PENDAHULUAN
I.1
LATAR BELAKANG
Seperti kita ketahui, bahwasanya pada saat ini dunia tidak asing lagi dengan
era Globalisasi. Istilah globalisasi berkaitan erat dengan globe.Menurut Wikipedia
Bahasa Indonesia, globalisasi adalah proses integrasi internasional yang terjadi karena
pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan
lainnya. Kemajuan insfrastruktur transportasi dan telekomunikasi, termasuk
kemunculan telegraf dan internet merupakan faktor utama dalam globalisasi yang
semakin mendorong saling ketergantungan (interdependensi) aktivitas ekonomi dan
budaya. Globalisasi ekonomi adalah meningkatnya saling ketergantungan ekonomi
negara-negara di dunia akibat percepatan pergerakan barang, jasa, teknologi dan
modal lintas perbatasan. Jika globalisasi bisnis terpusat pada penghapusan peraturan
perdagangan internasional semisal tarif, pajak, dan beban lainnya yang menghambat
perdagangan global, globalisasi ekonomi adalah proses peningkatan integrasi
ekonomi antar negara yang berujung pada munculnya pasar global. Globalisasi
ekonomi terdiri dari globalisasi produksi, pasar, persaingan, teknologi, perusahaan
dan industri. Tren globalisasi saat ini dapat dianggap sebagai hasil dari integrasi
negara maju dengan negara berkembang melalui investasi langsung asing,
pengurangan batasan perdagangan, reformasi ekonomi dan imigrasi. Pada tahun 1944,
44 negara menghadiri Konferensi Bretton Woods untuk menstabilkan mata uang
dunia dan menetapkan kredit untuk perdagangan internasional pada era pasca Perang
Dunia II. Tatanan ekonomi internasional yang direncanakan oleh konferensi ini
menjadi pemicu tatanan ekonomi non-liberal yang digunakan saat ini. Konferensi
tersebut juga menubuhkan beberapa organisasi yang penting bagi terbentuknya
ekonomi global dan sistem keuangan global seperti Bank Dunia, Dana Moneter
Internasional (IMF) dan Organisasi Perdagangan Dunia.
Soeharto sendiri ketika itu beberapa kali menyatakan bahwa demikianlah yang terjadi,
bahwa Indonesia menjadi korban dari deru globalisasi yang melanda seluruh dunia.
Untuk itu, kita perlu menyimak apa sebenarnya yang dimaksud dengan globalisasi
dan sejauh mana dampaknya terhadap Perekonomian Indonesia. Selain itu, krisis nilai
tukar kemudian merambah dengan cepat ke sektor perbankan Indonesia yang ternyata
memang lemah. Kepanikan terpicu dan dengan cepat meluas karena masyarakat dan
bank-bank komersial yang mengelola sebagian besar rupiah yang beredar tidak lagi
percaya terhadap rupiah. Dunia usaha pun mengalami pukulan dahsyat yang
melumpuhkan terutama para konlomerat-kroni yang terlampau mengandalkan
perkembangan bisnisnya pada kedekatan dengan penguasa.
Kemudian, perbankan dan dunia usaha merupakan dua sisi yang diharapkan
mempunyai peran dalam stimulus pemulihan ekonomi. Semenjak krisis kepercayaan
yang menggoncang masyarakat pada tahun 1977 dunia perbankan harus lebih hati-hati
dalam mengelola dan mengawasi dunia usaha khususnya perbankan. Kegiatan
perekonomian yang tinggi sampai dengan pertengahan tahun 1997 menyebabkan
pertumbuhan uang beredar naik pesat sebagai cerminan naiknya permintaan terhadap
uang yang didorong oleh kenaikan tingkat pendapatan dan menurunnya suku bunga
serta derasnya arus modal luar negeri. Menghadapi situasi permintaan domestik yang
tetap kuat pada saat pertumbuhan uang beredar meningkat, kebijakan moneter hingga
pertengahan tahun 1997 diarahkan untuk mengendalikan permintaan dalam negeri
dalam rangka memelihara stabilitas ekonomi makro.
