Anda di halaman 1dari 23

METODOLOGI & STAT.

PENELITIAN
PENDIDIKAN
BEDAH BUKU

DI SUSUN OLEH:
RESKI AMALIA

105401119817

5F (PGSD)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2018-2019
METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN

HAKIKAT METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN

A. HAKIKAT ILMU DAN PENELITIAN


Pengetahuan pada hakikatnya meliputi semua yang diketahui oleh
seseorang tentang obyek tertentu. Seseorang mengetahui apa yang dimaksud
dengan dosa, mengetahui apa yang baik dan yang buruk, mengetahui cara
memainkan gitar, mengetahui mengapa tanaman menjadi subur jika diberi
pupuk, dan sebagainya, seorang nelayan yang tinggal di pinggir pantai
mengetahui bahwa pasang naik setiap bulan purnama, dan pasang surut setiap
bulan mati. Ia memperoleh pengetahuan ini dari pengalamannya.
Pengetahuan seperti ini oleh M. Hatta disebut pengetahuan pengalaman.
Tetapi, ia tidak mengetahui mengapa pasang naik pada bulan purnama dan
surut pada bulan mati. Dengan kata lain, ia tidak mempunyai pengetahuan
tentang ilmu pengetahuan, yaitu pengetahuan yang menerangkan pengetahuan
pengalaman itu. Pengetahuan itu mencakup baik knowledge maupun science,
seni, dan teknologi.
Pada dasarnya ada dua cara yang dipergunakan oleh manusia untuk
mendapatkan pengetahuan yang benar. Yang pertama adalah dengan
mendasarkan diri pada rasio, dan yang kedua mendasarkan diri pada
pengalaman. Kaum rasionalis mengembangkan faham rasionalisme,
sedangkan yang kedua mengembangkan faham empirisme. Sesuatu yang
benar menurut idealisme didapatkan oleh manusia dengan cara
memikirkannya. Ide bagi kaum rasionalis itu bersifat apriori yang mendahului
pengalaman.
Bagi kaum empiris, pengetahuan manusia tidak didapatkan melalui
penalaran rasional yang abstrak, tetapi melalui pengalaman konkret. Dengan
mengamati gejala-gejala alam dan gejala-gejala sosial, manusia dapat
menemukan pengetahuan yang mengikuti pola-pola tertentu. Dengan
menggunakan metode induktif, dapat disusun pengetahuan yang berlaku
secara umum.
Selain dari rasio pengalaman, pengetahuan yang benar dapat pula
diperoleh melalui intuisi atau wahyu. Namun, intuisi ini bersifat personal dan
tidak bisa diramalkan, sehingga tidak dapat dipergunakan sebagai dasar untuk
menyusun pengetahuan secara teratur. Masalah pengetahuan tidak hanya
mendapatkan pengetahuan, tetapi mendapatkan pengetahuan yang benar.
Kriteria kebenaran itu sendiri tidak mutlak, berbeda menurut waktu, tempat,
dan orang. Ketika Galileo Galilei menyatakan pada abad ke-12 bahwa bumi
ini bulat dan berputar mengelilingi matahari, para penguasa menganggapnya
sebagai ajaran sesat yang harus cepat-cepat dihilangkan agar tidak
menyesatkan masyarakat. Tetapi, beberapa abad kemudia, orang yang
mengatakan bahwa bumi ini tidak bulat dan tidak mengelilingi matahari
dianggap sebagai orang yang paling bodoh. Contoh ini menunjukkan bahwa
kebenaran itu bersifat tentatif.

B. TEORI, PROPOSISI, DAN KONSEP


1. Teori
Ilmu pengetahuan terdiri atas seperangkat teori dalam bidang tertentu.
Dengan teori, itu kita dapat “membaca” kenyataan-kenyataan empiris
yang terjadi di sekitar kita. Fakta empiris yang sama dapat diceritakan
oleh beberapa orang dengan cara yang berbeda sesuai dengan “kacamata”
teori yang mereka pergunakan. Tanpa teori, kita menjadi “buta” tentang
peristiwa-peristiwa empiris yang terjadi disekitar kita. Sebaliknya, tanpa
diperhadapkan dengan peristiwa-peristiwa empiris, suatu teori akan
menjadi lumpuh. Karena teori sangat penting dalam kaitannya dengan
penelitian empiris, maka perlu kita mempunyai pemahaman yang sama
tentang teori. Teori menurut Nan Lin adalah:
A set of interrelated propositions, some of which can be empirically test.
Teori pertama-tama terdiri atas seperangkat proposisi, yaitu
peryataan-pernyataan tentang hubungan di antara dua konsep atau lebih.
Apabila seseorang diberi stimulus, maka ia akan memberikan reaksi
dengan cara tertentu. Stimulus dan reaksi adalah dua konsep yang
dihubungkan menjadi satu proposisi. Misalnya, konsep hukuman yang
dihubungkan dengan konsep perilaku akan menjadi: “jika anak diberi
hukuman, maka perilakunya berubah ke arah yang positif.” Pernyataan
ini disebut proposisi.
Suatu teori terdiri atas seperangkat proposisi yang saling
berkaitan,. Keterkaitan tersebut tersusun dalam suatu sistem yang
memungkinkan kita mempunyai pengetahuan yang sistematis tentang
suatu peristiwa.
Teori yang tersusun secara sistematis mempunyai beberapa fungsi
tertentu yaitu:
1. Fungsi eksplanatif
Suatu teori harus mampu menjelaskan hubungan antara peristiwa yang
satu dengan peristiwa lain yang terdapat dalam pengalaman empiris.
2. Fungsi prediktif
Fungsi peramalan atau perkiraan ini menjelaskan hubungan antara
pendidikan dengan pendapatan masyarakat, maka ia dapat pula
memperkirakan tingkat pendapatan suatu masyarakat dengan
perkembangan pendidikan tertentu.
3. Fungsi kotrol
Teori tidak hanya menjelaskan dan memperkirakan, tetapi juga
mampu mengendalikan peristiwa supaya tidak mengarah pada hal-hal
yang negatif.
2. Proposisi
Proposisi adalah pernyataan tentang hubungan antara dua konsep atau
lebih. Jika harga suatu barang naik, maka permintaan berkurang. Harga
dan permintaan adalah dua konsep yang dihubungkan jika ... maka ...
pernyataan ini adalah proposisi, atau dalam ilmu ekonomi disebut hukum
ekonomi. Hubungan di antara kedua konsep itu bermacam-macam, ada
hubungan kausal (sebab akibat), ada hubungan korelasional (positif dan
negatif), ada hubungan fungsional.
Proposisi merupakan bahan untuk membentukk teori, dan dan
membutuhkan konsep sebagai bahan bakunya. Suatu proposisi
mempunyai makna teoritis jika ia dibentuk dari konsep konsep kunci
suatu disiplin ilmu pengetahuan. Setiap disiplin ilmu memiliki konsep
kunci. Di dalam ilmu pendidikan, misalnya, kita mengenal konsep-
konsep: belajar, minat, stimulus, motivasi, dan sebagainya. Dalam ilmu
ekonomi kita mengenal konsep-konsep: kebutuhan, produksi, konsumsi,
distribusi, investasi, dan sebagainya.
3. Konsep
Konsep merupakan bahan baku ilmu pengetahuan. Dari konsep dibentuk
proposisi, dan proposisi itu membentuk teori.
Konsep adalah istilah atau simbol yang menunjuk pada suatu pengertian
tertentu. Rambu-rambu lalu lintas adalah simbol, dan simbol itu
menunjuk pada suatu pengertian tertentu yang perlu dipahami dan
dipatuhi sebagai suatu peraturan. “sekolah” adalah istilah, dan istilah ini
mengingatkan kita pada suatu yang konkret seperti gedung, guru, murid,
pelajaran, dan sebagainya. “Wawewo” juga sebuah istilah, tetapi istilah
ini tidak mengandung makna, tidak menunjuk pada suatu pengertian,
karen itu ia bukan konsep.

