Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana
Strata Satu pada Program Studi Bimbingan Dan Konseling Fakultas Tarbiyah
Dan Ilmu Keguruan
Oleh:
NAFIZA ILMI
2614.179
Segala puji dan syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah
Shalawat dan salam peneliti ucapkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
meninggalkan dua pedoman hidup menuju jalan yang diridhai Allah SWT.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dan prosedur
konseling. Dalam penulisan skripsi ini peneliti banyak memperoleh bantuan dari
berbagai pihak, sehingga skripsi ini dapat selesai tepat pada waktunya. Oleh
(Muhammad Zikri, Ilham Akbar, Faizul Akbar dan Salman Alfarisy), yang
telah mencurahkan kasih sayang, dan perjuangan yang tak kenal lelah untuk masa
depan dan kehidupan peneliti, selanjutnya peneliti sampaikan ucapan terima kasih
kepada :
1. Ibu Dr. Ridha Ahida, M.Hum selaku Rektor Institut Agama Islam
3. Ibu Alfi Rahmi, M.Pd, selaku Ketua Prodi Bimbingan dan Konseling
tercinta.
5. Bapak dan ibu Dosen serta karyawan dan karyawati IAIN Bukittinggi
melakukan penelitian.
baik.
Atas segala bantuan yang telah diberikan peneliti ucapkan terimakasih,
semoga apa yang telah diberikan itu dibalas oleh Allah SWT dengan balasan yang
setimpal, akhirnya kepada Allah SWT peneliti berserah diri dan mohon ampun
Bukittinggi, 2019
Nafiza Ilmi
NIM. 2614.179
DAFTAR ISI
COVER
PERSETUJUAN PEMBIMBING
SURAT PERNYATAAN
HALAMAN PERSEMBAHAN
ABSTRAK ...................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
A. Kesimpulan.................................................................................... 75
B. Saran ............................................................................................. 75
DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
individu itu sendiri. Salah satu kebutuhan psikis ini adalah kebutuhan
pendidikan.
bahwa :
1
Undang-Undang Republik Indonesia tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 1 ayat 1, h. 2
sekolah. Oleh karena itu kegiatan pembelajaran di sekolah yang dilakukan
Maka dari itu seseorang harus memiliki usaha yang terencana agar
dapat menjadikan seseorang yang percaya diri, jujur dan tidak melakukan
merugikan tidak hanya bagi diri sendiri tetapi orang lain. Menyontek
2
Dody Hartono, Menyontek Mengungkap Akar Masalah dan Solusinya,
(Yogyakarta, 2011). hal.11
dan bumi. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.
apa yang kita lakukan bahkan yang tidak diketahui oleh orang lain. Setiap
pekerjaan yang kita lakukan selalu dalam pengawasan Allah SWT. Setiap
perbuatan yang kita lakukan akan dicatat oleh malaikat dan dipertanggung
jujur dan berkata benar, Allah tidak menyukai orang yang tidak jujur dan
teman yang lain (mencuri) atau membuat istilah dalam suatu kertas.4
jujur, curang dan menghalalkan berbagai cara untuk mencapai nilai yang
3
Dody Hartono, Menyontek Mengungkap Akar Masalah dan Solusinya,
(Yogyakarta, 2011). hal.12
4
Dody Hartono, Menyontek Mengungkap Akar Masalah dan Solusinya,
(Yogyakarta, 2011). hal.7
terbaik dalam ulangan atau ujian pada setiap mata pelajaran. Dapat
jawaban dari soal-soal ujian dengan cara yang tidak dibenarkan dalam tata
tertib ujian.
atau meminta jawaban dari orang lain, perilaku berbuat curang ini
pada saat ulangan berlangsung, bentuk lain yang digunakan siswa dalam
baik itu positif maupun negatif. Cara positifnya bisa melalui belajar
dengan tekun dan jujur serta percaya diri saat mengerjakan ujian atau tes
orang tua, dan tidak percaya diri ketika mengikuti ujian. Siswa mempunyai
menyontek merupakan hal yang sudah biasa. Pelajar yang telah terbiasa
5
Dody Hartono, Menyontek Mengungkap Akar Masalah dan Solusinya,
(Yogyakarta, 2011). hal.26
melakukan perilaku menyontek akan sangat sulit untuk meninggalkannya
menyelesaikan pekerjaan yang diberikan dengan apa adanya. Hal ini karna
rendah.
sesuatu.
