Anda di halaman 1dari 4

PARTISIPASI SANTRI DALAM PENEGAKAN KEADILAN HUKUM DI INDONESIA

Oleh: Fahmi Rosyadi

Indonesia adalah negara yang landasan kehidupan berbangsa dan bernegaranya menggunakan
Pancasila, dimana hukum harus diterapkan secara adil, hukum harus selalu berpihak pada
hukum dan antara hak dan kewajiban harus seimbang sehingga tidak ada pihak yang merasa
dirugikan. Prinsip persamaan hukum bertujuan untuk menyetarakan kedudukan setiap orang
di muka hukum. Namun, dalam penerapannya, asas ini belum sepenuhnya diterapkan. Dalam
prosesnya, penegakkan hukum di Indonesia masih terdapat unsur diskriminasi dan juga
keistimewaan bagi pihak tertentu ketika menangani kasus. Sudah menjadi berita umum jika
hukum di Indonesia bisa dibeli oleh orang-orang yang memiliki kuasa dan uang, dapat
dipastikan jika mereka akan selamat dengan menerima hukuman yang tidak sesuai dengan
apa yang telah mereka perbuat. Berbanding terbalik dengan orang-orang yang tidak memiliki
uang ataupun kuasa, mereka akan sangat sulit mendapatkan keadilan hukum di Indonesia
meski mereka benar sekalipun. Hal Ini sering disebut oleh masyarakat umum dengan istilah
“Hukum yang tumpul ke atas namun runcing ke bawah”.
Kasus yang bisa dijadikan contoh ketidak adilan hukum di Indonoseia adalah kasus korupsi
dana bantuan social oleh mantan Menteri sosial, Juliari Batubara yang melakukan korupsi
sebesar 17 miliyar untuk memenuhi kebutuhan pribadinya. Namun Juliari hanya dijatuhi
vonis 12 tahun,hal tersebut belum mencerminkan keadilan hukum pada khalayak umum
tentang keadilan hukum di negeri ini. Pemberian vonis menarik perhatian masyarakat
dikarenakan hal-hal yang menyebabkan hakim meringankan vonis hukuman adalah sesuatu
yang tidak mencerminkan keadilan. Seperti karena hinaan masyarakat yang membuat juliari
menderita, padahal yang Juliari lakukan jelas-jelas lebih merugikan rakyat.1
Contoh lain dari kasus ketidak adilan hukum yang ada di Indonesia adalah kasus
pembunuhan Munir Said Thalib, seorang aktivis hak asasi manusia (HAM) yang meninggal
karena diracun di pesawat dalam perjalanan Jakarta-Belanda dengan racun arsenik pada 7
desember 2004 atau hampir 18 tahun lalu, namun hingga kini kasus tersebut belum
terselesaikan dan terancam ditutup karena sudah kedaluarsa. Padahal, pelaku pembunuhan
yang menyebabkan Munir Said Thalib meninggal belum diberi hukuman yang setimpal.
Memang para pelaku sempat dihukum, akan tetapi penulis merasa hukuman yang diberikan
belum setimpal dengan apa yang telah mereka perbuat. Bahkan para pelaku pembunuhan juga
sempat mendapatkan remisi hukuman. Hal ini menambah daftar catatan buruknya
penanganan kasus hukum yang ada di Indonesia. Kenyataan ini merupakan salah satu
indikator buruknya law enforcement di negeri ini.2
Hukum merupakan alat utama yang menjadi kontrol sosial untuk semua kalangan
masyarakat. Hukum itu sendiri merupakan salah satu bentuk budaya untuk kendali dan

1
(CNNIndonesia/Astari Kusumawardhani)
2
(CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
regulasi manusia, baik individual maupun kolektif dalam penerapannya. Persoalan-persoalan
hukum yang acap kali terjadi di negara ini harus dipikirkan oleh semua komponen
masyarakat dari berbagai golongan. Salah satu hal yang bisa dilakukan untuk memperbaiki
penegakan hukum di Indonesia adalah dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia
(SDM) penegak hukum yang baik dari segi moralitas ataupun intelektualitasnya. Dengan
penegak hukum yang moral dan kepribadiannya baik diharapkan akan mengurangi
ketidakadilan hukum yang banyak terjadi di Indonesia. Dan siapakah orang-orang atau
golongan yang mampu untuk hal ini?
Menurut D.Y Witanto (Hakim Yustisial pada Biro Hukum dan Humas MA) “Ada 7 sikap
yang harus dimiliki orang-orang di pengadilan, yaitu seseorang itu harus jujur, bersikap
santun, memiliki integritas, melihat sesuatu dengan objektif, lugas dan tegas dalam memberi
putusan, tenang dan sabar ketika menghadapi permasalahan”3
Menurut penulis orang-orang ini adalah orang-orang yang berasal dari lingkungan yang baik,
mendapatkan didikan yang sesuai dengan selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kebaikan serta
senantiasa bersikap jujur dan adil dalam kesehariannya. Dan para santri lah jawabannya.
Mengapa para santri? Jika dilihat dari basic pendidikan yang dilakukan di Pesantren dimana
para santri berasal tidak diragukan lagi jika santri adalah orang-orang yang tepat yang tepat
untuk ikut ambil bagian dalam proses penegakan hukum di Indonesia.
Menurut KH. Mustofa Bisri (Gus Mus) “ Santri adalah murid dari seorang kyai yang dididik
dengan penuh kasih sayang untuk menjadi mukmin yang kuat (yang tidak goyah imannya
oleh pergaulan, kepentingan dan adanya perbedaan). Santri adalah sekelompok orang yang
memiliki kasing sayang sesama manusia dan pandai bersyukur. Yang tidak pernah pernah
lelah ntuk belajar dan mencari keridhaan Allah swt lewat perantara ilmu yang dipelajarinya”4
Di pesantren, para santri dididik dengan pendidikan karakter yang luar biasa, ditempa dengan
tuntutan harus hidup sederhana, menjunjung tinggi akhlakul karimah dan berpegang teguh
pada kaidah islam rahmatan lil’alamin yang penuh dengan ramah-tamah. Para santri adalah
orang-orang yang taat beragama dan setia terhadap ulama’ dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). peran nyata para santri saat ini telah dirasakan oleh banyak komponen
bangsa, tetapi hal itu tidak menjadikan para santri terlena dan tetap akan berupaya untuk
memberikan yang terbaik di tengah masyarakat. Salah satu momen besar dimana para santri
juga ikut terlibat di dalamnya adalah resolusi jihad yang disampaikan Kh.Hasyim Asy’ari.
Hal ini juga sebagai pencetus semangat laskar yang dipimpin para kiai beserta santri-
santrinya untuk ikut serta dalam mempertahankan kemerdekaan dengan semangat, tulus,
ikhlas dan setia.
Pesantren dan Santri sekarang dan di masa depan dituntut untuk mengembangkan diri dan
berkontribusi dalam memperkuat harkat dan martabat bangsa Indonesia yang kaya, serta
menjaga ukhuwah insaniyah dan ukhuwah basyariyah sesuai dengan yang tercantum dalam
Al-Qur'an. Surat Al Hujurat. (49:13). Santri dan alumni melanjutkan karya mereka melalui

