Anda di halaman 1dari 2

1.

ANALISIS SWOT “ KESIAPAN INDONESIA MEMASUKI MEA “

Dalam menghadapi MEA/AEC ini, Indonesia perlu mengetahui posisinya di kawasan ASEAN saat
ini. Dengan menggunakan alat bantu melalui analisa SWOT, Indonesia dapat melakukan analisis kualitatif
untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis dan memformulasikan strategi suatu kegiatan.
Analisis ini didasarkan pada logika yang tidak hanya memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang
(opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman
(threats).
Hasil analisis SWOT kesiapan Indonesia memasuki MEA adalah sebagai berikut:
A. KEKUATAN (STRENGTHS)
1. Instruksi Presiden tentang Peningkatan Daya Saing Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi
ASEAN 2015.
2. Stabilitas ekonomi Indonesia yang kondusif dan kekayaan sumber daya alam yang begitu besar.
Melihat kondisi ekonomi Indonesia yang stabil dan mengalami peningkatan yang signifikan, angka
kemiskinan yang dapat ditekan seminim mungkin, dan progres dalam bidang ekonomi lainnya pun
mengalami kemajuan yang cukup signifikan.
3. Pertumbuhan GDP Indonesia dari tahun ke tahun cenderung stabil. Pada tahun 2009 penurunannya
tidak terlalu jatuh seperti beberapa negara yang bahkan minus akibat krisis 2008.
4. Pangsa ekspor Indonesia ke negara-negara ASEAN cukup besar. Nilai ekspor Indonesia ke Malaysia,
Filipina, Singapura, dan Thailand mencapai 13,9 persen dari total ekspor Indonesia pada 2005.
5. Indonesia telah berusaha untuk mengurangi kesenjangan ekonomi Kesenjangan antara Pemerintah
Pusat dengan daerah lalu mengurangi kesenjangan antara pengusaha besar dengan UKM dan
peningkatan dalam beberapa sektor untuk meningkatkan daya saing.

B. KELEMAHAN (WEAKNESS)
1. Sumbangan sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) terhadap produk domestik bruto
(PDB) di Indonesia baru mencapai usaha mikro 29,74%. UMKM merupakan sektor ekonomi
nasional yang sangat strategis dalam pembangunan ekonomi kerakyatan. Pemberdayaan ini dapat
menciptakan iklim usaha dan mengurangi ekonomi biaya tinggi. Pemberdayaan UMKM sangat
diperlukan untuk meningkatkan daya saing ekonomi. Persaingan dalam hal kualitas maupun kuantitas
yang bukan hanya untuk pasar lokal dan nasional, tetapi juga ekspor. Semakin banyak UMKM yang
bisa mengekspor, akan semakin besar pula daya saing ekonomi Indonesia. Pelatihan penggunaan
website dalam rangka memperluas segmentasi konsumen juga sangat diperlukan di era digital saat
ini. Hal ini yang terkadang masih jarang dilakukan oleh UMKM. Elimination of Non-Tarif Barriers
dan Single Window juga berdampak pada UMKM. Banjir produk impor yang lebih murah dan
berkualitas baik, akan menggeser usaha UMKM.
2. Kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia masih rendah dibandingkan dengan kualitas SDM
negara ASEAN lainnya. Tahun 2015 ketika MEA sudah diimplementasikan maka perpindahan
skilled labour akan bebas diantara negara ASEAN. Hal tersebut berarti supply tenaga kerja semakin
banyak sedangkan demand cenderung tetap. Indonesia dapat digolongkan sebagai salah satu Negara
yang produktif. Jika dilihat dari faktor usia, sebagian besar penduduk Indonesia atau sekitar 70% nya
merupakan usia produktif. Jika kita lihat pada sisi ketenaga kerjaankita memiliki 114 juta tenaga
kerja (data BPS, tahun 2013). Untuk itu Indonesia perlumengantisipasi permasalahan SDM dalam
menghadapi MEA 2015 melalui pengembangan SDM. SDM merupakan hal yang paling krusial
dalam menghadapi MEA. SDM yang berkualitas akan mampu bersaing dan kuat menghadapi
tantangan. Cekatan serta inovatif dalam mengambil ide, langkah dan tindakan. Peningkatan kualitas
SDM misalnya dengan pelatihan bahasa. Bahasa sangat penting dalam peranan persaingan global.
Terutama bahasa inggris. Selain itu, pengembangan skill dapat dilakukan dengan pelatihan,
workshop, pertemuan rutin antarpelaku ekonomi, juga pembangunan networking. Semua hal ini
dilakukan agar pelaku ekonomi selalu mengikuti perkembangan terbaru perekonomian.
3. Pengawasan dan keamanan makanan pangan di Indonesia masih sangat lemah. Hal ini disebabkan
karena masih longgarnya pintu masuk import terutama barang ataupun bahan makanan yang akan
masuk ke Indonesia.
4. Infrastuktur transportasi di Indonesia kondisinya masih belum ideal dibandingkandengan negara
ASEAN lainnya. Infrastruktur berupa sarana dan prasarana seperti logistik, listrik, telekomunikasi,
revitalisasi transportasi, jalan raya, rel kereta api, pelabuhan, bandara dan lain-lain. Faktor
infrastruktur ini sangat mempengaruhi proses produksi dan distribusi. Oleh karenanya, perbaikan
infrastruktur ini harus disegerakan. Tersendatnya logistik dapat meningkatkan inflasi. Karena daya
saing juga sangat ditentukan cepat lambatnya keluar masuk barang.
5. Kelembagaan dan pemerintah yang taat hukum dan tidak memihak sangat diharapkan. Sikap
kelembagaan & pemerintah yang kooperatif terhadap pelaku usaha merupakan salah satu hal yang
harus diperbaiki. Tidak mempersulit urusanadministrasi dan birokrasi yang berkepanjangan. Untuk
itu Indonesia perlu melakukan peningkatan dan penguatan lembaga hukum, terutama dalam
halindependensi dan akuntabilitas kelembagaan hukum sehingga tercipta iklim kelembagaan hukum
yang profesionalisme dan transparan. Upaya peningkatan kesejahteraan kelembagaan dan pemerintah
juga terus dilaksanakan guna mencegah tindakan yang mengarah dan berpotensi koruptif.