6
Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Kencana,
2008),hal.184
takut akan kegagalan. Ia selalu merasa optimis dalam mengerjakan setiap
mencapai tujuannya.7
diri individu untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi, dengan target yang
telah ditetapkan oleh individu itu sendiri, dan maka individu harus
berprestasi adalah suatu dorongan yang ada pada diri individu untuk
kesulitan moderat.
7
Djaali, Psikologi Pendidikan, ( Jakarta: PT Bumi Aksara. 2006), hal. 106
8
Reni Akbar-Hawadi, Psikologi Perkembangan Anak, (Jakarta : PT Grasindo,
2001) hal.87
c. Menginginkan umpan balik tentang keberhasilan dan kegagalan
dilakukan oleh guru yaitu dengan cara memberikan motivasi belajar agar
siswa siap dalam menghadapi soal ulangan atau ujian yang diberikan oleh
guru disekolah.
diinginkannya. Hal inilah yang kurang dimiliki oleh siswa untuk selalu
April 2018 di SMA N 1 Situjuh Limo Nagari Kabupaten Lima Puluh Kota.
kecil, memasukan buku kedalam laci dan melihat kertas ulangan teman,
9
Fadhillah Syafwar, Pengantar Psikologi Umum. (Batusangkar: STAIN
Batusangkar Press, 2009), hal. 119-120
10
E, Guru mata pelajaran di SMA N 1 Situjuh Limo Nagari Kabupaten Lima
Puluh Kota, pada tanggal 10 April 2018
menyontek waktu ujian di SMA N 1 Situjuh Limo Nagari Kabupaten Lima
Puluh Kota pada kelas XI IPS 2, sebagian siswa tampak melihat kanan kiri
menyontek pada saat ulangan atau ujian, siswa menyontek dengan cara
melihat kertas ulangan dari teman dan siswa melakukan hal tersebut karna
B. Identifikasi Masalah
dengan serius.
diberikan guru.
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
maka masalah dalam penelitian ini yaitu berapa besar pengaruh motivasi
E. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini yaitu berapa besar
F. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis
b. Sebagai masukan bagi guru mata pelajaran dan wali kelas agar lebih
2. Secara Praktis
Nagari.
G. Penjelasan Judul
Nagari.
11
KBBI (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hal.849
12
Tjetje, Kesukaran-kesukaran Dalam Pendidikan,(Jakarta: Balai Pustaka,
1980). hal.89
ujian pada saat ujian berlangsung.
keunggulan.13
H. Sistematika Penulisan
13
Djaali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta, 2006). hal.103
14
Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Yogyakarta: CV Andi
Offset,1980), hal.10
penjelasan judul, dan sistematika penulisan.
konseptual, hipotesis.
pembahasan.