3 mahkamahagung.go.id
4 Ahmad Rozali, https://www.nu.or.id/
Dakwah dan pengembangan masyarakat. Tujuannya adalah untuk memelihara persatuan,
memelihara keragaman, memelihara ketertiban dalam hidup, dan memelihara harkat dan
martabat hidup melalui kesucian yang terus-menerus. Meskipun berperan dalam bidang
kemanusiaan dan hak asasi manusia. 5
Dalam kaitannya dengan penegakan hukum di Indonesia para santri harus ikut ambil bagian
dikarenakan lembaga-lembaga hukum di Indonesia harus diisi tidak hanya oleh orang-orang
yang cerdas namun juga orang-orang yang mampu membentengi dirinya dari segala godaan
yang buruk seperti suap dan korupsi. Dengan kepribadian yang dimiliki dan juga
spiritualitasnya yang kuat penulis sekali lagi berpendapat jika para santri adalah orang-orang
yang dibutuhkan dalam menegakan keadilan hukum di Indonesia.
Untuk menindak lanjuti hal ini, yang harus dilakukan oleh pesantren maupun santri adalah
dengan memberanikan diri untuk memberikan pelayanan konsultasi hukum secara nyata dan
cuma-cuma di masyarakat, tidak hanya yang berkaitan dengan hukum-hukum agama saja,
tetapi santri dan pesantren juga harus mampu memberikan pelayanan konsultasi hukum
positif yang berkembang di masyarakat, dengan cara membuat pos-pos konsultasi hukum
maupun bantuan hukum di setiap pondok pesantren. Hal ini dilakukan agar santri dan
pesantren semakin bermanfaat di masyarakat. Peran para santri sudah banyak mewarnai dunia
hukum di Indonesia, dibuktikan dengan banyaknya praktisi hukum yang berasal dari
kalangan pesantren dan notabanenya dulu adalah seorang santri.
Para santri yang sedang menimba ilmu di pesantren harus diberikan motivasi, agar para santri
mempunyai cita-cita untuk ikut berpartisipasi dalam melaksanakan penegakan hukum di
Indonesia kedepannya. Untuk ikut serta dalam penegakan hukum di Indonesia para santri
harus mengenyam pendidikan formal, sehingga para santri dapat mewarnai penegak hukum
dengan bercita-cita menjadi ; hakim, jaksa, advokat, praktisi hukum, polisi, akademisi di
bidang hukum maupun penggiat hukum. Ini harus menjadi bahan renungan untuk semuanya
agar selalu memahami hukum. Dengan begitu para santri mampu menjadi agen yang akan
menegakan keadilan hukum yang ada di Indonesia. Sehingga terciptalah sebuah bangsa yang
damai karena hukum benar-benar djalankan dengan adil.

5Khofifah Indar Parawansa,jawapos.com/opini/22/10/2021


Daftar Pustaka
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210830133905-12-687308/jejak-juliari-menteri-
korupsi-uang-jatah-rakyat-kala-pandemi
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210907132123-12-690833/kedaluwarsa-2022-
perkara-munir-didesak-jadi-kasus-ham-berat
https://www.jawapos.com/opini/22/10/2021/refleksi-hari-santri-nasional-berperilaku-santri-
dalam-menjaga-negeri/
http://jdih.tanjungpinangkota.go.id/index.php/af5-ft/tulisan-hukum/75-penegakan-hukum-
antara-harapan-kenyataan
https://jdih.mahkamahagung.go.id/index.php/beranda/kegiatan/9-kegiatan/138-7-kepribadian-
yang-harus-dimiliki-seorang-juru-bicara-pengadilan
https://nu.or.id/opini/santri-pesantren-dan-cita-cita-penegakan-hukum-AdE4H
https://www.nu.or.id/nasional/definisi-santri-menurut-gus-mus-dw7wM

Anda mungkin juga menyukai