Anda di halaman 1dari 4

Ekonomi “metaverse” untuk Indonesia maju,-kedepannya

Oleh: Az-Zahra Lathifa

Ada begitu banyak permasalahan ekonomi di dunia ini yang tercatat oleh sejarah,
seperti pada 30 Maret 1867 saat Amerika Serikat membeli Alaska dari Rusia yang disebabkan
oleh Rusia merasa kesulitan untuk mengurus wilayah tersebut. Pembelian tanah terluas yang
pernah terjadi dalam sejarah, yang luasnya hingga mencapai kurang lebih 151 juta hektar nyaris
dengan luas negara Mongolia atau Iran. Amerika Serikat hanya membeli senilai 7,2 juta dolar
yang berarti hanya 2,5 sen per hektar, tanah termurah dengan luas jutaan hektar. Juga pada 20
Desember 1803 lagi-lagi Amerika Serikat membeli tanah seluas 214 juta hektar dari tanah
jajahan Napoleon Bonaparte yang bernama Louisiana, yang hanya bernilai 15 juta dolar. Bukan
hanya permasalahan tentang jual beli tanah saja permasalahan ekonomi di dunia ini terjadi, di
negeri kita sendiri pada Februari 1988 saat Soeharto menjabat menjadi Presiden RI dimana
Indonesia mengalami “Krisis Moneter” karena krisis finansial Asia pada tahun 1997-1998 yang
menyebabkan perekonomian Indonesia pada saat itu benar-benar turun drastis, bahkan nilai
mata uang pun sangatlah rendah, hampir tak bernilai. Juga yang terjadi pada dunia saat ini lagi-
lagi mengalami permasalahan ekonomi yang disebabkan oleh merajalelanya virus Covid-19 di
seluruh belahan dunia.
Covid-19 mempengaruhi perekonomian dengan sangat luar biasa, seluruh dunia
menghadapi penurunan ekonomi dan menyebabkan kontraksi yang sangat dalam karena
hampir seluruh negara melakukan pembatasan mobilitas secara ketat (Zulkipli, & Muharir.).
Dunia pada tahun lalu mengalami kemerosotan ekonomi hingga -3,2% dari sisi pertumbuhan
ekonominya, begitu juga yang terjadi pada pertumbuhan perdagangan dunia mengalami
kemerosotan hingga -8,3%. Sedangkan Menteri Keuangan Republik Indonesia sendiri sedang
mengkombinasikan antara rebound yang memiliki arti ekonomi tumbuh tinggi karena adanya
dasar pencapaian yang rendah pada kuartal sebelumnya, dan recovery yang memiliki arti motor
penggerak perekonomian harus pulih dan lebih baik lagi.
Lembaga IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi di Indonesia sebesar 5,6% yoy
atau lebih rendah 0,3% poin dari perkiraan sebelumnya yang mencapai 5,9%, bahkan untuk
saat ini ada kemunculan varian covid-19 yang lebih agresif yang lebih berpotensi untuk
restriksi mobilitas. Masih ada celah positif dengan adanya reformasi struktural yang dilakukan
guna mengakselerasi pertumbuhan ekonomi agar dapat kembali ke jalur semula. “Selaras
dengan pemulihan aktivitas sosial ekonomi, berbagai langkah reformasi struktural tetap
dilanjutkan. Reformasi struktural menjadi syarat perlu agar potensi perekonomian nasional
dapat dioptimalkan untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi pasca-pandemi,”(Sri
Mulyani) Menteri Keuangan Indrawati saat menyampaikan pidato tanggapan pemerintah atas
pandangan fraksi-fraksi DPR RI terhadap kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok
kebijakan fiskal tahun anggaran 2022. Pada Sidang Paripurna DPR RI hari Senin (31/05) di
Jakarta. Lembaga IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi domestik bisa mencapai 6,0%
yoy pada tahun 2023 mendatang.