A. Motivasi Berprestasi
1. Pengertian Motivasi
kata movere atau motion yang berarti gerakan atau sesuatu yang
perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut
15
Sarlito W. Sarwono, Pengantar Psikologi Umum. (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2010), hal. 137
16
Fadhilla Syafwar, Pengantar Psikologi Umum. (Batusangkar: STAIN
Batusangkar Press, 2009), hal. 115
dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan, dan juga emosi, untuk
pengakuan dan perhatian individual dari atasan dan perilaku lain yang
17
Sardiman, Interaksi dan Motivasi belajar-mengajar. (Jakarta: Raja Garfindo
Persada, 2011), hal. 74
18
Syaiful Sagala, Etika dan Moralitas Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2013),
hal.293
bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (Motivasi Intrinsik),
bahwa “motif sosial itu dapat dibedakan dalam (1) motif berprestasi
terdapat dalam diri siswa yang selalu berusaha atau berjuang untuk
19
Fadilla Syafwar, Pengantar.... hal. 116
20
Fadillah Syafwar, Pengantar.... hal. 128
21
Djalali, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), hal. 103
meningkatkan atau memelihara kemampuannya setinggi mungkin
seseorang”.23
temannya
22
Djalali, Psikologi Pendidikan, ........., hal. 103
23
Djalali, Psikologi Pendidikan, ........., hal. 107
a. Abraham H. Maslow
yaitunya:
dan intelektual
kemampuan nyata.24
rasa lapar, haus, dan sex, kebutuhan rasa aman (safety needs) secara fisik,
kebutuhan akan harga diri (esteem needs) yang pada umumnya tercemin
24
Fadhilla Syafwar, Pengantar Psikologi,........., hal. 116
b. McClelland
c. Clyton Alderfer
kebutuhan akan harga diri yang pada umumnya tercemin pada simbol-
25
Fadhilla Syafwar, Pengantar Psikologi,........., hal. 117
26
Fadhilla Syafwar, Pengantar Psikologi,........., hal. 120
salah satu aspek psikis, dalam prosesnya dipengaruhi oleh faktor
individu, seperti:
dalam diri subjek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal
pada seseorang.
3) Jenis tugas dan sistuasi menantang. Jenis tugas dan situasi yang
meliputi dua hal yaitu, faktor internal dan eksternal. Faktor internal
menantang.
27
Sugiyanto, Pentingnya Motivasi Berprestasi Dalam Mencapai
Keberhasilan Akademik Siswa, Jurnal, Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negri Yogyakarta, t.th., hal. 5-7
4. Indikator Motivasi Berprestasi
B. Perilaku Menyontek
1. Pengertian Menyontek
ada ujian dan menjiplak yang disebabkan karena malas belajar atau
melakukan berbagai upaya dengan cara yang tidak jujur dan curang.
29
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Penggembangan Bahasa. 1989.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.hlm.854
30
Dody Hartanto. 2012. Bimbingan & Konseling Menyontek Mengungkap Akar
Masalah dan Solusinya. Jakarta : Indeks.hlm.10
31
Indriasri. 2007. http://indriasri.blogspot.com/masalah-menyontek-cheating-di-
dunia.html. (Online, diakses pada 15 Maret 2018)
akademik dan atau kegiatan yang dapat mempengaruhi proses
penilaian.32
dengan cara yang salah, melanggar aturan ujian atau tata kesepakatan
a. Individualistik-oportunistik (Individualistic-Oportunistic)
32
Dody Hartanto. Bimbingan & Konseling Menyontek Mengungkap Akar
Masalah dan Solusinya. . . .hlm.11
33
Kelley R. Taylor. 2003. Cheater Cheater. ProQuest Eduacation Journal.
Volume 3 hlm 75 (Online, diakses pada 15 Maret 2018)
pengawas sedang keluar kelas. Bentuk perilaku menyontek ini
pengawas ujian.
b. Mandiri-terencana (Independent-planed)
c. Sosial-aktif (Social-active)
dekat.
d. Sosial-pasif (Social-passive)
menjawab soal.34
34
Anderman Erick M. and Tamara B. Murdock. Psychology of
Academic Cheating. USA: Elsevier Academic Press.43
http://www.scribd.com/doc/6909813/Psychology-of-Academic-Cheating (Online,
diakses 15 Maret 2018)
oportunistik (Individualistic-Oportunistic), Mandiri-terencana
(Social-passive).
adalah :
dengan baik.