C. BERBAGAI CARA MEMPEROLEH PENGETAHUAN


Penelitian atau riset pada hakikatnya bertujuan untuk memperoleh
pengetahuan tentang sesuatu yang dianggap benar melalui proses bertanya
dan menjawab. Penelitian bertitik tolak dari pertanyaan yang muncul karena
adanya keraguan, dan keraguan ini yang menjadi dasar permulaan ilmu
pengetahuan. Jadi, hakikat metodologi penelitian tidak terletak pada apa yang
kita ketahui (pengetahuan), tetapi pada bagaimana kita mengetahui, walaupun
pengetahuan dan cara mengetahui adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
kita mengetahui pengetahuan dengan dua cara:
1. Melalui orang lain, orang lain memberitahukan kepada kita, baik secara
langsung maupun melalui media, dan apa yang diberitahukan itu kita
terima sebagai sesuatu yang kita anggap benar.
2. Pengetahuan diri sendiri secara langsung. Orang mengatakan bahwa
pengalaman adalah guru yang baik. Pengetahuan dari pengalaman
diperoleh dengan mempelajari pengalaman kita sendiri. Pengalaman kita
setiap hari, jika direnungkan kembali, akan memberikan banyak
pengetahuan.

Ada beberapa cara yang dipergunakan oleh manusia untuk


memperoleh pengetahuan, antara lain:

1. Metode keteguhan
2. Metode otoritas
3. Metode a priori atau intuisi
4. Metode tradisi
5. Metode trial and error
6. Metode metafisik
7. Metode ilmiah

D. METODE ILMIAH DAN METODE AKAL SEHAT


Metode penelitian ilmiah sering dibedakan dengan metode akal
sehat terutama dalam proses penelitiannya. Proses penelitian bersifat empiris,
terkendali, analitis, dan sistematis. Ciri-ciri ini secara terpadu tidak terdapat
pada metode akal sehat. Kerlinger membedakan metode ilmiah dengan
metode akal sehat dalam limma hal, yaitu:
1. Perndekatan dengan metode akal sehat menggunakan teori dan konsep
secara longgar, sedangkan pendekatan ilmiah menggunakan teori dan
konsep secara ketat dan terkendali.
2. Dalam pendekatan ilmiah, teori dan hipotesis diuji secara sistematis dan
empiris. Pada pendekatan akal sehat, teori dan hipotesis diuji juga, tetapi
secara selektif, dan tidak obyektif.
3. Pada pendekatan ilmiah pengamatan terhadap fenomena dilakukan secara
terkendali (terkontrol). Cara seperti ini tidak terdapat pada pendekatan akal
sehat
4. Pada pendekatan dengan akal sehat, dua fenomena yang muncul sering
langsung dihubungkan dalam satu hubungan sebab akibat tanpa melalui
penelitian yang dilakukan secara sistematis.
5. Pendekatan ilmiah selalu bersifat empiris, dalam artian harus ada
penjelasan tentang hubungan diantara fenomena-fenomena yang dilakukan
berdasarkan kenyataan-kenyataan yang realistis dan mengesampingkan
semua hal yang bersifat metafisik.

