Anda di halaman 1dari 4

Sebelum kita membahas lebih jauh tentang MEA, alangkah baiknya kita mengetahui dahulu

apa itu pengertian pasar bebas. Adapun pengertian Pasar bebas yang tertera di wikipedia ialah
pasar ideal di mana seluruh keputusan ekonomi, dan aksi oleh individu yang berhubungan
dengan uang, barang, dan jasa adalah sukarela, dan oleh karena itu tanpa mencuri. Sedangkan
yang dimaksud ekonomi pasar bebas ialah ekonomi di mana pasar relatif bebas.
Setelah kita mengetahui pengertian pasar bebas secara umum, maka pengertian atau sebab
munculnya pasar bebas di ASEAN akan kami paparkan setelah ini.
Kita yakin bahwa sejauh ini masih banyak masyarakat Indonesia belum tahu apa itu yang
namanya MEA, padahal akhir tahun 2015 akan segera diresmikan. Mengapa demikian ?
Karena program ini kurang disosialisasikan kepada khalayak umum. Jika program ini sudah
diiklankan kepada masyarakat, niscaya para pengusaha kecil & besar, pengrajin, petani,
buruh, investor Indonesia akan mempersiapakan diri untuk menghadapinya. Dan dengan
begitu masyarakat Indonesia dinyatakan siap dan percaya diri untuk bersaing di kancah pasar
bebas ASEAN.
Kemunculan pasar bebas atau lebih sering kita sebut MEA (masyarakat ekonomi Asian)
digagas pada tahun 1992. Pada tahun itu semua negara ASEAN berkumpul guna membentuk
suatu komunitas, menciptakan keamanan dan perdamaian dan ekonomi yang kuat sehingga
bisa berkompetisi dengan negara-negara yang ada di Asia bahkan di dunia. Para pemimpin
ASEAN sepakat membentuk pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara pada akhir 2015
mendatang. Dengan adanya ini maka perdagangan yang ada di kawasan Asia Tenggara
dengan mudah berjalan, tanpa adanya syarat-syarat atau pungutan yang menyulitkan. Bahkan
orang Vietman bisa melamar pekerjaan di Alfamart dengan mudah layaknya warga negara
indonesia. Begitu pun sebaliknya warga Indonesia bisa melamar pekerjaan di negara ASEAN
dengan mudah pula.
Perlu diketahui bahwa pembentukan MEA itu sendiri dilakukan agar daya saing negara-
negara ASEAN meningkat serta dapat menyaingi India & China bahkan mungkin Uni Eropa
yang sudah lebih dulu dibentuk dan berjalan. Negara ASEAN terdiri dari 10 negara: Brunei
Darussalam, Filipina, Malaysia, Thailand, Cambodia, Laos, Myanmar, Singapore, Vietnam,
dan Indonesia. Adapun China & Jepang kini menjadi mitra ASEAN.
Jika kita tilik bahwa dengan adanya MEA ini akan membawa manfaat bagi kita & negeri ini.
Tapi hingga saat ini masih terjadi pertikaian antara pro dan kontra akan adanya MEA yang
dilaksanakan pada penghujung 2015 mendatang. Banyak kalangan yang setuju dan tidak
setuju dengan kemunculan MEA lantaran adanya beberapa sebab, faktor, dan dampak yang
terjadi.

