Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Negara Indonesia merupakan  negara maritim yang memiliki sumber daya alam dan
sumber daya manusia yang melimpah. Pertumbuhan Indonesia mengalami peningkatan
dari tahun ke tahun. hingga pada tahun 2012  pertumbuhan ekonomi Indonesia
mencapai 6,2 persen. Negara Indonesia termasuk  salah satu anggota ASEAN. ASEAN
merupakan suatu organisasi perkumpulan bangsa-bangsa di Asia Tenggara. Pada tahun
2015, ASEAN merencanakan penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Untuk
menjaga stabilitas politik  dan keamanan regional ASEAN, meningkatkan daya saing
kawasan secara   keseluruhan di pasar dunia, dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
 Dengan adanya  MEA tersebut, maka   akan tercipta suatu pasar besar  kawasan
ASEAN yang akan berdampak besar terhadap perekonomian negara terutama negara
kita  bayak dampak positif dari adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN namun di lain
pihak berbagai tantangan akan di hadapi indonesia pada tahun 2015 nanti mulai dari
tantangan tentang perekonomian indonesia hingga sejumlah masalah seperti pengaruh
MEA terhadap kearifan lokal bangsa Indonesia serta ketahanan ekonomi Indonesia.
Namun kita sebagai masyarakat Indonesia sekaligus sebagai pelaku ekonomi harus
tetap berfikir optimis bahwa pada saatnya Masyarakat Ekonomi ASEAN di berlakukan
pada tahun 2015 nanti indonesia dapat menghadapi berbagai tantangan dan pengaruh
negatif dari MEA itu sendiri  tentunya dengan berbagai perencanaan perencanan yang
matang dalah meghadapi tantangan Masyarakat Ekonomi ASEAN.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Masyarakat Ekonomi Asean?
2. Bagaimana Pasar Bebas Tenaga Kerja Pada Masyarakat Ekonomi Asean?
3. Apa Pengaruh Mea Terhadap  Kondisi Ekonomi Nasional Maupun Regional?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Masyarakat Ekonomi Asean

1
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Pasar Bebas Tenaga Kerja Pada Masyarakat Ekonomi
Asean
3. Untuk Mengetahui Apa Apa Pengaruh Mea Terhadap  Kondisi Ekonomi Nasional
Maupun Regional

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MASYARAKAT EKONOMI ASEAN


Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN
dalam artian adanya system perdagaangan bebas antara Negara-negara ASEAN.
Indonesia dan sembilan negara anggota ASEAN lainnya telah menyepakati perjanjian
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC).
Pada KTT di Kuala Lumpur pada Desember 1997 Para Pemimpin ASEAN
memutuskan untuk mengubah ASEAN menjadi kawasan yang stabil, makmur, dan
sangat kompetitif dengan perkembangan ekonomi yang adil, dan mengurangi
kemiskinan dan kesenjangan sosial-ekonomi. (ASEAN Vision 2020 Pada KTT Bali
pada bulan Oktober 2003, para pemimpin ASEAN menyatakan bahwa Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) akan menjadi tujuan dari integrasi ekonomi regional pada
tahun 2020, ASEAN Security Community dan Komunitas Sosial-Budaya ASEAN dua
pilar yang tidak terpisahkan dari Komunitas ASEAN.
Semua pihak diharapkan untuk bekerja secara yang kuat dalam membangun
Komunitas ASEAN pada tahun 2020 Selanjutnya, Pertemuan Menteri Ekonomi
ASEAN yang diselenggarakan pada bulan Agustus 2006 di Kuala Lumpur, Malaysia,
sepakat untuk memajukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dengan target yang
jelas dan jadwal untuk pelaksanaan. Pada KTT ASEAN ke-12 pada bulan Januari 2007,
para Pemimpin menegaskan komitmen mereka yang kuat untuk mempercepat
pembentukan Komunitas ASEAN pada tahun 2015 yang diusulkan di ASEAN Visi
2020 dan ASEAN Concord II, dan menandatangani Deklarasi Cebu tentang Percepatan
Pembentukan Komunitas ASEAN pada tahun 2015 Secara khusus, para pemimpin
sepakat untuk mempercepat  pembentukan Komunitas Ekonomi ASEAN pada tahun
2015 dan untuk mengubah ASEAN menjadi daerah dengan perdagangan bebas barang,
jasa, investasi, tenaga kerja terampil, dan aliran modal yang lebih bebas.