E. PENGERTIAN PENELITIAN ILMIAH


Penelitian ilmiah sebagai proses bertanya-menjawab
memperhatikan peristiwa-peristiwa empiris dalam kerangka berpikir teoritis
tertentu. Peristiwa-peristiwa empiris sebagai pusat perhatian dapat dibedakan
atas gejala-gejala alam dan gejala-gejala sosial. Gejala-gejala alam adalah
peristiwa-peristiwa yang berlangsung di alam bukan karena perbuatan
manusia secara langsung. Fenomena sosial adalah peristiwa yang terjadi
diantara dan oleh manusia, baik secara individu maupun secara kelompok.
Tujuan penelitian pertama menurut Nan Lin adalah untuk
menemukan hukum atau keteraturan yang bekerja di dalam gejala-gejala itu,
dan yang kedua adalah untuk memecahkan masalah yang terdapat dalam
relasi-relasi sosial. Dengan kata lain penelitian mempunyai dua macam
signifikan (pentingnya, manfaatnya).
PENGERTIAN, FUNGSI, DAN KEGUNAAN METODOLOGI

PENELITIAN

A. PENGERTIAN, FUNGSI, DAN KEGUNAAN METODOLOGI


PENELITIAN
Istilah metodologi berasal dari bahasa Yunani, yakni methodos dan
logos. Kata methodos sendiri berasal dari kata meta dan hetodos.
Meta berarti : menuju, melalui, mengikuti, dan sesudah.
Hodos berarti : jalan, perjalanan, cara-cara.
Sehingga kata methodos berarti penelitian, metode ilmiah,
hipotesis ilmiah, dan uraian ilmiah (imam, 2006). Dengan demikian metode
ialah cara-cara bertindak menurut sistem aturan tertentu. Ia merupakan
langkah-langkah sistematis yang digunakan dalam ilmu-ilmu tertentu.
Adapun metodologi, ia merupakan logos atas methodos. Berarti menunjukan
proses, prinsip, dan prosedur yang dilakukan untuk mendekati masalah, dan
mencari jawaban atasmasalah tersebut. Metodologi mengkaji cara-cara
mendapatkan pengetahuan ilmiah. Dengan pengertian lain, metodologi ialah :
“Ilmu-ilmu yang membahas tentang metode-metode”.
Sedangkan penelitian adalah terjemahan dari bahasa inggeris
“Research”, ada yang mengatakan research menjadi riset. Kata research
berasal dari kata Re yang berarti kembali, dengan “to search” yang berarti
mencari. Dengan demikian arti dari research ialah mencari kembali.
Menurut Withney (1960), ia mengutip dafinisi penelitian dari beberapa ahli,
salah satunya dari john (1949) yang mengatakan penelitian adalah suatu
pencarian faktamenurut metode objektif yang jelas untuk menemukan
hubungan antarafakta dan menghasilkan dalil atau hukum.
Menurut Arief Furchan dalam bukunya Pengantar Penelitian dalam
Pendidikan, jika penelitian ilmiah diterapkan untukmenyelidiki masalah-
masalah pendidikan, maka hasilnya ialah penelitian pendidikan.
Penelitian pendidikan ialah cara yang dilakukan orang untik
mendapatkan informasi yang berguna dan dapat dipertanggung jawabkan
serta mengenai proses kependidikan. Traves merumuskan penelitian
pendidikan sebagai : “Suatu kegiatan yang diarahkan kepada pengembangan
pengetahuan ilmiah tentang kejadian-kejadian yang menarik perhatian para
pendidik”.
Tujuan penelitian pendidikan ialah menemukan prinsip-prinsip
umum, atau penafsiran tingkah laku yang dapat dipakai untuk menerangkan,
meramalkan dan mengendalikan kejadian-kejadian dalam lingkungan
pendidikan. Dengan kata laintujuannya ialah untuk memperoleh teori ilmiah.

B. HAKEKAT METODOLOGI PENELITIAN


Metode penelitian pendidikan mengkaji konsep-konsep, prinsip,
pendekatan, metode dan teknik penelitian pendidikan. Dibahas pula tentang
penerapan teori-teori penelitian dalam praktek di lapangan, khususnya dalam
bidang studi pendidikan umum.
Metode penelitian pendidikan perlu dikuasai oleh calon tenaga
kependidikan dan mereka yang berprofesi kependidikan dalam upaya
pencanderaan dan pengembangan kebijakan dan program-program
pendidikan yang menjadi tugasnya.

