Anda di halaman 1dari 2

PELUANG DAN TANTANGAN SDM INDONESIA MENYONGSONG ERA

MASYARAKAT EKONOMI ASEAN


Dewi wuryandani

Pendahuluan
Sejak satu dekade lalu, para pemimpin ASEAN sepakat membentuk sebuah pasar tunggal di
kawasan asia tenggara pada akhir 2015. Ini dilakukan agar daya saing ASEAN meningkat dan
menarik investasi asing serta bisa menyaingi cina dan india. Pembentukan MEA(masyarakat
Ekonomi Asean) ini nantinya memungkinkan satu negara menjual barang dan jasa dengan
mudah ke negara-negara lain seluruh asia tenggara sehingga kompetisi semakin ketat.
Peluang dan tantangan besar pasar ASEAN
Secar umum setidaknya terdapat empat hal penting terkaitr pelaksanaan MEA 2015. Pertama,
ASEAN sebagai pasar dan produksi tunggal. Kedua, pembangunan ekonomi bersama. Ketiga,
pemerataan saing, termasuk pentingnya pekerja yang kompeten.kesepakatan pelaksanaan MEA
ini diikuti oleh 10 negara anggota ASEAN yang memiliki total penduduk 600 juta jiwa dan
sekitar 43 persen jumlah penbduduk Indonesia sebagai pasar utama yang besar. MEA juga
menjadi kesempatan yang bagus bagi para wirausahawan untuk mencari pekerja terbaik sesuai
dengan kriteria yang diinginkan. Sebaliknya, situasi seperti ini juga memunculkan risiko
ketenagakerjaan bagi Indonesia. Dilihat dari sisi pendidikan dan produktivitas Indonesia masih
kalah bersaing dengan tenaga kerja yang berasal dari Malaysia, Singapura, dan Thailand.
Laporan Bank Pembangunan Asia (ADB) dan Organisasi Buruh Internasional (ILO), MEA dapat
menciptakan 14 juta lapangan kerja tambahan atau mengalami kenaikan 41 persen pada 2015
karena semakin bebasnya pergerakan tenaga kerja terampil. Pertumbuhan ekonomi regional pun
bisa terdongkrak menjadi 7 persen. Namun demikian, Indonesia kemungkinan tidak banyak
diuntungkan. Taksiran lapangan kerja baru hanya mencapai 1,9 juta atau 1,3 persen dari total
pekerja. Sementara ILO memperkirakan permintaan akan tenaga kerja kelas menengah akan
meningkat 22 persen atau 38 juta dan tenaga kerja level rendah meningkat 24 persen atau 12
juta. Menurut kajian tersebut, sekitar setengah dari tenaga kerja sangat terampil diramalkan akan
bekerja di Indonesia. Sayangnya, sebagian besar lapangan pekerjaan itu justru akan diperebutkan
oleh calon pekerja yang kurang terlatih dan minim pendidikan. Akibatnya, kesenjangan
kecakapan itu akan mengurangi produktivitas dan daya saing Indonesia.
Agenda Kebijakan ke Depan
Indonesia masih memiliki cukup waktu untuk melakukan negosiasi ulang mengenai poin-poin
penting yang disepakati untuk memberikan keuntungan pada posisi Indonesia. Sosialisasi juga
harus dilakukan pemerintah dalam kontek persiapan MEA. Sosialisasi tersebut bukan semata-
mata mengenai cara menembus pasar ASEAN tetapi yang jauh lebih penting adalah bagaimana
pengusaha nasional bisa bertahan di pasar lokal di tengah-tengah besarnya perdagangan jasa dari
ASEAN, yang tentunya akan melibatkan SDM tenaga kerja yang ahli dan terampil.
MEMPERSIAPKAN SDM INDONESIA DALAM MENGHADAPI MEA
TAHUN 2015
Anang pramudyo

MEA mulai berlaku pada tahun 2015. MEA ini mengintegrasukan seluruh negara-negara ddi
kawasan Asia Tenggara dalam berbagai bidang terutama di bidang ekonomi, misalnya bidang
ketenagakerjaan, investasi, produk,modal, hingga jasa.ada beberapa keuntungan bagi negara
yang sudah siap menyongsong MEA ini, antara lain adalah meningkatkan kompetisi dalam
persaingan ekonomi antar negara yang sudah siap menyongsong MEA, antara lain adalah
meningkatkan persaingan ekonomi antar negara.
Bagi Indonesia sangat perlu untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menghadapi MEA
ini. Persiapan ini diperlukan tidak hanya melakukan proteksi produk dalam negri, melainkan
juga pada sisi ketenagakerjaan. Dari sisi lain ketenagakerjaan kita patut khawatir SDM tidak
akan mampu bersaing dengan tenaga kerja dari negara lainnya yang mempunyai kualitas yang
lebih baik.
Salah satu hal yang juga perlu diwaspadai atau diperhatikan dari pemberlakuan MEA ini adalah
tentang bebasnya aliran tenaga kerja ahli. Tenaga kerja ahli yang dapat dengan bebas
dipertukarkan pada MEA di tahun 2015 mengacu pada persetujuan MRA(mutual recognition
agreement) yang disepakati oleh negara ASEAN.
Dampak dan tantangan yang dihadapi Indonesia dengan adanya MEA
Menurut prasetyo, MEA akan memberikan dampak positif dan negative bagi negara Indonesia.
Dampak positifnya yaitu akan memicu pertumbuhan investasi baik dari luar maupun dalam negri
sehingga akan membuka lapangan pekerjaan baru. Adapun dampak negatifnya dari MEA, yaitu
dengan adanya pasar barang dan jasa secara beabs tersebut akan mengakibatkan tenaga kerja
asing mudah masuk dan berkerja di Indonesia sehingga mengakibatkan persaingan tenaga kerja
semakin ketat di bidang ketenagakerjaan.
Upaya yang dilakukan pemerintah.
Pemerintah perlu melakukan dalam melakukan perbaikan dalam kualitas SDM dalam rangka
meningkatkan daya saing tenaga kerja Indonesia di pasar ASEAN. Tidak hanya di bidang
pendidikan,, keahlian, produktifitas, tetapi yang tidak kalah penting adalah penguasaan Bahasa
asing bagi tenaga kerja Indonesia. Pemerintah juga perlu melakukan beberapa strategi yang
tertuang dalam kebijakan program-program kegiatan serta didukung pelaksanaan yang serius
melalui kerjasama antara pemerintah, akademisi, dan dunia usaha (industry) Indonesia sehingga
indoensia dapat lebih siapdalam menghadapi MEA di tahun 2015

Anda mungkin juga menyukai