permasalahan yang biasa baik oleh siswa maupun oleh guru. Karna
35
Dody Hartanto. Bimbingan & Konseling Menyontek Mengungkap Akar
Masalah dan Solusinya. . . .hal.37-38
36
Dody Hartanto, Bimbingan & Konseling Menyontek Mengungkap Akar
Masalah dan Solusinya. . . .hal.45
b. Membuat ringkasan dan menggaris bawahi
suatu tujuan. Hasil dari latihan itu sendiri akan berupa pengalaman
pada orang lain, dengan latihan tersebut seseorang akan lebih yakin
37
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), hal.221
5. Indikator Perilaku Menyontek
mendapatkan nilai yang tinggi. Hal ini juga menjadi gejala bagi
f. Pikiran Negatif
negatif, harga diri dan kendali diri, dan perilaku impulsive dan cari
perhatian.
dari dalam maupun dari luar diri peserta didik yang menimbulkan
38
Dody Hartanto. Bimbingan & Konseling Menyontek Mengungkap Akar
Masalah dan Solusinya. . . .hlm.23-28
motivasi akan senantiasa menentukan interaksi usaha belajar bagi peserta
didik.
didik.
satunya yaitu perilaku menyontek ketika ujian. Ujian adalah salah satu
maka dapat diukur sejauh mana peserta didik menguasai suatu pelajaran.
motivasi berprestasi dalam belajar menjadi gejala lain yang muncul pada
39
Dody Hartanto. Bimbingan & Konseling Menyontek Mengungkap Akar
Masalah dan Solusinya. . . .hlm.25
Selain itu, Dodi Hartanto juga menyatakan bahwa pada penelitian
paling dominan adalah tidak adanya motivasi belajar dan berprestasi pada
peserta didik.
40
Dody Hartanto. Bimbingan & Konseling Menyontek Mengungkap Akar
Masalah dan Solusinya. . . .hlm.33
1. Untuk motivasi peneliti merujuk pada penelitian Yenni Lovita Sari,
freedom (df) log adalah 0,188 pada taraf signifikansi 0,05 yang
41
Yenni Lovita Sari. Skripsi Pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap
disiplin Belajar sisiwa di SMAS Persatuan Sekolah Minang Kabau (PSM) Bukittinggi.
IAIN Bukittinggi. 2010
berarti bahwa 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , sehingga hipotesis alternatif
diterima dan hipotesis nol ditolak, dan korelasi 𝑟𝑥𝑦 yang diperoleh
penelitian yang sudah ada ialah, pada penelitian terdahulu hanya meneliti
atau ujian.
E. Kerangka Konseptual
berikut :
Siswa SMA N 1 Situjuh Limo Nagari
penelitian ini terdiri dari 2 variabel yaitu variabel bebas dan variabel
F. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan dugaan sementara yang masih perlu
teori diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis pada penelitian ini yaitunya
A. Jenis Penelitian
kuantitatif ini bersifat korelatif yaitu tipe penelitian yang bertujuan melihat
B. Lokasi Penelitian
Lima Puluh Kota. Adapun yang menjadi alasan peneliti mengambil lokasi
penelitian di sekolah ini dikarenakan peneliti tinggal tidak jauh dari lokasi
yang akan diteliti lebih lanjut. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan
1. Populasi
kesimpulannya.47
peserta didik kelas XI. Untuk lebih jelas, banyak populasi dapat dilihat
46
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
(Jakarta: Pt Rineka Cipta, 2006), hal.130
47
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan,(Bandung: Alfabeta,2016), hal.117
Tabel 3.1
Populasi Peserta Didik SMA N 1 Situjuh Limo Nagari
No Kelas Jumlah
1 Kelas XI.1 A 21
2 Kelas XI.2 A 23
3 Kelas XI.3 A 23
4 Kelas XI.1 S 25
5 Kelas XI.2 S 26
6 Kelas XI.3 S 25
7 Kelas XI.4 S 26
8 Kelas XI.5 S 25
Jumlah 194
Sumber: Dokumentasi SMA N 1 Situjuh Limo Nagari
2. Sampel
bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.49
Peneliti menetapkan sampel sebesar 25% dari jumlah populasi yang ada.
yang menyatakan bahwa apabila subjek penelitian kurang dari 100 orang
48
M. Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Statistik I, (Jakarta:Bumi Aksara,
2002), h. 12
49
Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), hal
218
50
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 3
peneliti akan mengambil sampel sebesar 25 % dari jumlah populasi yang
ada.