C. FUNGSI PENELITIAN
Menurut Nuraida (2008), fungsi penelitian itu ada enam, salah
satunya ialah untuk menemukan dan menduduki wilayah-wilayah
pengetahuan yang baru atau dengan kata lain bisa dikatakan invention,
innovation, discoveries, dan teknologi baru
Metode Penelitian Pendidikan
Penelitian pendidikan pada umumnya mengandung dua ciri pokok,
yaitu logika dan pengamatan empiris (Babbie, 1986:16). Kedua unsur penciri
pokok penelitian ini harus dipakai dengan konsisten, artinya dua unsur itu
harus memiliki hubungan fungsional-logis. Dalam hal ini logika merujuk
kepada (a) pemahaman terhadap teori yang digunakan dan (b) asumsi dasar
yang digunakan oleh peneliti ketika akan memulai kegiatan penelitian. Di
samping itu pengamatan empiris bertolak dari (a) hasil kerja indera manusia
dalam melaksanakan observasi dan kekuatan pemahaman manusia terhadap
data-data lapangan. Kegiatan antara penggunaan logika dan pengamatan
empirik harus berjalan konsisten: artinya kedua unsur (logika dan
pengamatan empiris) harus memiliki keterpaduan dan memungkinkan terjadi
dialog intensif. Dengan demikian pengamatan empiris harus dilakukan sesuai
dengan pertimbangan logis yang ada. Sebagai contoh: dalam bidang
pendidikan menurunnya prestasi siswa dapat diterangkan dengan asumsi
bahwa (a) telah terjadi berkurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran
tertentu di sekolah sebagai akibat dari terbatasnya prasarana laboratorium dan
buku penunjang belajar (b) telah terjadi penurunan rerata nilai ujian untuk
matakuliah tertentu, disebabkan guru belum memahami pelaksanaan
kurikulum yang berbasis kepada KTSP (kurikulum tingkat satuan
pendidikan).
Penelitian pendidikan sebenarnya suatu proses untuk mengetahui
ada tidaknya hubungan antar konsep yang dijadikan bahan kajian dalam
penelitian. Hubungan antar konsep itu ditunjukkan dalam sebuah hubungan.
Setiap konsep yang kembangkan sebagai variabel penelitian harus dapat
menunjukkan beberapa indikator empirik yang ada di lapangan. Sebagai
contoh konsep kemampuan mengajar guru, maka indikator empirik yang
dapat diketahui adalah (a) kemampuan penggunaan metode belajar guru di
dalam kelas (b) penguasaan materi belajar pada mata pelajaran tertentu di
kelas, dan (c) kemampuan guru mengadakan asosiasi beberapa mata pelajaran
tertentu di kelas.
Hakekat pendidikan untuk mencerdaskan dan mencetak nilai-nilai
luhur mengalami reduksi besar-besaran yang cenderung bertumpu pada
kepentingan pragmatis liberal semata. Dunia dalam percepatan bukan diisi
oleh generasi yang mampu menghadapi perubahan, melainkan lebih pada
generasi yang mengabdi pada kekuasaan.
Arah pendidikan makin jelas menuju pada kepentingan jangka
pendek, seolah anak ditempa menjadi manusia yang harus paham berbagai
masalah dengan mengabaikan kebebasan individunya. Anak diharuskan
menjadi pribadi dengan predikat superlatif (serba cakap-pandai), sedangkan
yang tak memenuhinya silakan minggir. Menurut Benny, ini akibat proses
belajar yang terjadi bukan secara humanistik melainkan doktriner (h.103)
sehingga pantaslah pendidikan kita hanya menghasilkan generasi robot,
generasi yang dituntut selalu seragam hingga menafikan perilaku luhur.
kutipan:
Pendidikan memang perlu, tapi esensinya sudah tak penting lagi
sehingga yang dikejar adalah titel selangit.
Singkatnya, salah seorang pelopor pendidikan kita, R.A Kartini,
menyebut perengkuhan pendidikan berarti habis gelap terbitlah terang. Dalam
sejarah pendidikan di Indonesia, KI Hajar Dewantoro sebagai Bapak
Pendidikan Nasional sebagai bukti konkrit lain, bahwa melalui pendidikanlah
manusia Indonesia bisa jadi maju dan beradab sehingga bisa bergaul, sejajar,
dan dikenal di antara bangsa-bangsa di dunia.
Dalam prakteknya, pendidikan memang beragam. Beberapa
metode pendidikan yang diterapkan oleh Rasulullah Muhammad SAW di
antaranya melalui tiga tingkatan, yakni lisan, tangan, dan hati. Tiga aspek
pendidikan ini kemudian dijabarkan oleh para ahli terori pendidikan dari
Barat, misalnya Bloom, dengan pemenuhan aspek-aspek pengetahuan
(cognitive), keterampilan (psychomotor), dan sikap (affective). Jelasnya,
gabungan tiga aspek inilah yang dikehendaki oleh Islam.
Di bangku sekolah, teori pendidikan dan tujuan pendidikan di atas
kelihatannya rumit sekali. Mahasiswa bisa dibuat puyeng oleh segudang teori
pendidikan. Padahal jika dikaji lebih dalam, kenyataannya tidaklah demikian.
Hakekat pendidikan sebenarnya sederhana dan mudah diterapkan. Pula
hasilnya bisa direngkuh.
Metodologi dalam arti umum, adalah studi yang logis dan
sistematis tentang prinsip-prinsip yang mengarahkan penelitian ilmiah.
Dengan demikian, metodologi dimaksudkan sebagai prinsip-prinsip dasar dan
bukan sebagai methods atau cara-cara untuk melakukan penelitian.
Dalam bahasa sehari-hari, pengertian methodology dan methods ini sering
dikacaukan. Seringkali dijumpai istilah metodologi atau metode penelitian,
padahal yang dimaksudkan sebenarnya adalah methods atau cara penelitian-
sebagai salah satu tahap dalam metodologi penelitian yang kemudian
dituangkan dalam usulan penelitian. Dengan demikian, istilah ”metodologi”
di sini adalah dalam arti yang terbatas/sempit.
Sebagai suatu pola, cara penelitian tidak bersifat kaku-
bagaimanapun, suatu cara hanyalah alat (tool) untuk mencapai tujuan. Cara
penelitian digunakan secara bervariasi, tergantung antara lain pada obyek
(formal) ilmu pengetahuan, tujuan penelitian, dan tipe data yang akan
diperoleh. Penentuan cara penelitian sepenuhnya tergantung pada logika dan
konsistensi peneliti.
Pembuatan usulan penelitian merupakan suatu langkah konkret
pada tahap awal penelitian. Seorang guru yang baru meneliti atau ingin
meneliti, dalam hal ini ingin memperoleh informasi dari instrumen yang
digunakan. Guru harus memiliki sejumlah keterampilan khusus. Demikian
pula, penelitian itu sedapat mungkin ditujukan untuk memecahkan suatu
masalah pendidikan yang dihadapi oleh masyarakat, negara, dan ilmu.
Sebagai suatu proses, penelitian membutuhkan tahapan-tahapan
tertentu yang oleh Bailey disebut sebagai suatu siklus yang lazimnya diawali
dengan:
1. pemilihan masalah dan pernyataan hipotesisnya (jika ada);
2. pembuatan desaian penelitian;
3. pengumpulan data;