Dari segi pro dapat dikatakan bahwa Indonesia sudah sangat siap menghadapi MEA,
dikarenakan oleh beberapa faktor atau manfaat dari adanya MEA terebut, di antaranya ialah:
a. Informasi akan semakin mudah dan cepat diperoleh.
b. Akan tercipta dan meningkatnya lapangan pekerjaan.
c. Melalui impor-ekspor yang terjadi pada saat dilaksanakan MEA, kebutuhan negeri akan
terpenuhi serta dapat menambah pendapatan negara.
d. Dapat mendorong peningkatan ekonomi masyarakat, negara, serta bisa menstabilkan
ekonomi negara.
e. Kegiatan produksi negeri akan semakin meningkat baik secara kualitas maupun kuantitas
f. Menambah devisa negara melalui bea masuk dan bea lain atas ekspor dan impor.
Sebenarnya masih banyak manfaat dari apa yang sudah di atas akan adanya MEA baik bagi
masyarakat sendiri maupun negara. Pemerintah indonesia nyatanya memang sudah percaya
diri dan siap menghadapi MEA nanti. Indonesia juga dipastikan bahkan dapat memimpin di
barisan garda depan ekonomi ASEAN. Hal ini terbukti dengan adanya langkah-langkah yang
sudah dipersiapkan pemerintah beberapa tahun lalu. Langkah-langkah tersebut di antara
ialah:
a. Bahwa selama tahun 2010 pemerintah sudah menggalakkan pembenahan insfratuktur.
Perbaikan infrastruktur yaitu dengan melalui perbaikan sarana akses jalan raya, transportasi,
pengembangan teknologi & informasi, perbaikan & pengembangan bidang energi listrik.
Akhir-akhir ini juga pemerintah telah bekerja keras membangun jalan tol di berbagai kota di
Jawa maupun luar Jawa serta pembenahan jalan raya lainnya di berbagai wilayah di
Indonesia. Jusuf Kalla mengatakan bahwa syarat menghadapi MEA ialah dengan adanya
infrastuktur yang ada kini harus memadai.
b. Peningkatan sumber daya manusia (SDM). Mungkin peningkatan SDM merupakan hal
yang harus patut diperhatikan. Bagaimanapun nantinya kita akan menghadapi orang-orang
Singapura, Malaysia, Thailand, Brunei, yang notabene memang mempunyai kemampuan &
skill yang cukup bagus. Tapi kita sebagai putra bangsa Indonesia tidak usah khawatir.
Pemerintah kini telah menggalakkan pendidikan dengan memperbaiki dan mengevaluasinya
guna menghadapi MEA bahkan globalisasi supaya kita bisa bersaing kelak.
c. Penguatan daya saing ekonomi. Hingga kini pemerintah telah meluncurkan master plan
percepatan & perluasan ekonomi Indonesia supaya bisa terwujud ekonomi yang stabil, kuat,
serta berkualitas. Perlu Anda ketahui semenjak MEA dibentuk, pemerintah terus berusaha
memperbaiki kualitas ekonomi di negeri ini. Sampai saat ini ekonomi Indonesia kian tahun
kian berkembang, terbukti dari tahun 1990 kenaikan ekonomi Indonesia hanya 15% dan pada
tahun 2010 ekonomi indonesia mengalami kenaikan menjadi 37%. Tak ketinggalan
pendapatan produk domestik bruto PDB mengalamin kenaikan dari PDB per kapita
berkembang US$ 965 pada tahun 1998, sementara pada tahun 2011 menjadi US$ 3,601.
d. Peningkatan sektor usaha masyarakat kecil menengah atau lebih sering disebut dengan
UMKM. Beberapa tahun ini nyatanya memang pemerintah berusaha menigkatkan UMKM.
Pemerintah pun berusaha pula mengalokasikan dana kepada mereka, memberikan bantuan,
pelatihan dan berbagai usaha lain agar usaha mereka tidak gulung tikar, lebih-lebih mereka
siap bersaing di kancah ekonomi ASEAN.
Dari beberapa langkah yang telah disebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa Indonesia
sudah siap dan percaya diri untuk menghadapi MEA di penghujung tahun 2015 nanti. Lebih-
lebih jika dilihat dari dampaknya, MEA memiliki manfaat yang sangat besar bagi
pertumbuhan ekonomi masyarakat dan negara kita. Direktorat Jenderal Perdagangan
Internasional Imam Panbagyo dalam DJKPI.com beliau menyatakan bahwa “dalam
menghadapi MEA, Indonesia sudah menyatakan kesiapannya, ekonomi Indonesia sendiri
sudah mencapai 83% pada penghujung 2015 nanti.