I.2
TUJUAN PENULISAN
Makalah ini diajukan untuk memenuhi komponen penilaian Mata Kuliah
Perekonomian Indonesia oleh Ibu Nur Fajri, S.Sos, M.Si sesuai dengan pembahasan
yang telah ditentukan sebelumnya yaitu Tantangan Global, Perbankan dan Dunia
Usaha (Memahami Tantangan-Tantangan Ekonomi & Mampu menjawab
Tantangan Global) serta selain itu pula untuk memberikan informasi kepada para
pembaca perihal hal tersebut.
I.3
RUMUSAN MASALAH
BAB II
PEMBAHASAN
II.1
TANTANGAN EKONOMI
Seperti kita ketahui pada tahun 2015 ini, Indonesia dan negara-negara di
wilayah Asia Tenggara akan membentuk sebuah kawasan yang terintegrasi yang
dikenal sebagai Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). MEA merupakan bentuk
realisasi dari tujuan akhir integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara. Terdapat
empat hal yang akan menjadi fokus MEA pada tahun 2015 yang dijadikan suatu
momentum yang baik untuk Indonesia yaitu sebagai berikut :
1) Negara-negara di kawasan Asia Tenggara ini akan dijadikan sebuah wilayah
kesatuan pasar dan basis produksi. Dengan terciptanya kesatuan pasar dan
basis produksi maka akan membuat arus barang, jasa, investasi, modal dalam
jumlah yang besar, dan skilled labour menjadi tidak ada hambatan dari satu
negara ke negara lainnya di kawasan Asia Tenggara
2) MEA akan dibentuk sebagai kawasan ekonomi dengan tingkat kompetensi
yang tinggi, yang memerlukan suatu kebijakan yang meliputi Competition
Policy, Consumer Protection, Intellectual Property Rights (IPR), Taxation, dan
E-Commerce. Dengan demikian, dapat tercipta iklim persaingan yang adil
terdapat perlindungan berupa sistem jaringan dari agen-agen perlindungan
konsumen, mencegah terjadinya pelanggaran hak cipta, menciptakan jaringan
transportasi
memperkecil
kesenjangan
antara
negara-negara ASEAN
dalam
hal
tiap negara
5) Metode produksi dan perakitan dengan organisasi yang makin efisien
6) Semakin pesatnya perkembangan perusahaan multinasional (MNC) di hampir
segala penjuru dunia
Steiner (1997) menjelaskan bahwa ada tiga faktor yang mendorong terjadinya
perubahan global yaitu:
1) Produk nasional kotor (GNP) tumbuh dan meningkat dengan cepat terutama di
negara-negara maju
2) Revolusi dalam tekonologi komunikasi
3) Kekuatan-kekuatan yang mempermudah munculnya perusahaan besar berskala
global
Ekonomi indonesia saat ini optimis pertumbuhan ekonomi yang meningkat
dengan pertumbuhan dan pendapatan nasional yang semakin meningkat. Salah satu
pertumbuhan ekonomi itu dapat dilihat dengan permintaan domestik masih akan
menjadi penopang utama kinerja perekonomian. Selain itu, ekspor dan impor, serta
investasi. Di lihat dari sedikit perekonomian makro dibidang perbankan ini dapat kita
rasakan pertumbuhan ekonomi itu meningkat. Permintaan domestik masih akan
menjadi penopang utama kinerja perekonomian.
Dampak positif globalisasi ekonomi ditilik dari aspek kreatifitas dan daya
saing dengan semakin terbukanya pasar untuk produk-produk ekspor maka
diharapkan tumbuhnya kreatifitas dan peningkatan kualitas produksi yang disebabkan
dorongan untuk tetap eksis ditengah persaingan global, secara natural ini akan terjadi
manakala kesadaran akan keharusan berinovasi muncul dan pada giliranya akan
menghasilkan produk-produk dalam negeri yang handal dan berkualitas. Disisi lain,
kondisi dimana kapababilitas daya saing yang rendah dan ketidakmampuan Indonesia
mengelola persaingan akan menimbulkan mimpi buruk begi perekonomian negeri ini.
Hal ini akan mendatangkan berbaga dampak negatif globalisasi ekonomi
seperti membanjirnya produk-produk asing seperti produk cina yang akhirnya
mematikan produksi dalam negeri, warga negara Indonesia hanya akan menjadi
tenaga kasar bergaji murah sedangkan pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan skill
akan dikuasai ekspatriat asing dan sudah barang tentu lowongan pekerjaan yang saat
ini sudah sangat sempit akan semakin habis karena gelombang pekerja asing.