4. pembuatan kode dan analisis data; dan diakhiri dengan intepretasi
hasilnya.
Dalam kenyataannya, seorang peneliti dapat mengakhiri
penelitiannya setelah interpretasi hasil. Akan tetapi, proses penelitian sendiri
tidak berhenti pada tahap itu. Ada kemungkinan bahwa penelitian yang
dilakukan tidak membawa hasil sebagaimana yang diharapkan. Dalam hal ini
peneliti perlu melakukan revisi atas asumsi/ hipotesisnya dengan melewati
tahap pertama. Atau, mungkin juga asumsi/hipotasisnya benar tetapi terdapat
kesalahan pada hal-hal lain, misalnya kesalahan dalam penentuan sampel,
kesalahan dalam penentuan sampel, kesalahan dalam pengukuran konsep-
konsep, atau ketidaktepatan analisis data. Maka dalan hal ini peneliti harus
mengulang seluruh proses penelitiannya (Bailey, 1982:10). Pendapat ini
memperkuat posisi, bahwa pelaksanaan penelitian bersifat dinamis: yaitu
penelitian yang bersifat terbuka, dilakukan dengan berbagai pendekatan yang
tidak kaku (rigit). Proses penelitian diketahuai adalah proses yang dinamis,
artinya perkembangan suatu teori diawali dengan pemahaman terhadap teori
itu sendiri, yang kemudian menghasilkan hipotesis, lalu dari hipotesis itu
diperoleh cara untuk melakukan observasi, dan pada gilirannya observasi itu
menghasilkan generalisasi. Atas dasar generalisasi inilah teori itu mungkin
didukung atau ditolak.
Pada hakekatnya sebuah penelitian adalah pencarian jawaban dari
pertanyaan yang ingin diketahui jawabannya oleh peneliti. Selanjutnya hasil
penelitian akan berupa jawaban atas pertanyaan yang diajukan pada saat
dimulainya penelitian. Untuk menghasilkan jawaban tersebut dilakukan
pengumpulan, pengolahan dan analisis data dengan menggunakan metode
tertentu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa satu ciri khas penelitian
adalah bahwa penelitian merupakan proses yang berjalan secara terus-
menerus hal tersebut sesuai dengan kata aslinya dalam bahasa inggris yaitu
research, yang berasal dari kata re dan search yang berarti pencarian kembali.
Biasanya, begitu seorang peneliti mendapatkan ide adanya masalah atau
pertanyaan tertentu, maka pada saat itu juga seorang peneliti mungkin sudah
mempunyai jawaban sementara atas masalah itu. Dengan demikian seorang
peneliti harus berfikir : Apakah masalah yang sedang terjadi, apakah
pertanyaan yang ingin dicari jawabnya, atau apakah hipotesis yang akan
diuji. Dalam melakukan penelitian, berbagai macam metode digunakan
seiring dengan rancangan penelitian yang digunakan. Beberapa pertanyaan
yang perlu dijawab dalam menyusun rancangan penelitian diantaranya
adalah: Pendekatan apa yang akan digunakan, metode penelitian dan cara
pengumpulan data apa yang dapat digunakan dan bagaimana cara
menganalisis data yang diperoleh.
Yang perlu diperhatikan bahwa sifat masalah akan menentukan
cara-cara pendekatan yang sesuai, dan akhirnya akan menentukan rancangan
penelitiannya. Saat ini berbagai macam rancangan penelitian telah
dikembangkan dan salah satu jenis rancangan penelitian adalah Penelitian
Deskriptif. Berbagai macam definisi tentang penelitian deskriptif, di
antaranya adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel
mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat
perbandingan, atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel
yang lain (Sugiyono : 2003). Pendapat lain mengatakan bahwa, penelitian
deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan
informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala
menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan (Suharsimi Arikunto :
2005). Jadi tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat penjelasan
secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat
populasi atau daerah tertentu. Dalam arti ini pada penelitian deskriptif
sebenarnya tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan atau
komparasi, sehingga juga tidak memerlukan hipotesis. Namun demikian,
dalam perkembangannya selain menjelaskan tentang situasi atau kejadian
yang sudah berlangsung sebuah penelitian deskriptif juga dirancang untuk
membuat komparasi maupun untuk mengetahui hubungan atas satu variabel
kepada variabel lain. Karena itu pula penelitian komparasi dan korelasi juga
dimasukkan dalam kelompok penelitian deskriptif (Suharsimi Arikunto :
2005).
Secara lebih mendalam tujuan penelitian korelasi adalah untuk
mengetahui sejauh mana hubungan antar variabel yang diteliti. Penelitian
jenis ini memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan saling
hubungannya. Hasil yang diperoleh adalah taraf atau tinggi rendahnya saling
hubungan dan bukan ada atau tidak ada saling hubungan tersebut. Dalam
penelitian komparatif akan dihasilkan informasi mengenai sifat-sifat gejala
yang dipersoalan, diantaranya apa sejalan dengan apa, dalam kondisi apa,
pada urutan dan pola yang bagaimana, dan yang sejenis dengan itu.
Dalam kaitannya dengan tugas mengajar guru maka jenis penelitian yang
diharapkan adalah penelitian yang memiliki dampak terhadap pengembangan
profesi guru dan peningkatan mutu pembelajaran. Untuk itu walaupun
penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif yang bersifat ex
post facto, namun tetap harus mendeskripsikan upaya yang telah dilakukan
guru untuk memecahkan masalah dalam pembelajaran (Suhardjono: 2005).
Upaya tersebut dapat berupa penggunaan metode pembelajaran yang baru,
metode penilaian atau upaya lain dalam rangka memecahkan masalah yang
dihadapi guru atau dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran. Dilihat
dari syarat penelitian deskriptif yang sesuai dengan kegiatan pengembangan
profesi tersebut (mendeskripsikan upaya yang telah dilakukuan), sebenarnya
penelitian seperti itu dapat dikategorikan sebagai jenis penelitian Pre
Experimental Design One Shot Case Study atau One-Group Pretest-Posttest
Design (Sugiyono: 2003). Namun demikian, karena pelaksanaan penelitian
dilakukan setelah kejadian berlangsung maka tetap dapat dikatakan sebagai
penelitian deskriptif. Lebih tepatnya, rancangan penelitian seperti itu dapat
disebut penelitian deskriptif analitis yang berorientasi pemecahan masalah,
karena sesuai dengan aplikasi tugas guru dalam memecahkan masalah
pembelajaran atau dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran.