25
Sampel = 𝑥 194 = 48,5
100
Jadi jumlah sampel pada penelitian ini adalah 48,5 orang (dibulatkan
menjadi 49 orang) yaitu 25% dari jumlah populasi yang akan digunakan
𝑃𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖
Sampel 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 x Total Sampel.51
𝑃𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖
21
Kelas XI 1 A = 194 x 49 = 6
23
Kelas XI 2 A = 286 x 49 = 6
23
Kelas XI 3 A = 286 x 49 = 5
25
Kelas XI 1 S = 286 x 49 = 7
26
Kelas XI 2 S = 286 x 49 = 7
25
Kelas XI 3 S = 286 x 49 = 6
26
Kelas XI 4 S = 286 x 49 = 6
25
Kelas XI 5 S = 286 x 49 = 6
51
Bambang Prasetyo, dkk, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2007),hal. 130
Tabel 3.2
Sampel Penelitian
N Kelas Jumlah Sampel
o Tiap
Kelas
1 Kelas XI.1 A 21 6
2 Kelas XI.2 A 23 6
3 Kelas XI.3 A 23 5
6 Kelas XI.1 S 25 7
7 Kelas XI.2 S 26 7
8 Kelas XI.3 S 25 6
9 Kelas XI.4 S 26 6
1 Kelas XI.5 S 25 6
0
Jumlah 194 49
D. Tahap Penelitian
diteliti.
berupa angket.
2. Tahap pelaksanaan
3. Tahap penyelesaian
1. Instrumen Penelitian
penelitian ini untuk memperoleh data yang lengkap dan tepat, peneliti
(kuesioner).
Skala Liker (sikap), yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap,
tinggal memberikan tanda centeng (√) pada kolom atau tempat yang
disajikan.
52
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan,....,hal.199
Kurang Sesuai (KS), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai
Tabel 3.3
Model Kualifikasi Jawaban Angket Positif dan
Negatif
Responden Skor
Motivasi Perilaku Positif Negatif
Berprestasi Menyontek
Sangat sesuai (SS) Selalu (SL) 5 1
Sesuai (S) Sering (SR) 4 2
Ragu-ragu (R) Kadang-kadang 3 3
(KD)
Tidak sesuai (TS) Jarang (JR) 2 4
Sangat tidak sesuai Tidak Pernah 1 5
(STS) (TP)
a) Validitas Instrumen
angket tersebut secara tepat, benar dan sahih dapat diukur apa yang
seharusnya diukur.
ukuran atau tes haruslah secara memadai ditarik dari sampel topik
53
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,......, hal. 121
isi dan proses kognitif yang terdapat dalam universal isi (materi)
isi peneliti meminta kepada tiga orang ahli yaitu ibu Sri Hartati,
54
Punaji Setyosari, Metedologi Pengembangan, (Jakarta: Kencana,2012),
hal.206
Setelah data terkumpul maka dilakukan perhitungan dengan
𝑁∑𝑥𝑦 − ∑𝑥 ∑𝑦
𝑟𝑥𝑦 =
𝑁Σ𝑥 2 − Σ𝑥 2 𝑁Σ𝑦 2 − Σ𝑦 2
Keterangan:
N : Jumlah responden
𝑟𝑥𝑦 : Koefisien korelasi antara𝑥 dan 𝑦
𝑥 : Skor mentah variabel 𝑥
𝑦 : Skor mentah variabel 𝑦
∑𝑥𝑦 : Jumlah hasil penelitian tiap skor asli dari variabel 𝑥 dan 𝑦
∑𝑥 : Jumlah variabel 𝑥
∑𝑦 : Jumlah variabel 𝑦
Setelah diperoleh harga 𝑟𝑥𝑦 selanjutnya dikonsultasikan
Tabel. 3.4
Keterangan Valid dan Tidak Valid Hasil Uji Coba
Motivasi Berprestasi
(N=20)
55
Sugiyono, Metode Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, ..., hal. 183
56
Purwanto, Metodologi Penelitian Kuantitaif untuk Psikologi danPendidikan,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), hal. 197
Tabel. 3.5
Keterangan Valid dan Tidak Valid Hasil Uji Coba
Perilaku Menyontek (N=20)
memenuhi syarat.
