Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

OPERASI TEKNIK KIMIA


HAMMER MILL

OLEH :
DYNDA FARISA CAHYA .N
2B – DIV TKI / 1841420065
KELOMPOK 13

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI MALANG
2019
1. Tujuan Percobaan
a. Mahasiswa memahami prinsip pengecilan ukuran pada suatu bahan baku
Produk.
b. Mahasiswa melakukan percobaan menggunakan Hammer Mill dengn benar
dan aman
c. Mahasiswa melakukan perhitungan ukuran partikel dan membandingkan
antara teoritis dan hasil praktikum.
2. Teori
Crushing termasuk sebagai proses mereduksi material mineral untuk
memperoleh produk yang berukuran ½ ” atau lebih. Crushing secara garis
besar dibagi atas :

a. Primary crusher (peremukan primer)


b. Secondary crusher (peremukan sekunder)
c. Fine crusher
d. Spesial crusher
Jenis alat yang digunakan antara lain:

 Primary crusher : Jaw crusher, hammer mill, gyratory crusher.


 Secondary crusher : Cone crusher, hammer mill, roll crusher, stamp mill.
 Spesial used : Hammer mill yang dapat menghasilkan produk berukuran –
60 mesh.
Bagian – bagian alat dari hammer mill :

1. Hopper, sebagai bak penampung material yang akan direduksi.


2. Revolvingdisk, sebagai tempat duduknya palu (hammer) yang
dihubungkan dengan mesin penggerak dengan perantara sabuk (belt).
3. Palu (hammer), sebagai pemecah umpan (feed) yang masuk.
4. Riffle (penyekat), sebagai pengatur banyaknya umpan yang masuk.
5. Screen, sebagai penyaring untuk memisahkan material yang berbentuk
½ lingkaran dan terletak pada bagian bawah hammer mill.
6. Discherge, sebagai tempat keluarnya poduksi hasil reduksi
Gambar 1. Hammer Mill

Hammer mill sering digunakan untuk menghasilkan tepung kentang,


tapioca atau jenis-jenis tepung lainnya. Gula dihancurkan untuk menghasilkan
produk yang lebih lama. Material padat diperkecil ukurannya dengan sejumlah
metode perlakuan. Compression atau crushing umumnya untuk memperkecil
padatan. Distribusi ukuran partikel sering pula dinyatakan dalam jumlah
kumulatif persen partikel yang lebih kecil dari ukuran yang ditetapkan
terhadap ukuran partikel.

Gambar 2. Hammer Mill layar berlubang


Mekanisme dan sistematika alat hammer mill yaitu dengan bekerja
pukulan (impact) kecepatan tinggi terhadap material yang masuk ke alat
melelui hopper. Pemukul (hammer) dipasang pada rotor yang berputar dengan
kecepatan tinggi. Bagian yang bergerak ini memindahkan energi kinetik ke
partikel yang masuk dan menyebabkan partikel terlempar dan membentur plat
bentur. Material hasil penggerusan akan keluar melalui discharge

3. Alat dan Bahan


a. Alat : - Neraca Analitik (untuk menimbang bahan)
- Sendok (mengambil bahan)
- Sieve Screen (alat pengayak sampel)
- Plastik (tempat sampel)
- Hammer Mill (sebagai alat penghancur)
b. Bahan : Beras dengan berat 150 gram

4. Prosedur Percobaan
1. Buka ruang crusher dan bersihkan kotorannya
2. Pasang Classifiyer sebagai penyaring ukuran partikel agar seragam, lalu
tutup dengan rapat
3. Timbang bahan yang sudah di ketahui ukurannya menggunakan perlatan
sieving
4. Pasang tempat penampungan produk
5. Masukkan bahan secukupnya ke dalan feeder / hopper (dalam keadaan
tertutup)
6. Nyalakan Crusher dan buka sedikit demi sedikit lubang feeder agar bahan
yang masuk dalam crusher tidak berlebihan.
7. Pastikan bahan dalam crusher sudah habis dan buka lagi lubang feeder
begitu seterusnya sampai bahan habis.
8. Catatan : - Hitung berat mula – mula dan berat produk crusher
- Hitung berat bahan pada masing – masing screen
- Ulangi percobaan untuk variasi classifiyer 2.0 dan 1.0
5. Keselamatan Kerja
1. Hati – hati pada saat hammer mill dijalankan banyak debu bahan
berterbangan jangan sampai mengenai mata
2. Pada saat mematikan alat jangan langsung di buka karena hammer masih
berputar, tunggu sekitar 2 menit hingga hammer benar – benar berhenti
berputar.
6. Data Pengamatan
a. Data Screening Kosong

Urutan Ukuran Screen Massa Screen


Screen Kosong
1 2 mm 346,69 gr
2 1,40 mm 295,94 gr
3 1,0 mm 300,10 gr
4 0,63 mm 257,79 gr
5 0,355 mm 248,86 gr
6 0,2 mm 212,48 gr
7 0,112 mm 211,53 gr

b. Data Screening + Beras

Urutan Ukuran Screen Massa Screen +


Screen Beras
1 2 mm 410,92 gr
2 1,40 mm 331,52 gr
3 1,0 mm 300,16 gr
4 0,63 mm 257,78 gr
5 0,355 mm 248,86 gr
6 0,2 mm 212,48 gr
7 0,112 mm 211,53 gr

c. Percobaan 1 ( Classifiyer 1.0)


Massa beras : 150,133 gr
Breaker Glass Kosong : 128,9039 gr
Breaker + Hasil : 244,357 gr
Massa total hasil dari crusher : 115,454 gr
Massa tidak lolos classifiyer : 28,318 gr
Hasil Sieving :
Tabel c.1

Urutan Ukuran Screen Massa Screen +


Screen Beras Halus
1 2 mm 346,69 gr
2 1,40 mm 295,94 gr
3 1,0 mm 331,89 gr
4 0,63 mm 279,73 gr
5 0,355 mm 253,23 gr
6 0,2 mm 225,35 gr
7 0,112 mm 211,53 gr
Tabel c.2

Diameter Mula – Fraksi Massa


Type Screen Fraksi
Mula Partikel Lolos Tiap
Mesh Massa
cm inch Screen
- + 10
- 10 + 14
- 14 + 18
- 18 + 27
- 27 + 45
- 45 + 70
- 70 + 130
- 130 -
Total

d. Percobaan 2 (Classifiyer 2.0)


Massa beras : 150,018 gr
Breaker Glass Kosong : 130,370 gr
Breaker + Hasil : 255,480 gr
Massa hasil dari crusher : 125,110 gr
Massa tidak lolos classifiyer : 21,90 gr
Hasil Sieving :
Tabel d.1

Urutan Ukuran Screen Massa Screen +


Screen Beras Halus
1 2 mm 347,34 gr
2 1,40 mm 313,25 gr
3 1,0 mm 337,81 gr
4 0,63 mm 290,21 gr
5 0,355 mm 269,15 gr
6 0,2 mm 222,74 gr
7 0,112 mm 217,06 gr
Tabel d.2

Diameter Mula – Fraksi Massa


Type Screen Fraksi
Mula Partikel Lolos Tiap
Mesh Massa
cm inch Screen
- + 10
- 10 + 14
- 14 + 18
- 18 + 27
- 27 + 45
- 45 + 70
- 70 + 130
- 130 -
Total

7. Pembahasan

Anda mungkin juga menyukai