Ilustrasi
Sebagai ilustrasi dapat digambarkan sebagai berikut. Pak Sahid
seorang guru Fisika SMP kelas IX. Dia mempunyai masalah di kelas IX-A
karena siswanya sering gaduh dan malas dalam mengikuti pelajaran. Berkali-
kali pak Sahid sudah memperingatkan siswanya agar mengikuti pelajaran
dengan baik, tetapi masih belum berhasil juga. Untuk itu dia berfikir untuk
menemukan cara bagaimana menarik perhatian siswa agar mau mengikuti
pelajaran dengan baik dan aktif dalam belajar. Untuk itu pak Sahid mencoba
menerapkan metoda pembelajaran dengan metode penemuan/inkuiri
ditambah penggunaan berbagai media pembelajaran. Mulailah dirancang
langkah-langkah pembelajaran tersebut dan dituangkannya dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran. Selanjutnya pak Sahid mulai menerapkan metode
tersebut yang ternyata mampu menarik siswanya sehingga mau mengikuti
pelajaran dengan baik dan lebih aktif dari sebelumnya. Selama pelajaran
berlangsung pak Sahid mencatat segala tingkah laku siswa, mana hal-hal yang
membuat siswa senang dan termotivasi, dan mana yang kurang menarik
siswa. Dia juga merekam nilai yang diperoleh siswa sebelum dan setelah
metode tersebut diterapkan.
Karena keberhasilannya tersebut pak Sahid ingin mengetahui lebih
mendalam tentang sebab-sebab siswa tidak tertarik dan kemudian menjadi
tertarik untuk mengikuti pelajaran. Dia mulai menanyai (wawancara)
siswanya tentang apa yang membuat menarik dan mana yang tidak menarik,
mana yang perlu dilakukan dan mana yang tidak perlu dan sebagainya. Selain
itu dia juga membuat angket yang dimaksudkan untuk mengetahui lebih
dalam pendapat siswa terhadap metode pembelajaran yang diterapkannya.
Dari hasil wawancara, angket maupun hasil penilaian, kemudian dilakukan
analisis dan pembahasan tentang penyebab ketidaktertarikan dan penyebab
ketertarikan siswa, hal-hal yang membuat siswa bergairah dan sebagainya.
Selanjutnya pak Sahid menuliskan segala pengalamannya dalam bentuk
laporan penelitian, dituliskannya upaya yang telah dilakukan tersebut secara
sistematis mulai dari latar belakang mengapa dia menerapkan metode
pembelajaran baru, rumusan masalahnya, landasan teori dan metode
penelitian yang digunakan serta te
Demikian tadi, pak Sahid sudah melakukan penelitian deskriptif
analitis tentang upaya yang telah dilakukan untuk memecahkan masalah
dalam proses pembelajaran di knik analisis/pembahasan dan akhirnya
menyusun kesimpulan hasil penelitiannya. kelasnya.
Sebuah penelitian beranjak dari masalah yang ditemukan atau
dirasakan. Yang dimaksud masalah adalah setiap hambatan atau kesulitan
yang membuat seseorang ingin memecahkannya. Jadi sebuah masalah harus
dapat dirasakan sebagai satu hambatan yang harus diatasi apabila kita ingin
melakukan sesuatu. Dalam arti lain sebuah masalah terjadi karena adanya
kesenjangan (gap) antara kenyataan dengan yang seharusnya. Penelitian
diharapkan dapat memecahkan masalah itu, atau dengan kata lain dapat
menutup atau setidak-tidaknya memperkecil kesenjangan itu.
Setelah masalah diidentifikasi, dipilih, maka lalu perlu dirumuskan.
Perumusan ini penting, karena berdasarkan rumusan tersebut akan ditentukan
metode pengumpulan data, pengolahan data maupun analisis dan peyimpulan
hasil penelitian. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan
masalah, yaitu: Sebaiknya dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya, padat dan
jelas, memberi petunjuk tentang memungkinkannya pengumpulan data, dan
cara menganalisisnya.
Setelah masalah dirumuskan, maka langkah selanjutnya adalah
mencari teori-teori, konsep-konsep yang dapat dijadikan landasan teoritis
penelitian yang akan dilakukan itu. Hal lain yang lebih penting makna dari
penelaahan kepustakaan adalah untuk memperluas wawasan keilmuan bagi
para calon peneliti, karena kita sadari bahwa semua informasi yang berkaitan
dengan keilmuan dalam hal ini teori ataupun hasil penelitian para ahli semua
sudah tertuang dalam kepustakaan.
Secara garis besar, sumber bacaan itu dapat dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu (a) sumber acuan umum, dan (b) sumber acuan khusus.
Teori-teori dan konsep-konsep pada umumnya dapat diketemukan dalam
sumber acuan umum, yaitu kepustakaan yang berwujud buku-buku teks,
ensiklopedia, dan sejenisnya. Generalisasi-generalisasi dapat ditarik dari
laporan hasil-hasil penelitian terdahulu itu pada umumnya seperti jurnal, tesis,
disertasi dan lain-lain sumber bacaan yang memuat laporan hasil penelitian.
Dua kriteria yang biasa digunakan untuk memilih sumber bacaan itu ialah (a)
prinsip kemutakhiran dan (b) prinsip relevansi.
Setelah peneliti menjelaskan permasalahan secara jelas maka diperkirakan
selanjutnya adalah suatu gagasan tentang letak persoalan atau masalahnya
dalam hubungan yang letak-letak persoalan atau masalahnya dalam hubungan
yang lebih luas. Dalam hal ini peneliti harus dapat memberikan sederetan
asumsi dasar atau anggapan dasar. Anggapan dasar ini merupakan landasan
teori di dalam melaporkan hasil penelitian nanti. Untuk sebuah penelitian
deskriptif yang bertujuan mendeskripsikan gejala yang ada maka setelah
ditetapkan anggapan dasar maka dapat langsung melangkah pada identifikasi
variabel. Namun untuk penelitian deskriptif yang akan dilanjutkan dengan
tujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel, maka langkah berikutnya