b) Reliabilitas Instrumen
Tabel. 3.6
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.622 25
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.704 30
57
Sugiyono, PenelitianMetode Kuntitatif, Kualitatif dan R&D,…, h.129-
131
58
Sambas Ali Muhidin, Dkk, Analisis Korelasi Regresi dan Jalur
dalam Penelitian, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), h. 37
Cronbach‟s Alpha pada perilaku menyontek sebesar 0,704
59
Saifuddin Azwar, Reliabilitas dan Validitas, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2010), hal. 10
60
Purwanto, Metodologi Penelitian Kuantitaif untuk Psikologi dan Pendidikan, ...,
hal. 197
1. Editing, yaitu penulis memeriksa jawaban yang diberikan responden,
berikut:
Tabel. 3.7
Skor Item Angket
Responden Skor
Motivasi Berprestasi Perilaku Positif Negatif
Menyontek
Sangat sesuai (SS) Selalu (SL) 5 1
Sesuai (S) Sering (SR) 4 2
Ragu-ragu (R) Kadang-kadang 3 3
(KD)
Tidak sesuai (TS) Jarang (JR) 2 4
Sangat tidak sesuai Tidak Pernah 1 5
(STS) (TP)
perhitungan.
4. Mean yaitu jumlah seluruh data dibagi dengan jumlah data. Rata-rata
X=
Keterangan :
X = Rata-rata hitung
= jumlah skor
= banyak subjek61
61
Suharsimi Arikunto, Manajemen Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta,
1998), h. 266
5. Menentukan persentase skor dengan menggunakan rumus:
Keterangan:
Skor nyata = skor yang diperoleh
Skor ideal = skor tertinggi.
Tabel. 3.8
No Rentang Kategori Skor Penafsiran
Tabel. 3.9
Kriteria Analisis Deskriptif Perilaku Menyontek
No Rentang Kategori Skor Penafsiran
Keterangan :
SD : Standar deviasi
∑x2 : Jumlah semua deviasi, setelah mengalami proses
penguadratan terlebih dahulu
N : Number of cases62
Setelah data diolah dengan menggunakan rumus statistik
jika nilai signifikasi (Sig) atau nilai probabilitas (p) > 0,05 maka data
D0,05=
(∑Y2)]
62
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan....... hal.97
63
Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003), h.
420
∑X : Jumlah seluruh skor X
∑Y : Jumlah seluruh skor Y
11. Memberikan interpretasi terhadap dengan menggunakan cara:
a. Interprestasi secara kasar (sederhana) berdasarkan pedoman JP.
Tabel. 3.10
Pedoman Interprestasi Product Moment
Besarnya “r” Product Interprestasi
Moment (rxy)
0 Tidak berkorelasi
0.01 – 0.199 Antara variabel X dan Y memang terdapat korelasi,
akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat
rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap
tida ada korelasi antara variabel X dan variabel Y)
0.20 – 0.399 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi
yang lemah atau rendah
0.40 – 0.599 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi
sedang atau cukup
0.60 – 0.799 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi
yang kuat atau tinggi
0.80 – 1.00 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi
yang sangat kuat atau sangat tinggi64
b. Interpretasi dengan menggunakan tabel nilai r product moment
Limo Nagari.