Adanya pandemi menyebabkan perekonomian dunia maupun Indonesia tak berjalan


seperti yang David Ricardo pernah prediksikan tentang perdagangan bebas yang saat ini terjadi
di dunia harus tertunda dalam kurun waktu yang tak menentu. Berbagai macam cara dan upaya
telah diterapkan oleh pemerintah untuk mengembalikan perekonomian negara. Fungsi Alokasi
juga butuh diterapkan, karena dengan adanya pandemi, persentase pengangguran mencapai 5%
atau sama dengan 172 juta orang di seluruh dunia yang meningkat sebesar 1 juta orang/tahun.
Indonesia menyumbangkan jumlah 28 juta orang untuk kemiskinan dan pengangguran,
sedangkan di Papua dan Papua Barat menyumbangkan 2x lipat persentase. Dengan tingkat
pengangguran sebesar itu di dunia merupakan salah satu faktor perekonomian baik dunia
maupun Indonesia menurun pada awal pandemi, sedangkan sekitar 700 juta pekerja hidup
dalam kemiskinan.
Namun untuk saat ini sudah ada berbagai cara untuk memulihkan perekonomian baik
pribadi maupun negara. Dunia saat ini sudah beranjak modern bahkan ekonomi pun sudah
“digital”, semakin lama dunia akan bertransformasi pada era digital. Berbagai kegiatan
sekarang pun berbasis digital, mulai dari; berbelanja, memesan makanan, hingga menyimpan
uang pun berbasis digital. Sudah ada juga berbagai macam cara saat ini untuk mencari
pekerjaan, seperti; membuka usaha online yang diharapkan persentase pengangguran sekiranya
akan sedikit berkurang, sehingga kita tidak hanya menggantungkan nasib pada pemerintah
akan adanya pembukaaan lowongan pekerjaan. Ekonomi digital dinilai menjadi penopang
perekonomian Indonesia saat pandemi covid-19 berlangsung. Ada tiga bentuk ekonomi digital
yang berkembang di Indonesia, salah satunya adalah e-commerce. Menurut Kemkominfo,
pertumbuhan e-commerce Indonesia mencapai 78%. Maka dari itu, e-commerce dapat
dimanfaatkan sebagai peluang peningkatan ekonomi digital Indonesia.