adalah merumuskan hipotesis.
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat
sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data
yang terkumpul. Konsep penting lain mengenai hipotesis adalah mengenai
hipotesis nol. Hipotesis nol, yang biasa dilambangkan dengan Ho, adalah
hipotesis yang menyatakan tidak adanya saling hubungan antara dua variabel
atau lebih, atau hipotesis yang menyatakan tidak adanya perbedaan antara
kelompok yang satu dan kelompok yang lainnya. Di dalam analisis statistik,
uji statistik biasanya mempunyai sasaran untuk menolak kebenaran hipotesis
nol itu. Hipotesis lain yang bukan hipotesis nol disebut hipotesis alternatif,
yang biasa dilambangkan dengan Ha, yang menyatakan adanya saling
hubungan antara dua variabel atau lebih, atau menyatakan adanya perbedaan
dalam hal tertentu pada kelompok-kelompok yang berbeda. Pada umumnya,
kesimpulan uji statistik berupa penerimaan hipotesis alternatif sebagai hal
yang benar.
Selanjutnya perlu dilakukan identifikasi variabel dan variabel-
variabel tersebut perlu didefinisikan secara operasional. Penyusunan definisi
operasional ini perlu, karena definisi operasional itu akan menunjuk alat
pengambil data mana yang cocok untuk digunakan.Variabel dapat dibedakan
atas kuantitatif dan kualitatif. Contoh variabel kuantitatif misalnya banyaknya
siswa dalam kelas, jumlah alat praktikum yang disediakan dan sejenisnya.
Contoh variabel kualitatif misalnya kedisiplinan siswa, keseriusan guru dalam
mengajar, dan sejenisnya. Berkaitan dengan kuantifikasi, data biasa
digolongkan menjadi empat jenis, yaitu (1) data nominal; (2) data ordinal; (3)
data interval; dan (4) data ratio. Demikian pula variabel, kalau dilihat dari
segi ini biasa dibedakan cara yang sama. Variabel nominal, yaitu variabel
yang ditetapkan berdasar atas proses penggolongan, contoh : jenis kelamin,
status perkawinan, dan sejenisnya. Variabel ordinal, yaitu variabel yang
disusun berdasarkan atas jenjang dalam atribut tertentu. Jenjang tertinggi
biasa diberi angka 1, jenjang di bawahnya diberi angka 2, lalu dibawahnya
diberi angka 3, dan dibawahnya lagi diberi angka 4, dan seterusnya. Contoh :
hasil lomba cerdas cermat, peringkat siswa di kelas, dan sejenisnya. Variabel
interval, yaitu variabel yang dihasilkan dari pengukuran, yang di dalam
pengukuran itu diasumsikan terdapat satuan (unit) pengukuran yang sama.
Contoh : variabel interval misalnya prestasi belajar, sikap terhadap metode
pembelajaran, dan sejenisnya. Variabel ratio, adalah variabel yang dalam
kuantifikasinya memiliki angka nol mutlak.
Dalam hal subyek peneltian, maka peneliti dapat memilih apakah
akan meneliti populasi atau sampel. Apabila seseorang ingin meneliti semua
elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan
penelitian populasi. Studi atau penelitiannya
Setelah peneliti melakukan persiapan seperti dijelaskan di atas,
maka selanjutnya dilakukan pengumpulan data. Untuk seorang guru,
pengumpulan data dapat dilakukan di kelasnya sendiri. Dalam hal rancangan
penelitian deskriptif aplikatif, maka pengumpulan data dapat dilakukan
dengan menggunakan angket (bagi siswa SMP, SMA, SMK) atau wawancara
(bagi siswa TK atau SD) dan data yang dikumpulkan misalnya tentang
tanggapan siswa atas metode pembelajaran baru yang telah dilakukan guru
atau hasil observasi atas sikap siswa pada saat guru menyajikan pembelajaran
dengan metode baru. Data lain yang perlu dikumpulkan misalnya adalah nilai
hasil belajar siswa, yang diperoleh dari metode dokumentasi, dan keaktifan
siswa, yang diperoleh dari hasil pengamatan.
Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, perlu segera
dilakukan pengolahan data. Pertama-tama data itu diseleksi atas dasar
reliabilitas dan validitasnya. Data yang rendah reliabilitas dan validitasnya
serta data yang kurang lengkap digugurkan atau dilengkapi sesuai aturan.
Selanjutnya data yang lolos seleksi tersebut disajikan dalam bentuk tabel,
diagram, dan lain-lain agar memudahkan dalam pengolahan serta analisis
selanjutnya.
Data hasil olahan tersebut kemudian harus dianalisis, untuk data
kuantitatif (data dalam bentuk bilangan) dianalisis secara statistik, untuk data
yang bersifat kualitatif (deskriptif kualitatif) dilakukan analisis non statistik.
Data deskriptif kualitatif sering hanya dianalisis menurut isinya dan
karenanya analisis seperti ini juga disebut analisis isi (content analysis).
Dalam analisis deskriptif, data disajikan dalam bentuk tabel data yang berisi
frekuensi, dan kemudian dihitung mean, median, modus, persentase, standar
deviasi atau lainnya. Untuk analisis statistik, model analisis yang digunakan
harus sesuai dengan rancangan penelitiannya. Apabila penelitian yang
dilakukan guru hanya berhenti pada penjelasan masalah dan upaya
pemecahan masalah yang telah dilakukan (untuk meningkatkan mutu
pembelajaran), maka setelah disajikan data hasil wawancara, angket,
pengamatan atau dokumentasi, maka selanjutnya dianalisis atau dibahas dan
diberi makna atas data yang disajikan tersebut. Tetapi apabila penelitian juga
dimaksudkan untuk mengetahui tingkat hubungan maka harus dilakukan
pengujian hipotesis sebagaimana hipotesis yang telah ditetapkan untuk diuji.
Misalnya uji statistik yang dilakukan adalah uji hubungan, maka akan
diperoleh hasil uji dalam dua kemungkinan, yaitu hubungan antar variabel-