3
. PASAR BEBAS TENAGA KERJA PADA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN
Salah satu tantangan  yang akan dihadapi Indonesia dalam Masyarakat Ekonomi
ASEAN 2015 adalah diamana akan terjadinya pasar bebas tenaga kerja. Ini berarti
tenaga kerja di Indonesia akan bersaing dengan tenaga kerja dari negara ASEAN
lainnya. Pasar bebas tenaga kerja akan menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah,
mengingat saat ini konflik buruh dengan pengusaha masih terus berlanjut terkait dengan
upah minimum.
Sementara itu, Myanmar, Kamboja dan Vietnam menawarkan upah buruh yang lebih
murah dibandingkan dengan upah buruh di Indonesia. Direktur Indonesia for Global
Justice Riza Damanik mewaspadai dampak buruk penerapan MEA terhadap upah
buruh. Menurutnya, penerapan MEA pada 2015 nanti dapat mendorong upah murah,
sebagai strategi untuk menarik investasi ke Indonesia. Padahal menurutnya hingga saat
ini pemerintah belum serius dalam meningkatkan kesejahteraan buruh, dan hal ini akan
diperparah dengan berlakunya MEA yang membebaskan arus investasi dan kapital
karena ditakutkan pemerintah akan menggunakan upah murah sebagai insentif dalam
menarik investasi ke Indonesia.Namun, pada dasarnya tingkat upah buruh dapat
ditingkatkan jika biaya logistik yang harus ditanggung oleh pengusaha dapat ditekan.
Pasalnya, menurut ekonom Institute for Development of Economic and Finance
(INDEF) Ahmad Erani Yustika, saat ini pengusaha sulit untuk menaikkan besaran upah
minimum ketika mereka harus menanggung biaya logistik yang tinggi. Saat ini
pengusaha harus membayar biaya logistik hingga 17% dari biaya produksi dan juga
harus menghadapi tingginya suku bunga kredit yang mencapai 11%-13% yang semakin
mempersempit ruang untuk menaikkan besaran upah buruh.
Seharusnya disinilah pemerintah menunjukkan kontribusinya, dengan menurunkan
beban yang harus dibayarkan pengusaha tersebut, sehingga pengusaha memiliki ruang
untuk meningkatkan upah buruh. Hal ini juga akan berdampak pada iklim usaha yang
lebih kondusif dan menaikkan daya saing Indonesia, namun tidak melalui upah
murah.Lebih dari itu, kualitas sumber daya manusia di Indonesia masih membutuhkan
banyak peningkatan, sehingga di masa mendatang Indonesia mampu untuk menyuplai
tenaga kerja terampil, bukannya buruh seperti kondisi yang ada saat ini.

4
C. PENGARUH MEA TERHADAP  KONDISI EKONOMI NASIONAL
MAUPUN
REGIONAL
MEA (Masyarakat Ekonomi Asean)  merupakan salah satu tantangan bagi bangsa
indonesia untuk menghadapi MEA adalah antisipasi melalui optimalisasi
pengembangan sumber daya alam yang akan memenuhi kebutuhan dasar masyarakat
nasional maupun regional, memanfaatkan lahan yang ada dengan kondisi iklim yang
mendukung dengan  berbagai tanaman yang dibutuhkan masyarakat dan tidak terlalu
berorientasi ekspor. 
Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat menjadi kekuatan untuk menghadapi
serangan produk luar masuk.  Mekanisme pasar domestik akan mampu menghidupkan
dan memperkuat kondisi ekonomi dalam negeri, kultur dan budaya yang konsumtif
merupakan anugrah yang perlu disyukuri karena kebutuhan untuk meningkatkan daya
beli akan timbul dan merupakan dorongan alami  dari masyarakat dan menjadi kekuatan
pasar domestik.
Rempah-rempah adalah  prospek yang paling menguntungkan untuk dijual ke luar
negeri, orientasi ekspor harus bersumber dari potensi yang dihasilkan oleh dukungan
alam, kekuatan kondisi alam yang harus dicermati, pola tanam rempah-rempah tidak
terlalu sulit dan tidak terlalu banyak memerlukan pemeliharaan yang intens, karena
dengan mudahnya berkolaborasi dengan kondisi alam dan iklim yang ada.
Pengembangan pola tanam rempah-rempah dengan didasarkan kepada identifikasi
jenis/perkluster jenis rempah-rempah akan memudahkan dalam menghitung besaran
kemampuan pemenuhan kebutuhan pasar. Pasar rempah-rempah tidak akan pernah
berkurang karena sangat dibutuhkan dan pasarnya tersebar luar.
Pemanfaatan lahan tidur yang tersebar luas, perlu dimanfaatkan dengan tenaga kerja
yang ada (masyarakat), menerjunkan penyuluh pertanian dan akademisi selaku tenaga
profesional, fasilitasi bibit rempah-rempah dari pemerintah, dengan pola pengawasan
dan pengendalian masa panen dan pemasaran sangat efektif untuk memicu masyarakat
berperan aktif meningkatkan dan memperkuat ekonomi negara.
Kejayaan dan kekuatan ekonomi tidak selamanya harus dengan menggali potensi
yang baru tetapi memperkuat potensi yang ada/yang tersedia melalui pengembangan