“Pertumbuhan ekonomi digitalnya itu sendiri akan tumbuh delapan kali lipat dari Rp632 triliun
menjadi Rp4.531 triliun. E-commerce akan memerankan peran yang sangat besar, yaitu 34%
atau setara dengan Rp1.900 triliun,"(Muhammad Lutfi) Menteri Perdagangan saat memberikan
keterangan pers usai Rapat Terbatas (Ratas) mengenai Hilirisasi Ekonomi Digital yang
dipimpin oleh Presiden Jokowi, Kamis (10/06) di Jakarta. Pertumbuhan sektor Informasi dan
Komunikasi mencapai 10,80%, pada kuartal II, karena selama pandemi masyarakat
menggantungkan kehidupannya pada ekonomi digital. Covid-19 menyebabkan penurunan
ekonomi, namun aktivitas ekonomi tetap harus berjalan dengan tetap memperhatikan faktor
kesehatan. Ekonomi digital juga punya ruang berkambang dan menciptakan level playing fields
yang sama untuk semua orang (Sektor Potensial, S.). Selain itu, ekonomi digital ikut
mendorong inklusi sehingga seseorang bisa mendapatkan layanan tanpa harus tatap muka.
Dengan menguatkan ekonomi digital di Indonesia diharapkan perekonomian Indonesia yang
turun hingga -5,32% dapat kembali meningkat.
Ada berbagai macam hal yang bisa kita lakukan dengan adanya ekonomi digital di masa
kini, seperti;
● Adanya halodoc, merupakan aplikasi kesehatan, jika kalian merasa kurang sehat, kalian
bisa berkonsultasi langsung menggunakan aplikasi ini, yang mana kalian akan
diberitahu tentang penyakit yang kalian alami serta cara penanganannya.
● Adanya shopee, merupakan aplikasi belanja, kita hanya perlu mencari apa yang kita
inginkan, sesuai model, ukuran, maka bisa langsung dipesan dan dikirim ke alamat yang
dituju.
● Adanya e-wallet, yang merupakan “dompet digital” jadi, untuk kita mentransfer uang,
membayar pesanan makanan, bahkan menabung kita bisa hanya menggunakan aplikasi
ini maka kalian tidak usah repot-repot mengunjungi bank.
dan masih banyak lagi, semuanya sudah tersedia di HP kalian tanpa perlu repot-repot lagi
keluar rumah. Dengan adanya pandemi, ekonomi digital menjadi situasi yang benar untuk masa
kini. Semua kegiatan yang biasa kita lakukan di kehidupan sehari-hari kini beralih pada dunia
digital, seiring berjalannya waktu manusia akan terbiasa dengan perubahan tersebut. Tetapi
masih ada tantangan ekonomi digital di Indonesia, diantaranya;
● keamanan cyber
● kemampuan sumber daya manusia
● infrastruktur yang buruk
● persaingan produk luar negeri
Yang diharapkan para generasi milenial ikut membantu dalam peran perekonomian
Indonesia, yakni bertindak sebagai bagian dari pertumbuhan ekonomi dengan menerapkan
teori dan ilmu yang dimiliki, juga dengan mengembangkan teknologi untuk membantu
perkembangan perekonomian negara (Hasanuddin, U.). Dengan
mengembangkan,memanfaatkan dan merealisasikan ide-ide mereka yang kemudian
direalisasikan dalam perindustrian merupakan salah satu cara juga dalam membantu
perkembangan perekonomian negara. Industri kreatif merupakan industri yang memanfaatkan
keterampilan atau skill, kekreatifitasan, dan bakat yang dimiliki oleh seseorang guna
menciptakan kesejahteraan. Para generasi muda sebenarnya memiliki kekuatan (strength) yang
mumpuni untuk mengembangkan dan meningkatkan perekonomian Indonesia menjadikan
terbukanya peluang (opportunity) yang dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat yaitu
karena terbukanya lapangan pekerjaan baru.
Tetapi jangan lupakan juga peran santri sebagai elemen pilar ekonomi negara.“Para santri
harus siap berkontribusi, terus berusaha dan berkarya di berbagai bidang untuk menggerakkan
kembali roda perekonomian nasional,”(K.H. Ma’ruf Amin), pidato pembukaan pada
Webinar/Diskusi Online GATRA Media Group melalui konferensi video dari Kediaman Resmi
Wakil Presiden, Jl.Diponegoro No.2, Jakarta Pusat, Kamis (21/10/2021). Hadirnya pesantren
bukan sebatas sebagai tempat menuntut ilmu bagi para pemuda muslim, tetapi santri telah ikut
dan terlibat dalam memberikan warna sejarah berdirinya RI ini dalam memperjuangkan
kemerdekaan. Pesantren telah membuktikan dalam menghasilkan SDM unggul yang menjadi
pejuang, pemikir bahkan tokoh pergerakan Indonesia, baik sebelum kemerdekaan bahkan
sampai era reformasi (Fathoni, M. A., & Rohim, A. N. 2019). Bisa dikatakan bahwa pesantren
dan santri merupakan arus utama dalam sistem pembangunan manusia yang berkarakter,
mandiri dan inovatif. Fungsi pesantren seharusnya menjadi pusat pengkaderan pemikir agama,
pemikir budaya, pemikir ekonomi (centre of excellent). Dengan kekuatan modal sosial tersebut
tentu tidak sulit bagi pesantren dan santri dalam memajukan perekonomian rakyat Indonesia
apalagi pada masa pandemi saat ini.
Oleh karena itu, di masa pandemi seperti ini kita harus bisa tetap mempertahankan
perekonomian negara. Jangan sampai hanya karena perekonomian negara yang turun lalu kita
akan menjadi gelandang di kampung sendiri yang diperbudak dengan fluktuasi sedangkan isi
kantong pun entah kapan terisi atau tidak, tak menentu juga, jadilah orang seperti yang pernah
dikatakan oleh Franklin D.Roosevelt pada pidato pelantikannya 4 Maret 1933 yang berbunyi
“Hanya seorang optimis bodoh yang dapat menolak realita gelap yang sedang kita hadapi”.
Jadilah orang yang rasional dengan tidak hanya menilai dari 1 pandangan saja, kemukakan
seluruh pendapat kalian kepada khalayak luas, dan juga lakukanlah segala hal yang ingin kita
lakukan tetapi tetap pada proporsinya tanpa melanggar norma keadilan dan kemanusiaan antar
sesama, karena kita semua adalah manusia dengan segala hak nya.
Daftar Pustaka
Zulkipli, & Muharir. (n.d.). DAMPAK COVID-19 TERHADAP PEREKONOMIAN
INDONESIA.
Nurmiati. (2019). Perkembangan Ekonomi Nasional Dalam Indonesia Risman. Paper
Knowledge . Toward a Media History of Documents, 1(1), 204–219.
Ma, A., Latri Wihastuti, dan, & Lingkar Selatan, J. (2008). PERTUMBUHAN
EKONOMI INDONESIA: Determinan dan Prospeknya. In Jurnal Ekonomi dan Studi
Pembangunan (Vol. 9, Issue 1).
Triatmanto, B., Sanusi, A., & Siswati, A. (2021). Strategi Mempertahankan Usaha Dan
Meningkatkan Peran Masyarakat Dimasa Covid-19 Pada Kegiatan Pemberdayaan
Ekonomi Masyarakat Batik Zheng. JAST : Jurnal Aplikasi Sains Dan Teknologi, 4(2).
Dan Sektor Potensial, S. (n.d.). PERKEMBANGAN EKONOMI DIGITAL DI
INDONESIA.
Prastyaningtyas, E. W. (n.d.). DAMPAK EKONOMI DIGITAL BAGI
PEREKONOMIAN INDONESIA.
Perkembangan, D., Digital, E., Perilaku, T., Sumarjiyanto, N., Maria, B., & Widayati,
T. (n.d.). The Impact of Digital Economic Development on Social Media Users’
Behavior in Conducting Economic Transactions. 6(2), 2407–263
Hasanuddin, U. (n.d.). Strategi Generasi Millenial Bertahan Hidup Dalam Masa
Pandemi Covid-19 Varian Valiant Ervic Manguma.
Fathoni, M. A., & Rohim, A. N. (2019). Peran pesantren dalam pemberdayaan
ekonomi umat di Indonesia (Vol. 2).
Ham, J. (2014). Diterbitkan oleh: KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA ©2014
KOMISI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA (Vol. 11).

Anda mungkin juga menyukai