Dampak positif globalisasi ekonomi dari aspek permodalan, dari sisi
ketersediaan akses dana akan semakin mudah memperoleh investasi dari luar negeri.
Investasi secara langsung seperti pembangunan pabrik akan turut membuka lowongan
kerja. Hanya saja dampak positif ini akan berbalik 180 derajat ketika pemerintah tidak
mampu mengelola aliran dana asing dan yang akan terjadi justru penumpukan dana
asing yang lebih menguntungkan pemilik modal dan rawan menimbulkan krisis
ekonomi karena runtuhnya nilai mata uang Rupiah. Belum lagi ancaman dari semakin
bebas dan mudahnya mata uang menjadi ajang spekulasi. Bayangkan saja jika sebuah
investasi besar dengan melibatkan tenaga kerja lokal yang besar tiba-tiba ditarik
karena dianggap kurang prospek tentunya hal tersebut bisa mempengaruhi kestabilan
ekonomi. Dampak positif globalisasi ekonomi dari sisi semakin mudahnya diperoleh
barang impor yang dibutuhkan masyarakat dan belum bisa diproduksi di Indonesia,
alih teknologi juga bisa terbuka sangat lebar, namun kondisi ini juga bisa berdampak
buruk bagi masyarakat karena kita cenderung hanya dijadikan objek pasar, studi kasus
seperti produksi motor yang di kuasai Jepang, Indonesia hanya pasar dan keuntungan
penjualan dari negeri kita akan dibawa ke Jepang memperkaya bangsa
Jepang. Dampak positif globalisasi ekonomi dari aspek meningkatnya kegiatan
pariwisata, sehingga membuka lapangan kerja di bidang pariwisata sekaligus menjadi
ajang promosi produk Indonesia.
semakin meningkat. Parahnya lagi, belum ada solusi pasti untuk masalah ini.
Keputusan Pemerintah yang Kurang Tepat
Kita semua tahu bahwa beberapa tahun belakangan ini sangat marak
sekali peredaran barang-barang dari China di negara kita. Nah, penyebabnya
adalah keputusan pemerintah dalam hal regulasi ekonomi yang dirasa kurang
tepat jika dilihat dari kondisi perekomomian Indonesia. Di saat itu pemerintah
memutuskan untuk bergabung dalam ASEANChina Free Trade Area
(ACFTA). Akhirnya terjadilah seperti yang kita rasakan sekarang ini. Produk
II.3
kerja,
meningkatkan
dan
memeratakan
pendapatan
rakyat
serta
10
II.4
pula
teknologi
11
12
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa untuk menjawab
tantangan-tantangan yang dihadapi Indonesia di era globalisasi khususnya bidang
ekonomi maka, Indonesia harus mempersiapkan diri dengan mengembangkan
perekonomian yang berorientasi global sesuai dengan kemajuan teknologi dengan
membangun keunggulan kompetitif berdasarkan keunggulan komperatif sebagai
13
negara maritim dan agraris sesuai kompetensi dan produk unggulan yang ada di setiap
daerah. Mengembangkan investasi dalam rangka meningkatkan daya saing global
dengan membuka aksesbilitas yang sama terhadap kesempatan kerja dan usaha bagi
seluruh rakyat melalui keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia
dengan menghapus segala bentuk perlakuan diskriminatif. Kesenjangan ekonomi juga
cenderung semakin tinggi sehingga dapat memicu terhadap keberlangsungan
pembangunan. Selain itu, perpajakan juga semakin lemah dan perlu mendapat
perhatian. Dengan demikian, diperlukan adanya perhatian khusus dari Pemerintah
untuk dapat menyelaraskan keadaan perekonomian Indonesia dalam menghadapi
tantangan-tantangan global, perbankan dan dunia usaha.
DAFTAR PUSTAKA
Santoso, W. et.al (2008). Outlook Ekonomi Indonesia 2008-2012: Integrasi ekonomi ASEAN
dan prospek perekonomian nasional. Jakarta: Biro Riset Ekonomi Direktorat Riset Ekonomi
dan Kebijakan Moneter.
Basri, Faisal, 2002. Perekonomian Indonesia. Erlangga, Jakarta.
14
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29511/4/Chapter%20I.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi
http://rodlial.blogspot.com/2014/02/makalah-perekonomian-indonesia-dalam.html
15