64
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D, ..., hal.184
2) Mencari derajat bebasnya df dengan rumus :
df = N - nr
Jika rhitung > dari rtabel maka Ha (hipotesis alternatif) diterima dan
ditolak.
Keterangan :
D : Determinan
r2 : Indeks Korelasi dikuadratkan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
perolehan skor data variabel penelitian dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut :
Tabel. 4.11
Skor Data Empirik Variabel Penelitian Statistik
Statistics
Motivas Perilaku
iBerpres Menyont
tasi ek
Valid
N 49 49
Missing 0 0
Mean 81.2857 65.0816
Std. Error of Mean 1.06506 1.16527
Median 81.0000 65.0000
Mode 83.00 57.00
Std. Deviation 7.45542 8.15689
Variance 55.583 66.535
Range 38.00 38.00
Minimum 65.00 48.00
Maximum 103.00 86.00
Sum 3983.00 3189.00
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa skor data empirik variabel
motivasi berprestasi pada bagian Mean 81,28, pada bagian Median 81,00,
pada bagian Minimum 65, Maksimum 103, pada bagian standar deviasi
7,455 dan skor data empiris variabel perilaku menyontek pada bagian
Mean 65,081, pada bagian Median 65,00, pada bagian Minimum 48,
1. Motivasi Berprestasi
Sangat Sesuai=5, Sesuai=4, Cukup Sesuai =3, Kurang Sesuai =2, Tidak
Sangat Sesuai=1, Sesuai=2, Cukup Sesuai =3, Kurang Sesuai =4, Tidak
Sesuai =5.
baik berupa usaha secara fisik maupun secara kognitif, dengan cara
Tabel 4.12
Daftar Distribusi Frekuensi Motivasi Berprestasi
Interval Frekuensi % Kategori
baik dengan skor 81-88, frekuensi 18, dan persentase 36,84%. Kategori
tidak baik dengan skor 73-80, frekuensi 16, dan persentase 32,65 %.
Kategori sangat tidak baik dengan skor 65-72, frekuensi 8, dan persentase
16,33%.
Diagram. 4.13
Tingkat Motivasi Berprestasi Siswa di SMA N 1 Situjuah Limo
Nagari
40 36,74
35 32,65
30
25
20
15 12,24 16,33
Series2
10
5 2,04
0
Sangat Baik
baik Cukup
Tidak
baik Sangat
baik
tidak baik
Dari tabel 4.12 dan diagram 4.13 di atas dapat diketahui bahwa
siswa SMA N 1 Situjuh Limo Nagari pada kategori sangat baik, 6 orang
2. Perilaku Menyontek
harga diri dan kendali diri, perilaku impulsive dan cari perhatian. Untuk
distribusi frekuensi.
Tabel. 4.14
Daftar Distribusi Frekuensi Perilaku Menyontek
Interval Frekuensi % Kategori
8,17%.
Diagram. 4.15
Tingkat Perilaku Menyontek Siswa di SMA N 1 Situjuah Limo
Nagari
40 38,78
35 32,65
30
25
20 16,32
15
Series2
10 4,08
5 8,17
0
Sangat Tinggi
tinggi Cukup
Rendah
Sangat
rendah
Dari tabel 4.14 dan diagram 4.15 di atas dapat diketahui bahwa
sangat rendah.
Uji persyaratan analisis data yang peneliti lakukan pada penelitian ini
1. Uji Normalitas
hipotesis.
perhitungan kecil sama dari alpha yang digunakan maka data dapat
0,05.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
*
MotivasiBerprestasi 094 49 .200 .982 49 .635
*
PerilakuMenyontek .104 49 .200 .984 49 .726
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
interprestasi SPSS 16.0 untuk uji normalitas bahwa jika nilai signifikan
menunjukkan nilai signifikan Shapiro Wilk (0.635 dan 0,726) > dari α
normal.
