Universitas Islam Negeri (UIN)Sunan Kalijaga Yogyakarta lahir sebagai kelanjutan dari
Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN), Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA), dan
Institut Agama Islam Negeri (IAIN).
Kelahirannya bertujuan untuk menggali ajaran Islam dan mengembangkan khazanah
rohaniah bangsa sebagai prosesperjuangan rakyat Indonesia dan ikut serta dalam
mengisi serta mewujudkan cita-cita Kemerdekaan RI, yaitu untuk memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
UIN Sunan Kalijaga sebagai lembaga Pendidikan Tinggi Agama Islam (PTAI) menyadari
universalitas Islam harus menerima kenyataan pluralisme bangsa dan proses
globalisasi di tengah pergaulan internasional. Kenyataan ini menuntut UIN Sunan
Kalijaga bertanggung jawab secara moral dan akademik untuk mengkaji Islam;
menyebarkan perdamaian dan mengkomunikasikannya ke seluruh masyarakat dunia
melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi; dan
memberdayakan sumber daya manusia yang ahli dalam Ilmu Agama Islam, beriman,
dan bertakwa.
Sejak Tahun Akademik 1983/1984 UIN Sunan Kalijaga merintis pendidikan formal bagi
para sarjana yang ingin memperoleh gelar Magister dan Doktor. Rintisan ini
berdasarkan Keputusan Menteri Agama No. 26 tahun 1983 yang ditetapkan kembali
dengan Keputusan Menteri Agama No. 208 Tahun 1997 dan Keputusan Menteri Agama
No. 95 Tahun 1999. Pada Tahun Akademik 1985/1986 untuk pertama kalinya Program
Pascasarjana melahirkan lulusan Magister dan mulai saat itu pula dilaksanakan
kegiatan perkuliahan Program Doktor (S3).
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga memiliki 8 fakultas dan Pascasarjana, yaitu:
S1 Sastra Inggris
o Konsentrasi Broadcasting
o Konsentrasi Jurnalistik
S1 Manajemen Dakwah
S1 Keuangan Islam
S1 Ilmu Hukum
S2 Hukum Islam
S2 Pendidikan Islam
S1 Filsafat Agama
S1 Perbandingan Agama
Fakultas Ushuluddin dan
S1 Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Pemikiran Islam
S1 Sosiologi Agama
S2 Filsafat Agama
o Konsentrasi Astrofisika
o Konsentrasi Geofisika
S1 Kimia
S1 Biologi
S1 Teknik Informatika
S1 Teknik Industri
S1 Pendidikan Matematika
S1 Pendidikan Kimia
S1 Pendidikan Biologi
S1 Pendidikan Fisika
S1 Psikologi
S1 Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan
S1 Ilmu Komunikasi
Humaniora
o Konsentrasi Public Relations
o Konsentrasi Advertising
S1 Akuntansi Syari'ah
S1 Keuangan Syari'ah
Borobudur adalah sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Magelang, Jawa Tengah,
Indonesia. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang, 86 km di
sebelah barat Surakarta, dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Candi berbentuk stupa ini
didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa
pemerintahan wangsa Syailendra. Borobudur adalah candi atau kuil Buddha terbesar di dunia,H[1]
[2]
sekaligus salah satu monumen Buddha terbesar di dunia.[3]
Monumen ini terdiri atas enam teras berbentuk bujur sangkar yang diatasnya terdapat tiga
pelataran melingkar, pada dindingnya dihiasi dengan 2.672 panel relief dan aslinya terdapat 504
arca Buddha.[4] Borobudur memiliki koleksi relief Buddha terlengkap dan terbanyak di dunia.[3]
Stupa utama terbesar teletak di tengah sekaligus memahkotai bangunan ini, dikelilingi oleh tiga
barisan melingkar 72 stupa berlubang yang di dalamnya terdapat arca buddha tengah duduk
bersila dalam posisi teratai sempurna dengan mudra (sikap tangan) Dharmachakra mudra
(memutar roda dharma).
Candi Borobudur merupakan tiruan dari kehidupan pada alam semesta yang terbagi ke dalam
tiga bagian besar diantaranya:
1. Kamadhatu
Sama dengan alam bawah atau dunia hasrat dalam dunia ini manusia terikat pada hasrat bahkan
dikuasai oleh hasrat kemauan dan hawa nafsu, relief-relief ini terdapat dibagian kaki candi asli
yang menggambarkan adegan-adegan Karmawibangga ialah yang melukiskan hukum sebab
akibat.
2. Rupadhatu
Sama dengan alam semesta antara dunia rupa dalam hal manusia telah meninggalkan segala
urusan keduniaan dan meninggalkan hasrat dan kemauan, bagian ini terdapat pada lorong satu
sampai lorong empat.
3. Arupadhatu
Sama dengan alam atas atau dunia tanpa rupa yaitu tempat para dewa baian ini terdapat pada
teras bundar tingkat I, II dan III beserta Stupa Induk.