan. Tanpa teori, kita menjadi but a tentang peristiwa-peristiwa empiris yang terjadi di sekitar kita.

Teori pertama-tama terdiri atas seperangkat proporsi, yaitu pernyataan-pernyataan tentang hubungan antara dua konsep atau lebih. Apabila seseorang diberi stimulus, maka ia akan memberikan reaksi dengan cara tertentu. Stimulus dan reaksi adalah dua konsep yang dihubungkan menjadi satu proporsi. Teori yang tersusun secara sistematis mempunyai beberapa fungsi tertentu. Fungsi pertama adalah fungsi eksplanatif, fungsi menjelaskan. Fungsi kedua adalah fungsi prediktif atau fungsi peramalan atau prakiraan. Prediksi dengan sifatnya yang probabilitis itu dapat diterapkan dalam tiga jenis situasi. Yang pertama untuk waktu yang akan datang. Pengetahuan kita tentang waktu yang akan lampau dan waktu sekarang dapat diterapkan untuk waktu yang akan datang. Fungsi ketiga dari teori adalah fungsi kontrol. Teori tidak hanya menjelaskan dan memperkirakan, tetapi juga mampu mengendalikan peristiwa-peristiwa supaya tidak mengarahkan pada hal-hal yang negatif.

Kita memperoleh pengetahuan dengan dua cara, yaitu: 1. Melalui Orang lain memberitahukan kepada kita, baik secara langsung maupun melalui media, dan apa yang diberitahukan itu kita terima sebagai sesuatu yang kita anggap benar 2. Pengalaman diri sendiri secara langsung Orang mengatakan bahwa pengalaman adalah guru yang baik. Pengetahuan dari pengalaman diperoleh dengan mempelajari pengalaman kita sendiri. Metode penelitian tidak hanya berhubungan dengan pengetahuan, tetapi juga dengan ilmu pengetahuan. Karena itu metodologi pengetahuan termasuk dalam apa yang disebut epistemologi. Espitemologi adalah ilmu mengetahui, sedangkan metodologi (bagian dari epistemology) dapat dikatakan sebagai ilmu menemukan. Sehubungan dengan itu, metodologi penelitian perlu melihat apa yang ingin ditemukan di dalam kerangka teoritis tertentu, agar apa yang akan ditemukan itu mendapatkan maknanya.

b. Konsep operasional metode ilmiah pembentukan dan pengujian hipotesis Pada waktu kita mengajukan pertanyaan penelitian, maka sebenarnya pada waktu itu juga jawabannya sudah ada dalam pikiran kita. Jawaban tersbut memang masih diragukan, namun dapat dipakai sebagai jawaban semantara yang mengarahkan kita untuk mencari jawaban yang sebenarnya. Pernyatan yang dirumuskan sebagai jawaban (sementara) terhadap pertanyaan ini disebut hipotesis penelitian. Oleh karena itu, tahap selanjutnya setelah konseptulisasi masalah adalah tujuan dan hipotesis. Tujuan dan hipoteis inilah yang mengendalikan semua kegiatan penelitian. Kesadaran akan adanya masalah merupakan langkah awal yang perlu dipupuk agar kita dapat mengembangkan penelitian ilmiah. Masalah ini harus dapat dirumuskan secara jelas dan operasional sehingga dapat dilakukan pengumpulan bukti berupa data. Agar masalah dapat dikaji secara mendalam dan jelas, maka perlu dilakukan identifikasi dan pembatasan masamasalah. Lewat kegiatan identifikasi dan pembatasan masalah ini permasalahan yang akan diteliti dapat diungkap dengan pernyataan yang merupakan rumusan masalah. Keberhasilan suatu penelitian ilmiah ditentukan oleh persoalan yang dirumuskan secara baik. Menyatakan masalah artinya memulai dengan

mengoperasionalisasikan pertanyaan dengan apa, bagaimana dan mengapa. Merumuskan hipotesis, merupakan langkah penting dalam membuat jawaban atau dugaan sementara.

Dari sekian banyak hipotesis yang dapat diajukan tugas yang paling penting adalah memilih satu hipotesis yang terbaik yang dapat dilakukan eksperimen. Masalah-maslah yang dihadapi oleh peneliti memerlukan suatu penjelsan yang disusun dalam kerangka teoritis tertentu. Maslah pengguran, misalnya, memerlukan penjelasan dengan menggunakan konsep-konsep yang berhubungan dengan pengangguran tersebut, seperti investasi, tabungan masyarakat, pertumbuhan penduduk, urbanisasi, dan sebagainya. Konsep-konsep itu saling berhubungan terbentuk beberapa proporsi. Hubungan-hubungan yang terbentuk disusun dalam suatu kerangka dasar, sehingga kita memperoleh penjelasan secara teoritis terhadap masalah pengangguran sebagai masalah penelitian. Konsep-konsep yang disusun dalam kerangka dasar penelitian itu adalah konsep-konsep yang tercakup dalam hipotesis-hipotesis yang telah dirumsukan sebelumnya. Karena itu, kerangka dasar tersebut disebut juga kerangka hipotesis. Dengan dirumuskannya secara kejelasan tentang data apa yang akan dikumpulkan untuk membuktikan hipotesis penelitian.