C. Uji Hipotesis
komputer dengan bantuan program SPSS versi 16.0 yang hasilnya dapat
Tabel. 4.17
Tabel Hasil Perhitungan Korelasi
Correlations
PerilakuMenyontek MotivasiBerpresta
MotivasiBerprestasi Pearson Correlation -.317*
Sig. (2-tailed) .027
N 49
PerilakuMenyontek Pearson Correlation -
.
3
1
1
7
*
Sig. (2-tailed) .
0
2
7
N 4
49
9
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-
tailed).
interpretasi jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > dari pada 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka tidak ada hubungan yang
−0,317 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 0,288 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi
Situjuh Limo Nagari, hal ini berarti bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.
Hal ini terlihat dengan α 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar -0,317 sementara dari r tabel
signifikan α0,05. Maka dapat diketahui bahwa angka indeks korelasi (𝑟𝑥𝑦 )
-0,317 dan 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > dari pada 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yaitu 0,288. Ini terletak antara 0,20-
karena itu untuk menguji hipotesis tersebut dapat dilihat sebagai berikut :
SMA N 1 Situjuh Limo Nagari, hal ini berarti bahwa Ho ditolak dan Ha
diterima.
2. Koefisien Determinasi
D = (𝑟𝑥𝑦 )2 𝑥 100%
D = (−0,317)2 𝑥 100%
D = 0,100 𝑥 100%
D = 10,04%
bantuan komputer program SPSS 16.0 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel. 4.18
Model Summary
Tabel 4.19
ANOVAb
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 320.105 1 320.105 5.236 .027a
Residual 2873.569 47 61.140
Total 3193.673 48
a. Predictors: (Constant), MotivasiBerprestasi
b. Dependent Variable: PerilakuMenyontek
Tabel 4.20
Uji Regresi Linier Sederhana
Coefficientsa
Unstan St
dardized andardized
Coefficients Coefficients
S B S
Model td.BError eta ig.T
1 ( 9 1 7 .
Constant) 3.237 2.356 .546 000
M
- . - - .
otivasiBer
.346 151 .317 2.288 027
prestasi
a. Dependent Variable:
PerilakuMenyontek
Ỳ= a+bX
Ỳ = 93,237 + (-0.346)X
motivasi berprestasi.
D. Pembahasan
siswa SMA N 1 Situjuh Limo Nagari pada kategori baik, 18 orang siswa
siswa SMA N 1 Situjuh Limo Nagari pada kategori tinggi, 19 orang siswa
rendah.
siswa akan meningkat. Dengan kata lain dapat dijelaskan bahwa semakin
siswa, dan sebaliknya makin rendah motivasi berprestasi maka makin tinggi
perilaku menyontek.
belajar menjadi gejala lain yang muncul pada perilaku menyontek siswa,
belajar yang rendah. Siswa dengan motivasi belajar yang rendah dapat
tes.65
65
Dody Hartono, Menyontek Mengungkap Akar Masalah dan Solusinya,.... hal.25-
26
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
di SMA N 1 Situjuh Limo Nagari. Hal ini terlihat dengan rhitung sebesar
pada taraf signifikan 0,05. Maka dapat diketahui bahwa angka indeks
korelasi (rxy) -0.317 dan rhitung > dari pada rtabel yaitu 0.288 yang artinya
B. Saran
Indriasri, http://indriasri.blogspot.com/masalah-menyontek-cheating-di-
dunia.html. (Online, diakses pada 27 Maret 2018)
Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurrahman. 2009. Analisis Korelasi, Regresi
dan Jalur dalam Penelitian, Bandung: Pustaka Setia
Sardiman. 2011 Interaksi dan Motivasi belajar-mengajar. Jakarta: Raja Garfindo
Persada
Sarwono, Sarlito, W. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Setyosari, Punaji. 2012. Metedologi Pengembangan. Jakarta: Kencana