Lain lagi di pihak kontra. Di kontra Indonesia memang dinyatakan belum siap menghadapi
MEA. Sepertinya arus produk asing pada pasar bebas yang akan datang dari berbagai negara
nanti akan membanjiri negeri ini. Sangat dikhawatirkan jika masyarakat Indonesia belum siap
& tidak dapat membendung produk asing yang membanjiri, maka akibatnya banyak
pengusaha yang akan gulung tikar, dan ini tentu berpengaruh pada ekonomi Indonesia. Jika
kita tilik dengan adanya berbagai gonjang-ganjing masalah yang di negeri kini, apakah
masyarakat serta pemerintah Indonesia sudah siap menghadapi MEA?
Sepertinya persiapan untuk menghadapi pasar bebas ASEAN belum matang. Problematika
yang ada di negeri kita sekarang ini membuat kita kurang percaya diri untuk menghadapinya.
Kenaikan harga beras, BBM, listrik, mungkin itu salah satu faktor ekonomi Indonesia masih
dinyatakan belum meningkat. Belum lagi masalah politik yang sedang semrawut sehingga
menyebabkan pemerintah memperhatikan sektor ekonomi yang ada.

Adanya MEA pun memiliki dampak negatif bagi pertumbuhan ekonomi indonesia, di
antaranya ialah:
a. Dengan adanya pasar bebas maka negara lain dapat menjual barang produksinya dengan
mudah di negeri ini, lebih-lebih jika barang yang ada dari negara lain dijual dengan harga
yang murah tapi berkualitas bagus dan laku keras, akibatnya beberapa sektor industri dalam
negeri tidak mampu bersaing bahkan bisa mengalami kerugian yang sangat besar. Jika
masyarakat Indonesia tidak mampu bersaing, akan terjadi pengangguran bahkan kemiskinan
akan bertambah.
b. Orang asing dapat mengekploitasi alam Indonesia dengan mudah. Jika hal itu terjadi, maka
hilanglah kekayaan alam kita satu per satu dan ini dapat menimbulkan kerugian yang sangat
besar.
Dari paparan di atas, jika kita tak mampu menghadapi pasar bebas, kita akan kalah saing
dengan negara lain. Ketua panitia pelaksana pusat Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI),
Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec dan ratusan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia
menyatakan pada seminar nasional ISEI bahwa” banyak pihak yang menilai bahwa Indonesia
saat ini belum siap menghadapi regionalism di tingkat ASEAN karena daya saing ekonomi
nasional dan daerah masih belum kuat. Oleh karenanya jika hal ini terjadi, imbasnya pada
kerugian dan penurunan ekonomi negara. Beberapa faktor yang menyatakan ketidaksiapan
Indonesia menghadapi MEA ialah SDM yang belum siap. Jika SDM yang Indonesia miliki
tidak bisa bersaing dengan tenaga kerja asing yang memiliki skill & lebih kreatif, maka dapat
dipastikan akan terjadi banyak pengangguran. Faktor lainnya ialah minimnya sosialisasi akan
MEA pada masyarakat. Hal ini memang terbukti masih banyaknya masyarakat Indonesia
belum mengetahui tentang pasar bebas ASEAN atau MEA sehingga mereka pun tak sadar
serta tidak mempersiapkan diri untuk menghadapinya.
Dari semua kesimpulan di atas, faktanya memang Indonesia masih belum siap menghadapi
MEA di penghujung tahun 2015 ini lantaran beberapa faktor. Tapi tak menutup kemungkinan
dari semua rencana dan usaha & kepercayaan diri yang telah tertanam bisa membuat kita
semakin yakin untuk menghadapinya. Kita pun putra bangsa Indonesia tak boleh gentar untuk
berani bersaing di kancah internasional. Percayalah bahwa kita dapat menghadapi pasar bebas
ASEAN tuk bawa tanah air kita memimpin di garda paling depan di kancah internasional.

Anda mungkin juga menyukai