c. Keterbatasan dan keunggulan Ilmu Pengetahuan Alam Dengan bertambah majunya alam pikiran dan makin berkembangnya cara-cara penyelidikan, manusia dapat menjawab banyak pertanyaan tanpa mengarang mitos. Berkat pengamatan yang sistematis, kritis dan makin bertambahnya pengalaman yang diperoleh, lambat laun manusia berusaha mencari jawab secara rasional. Dalam menyusun pengetahuan, kaum rasionalis menggunakan penalaran deduktif dan penalaran induktif. Penalaran deduktif ialah cara berpikir yang bertolak belakang dari pernyataan yang bersifat umum untuk menarik simpulan yang bersifat khusus. Sedangkan penalaran induktif (empiris) ialah cara berpikir dengan menarik simpulan umum dari pengamatan atas gejala-gejala yang bersifat khusus. Karena himpunan pengetahuan yang diperoleh dari penalaran deduktif dan induktif tidak dapat diandalkan sebagai ilmu pengetahuan maka muncullah ilmu yang secara teoretis didapat dari pengamatan dan eksperimentasi terhadap gejala-gejala alam. Konsep itu disebut Ilmu Pengetahuan Alam. Metode ilmiah mempunyai keterbatasan maupun keunggulan. Keterbatasan metode ilmiah adalah ketidaksanggupannya menjangkau untuk menguji adanya

Tuhan, membuat kesimpulan yang berkenan dengan baik dan buruk atau sistem nilai dan juga tidak dapat menjangkau tentang seni dan keindahan. Sedangkan keunggulannya, antara lain: 1. mencintai kebenaran yang objektif dan bersikap adil; 2. kebenaran ilmu tidak absolut sehingga dapat dicari terus-menerus; 3. mengurangi kepercayaan pada tahayul, astrologi maupun peruntungan, dan lain-lain 1.2 Studi kasus penerapan konsep Metode Ilmiah  Penerapan konsep metode ilmiah Konsep merupakan bahan baku ilmu pengetahuan. Dari konsep dibentuk proporsi, dan proporsi itu membentuk teori. Konsep adalah isitilah atau simbol yang menunjuk pada suatu pengertian tertentu. Konsep adalah sesuatu yang abstrak tetapi menunjuk pada sesuatu yang konkret. Abstraksi suatu konsep itu bertingkat-tingkat, ada yang abstraksinya sangat tinggi dan ada yang rendah. Misalnya, Minat adalah suatu konsep yang sukar dicarikan hal-hal yang konkret sebagai penunjuknya, tetapi kursi adalah konsep yang sangat mudah dihubungkan dengan hal-hal yang konkret. konsep seperti ini disebut construct atau konsep nominal. Konsep nominal adalah konsep yang bersifat umum, yang pengertiannya tidak terikat pada waktu dan tempat. Arti dari konsep seperti itu dapat ditemukan dalam buku teks, kamus, atau enseklopedia Metode penelitian ilmiah sering dibedakan dengan metode akal sehat (common sense) terutama dalam proses penelitiannya. Proses peneltian ilmiah bersifat empiris, terkendali, analisis dan sistematis. Ciri-ciri ini secara terpadu tidak terdapat pada metode akal sehat. Metode ilmiah dan metode akal sehat dapat dibedakan dalam lima hal, yaitu: 1. Pertama-tama pada pengunaan pola konseptual dan struktur teoritis dalam mejelaskan gejala. 2. Dalam pendekatan ilmiah, teori dan hipotesis diuji secara sistematis dan empiris. 3. Pada pendekatan ilmiah, pengamatan terhadap fenomena dilakukan secara terkendali (terkontrol). 4. Pada pendekatan dengan akal sehat, dua fenomena yang muncul sering langsung dihubungkan dalam satu hubungan sebab akibat tanpa melalui penelitian yang dilakukan secara sistematis. 5. Pendekatan ilmiah selalu bersifat empiris.

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan Metode penelitian tidak hanya berhubungan dengan pengetahuan, tetapi juga dengan ilmu pengetahuan. Karena itu metodologi pengetahuan termasuk dalam apa yang disebut epistemologi. Kesadaran akan adanya masalah merupakan langkah awal yang perlu dipupuk agar kita dapat mengembangkan penelitian ilmiah. Masalah ini harus dapat dirumuskan secara jelas dan operasional sehingga dapat dilakukan pengumpulan bukti berupa data. Saran Merupakan implikasi hasil penelitian terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan penggunaan praktis. Dapat berupa masukan-masukan untuk pemecahan masalah atau dapat pula merupakan saran bagi penulis selanjutnya. Sebagai hasil pemikiran penulis atas keterbatasan penelitian yang dilakukan

DAFTAR PUSTAKA
1.Suriasumantri, Jujun S. 1985. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Penerbit Sinar Harapan, hlm.35. 2. Hatta, M. 1960. Pengantar de dalam Emu Pengetahuan. Jakarta: PT Pembangunan, hlm.5. 3. Nan Lin. 1976. Founsdation of Behavioral Reseach. New York: McGraw-Hill Book Company, hlm,17. 4. Kerlinger, Fred N. 1973. Foundation of Behavioral Reseach. New York: Holt Rinehart and Winston, hlm.9. 5. Hadi, Sutrisno. 1978. Metodologi Reseach, Jilid I. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada, hlm.14.

Anda mungkin juga menyukai