variabel penelitian atau perbedaan antara sampel-sampel yang diteliti, dengan
taraf signifikansi tertentu, misalnya 5% atau 10%., atau dapat terjadi
hubungan antar variabel penelitian atau perbedaan antara sampel yang diteliti
tidak signifikan. Apabila ternyata dari hasil pengujian diketahui bahwa
hipotesis alternatif diterima (hipotesis nol ditolak) berarti menyatakan bahwa
dugaan tentang adanya saling hubungan atau adanya perbedaan diterima
sebagai hal yang benar, karena telah terbukti demikian. Sebaliknya dalam
kemungkinan hasil yang kedua dinyatakan hipotesis alternatif tidak terbukti
kebenarannya, maka berati hipotesis nol yang diterima. Dengan telah
diambilnya hasil pengujian mengenai penerimaan atau penolakan hipotesis
maka berati analisis statistik telah selesai, tetapi perlu diingat bahwa
pelaksanaan penelitian masih belum selesai, karena hasil keputusan tersebut
masih harus diberi interprestasi atau pemaknaan.
Hasil analisis dari pengujian hipotesis dapat dikatakan masih
bersifat faktual, untuk itu selanjutnya perlu diberi arti atau makna oleh
peneliti. Dalam pemaknaan sering kali hasil pengujian hipotesis penelitian
didiskusikan atau dibahas dan kemudian ditarik kesimpulan. Dalam penelitian
dipastikan seorang peneliti mengharapkan hipotesis penelitiannya akan
terbukti kebenarannya. Jika memang demikian yang terjadi, maka
kemungkinan pembahasan menjadi tidak terlalu berperan walaupun tetap
harus dijelaskan arti atau maknanya. Tetapi jika hipotesis penelitian itu
ternyata tidak tahan uji, yaitu ditolak, maka peranan pembahasan menjadi
sangat penting, karena peneliti harus mengekplorasi dan mengidentifikasi
sumber masalah yang mungkin menjadi penyebab tidak terbuktinya hipotesis
penelitian. Akhirnya dalam kesimpulan harus mencerminkan jawaban dari
pertanyaan yang diajukan. Jangan sampai antara masalah penelitian, tujuan
peneltian, landasan teori, data, analisis data dan kesimpulan tidak ada
runtutan yang jelas. Apabila penelitian mengikuti alur atau sistematika
berpikir yang runut seperti itu maka penelitian akan dapat dikatakan telah
memiliki konsistensi dalam alur penelitiannya.
Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa program bimbingan
difokuskan pada tiga jenis karya ilmiah, yaitu penelitian deskriptif, penelitian
eksperimen dan penelitian tindakan kelas. Dalam kaitannya dengan penilaian
angka kredit guru terhadap penulisan karya ilmiah, maka salah satu kriteria
karya tulis ilmiah adalah Asli, Perlu, Ilmiah, dan Konsisten (Suharjono,
2006). Jadi yang perlu diperhatikan bahwa karya tulis ilmiah tersebut harus
asli buatan sendiri (bukan dibuat orang lain), perlu atau bermanfaat untuk
pengembangan profesi guru, ilmiah dalam arti sesuai kaidah keilmuan dan
penulisan ilmiah, serta konsisten dalam hal bidang yang diteliti, yang
diantaranya meliputi kesesuaian dengan tugas guru yaitu bidang pendidikan
khususnya pembelajaran, dan sesuai dengan latar belakang guru yang
bersangkutan.
Sehubungan dengan kriteria di atas, maka yang berkaitan dengan nilai
kemanfaatan adalah keharusan adanya tindakan yang bermanfaat atau upaya
yang dilakukan oleh guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Dengan
demikian, jenis karya tulis ilmiah yang sesuai dengan kriteria tersebut adalah
jenis penelitian tindakan kelas dan penelitian eksperimen. Dengan demikian
meskipun jenis penelitian deskriptif diperbolehkan, namun tetap harus
memiliki nilai manfaat untuk pengembangan profesinya. Jadi tidak boleh
hanya penelitian yang sifatnya mendeskripsikan kejadian yang ”biasa” terjadi,
misalnya (yang banyak ditulis dan ditolak/tidak diberikan angka kredit) :
Hubungan Antara Kondisi Ekonomi Orang Tua dengan Prestasi Belajar
Siswa, Kaitan antara Kurikulum dengan Motivasi Belajar Siswa, Peranan
Perpustakaan Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa, dan sejenisnya.
Penelitian tentang hal itu memang termasuk penelitian yang bersifat ilmiah,
tetapi kurang bermanfaat dalam hal pengembangan profesi guru. Agar
penelitian deskriptif tetap memiliki nilai manfaat yang tinggi maka materi
yang diangkat sebaiknya tetap berupa deskripsi atau telaah tentang tindakan
yang dilakukan atau upaya yang telah dilakukan oleh guru (si penulis sendiri)
untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Supaya lebih jelas di sini dikutip
pendapat Suhardjono (2006) dalam hal karya tulis ilmiah yang tidak
memenuhi persyaratan dalam hal kemanfaatan:
”(a) Masalah yang dikaji terlalu luas, tidak langsung berhubungan dengan
permasalahan yang berkaitan dengan upaya pengembangan profesi si penulis.
(b) Masalah yang ditulis tidak menunjukan adanya kegiatan nyata penulis
dalam peningkatan/pengembangan profesinya.
(c) Masalah yang ditulis sangat mirip dengan KTI yang telah ada
sebelumnya, telah jelas jawabannya, kurang jelas manfaatnya, dan merupakan
hal yang mengulang-ulang.”
Selain hal di atas, agar sebuah karya tulis ilmiah benar-benar
meyakinkan bahwa penelitian tersebut benar-benar dilakukan, maka harus
dilampirkan beberapa hal yang berkaitan dengan penelitan seperti instrumen
(pedoman wawancara, pedoman observasi, angket, test hasil relajar dll),
contoh hasil kerja siswa, data hasil penelitian, print-out analisis, daftar hadir,
ijin penelitian, serta bukti lain yang dipandang perlu.

Anda mungkin juga menyukai