5
mutu dan jumlah dan mempelajari kondisi pasar dan mekanisme pemasaran melalui
perluasan pasar produk dan segmentasi pasar.
Memakmurkan masyarakat dengan  kekuatan potensi yang ada yang bersumber dari
alam negeri kita sendiri, karena kebutuhan pokok adalah kebutuhan yang intens
dibutuhkan masyarakat dan itu bukan kendaraan atau jenis industri lainnya, tetapi
pangan sebagai kekuatan untuk memenuhi kelangsungan hidup yang paling mendasar.
Infrastruktur, sebagai sarana pendukung distribusi hasil-hasil rempah-
rempah  maupun pangan dari dan ke masyarakat hal pokok yang dibutuhkan dan  perlu
diprioritaskan.
Pasar pangan mayoritas ada di dalam negeri, sehingga ketahanan pangan  dengan
pola pengembangan pertanian mutlak diperlukan melalui pemanfaatan lahan tidur. Pasar
rempah-rempah ada di luar negeri, sebagai sumber untuk ekspor. Sumber daya alam
lainnya seperti minyak bumi dan gas atau batu bara, tidak perlu dieksploitasi besar-
besaran dan harus segera dibatasi karena akan merusak alam,  akan habis seiring waktu
dan  merusak sumber hayati lainnya.
Mengembalikan negara industri menjadi negara agraris sangat sulit, tetapi merubah
negara agraris menjadi negara industri sangat mudah. Memperkecil hal yang mudah
dengan menghindari hal sulit harus dilakukan sehingga terjadi keseimbangan yang dapat
mensejahterakan masyarakat.

6
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Masyarakat Ekonomi ASEAN adalah bentuk integrasi ekonomi regional yang
direncanakan untuk dicapai  pada tahun 2015. Dengan pencapaian tersebut  maka
ASEAN akan menjadi pasar  tunggal dan basis produksi dim ana terjadi arus barang,
jasa, investasi dan tenaga  terampil yang bebas serta aliran modal yang  lebih bebas.
Adanya aliran komoditi  dan faktor produksi tersebut diharapkan  membawa ASEAN
menjadi kawasan yang  makmur dan kompetitif dengan perke mbangan ekonomi yang
merata, serta menurunnya tingkat kemiskinan dan perbedaan sosial-ekonomi di kawasan
ASEAN.  Namun untuk mencapai AEC  2015 diperlukan kerja keras  baik di internal
masing- masing Negara Anggota maupun di tingk at kawasan dalam melaksanakan 
komitmen bersama.
Keterlibatan semua  pihak di seluruh Negara Anggota ASEAN  mutlak diperlukan
agar upaya mewu judkan ASEAN sebagai kawasan yang  kompetitif bagi kegiatan
investasi dan perdagangann bebas  dapat memberikan  manfaat  bagi seluruh Negara
ASEAN. Bagi Indonesia, peluang integrasi ekonomi regional tersebut harus dapat 
dimanfaatkan dengan semaksimal mungkin. Jumlah populasi, luas dan letak geografi,
dan nilai  PDB terbesar di ASEAN harus menjadi aset  agar Indonesia bisa  menjadi
pemain besar dalam AEC. Dalam kaitannya dengan pasar bebas tenaga kerja ,tenaga
kerja indonesia harus bersaing dengan tenaga kerja dari negara ASEAN lainnya untuk
itu diperlukan pelatihan kerja selain itu,  hendaknya pemerintah tidak merendahkan
upah buruh untuk menarik investasi namun yang perlu dilakukan adalah dengan
meminimalisir biaya logistik dan menurunkan suku bunga.
Untuk pengaruh MEA di bidang perekonomian pengaruh MEA dapat berdampak
positif maupun negatif. Untuk itu Indonesia harus memaksimalkan potensinya salah
satunya adalah kekayaan sumber daya alam dalam hal ini Indonesia dapat manjadikan
SDA ini sebagai salah satu keungulan dibandingkan dengan anggota ASEAN lain.
Namun dalam menghadapi MEA, kita tidak boleh melupakan mengenai kearifan lokal
kita justru dalam MEA ini kita harus bisa mempertahankan kearifan lokal sebagai
identitas nasional, disamping itu juga masih banyak dampak dari sektor perekonomian 
yang akan terkena imbas dari di berlakukannya MEA ini salah satunya adalah pada