C. PELUANG (OPPORTUNITIES)
1. Membuka peluang bagi Indonesia untuk memanfaatkan aliran modal yang masuk kekawasan yang
kemudian di tempatkan di asset berdominasi rupiah. Pemodalan ini sangat penting untuk
meningkatkan kapasitas produksi suatu usaha. Oleh karenanya, dibutuhkan lembaga pemodalan yang
mudah diakses oleh pelaku usaha dari berbagai skala. Terutama pelaku UMKM yang seringkali
kesulitan dalam penambahan modal.
2. Yang kedua jika MEA 2015 sukses dilaksanakan maka akan menjadikan kawasan diASEAN
memiliki potensi ekonomi yang tinggi dan tentu saja hal tersebut banyak menarik minat para investor
untuk menanamkan modalnya di kawasan ASEAN.
3. Adanya MEA akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan negaralainnya yang berada
di kawasan ASEAN. Dengan adanya pembentukan pasar yang lebih besar dapat membuka lapangan
pekerjaan yang lebih luas di Indonesia dan diharapakan hal tersebut dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
4. Kawasan di ASEAN merupakan negara pengekspor sumber daya alamnya. Diharapkan dengan
meningkatnya harga komoditas di pasar dunia, maka akan menciptakan surplus transaksi
perdagangan di kawasan ASEAN.
5. Terbukanya pemanfaatan teknologi diantara negara anggota.

D. ANCAMAN (THREATS)
1. Ancaman yang akan dihadapi adalah persaingan dengan negara sesama ASEANdan juga negara yang
di luar ASEAN. Negara pesaing terberat untuk Indonesia dalam ekspor impor adalah Singapura,
Malaysia dan Thailand. Negara tersebut merupakan tantangan terberat bagi Indonesia karena telah
mengakibatkan neraca perdagangan Indonesia defisit.
2. Laju inflasi di Indonesia masih tergolong tinggi dibandingkan dengan negara lain dikawasan
ASEAN. Masih rendahnya tingkat kemakmuran Indonesia yang masih menjadi kendala. Dikarenakan
tingkat populasi yang besar yang menjadi hambatan dalam pemerataan pendapatan.
3. Peningkatan keunggulan kualitas barang dalam sektor tekstil, elektronik, tembaga, batu bara, nikel,
mesin, produk kimia yang tingkat keunggulannya masih terbatas.

Maka dengan ini, peran strategis pemerintah sangat diperlukan oleh masyarakat dalam rangka
mempersiapkan diri dan memberikan kontribusi positif dalam pertumbuhan ekonomi nasional.
Beberapa hal yang perlu dilakukan pemerintah dalam mempersiapkan Indonesia menghadapi MEA ,
adalah :
- Pertama , melalui kementerian terkait mengoptimalisasikan potensi-potensi lokal (daerah) yang dapat
dikelola secara profesional. Dalam hal ini pemerintah dapat bersinergi dengan kelompok-kelompok
ekonomi kreatif dan membuat kemitraan dalam memberdayakan sumber daya manusia di daerah-daerah.
- Kedua, Membuka peluang ruang pendidikan ketrampilan melalui lembag-lembaga pendidikan
nonformal dan informal dalam rangka menyediakan calon tenaga kerja diibidang pelayanan dan jasa,
industri kerajinan tangan, home industri dan tenaga praktis lainnya sehingga tenaga kerja lokal mampu
bersaing dengan tenaga kerja asing.
- Ketiga, pemerintah memberikan perlindungan dan kemudahan terhadap pelaku-pelaku UMKM.
Sehingga usahanya dapat berkembang di pasar nasional bahkan sampai ke pasar internasional.
- Keempat, pemerintah memberikan reward (penghargaan) kepada pelaku UMKM untuk meningkatkan
atau menimbulkan gairah usaha dan merangsang persaingan sehat serta jujur.

Anda mungkin juga menyukai