7
sektor UMKM untuk itu perlunya langkah-langkah strategis yang dilakukan pemerintah
dalam mengangkat UMKM  ditengah adanya MEA.
B. SARAN
Dengan perekonomian Indonesia saat ini, sehurusnya pemerintah lebih siap tanggap
dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN  pada tahun 2015. Disamping itu
masyarakat juga harus berkontribusi aktif  dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi
ASEAN. Selain persiapan dari segi kualitas penduduknya Indonesia juga harus
mempersiapkan mental dalam  MEA nanti selain itu yang perlu diperhatikan juga adalah
kearifan lokal bangsa Indonesia, dimana dalam era MEA pada tahun 2015 nanti pasti
akan bayak budaya-budaya dari bangsa lain yang akan masuk ke Indonesia untuk itu
masyarakat Indonesia perlu membentengi diri dari hala-hal yang dapat membuat
kearifan lokal kita luntur salah satunya adalah  dengan memperhatikan, melestarikan,
menjaga budaya atau kearifan lokal milik bangsa kita sebagai Identitias Nasional.

8
DAFTAR PUSTAKA

Aulawo, Akhmad. 2014. Arah Pembangunan Hukum dalam Menghadapi Asean


Economy Sommunity 2015,

Chik, Abdul razak, Norzilah Hj. Aziz dan Azizah MD. Yusof. 2010. Kerjasama
Ekonomi ASEAN Peralihan dan Perubahan. Universiti Utara Malaysia : Kuala
Lumpur.

Deliarnov. 2006. Ekonomi Politik. Erlangga : Jakarta.

9
MAKALAH

MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

DOSEN PENGAMPU:

HENGKI PERNANDA,ST.Msi

Disusun Oleh :

NABILA WULANDARI

NPM. 1910078201026

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI

NUSANTARA SAKTI (STIA NUSA)

TAHUN AJARAN 2020/2021

10
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr. Wb.


          
 Alhamdulillah penulis bersyukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
hidayah –Nya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan sesuai waktu yang ditentukan.
Penulisan makalah ini dibuat sebagai media pembelajaran dalam rangka memenuhi
Mata Kuliah Perekonomian di Indonesia. Penulis menyadari dalam menyelesaikan tugas
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberikan motivasi dan saran dalam proses pembuatan makalah ini. Demikian
makalah ini penulis buat dan semoga dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya
dan bagi penulis khususnya.. Amin

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.


                                                                                                     

11
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................
KATA PENGANTAR........................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................
A. Latar Belakang......................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................
C. Tujuan Penulisan...................................................................

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................
A. Pengertian Masyarakat Ekonomi Asean................................
B. Pasar Bebas Tenaga Kerja Pada MEA...................................
C. Pengaruh MEA Terhadap Kondisi Ekonomi.........................

BAB III PENUTUP.............................................................................


A. Kesimpulan...........................................................................
B. Saran.....................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

12

Anda mungkin juga menyukai